• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG ( )"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG ( 1987-2010)

SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O

L E H

WINDA SUSANTI 140706017

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini tentunya penulis tidak dapat melakukannya sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu. Skripsi ini dikerjakan sebagai salah satu tanggung jawab dalam menyelesaikan perkuliahan S1 di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi adalah “ USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG (1987- 2010)”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam tulisan ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan tulisan ini sehingga bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2018 Penulis,

Winda Susanti Nim. 140706017

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis tiada hentinya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis tujukan kepada orang-orang yang sudah banyak membantu penulis dalam memberikan arahan, motivasi, bimbingan dan semangat maupun saran yang penulis terima dari semua pihak, sehingga setiap kesulitan yang dihadapi dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, beserta Wakil Dekan dan seluruh staff atas bantuan dan fasilitas yang penulis peroleh di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara selama masa studi.

2. Bapak Drs. Edi Sumarno,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Ibu Dra. Nina Karina, M.SP sebagai sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang telah membantu lancarnya penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dra. Nurhabsyah, M.Si. selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis yang telah memberikan dorongan dan nasehat-nasehat selama masa perkuliahan ini.

4. Ibu Dra. Peninna Simanjuntak,M.S selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, waktu luang, semangat serta perhatian kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Segala bentuk kritik dan saran yang ibu berikan sangat berperan penting bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Seluruh Staf pengajar, bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan penulis

(8)

pengetahuan, membimbing penulis dalam perkuliahan dan juga kepada staf administrasi Program Studi Ilmu Sejarah, Bapak Ampera yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan segala urusan administrasi selama masa perkuliahan.

6. Untuk orangtua penulis, ayahanda tercinta Awan Susianto dan ibunda tersayang Puspa Sari yang telah memberikan penulis kasih sayang yang penuh dan tiada henti, juga selalu mendoakan yang terbaik buat penulis, yang selalu setia membimbing penulis, membiayai serta mengajari penulis dengan sabar dan tabah.

7. Untuk adik-adik saya tersayang, Desi Puspita dan Aldy Prayogi yang terus memberikan dukungan, semangat, doa dan bantuan kepada penulis.

8. Buat teman-teman Hilwa Zulmi, Sri Wahyuni Hasanah dan Kartika Amelia Nasution, terimakasih atas dukungan dan semangat yang terus kalian berikan selama ini.

9. Kepada Riza Yudhistira Ginting, terimakasih telah memberikan semangat, motivasi, canda tawa, doa , serta bantuan kepada penulis selama penulis menjalani perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

10. Teman dari jurusan lain Winda Agustiani Gultom dan Kiki Octavia Butar-butar yang telah memberi semangat kepada penulis, yang selalu mengingatkan penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

11. Buat teman-teman seperjuangan Stambuk 2014 sekaligus sahabat dan keluarga bagi penulis. Maaf penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu nama kalian, tetapi terimakasih karna kalian telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dan telah memberikan canda tawa yang selalu membuat penulis tidak hentinya untuk tersenyum.

(9)

12. Kepada seluruh informan, terimakasih atas bantuannya kepada penulis yang bersedia memberikan informasi kepada penulis selama penulisan skripsi.

Atas semua ini penulis tidak dapat membalas budi hanya dengan setulus hati penulis menyerahkan kepada Allah SWT, semoga Allah yang maha pengasih dan penyayang memberi balasan atas budi baik kalian.

Medan, Agustus 2018 Penulis,

Winda Susanti Nim.140706017

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ...ii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

ABSTRAK...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...7

1.4 Tinjauan Pustaka...8

1.5 Metode Penelitian...9

BAB II DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG PADA TAHUN 1987 2.1 Wilayah dan Pemerintahan...14

2.2 Penduduk...16

2.3 Mata Pencaharian...16

(11)

BAB III LATAR BELAKANG BUDIDAYA USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN

DELISERDANG TAHUN 1987

3.1 Letak Geografis...31

3.2 Faktor Keuntungan ...36

3.3 Budidaya Praktis...37

BAB IV PERKEMBANGAN USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG 1987-2010 4.1 Sistem Budidaya dan Pengelolahan...44

4.1.1 Penyiapan Lahan dan Pembibitan...44

4.1.2 Penanaman dan Perawatan...47

4.1.3 Pemanenan dan Pengelolahan Pasca Panen...49

4.2 Aspek Ekonomi Usahatani Jambu Taiwan...53

4.2.1 Modal dan Tenaga Kerja...53

4.2.2 Pemasaran...59

BAB V DAMPAK USAHATANI JAMBU TAIWAN BAGI MASYARAKAT DESA TUNTUNGAN 5.1 Tingkat Pendapatan...62

5.2 Tingkat Pendidikan...66

5.3 Tingkat Kesehatan...71

(12)

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan...74

6.2 Saran...76

DAFTAR PUSTAKA...77

DAFTAR INFORMAN...78

LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Wilayah Desa Tuntungan menurut Penggunaan Lahan...32

Tabel 2 Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Umur...33

Tabel 3 Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Pendidikan...33

Tabel 4 Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Pekerjaan...34

Tabel 5 Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Etnis...35

Tabel 6 Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Agama...35

Tabel 7 Perkembangan Luas Lahan yang digunakam dari Tahun ke Tahun...41

Tabel 8 Persentase Tingkat Pendidikan Pertanian di Desa Tuntungan...69

(14)

ABSTRAK

Secara umum skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peralihan pertanian yang ada di Desa Tuntungan yaitu mulai dari pertanian ubi, jagung dan pepaya sampai ke pertanian Jambu Taiwan. Selain itu, skripsi ini juga bertujuan untuk mengungkap latar belakang pertanian Jambu Taiwan yang ada di desa ini yang dimulai sejak tahun 1987 dan dipelopori oleh Kasmo Hartono salah seorang warga yang memperkenal pertama kali bibit Jambu Taiwan. Skripsi ini juga mengungkap perubahan yang terjadi di Desa Tuntungan baik dibidang pendidikan, kesehatan, pendapatan dan lainnya.

Metode yang di lakukan penulis dalam penelitian ini adalah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulis juga melakukan merode studi lapangan yaitu melakukan wawancara dengan beberapa informan, serta kalangan yang berkaitan dengan permasalahan di dalam penelitian ini.

Dari hasil akhir penelitian diketahui bahwa banyak perubahan yang terjadi akibat pertanian Jambu Taiwan yang ada di Desa Tuntungan ini baik di bidang pendidikan, kesehatan, pendapatan maupun transportasi. Pertanian Jambu Taiwan membawa dampak yang besar dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kata Kunci: Jambu Taiwan, Usahatani Jambu Taiwan, Desa Tuntungan, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, 1987-2010.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk dapat hidup manusia memiliki banyak kebutuhan untuk dapat menopang kelangsungan kehidupannya. Kebutuhan manusia dapat di bagi menjadi kebutuhan primer (pangan), kebutuhan sekunder (sandang dan pangan), dan kebutuhan tersier. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus memiliki usaha guna memperoleh kebutuhan itu. Pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia untuk dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buah-buahan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Kegiatan menanam tanaman kebutuhan pangan ini di lakukan oleh masyarakat pedesaan. Jenis tanaman yang di tanam di pedesaan sangat bergantung pada keadaan tanah, musim dan iklim. Keadaan tanah yang subur tentunya sangat menentukan hasil dari pertanian. Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi di karenakan adanya faktor yang memanjang dan memengaruhu setiap individu di dalam masyarakat tersebut1.

Desa dapat ditandai dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar, tempat di mana sistem kekerabatannya masih erat, adanya sistem gotong royong yang tinggo,

1Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial, Jakarta: Ghalis Indonesia, 1983.

(16)

kehidupan masyarakat sangat bergantung pada alam, mata pencaharia bersifat homogen dan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak. Pada umumnya mata pencaharian pada masyarakat pedesaan adalah bertani. Musim atau iklim sangat mempengaruhi masyarakat pedesaan. Karena musim atau iklim menentukan jenis tanaman yang dapat di tanam oleh masyarakat. Umumnya desa tidak terlalu bergantung pada kota, karena masyarakat desa memproduksi kebutuhan primer mereka sendiri.

Terbentuknya suatu permukiman sebagai tempat tinggal kelompok hal ini di sebabkan naruni alamiah untuk mempertahankan kelompok. Di dalam kelompok tersebut terjalin sendi-sendi yang melandasi hubungan-hubungan antara sesama warga kelompok berdasarkan hubungan kekerabatan kekeluargaan2.

Pertanian adalah kegiatan manusia yang memperoleh hasil dari tumbuh- tumbuhan maupun hewan yang pada mulanya dicapai dan akan menyempurnakannya dengan cara mengembangbiakkan tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut sehingga terlihat maksimum3. Usahatani adalah seseorang yang membuat dan menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian, perternakan dan perikanan, serta dapat mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti

2Chozon, Pembangunan Pedesaan Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, IPB Press, 2010.

3V. Anasfisia, “ Analisis Jaringan Perdagangan Padi dan Beras di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Sumatera Barat”, 2015, hal 10.

(17)

lahan,tenaga, dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atu ternak sehingga memberikan hasil maksimal4.

Petani merupakan orang yang bergerak dibidang pertanian yang berkerja dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untukmenumbuhkan dan memelihara tanamannya yang bertujuan untuk digunakan sendiri dan dapat menjualnya dengan orang lain5. Begitu juga yang terjadi di Desa Tuntungan yang berada di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang rata-rata di desa ini bermata pencaharian sebagai petani.

Kehidupan bertani sudah mendarah daging bagi masyarakat Desa Tuntungan.

Bertani ini sudah dilakukan secara turun temurun bagi masyarakat setempat.

Kehidupan masyarakat Desa Tuntungan yang agraris dulunya bersifat subsistensial yaitu hasil pertanian mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja. Adapun tanaman yang menjadi hasil pertanian Desa Tuntungan sebelum tahun 1987 adalah tanaman ubi, jagung dan pepaya.

Pepaya merupakan tanaman utama, sedangkan ubi dan jagung adalah tanaman sampingan. Masyarakat Desa Tuntungan tidak pernah memikirkan untuk menanam tanaman yang lain kecuali tanaman ubi, jagung dan pepaya. Oleh karena itu, pendapatan yang mereka dapatkan standard dan tidak bisa berlebih.

Pada tahun 1987, salah seorang masyarakat Desa Tuntungan bernama Kasmo Hartono mulai mengenal tanaman Jambu Taiwan. Beliau mulai membuka lahan

4Ken Suratiyah, “ Ilmu Usahatani”, Jakarta, 2011, hal 8-9.

5 V.Anasfisia, Op.cit, hal 10.

(18)

Jambu Taiwan di Desa Tuntungan. Menurut beliau menanam Jambu Taiwan ini bisa menaikkan pendapatan karena buah Jambu Taiwan ini masih langka atau tidak banyak orang yang mengenalnya. Pada tahun 1993, lahan pertanian Jambu Taiwan kedua dibuka oleh Awan Susianto yakni anak dari Kasmo Hartono. Beliau belajar menanam Jambu Taiwan dari ayahnya sendiri.

Setelah masyarakat mengetahui bahwa tanaman Jambu Taiwan bisa meningkatkan pendapatan, maka masyarakat Desa Tuntungan berlomba-lomba untuk membuka lahan Jambu Taiwan tersebut, walaupun masyarakat tidak sepenuhnya meninggalkan tanaman mereka sebelumnya. Berkembangnya pertanian Jambu Taiwan ini karena hasilnya sudahdiperdagangkan ke daerahseperti Pekan Baru, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Dengan adanya penyebaran perdagangan Jambu Taiwan keluar daerah menyebabkan pertanian Jambu Taiwan banyak dikenal oleh orang6.

Adanya pertanian Jambu Taiwan di Desa Tuntungan ini karena Desa Tuntungan ini desa memiliki tanah bertekstur lempung berpasir dan sangat subur sehingga tanaman Jambu Taiwan cocok untuk ditanam di desa tersebut. Desa ini juga memiliki iklim yang cocok untuk tanaman Jambu Taiwan7.

Pertanian Jambu Taiwan di Desa Tuntungan masih bertahan hingga sekarang karena ini merupakan pokok mata pencaharian petani setiap harinya. Dengan adanya pertanian Jambu Taiwan di Desa Tuntungan membawa pengaruh dan perubahan

6Wawancara, dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

7Profil Desa Tuntungan, 2004, hal 1-3.

(19)

sosial ekonomi bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat di desa ini saling berlomba- lomba untuk mengelola dan membuka usaha pertanian Jambu Taiwan. Mulai dari tahun 2009 hingga 2010persaingan sangat ketat, karena semakin banyaknya masyarakat yang membuka dan mengelola usaha pertanian jambu ini. Adanya jumlah penurunan perdagangan keluar kota disebabkan semakin ketatnya persaingan diantara sesama masyarakat lainnya.

Atas dasar pemikiran diatas maka penelitian ini diberi judul “USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG ( 1987-2010)”. Alasan penulis membatasi periodesasi penulisan tersebut disebabkan karena tahun 1987 merupakan awal dibukanya lahan Pertanian Jambu Taiwan di Desa Tuntungan. Adapun pembatasan periodesasi hingga 2010 karena pada tahun tersebut terjadinya penurunan harga akibat dari persaingan khususnya di daerah Desa Tuntungan itu sendiri.

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Dalam melakukan sebuah penelitian, sudah seharusnya ada yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas. Pokok permasalahan ini sangat penting karena inilah yang menjadi landasan dan dasar sebuah penelitian. Dengan adanya pokok permasalahan akan sangat membantu peneliti agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan tepat sasaran sesuai dengan objek yang telah ditentukan.

Sesuai dengan judul Usahatani Jambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 1987-2010 ) maka dibuatlah beberapa pokok pertanyaan yang bertujuan sebagai batasan dalam pembahasan penelitian.

Adapun, pokok permasalahan yang telah ditentukan untuk mempermudah pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang budidaya Usahatani Jambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang pada tahun 1987 ?

2. Bagaimana perkembangan Usahatani Jambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 1987-2010?

3. Bagaimana dampak Usahatani Jambu Taiwan bagi masyarakat di Desa Tuntungan?

(21)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting, bukan hanya bagi penulis tetapi juga bagi masyarakat umum yang bertujuan untuk :

1. Menjelaskan latar belakang budidaya Usahatani Jambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang pada tahun 1987.

2. Menjelaskan perkembangan UsahataniJambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 1987-2010.

3. Menjelaskan dampak Usahatani Jambu Taiwan bagi masyarakat di Desa Tuntungan.

Selain memberikan tujuan yang sesuai dengan diatas, diharapkan dari kajian ini menyumbangkan manfaat sebagai berikut:

1. Untuk menambah referensi pengetahuan tentang Usahatani Jambu Taiwan di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 1987-2010.

2. Bertambahnya pengetahuan tentang adanya Usahatani Jambu Taiwan yang ada di Desa Tuntungan Kecamatan Pancur batu Kabupaten Deli Serdang.

(22)

1.4 Tinjauan Pustaka

Kajian mengenai pertanian Jambu Taiwan ini merupakan penelitian pertama, yang pernah ada tulisan lain yang mendukung terdapat beberapa kajian sejenis oleh peneliti terdahulu yang saya lampirkan. Diantara kajian terdahulu, ada beberapa yang akan saya jelaskan disini. Kajian yang terkait dengan penelitian dimaksud adalah sebagai berikut:

T.Puji RahayudalamBudidaya Jambu Biji buah multimanfaat(2007) menjelaskan bahwa jambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi. Tanaman jambu biji berasal dari negara Brazil di Benua Amerika yang menyebar ke Benua Asia melalu negara Thailand, kemudian masuk ke Indonesia. Jambu biji telah dibudidayakan dan menyebar luas didaerah Jawa. Jambu biji disebut juga jambu klutuk( bahasa jawa). Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang mampu menghasilkan buah sepanjang tahun dan tahan terhadap beberapa hama dan penyakit. Beliau juga mengatakan bahwa jambu biji bermanfaat sebagai peneduh dan tanaman hias.

Jambu biji juga bermanfaat sebagai obat, mulai dari akar sampai daunnya.

Bambang Cahyono dalamSukses Budidaya Jambu Biji di Perkarangan dan Perkebunan (2010)menjelaskan bahwa jambu biji merupakan salah satu buah-buahan yang sudah dikenal masyarakat. Namun, dahulu jambu biji kurang menonjol karena pembudidayaannya dilakukan sekedarnya dan umumnya ditanam sebagai peneduh sehingga produksi jambu biji berkualitas rendah dan harganya pun menjadi rendah pula. Padahal, jambu biji merupakan

(23)

salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki pasaran prospektif, baik untuk pasaran didalam negeri maupun diluar negeri. Apabila dibudidayakan secara komersial, tanaman jambu biji dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pada setiap rantai agribisnisnya dari hulu hingga hilir.

Robert Chambers dalam Participatory Rular Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipasif ( 1966 ), mengkaji tentang metode penelitian yang mempelajari permasalahan masyarakat pedesaan secara partisipasif. Dalam buku ini di paparkan tentang metode dan pendekatan yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganilisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata.

1.5 Metode Penelitian

Didalam suatu penelitian sejarah yang ilmiah sangat penting pemakaian metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu tahapan yang digunakan dalam penelitian sejarah ilmiah. Dengan adanya metode penelitian dapat menjadi petunjuk peneliti untuk memperoleh sumber-sumber yang pasti atau relevan terhadap pokok pembahasan yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.

Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah. Dalam penerapannya, metode sejarah menggunakan empat tahapan pokok yaitu heursitik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

(24)

A. Heuristik

Tahapan ini paling awalan dalam metode sejarah. Pada tahapan ini peneliti harus mengumpulkan sumber-sumber atau data melalui dua cara yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan. Data dari hasil studi kepustakaan dapat diperoleh dari berbagai buku, dokumen, arsip dan lain sebagainya. Sedangkan studi lapangan dapat diperoleh melalui wawancara dengan berbagai informan yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

 Teknik wawancara, cara ini merupakan teknik pengumpulan data yang secara langsung terjun ke pertanian jambu taiwan di desa tuntungan untuk memperoleh data dari petani itu sendiri, dengan terlebih dahulu menerapkan kriteria informan dan model wawancara yang dipakai.

 Teknik observasi, cara ini merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan terhadap objek secara langsung.

 Studi kepustakaan, cara ini yaitu dengan mengumpulkan buku, dokumen, arsip dan lain sebagainya yang terkait dengan judul penelitian. Sumber-sumber tertulis tersebut dapat diperoleh dari Perpustakaan Umum Kota Medan dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

(25)

B. Kritik

Tahapan ini kedua dalam metode sejarah. Dalam tahapan ini peneliti bertugas untuk mengkritik terhadap sumber-sumber yang diteliti peneliti agar akan lebih didekatkan lagi dengan nilai kebenaran dan keaslian dari sumber yang telah terbukti kebenarannya. Dimana dalam tahap ini sumber-sumber yang telah terkumpul dilakukan kritik, baik itu kritik internal maupun kritik eksternal, penjelasan sebagai berikut:

 Kritik internal, kritik yang dilakukan untuk mencari kesesuaian data dengan permasalahan yang diteliti dan memperoleh dokumen yang kredibel dengan menganalisis beberapa sumber tertulis. Menganalisis buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan usahatani ataupun pertanian jambu taiwan melalui metode membandingkan dengan sumber yang lain.

 Kritik eksternal, kritik yang mencari kebenaran sumber pustaka yang diambil oleh peneliti maupun fakta yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan.

(26)

C. Interpretasi

Interpretasi adalah tahapan ketiga dalam metode sejarah. Dalam tahap ini peneliti harus menafsirkan data-data yang diperoleh menjadi data hingga suatu data yang objektif. Proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan hasil keseluruhan dalam suatu penulisan. Dalam tahap ketiga penulis menginterpretasi data-data berupa buku dan skripsi mengenai Usahatani Jambu Taiwan atau informan tentang Usahatani Jambu Taiwan penulis peroleh dari masyarakat sekitar.

D. Historiografi

Tahap keempat adalah historiografi yang merupakan tahapan terakhir dalam metode sejarah. Tahapan ini disebut sebagai penulisan laporan. Peneliti menjabarkan secara sistematis fakta-fakta yang diperoleh agarmenghasilkan tulisan yang ilmiah dan bersifat objektif.

Ketika menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarawan menggunakan konsep-konsep dan berbagai ilmu sosisal tertentu yang relevan hanya pokok kajian. Ini dikenal dengan pendekatan interdisiplin atau multidimensional yang memberikan karakteristik ilmiah kepada sejarah.

Empat Tahapan diatas akan saling berkaitan antara satu dengan yang lain.

Penggunaan berbagai konsep disiplin ilmu sosial lain juga memungkinkan

(27)

suatu masalah dapat dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang masalah itu, baik keluasan dan kedalamannya akan semakin jelas.

(28)

BAB II

DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 1987

Bab ini di mulai dengan deskripsi sejarah dan terbentuknya Desa Tuntungan, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1987 yang termasuk di dalamnya wilayah dan pemerintahan, penduduk, dan mata pencaharian.

Desa Tuntungan sebenarnya sudah ada sebelum jaman kemerdekaan, yang awalnya desa ini di kepalai oleh kepala kampung. Bab ini juga membahas bagaimana bentuk pemerintahan dan sistem mata pencaharian masyarakatnya yang awalnya bertani juga tetapi dari tanaman ubi, jagung dan pepaya hingga beralih ke tanaman Jambu Taiwan.

Letak desa yang berada pada ketinggoan 35 m di atas permukaan laut, menjadi salah satu alasan tumbuhnya jambu taiwan di desa tersebut. Perubahan mata pencaharian pada masyarakat Desa Tuntungan terjadi ketika di kenalnya pohon jambu taiwan yang bisa menghasilkan lebih dari yang mereka peroleh selama sebelum tahun 1987.

2.1 Wilayah dan Pemerintahan

Desa Tuntungan sudah terbentuk sebelum jaman kemerdekaan, namun pada saat itu belum di namakan dengan desa. Sebelum jaman kemerdekaan Desa Tuntungan di kepalai oleh seorang kepala kampung yang bersuku jawa. Setelah jaman berkembang, perkampungan yang sebelumnya di kepalai oleh kepala kampung dan di jadikan desa yang di kepalai oleh seorang Kepala Desa8.

8Wawancara, dengan Awan Susianto, tanggal 10 Agustus 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(29)

Nama Tuntungan di pilih karena wilayah Desa Tuntungan pada saat itu banyak pohon pisang dan getah pohon pisang itu di namakan ntung-ntung bagi orang desa tersebut. Jadi terbentuklah desa itu menjadi Desa Tuntungan. Desa ini terbagi empat dusun yaitu Dusun I, II, III, dan IV. Dusun I di namakan Desa Namo Pecawir, Dusun II di namakan Desa Tamba Rejo, Dusun III di namakan Pondok Keleng dan Dusun IV di namakan Pertanen9.

Hingga tahun 1987 pemerintahan masyarakat di kampung Tuntungan di kepalai oleh seorang kepala desa. Desa Tuntungan saat ini masuk dalam wilayah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Sembahe Baru

 Sebelah Selatan : Sungai Belawan

 Sebelah Timur : Durin Jangak

 Sebelah Barat : Tuntungan I

Desa Tuntungan berada pada ketinggian antara kurang lebih 35 m di atas permukaan laut, terdiri dari dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dengan iklim tropis tergolong dingin. Tanah di Desa Tuntungan merupakan tanah lempung berpasir yang sangat cocok untuk lahan pertanian10.

Desa Tuntungan tahun 1987, desa yang berada jauh dari lintasan. Jalan menuju kampung masih kecil dan belum bagus. Biasanya dalam satu perkampungan

9Wawancara, dengan Awan Susianto, tanggal 10 Agustus 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

10Profil Desa Tuntungan Tahun 2004.

(30)

di dalamnya semua masyarakat yang bermukim masih merupakan kerabat dan keluarga.

2.2 Penduduk

Penduduk Desa Tuntungan mayoritas etnik Jawa dan Karo, tetapi dengan dialek bahasa sehari-harinya yaitu bahasa jawa. Penduduk yang pertama kali bermukim di Desa Tuntungan adalah suku Jawa dan Karo. Jadi tidak ada perjanjian apapun ketika masuk ke dalam desa tersebut.

Kehidupan masyarakat Desa Tuntunan sangat kental dengan tradisi-tradisi mereka sendiri. Masyarakat baik etnik jawa dan karo sering melakukan perayaan adat seperti kelahiran, kematian dan pernikahan. Masyarakat Desa Tuntungan menganut nilai-nilai leluhur yaitu gotong royong dan bekerja keras. Tetapi terkadang masyarakat karo juga mengikuti tradisi jawa dan begitu juga sebaliknya.

Masyarakat Desa Tuntungan mayoritas beragama islam dan bahkan ada etnik karo yang beragama islam di desa tersebut. Ini terbukti pada tahun 1987 sudah ada dua masjid. Berdasarkan mata pencaharian, masyarakat Desa Tuntungan umumnya bertani.

2.3 Mata Pencaharian

Pada umumnya untuk melangsungkan kehidupan masyarakat yang tinggal di desa memiliki mata pencaharian sebagai petani. Bertani sudah mendarah daging dan di lakukan secara turun menurun. Pertanian sudah menjadi kegiatan sehari-hari bagi masyarakat yang tinggal di desa ini. Perekonomian masyarakat ini pada umumnya bergantung pada pertanian dan sering sekali di sebut sebagai petani subsisten. Hal ini

(31)

juga terjadi pada Desa Tuntungan yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada pertanian.

Sebelum tahun 1987 mata pencaharian masyarakat Desa Tuntungan menanam pepaya, ubi dan jagung. Tanaman jagung dan ubi hanyalah untuk kebutuhan pokok sampingan saja, sedangkan tanaman pepaya adalah tanaman utama. Biasanya tingkat perekonomian yang hanya mengandalkan pertanian memiliki kehidupan perekonomian yang tergolong rendah. Pertanian yang seperti ini juga sering bergantung pada kondisi alam untuk mempertahankan hasil panen. Masyarakat Desa Tuntungan melakukan pertanian hanya menggunakan alat yang sederhana. Seperti cangkul, koret, parang, gunting dan yang lainnya, sedangkan untuk menggemburkan lahan tanah membutuhkan tenaga yaitu traktor. Pengetahuan tentang pertanian yang mereka miliki juga masih berdasarkan pengalaman dari masyarakat setempat ataupun ada yang dari orangtua mereka sendiri11.

Pepaya merupakan tanaman yang sangat penting bagi masyarakat pada waktu itu. Pepaya juga merupakan jenis tanaman yang terus menerus dapat di panen, karena biasanya para petani menanam pepaya dengan sistem atau cara yang bertahap misalnya di dalam satu lahan yang sudah di tanami pepaya dan ketika tanaman pepaya yang sudah tua habis masa panen maka tanaman pepaya mulai di tanam kembali dan yang muda mulai panen kembali. Jadi tanaman pepaya bisa terus menerus masa panen. Biasanya di Desa Tuntungan ini menanam pepaya, ubi dan jagung secara bersamaan. Ubi dan jagung bisa di tanam dalam satu lahan ataupun

11Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(32)

bersebelahan, sedangkan pepaya tidak bisa. Hal ini di karenakan salah satu tanaman ini ketika sudah siap panen akan bisa di tanam kembali di lahan yang sama. Tanaman pepaya masa panen nya seminggu 2 kali , tanaman jagung 3 bulan sekali dan tanaman ubi 9 bulan sekali. Jadi sambil menunggu tanaman ubi dan jagung yang masa panennya cukup lama masyarakat Desa Tuntungan lebih fokus pada tanaman pepaya karena lebih bisa memenuhi kebutuhan pokok mereka. Tanaman inilah yang memperkuat kebutuhan pokok masyarakat desa ini sebelum mengenal adanya jambu taiwan12.

Pada tahun 1983-1986, tanaman pepaya di jual seharga Rp. 80/buah. Harga tanaman pepaya ini tidak semahal harga tanaman ubi dan jagung tapi tanaman pepaya bisa menjadi kebutuhan pokok rutin bagi masyarakat Desa Tuntungan ini. Penjualan tanaman pepaya tidak sulit karena tanaman ini di jual ke pajak-pajak. Tanaman pepaya sangat cocok di tanam di Desa Tuntungan ini, karena Desa Tuntungan mempunyai kategori yang cocok untuk menanam pepaya seperti cahaya, suhu, air dan angin. Cahaya yang di berikan ke tanaman pepaya harus penuh dan dengan sinar matahari ini hasil buah pepaya akan terlihat menarik, suhu yang cocok untuk pertumbuhan pepaya bekisar 22º-26º C ( suhu minimum 15º C dan suhu maksimum 43º C), kelembapan air dan ketersediaan air harus terjamin sehingga tanaman terlihat maksimal, dan angin yang berperan dalam penyerbukan tanaman pepaya karena mudah menerbangkan tepung sari13.

12Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

13Moehd. Baga Kalie,”Bertanam Pepaya”, Jakarta,1996, hal 32-35

(33)

Masyarakat Desa Tuntungan biasanya membuat bibit pepaya sendiri.

Membuat bibit sendiri biasanya mengadakan benih terlebih dahulu dengan melakukan penyerbukan sendiri pada bunga pepaya yang sempurna lalu bunga yang telah di serbuki di isolasi dan di bungkus dengan kantong kertas minyak. Biji untuk benih harus di ambil dari buah yang telah tua dan biji ini di biarkan 2-3 hari lalu di bersihkan. Setelah itu di lakukannya penyimpanan benih yang baik, lalu biji tanaman pepaya dapat di tanam langsung di kebun atau di semai dulu di pesemaian yang bisa di lakukan dengan dua cara yaitu penyemaian lahan dan penyemaian polibag atau kantong plastik berukuran tinggi 20 cm dan lebar dasar 15 cm. Penyemaian yang di lakukan di lahan dengan cara mencangkul kira-kira 20 cm dan di berikan pupuk kandang, setelah bibit berumur 2-3 minggu maka bibit dapat di angkut beserta dengan tanahnya dengan menggunakan sepotong bambu atau sendok penanam. Pada umur 40-50 hari tinggi tanaman bekisar antara 15-25 cm dan dapat di pindahkan kekebun.

Penyemaian yang di lakukan di kantong plastik caranya hampir sama tetapi kadang- kadang pertumbuhan bibit tidak seragam.

Proses penanaman pepaya lebih sulit di bandingkan penanaman ubi dan jagung. Karena kalau pepaya harus membuat bibitnya terlebih dahulu, sedangkan ubi cara menanamnya sangat mudah hanya dengan mengambil batang ubi yang bagus lalu di tancapkan di tanah yang sudah di lubangi dan tanah yang sudah di gemburkan, lalu cara menanam jagung hanya dengan membeli pembibitan jagung di tukang pupuk saja. Usia tanaman pepaya ini bisa mencapai kurang lebih 3 tahun, sedangakan ubi dan jagung ketika masa panen sudah habis harus menebarkan bibit nya kembali untuk bisa panen lagi.

(34)

Masyarakat juga menanam ubi dan jagung sebagai tanaman tambahan. Tujuan penanaman tanaman tambahan ini juga bisa meningkatkan penghasilan para petani di Desa Tuntungan. Tanaman ubi adalah tanaman yang tidak hanya untuk di jual saja , melainkan ubi ini adalah salah satu makanan pengganti. Proses penjualan tanaman ubi ini adalah di jual misalnya ke pabrik opak yang ada di Desa Tuntungan. Pada tahun 1983-1986 penjualan ubi pada masa itu masih seharga Rp 300/kg. Walaupun harga penjualan tanaman ubi lebih mahal tetapi tanaman ubi proses masa panennya lama beda dengan tanaman pepaya dengan proses masa panen yang cepat. Sehingga bisa membuat perekenomian petani tetap ada setiap harinya. Biasanya orang dari luar kota selalu membeli opak dari Desa Tuntungan ini. Pabrik opak ini juga bisa membuat ubi ini menjadi berbagai macam jenis keripik.

Proses penanaman ubi ini adalah dengan cara menyiapkan lahan dengan tanah yang bertekstur gembur. Setelah itu cara menanam ubi ini dengan membuat ujung bawah batangnya lebih runcing, kemudian di tanamkan sedalam 5-10 cm. Maka jika batang ubi itu bagus dalam beberapa hari batang ubi itu akan terlihat tunas dengan tumbuhnya daun-daun kecil. Tanaman ubi ini juga harus di beri pupuk kandang.

Tanaman jagung adalah tanaman yang proses menanamnya bisa di katakan mudah, karena tanaman ini hanya membeli bibit dari tukang pupuk dan langsung bisa ke penyiapan lahan14. Penyiapan lahan tanaman jagung ini harus mempunyai tanah yang sama dengan ubi yaitu tanah yang bertekstur gembur. Cara menanamnya yaitu dengan memberi kedalaman sekitar 2,5-5 cm lalu di masukkan lah bibit atau benih

14Wawancara, dengan Samin, tanggal 25 Mei 2018 , Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(35)

jagung dengan jarak teratur dalam alur atau barisan tanaman tersebut15. Setelah itu tanaman yang sudah di tanam itu di beri pupuk buatan dan pupuk alami. Pupuk buatan adalah pupuk yang di buat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan- bahan kimia berkadar hara tinggi seperti pupuk urea, sedangkan pupuk alami adalah pupuk yang berasal dari hewan ternak16.

Masyarakat Desa Tuntungan ini juga memelihara hewan ternak seperti ayam.

Hewan ini terkadang juga di jual oleh masyarakat desa ini, selain itu juga dapat di konsumsi sendiri. Jadi ketika masyarakat di desa ini kedatangan tamu, mereka tidak kesulitan untuk mencari lauk mereka.

Dapat di lihat di atas bahwa penanaman pepaya yang susah karena harus membibit sendiri yang prosesnya lama serta penjualan pepaya yang sangat murah membuat perekonomian para petani Desa Tuntungan ini menjadi stabil atau tidak bisa berlebih . Walaupun sudah di buat tanaman tambahan tetap saja tidak berpengaruh apa-apa di sebabkan ubi dan jagung juga mempunyai masa panen yang cukup lama.

Jadi masyarakat di Desa Tuntungan ini berharap ada tanaman yang bisa membuat perekonomian mereka meningkat.

15Atman,” Produksi Jagung Strategi Meningkatkan Produksi Jagung”, Yogyakarta, 2015, hal 49 16Ibid

(36)

BAB III

LATAR BELAKANG BUDIDAYA USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI

SERDANG TAHUN 1987

Tanaman pepaya, maupun ubi, dan jagung yang ada di Desa Tuntungan tidak membawa pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini.

Semakin tahun hasil pertanian baik pepaya maupun ubi dan jagung hanya bisa stabil dan tidak ada kenaikan. Adapun pertanian pepaya yang selalu ada masa panennya setiap hari tidak juga membuahkan hasil yang besar bagi perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini, begitu juga dalam proses penjualan tanaman ubi yang lebih mahal di bandingkan pepaya tetapi tetap saja tidak bisa menaikkan perekonomian masyarakat Desa Tuntungan ini. Proses pemanenan tanaman ubi dan jagung yang cukup lama sehingga masyarakat Desa Tuntungan harus menunggu untuk mendapatkan hasil dari tanaman ini. Hal ini membuat perekonomian masyarakat Desa Tuntungan tidak bisa meningkat, apalagi pada masa dulu keuangan masih susah dan tergolong dengan nilai uang yang kecil17.

Pada tahun 1984, Rapat Ginting salah seorang dari masyarakat Desa Krihentani sudah menanam Jambu Taiwan di desanya. Rapat Ginting merupakan salah seorang yang memang aslinya bertempat tinggal di Desa Krihentani yang berbatasan wilayah sebelah utara dari Desa Tuntungan. Rapat Ginting ini mengenalkan bibit Jambu Taiwan kepada Kasmo Hartono, kemudian pada tahun

17Wawancara dengan Samin, tanggal 25 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(37)

1987, Kasmo Hartono mengenalkan tanaman Jambu Taiwan kepada masyarakat Desa Tuntungan. Masyarakat Desa Tuntungan pada awalnya tidak percaya bahwa tanaman Jambu Taiwan itu bisa membuahkan tanaman yang bagus dan membuat perekonomian mereka jadi meningkat. Tapi Kasmo Hartono tetap menanam Jambu Taiwan itu dengan tekniknya sendiri.

Pertanian Jambu Taiwan ini dimulai pada tahun 1987 yang di buka oleh Kasmo Hartono. Bibit Jambu Taiwan yang di peroleh Kasmo Hartono ini dari teman akrabnya sendiri yaitu Rapat Ginting18. Menurut wawancara bahwa informasi bibit Jambu Taiwan yang di peroleh ini di letak dari luar daerah. Menurut berbagai sumber bahwa Tanaman Jambu Taiwan ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Di sebutkan bahwa tanaman Jambu Taiwan ini di duga berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, benua Amerika yang beriklim tropis( USA, Peru, Bolivia).

Awalnya juga tanaman Jambu Taiwan ini hanyalah tumbuh liar di hutan-hutan.

Kemudian secara berangsur-angsur tanaman Jambu Taiwan ini mulai di budidayakan dan di kembangkan secara luas hingga ke berbagai dunia. Di Kawasan ASEAN, pengembangan budidaya Jambu Taiwan berkembang pesat terutama di Thailand dan Taiwan. Bahkan di Thailand, pengembangan budidaya Jambu Taiwan telah di prioritaskan sebagai komoditas buah komersial. Kemudian penyebarluasan tanaman Jambu Taiwan ke dalam negara Indonesia yaitu 26 provinsi adalah Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan

18Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 26 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(38)

Bali19. Hal inilah kenapa nama tanaman ini Jambu Taiwan karena memang berasal dan berkembang pesat di Thailand dan Taiwan. Di sini dapat lihat bahwa tanaman Jambu taiwan ini masih langka ataupun belum di ketahui oleh orang banyak.

Pada tahun 1987 adalah terjadinya perubahan jenis pertanian di Desa Tuntungan oleh Kasmo Hartono, yaitu dari tanaman yang berumur pendek hingga tanaman yang berumur panjang. Ada banyak hal yang di pikirkan oleh Kasmo Hartono bahwa mudah menerima tanaman Jambu Taiwan menjadi tanaman pokok di Desa Tuntungan dan di dalam kehidupannya yaitu mulai dari harga jual tanaman Jambu Taiwan ini, cara perawatan dan penananaman yang tidak begitu sulit, kemudian juga di akibatkan oleh tanaman pepaya, ubi dan jagung yang mengalami harga jual yang murah, tanaman yang sudah di kenal oleh orang banyak dan harus menunggu masa panen pada masa itu. Bukan hanya itu saja, Desa Tuntungan ini merupakan desa yang penuh dengan lahan pertanian itulah sebabnya daerah ini cocok di tanami tanaman Jambu Taiwan yang mempunyai kesuburan tanah.

Oleh Sebab itu, pada tahun 1987 di Desa Tuntungan yang pertama kali membuka lahan tanaman Jambu Taiwan adalah Kasmo Hartono. Menurut wawancara bahwa di sebut tanaman Jambu Taiwan karena tanaman ini berasal dari Bangkok.

Beralih pertanian yang di tanam oleh Kasmo Hartono menjadi tanaman Jambu Taiwan karna pada masa itu Jambu Taiwan termasuk buah-buahan yang masih langka ataupun belum banyak di kenal oleh orang banyak dan juga harga Jambu Taiwan pada masa itu melambung tinggi. Pada masa Kasmo Hartono menanam Jambu

19 Bambang Cahyono,” Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan”, Yogjakarta, 2010, hal 1-2

(39)

Taiwan ini usahatani beliau sangat maju pesat dan beliau juga bisa membeli beberapa lahan. Setelah beralihnya pertanian ini ekonomi Kasmo Hartono selalu meningkat di sebabkan karena Jambu Taiwan mempunyai modal dan untung yang besar20.

Dalam hal pemupukan juga tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk.

Banyak cara tradisional yang di lakukan pada tanaman Jambu Taiwan ini misalnya dengan alat seperti cangkul, koret , parang dan gunting. Cara tradisional ini guna untuk mengoret rumput yang sudah panjang, cangkul untuk mengemburkan tanah , gunting untuk memangkas daun yang sudah lebat dan parang untuk memotong batang yang mempunyai tanda akan busuk.

Tanaman Jambu Taiwan ini banyak di kenal orang sama dengan Jambu Biji padahal berbeda Jambu Taiwan beda dengan Jambu Biji karena Jambu Taiwan berukuran besar-besar dan Jambu biji biasa di sebut oleh masyarakat Desa Tuntungan adalah jambu kampung yang ada di pinggiran sawah dan berukuran kecil.

Selain itu, jambu taiwan juga memiliki banyak kelebihan yaitu bisa di buat jadi makanan dan minuman. Jambu Taiwan juga bermanfaat untuk pengobatan seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah, demam berdarah dan sariawan. Selain buahnya, bagian yang lain seperti daun, kulit akar maupun akarnya bisa berkhasiat obat untuk menyembuhkan penyakit disentri, mencret, keputihan, sariawan, kurap, pingsan, radang lambung, gusi bengkak dan lainnya. Jambu taiwan merupakan sumber vitamin C. Jambu Taiwan ini memiliki

20Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 27 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(40)

kandungan nutrisi Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Serat, Besi, Vitamin A,B1,B2,C,B321.

Jambu Taiwan merupakan tanaman yang tergolong tanaman tahunan, umurnya dapat mencapai puluhan tahun dan pohonnya juga dapat tumbuh besar dan tinggi ( 5 meter-10 meter ). Tanaman Jambu Taiwan ini berbuah sepanjang tahun.

Jambu Taiwan ini memiliki akar tunggang dan akar serabut, jika akar tunggang yang bibitnya berasal dari biji maka tumbuh cukup dalam hingga mencapai kedalaman 4 meter lebih sedangkan dengan akar serabut berasal dari bibit cangkok maka perakarannya dangkal dan bibit cangkok ini bisa di tanam di daerah-daerah yang permukaan air tanahnya yang tinggi22. Sama halnya dengan Kasmo Hartono juga menanam Jambu Taiwan dengan bibit cangkok.

Perakaran tanaman Jambu Taiwan ini dapat tumbuh dan berkembang pada tanah gembur, subur, tanah yang mudah menyerap air dan kedalaman tanah yang cukup dalam. Batang tanaman Jambu Taiwan ini berkayu keras, liat dan tidak mudah patah. Batangnya tumbuh tegak dan memiliki percabangan serta ranting-ranting yang memiliki warna coklat keabu-abuan dan kulit mudah mengelupas. Daun tanaman Jambu Taiwan ini termasuk daun tunggal, berbentuk bulat panjang dan langsing dengan bagian ujungnya tumpul atau lancip dan berwarna hijau terang.

Selain itu, iklim dan tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman yang menghasilkan buah. Di Indonesia maju mundurnya musim panen di tentukan oleh maju mundurnya waktu musim penghujan, sedangkan

21Bambang Cahyono,” Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan”, Yogjakarta,2010, hal3-5.

22Ibid, hal 7-9.

(41)

perbedaan kualitas buah yang di hasilkan pada keadaan agroklimat yang berbeda adalah dalam hal ukuran buah ( besarnya buah), tampilan kulit buah ( halus atau kasar) , kandungan nutrisi buah, kadar gula buah dan rasa buah23.

Secara umum, petumbuhan tanaman Jambu Taiwan yang baik memerlukan suhu udara bekisar antara 30ºC, akan tetapi tanaman Jambu Taiwan ini masih dapat tumbuh pada suhu 35ºC walaupun pertumbuhan dan produksinya kurang baik.

Tanaman Jambu Taiwan ini dapat tumbuh dengan baik pada kelembapan udara yang tinggi yakni bekisar antara 70% - 80%. Biasanya di daerah yang iklimnya hangat dan kering dan curah hujan tidak tinggi sangat cocok untuk membudidayakan Jambu Taiwan , jika Jambu Taiwan ini di tanam di daerah yang curah hujan tinggi maka tanaman mudah terserang penyakit dan buah buah mudah rontok. Cahaya matahari juga merupakan energi yang di perlukan tanaman dalam proses fotosintesis untuk pembentukan dan pertumbuhan batang, cabang-cabang, daun, bunga, buah, biji dan pembentukan zat-zat nutrisi ( gizi) seperti gula, protein, vitamin, mineral dan lainnya.

Tanaman Jambu Taiwan juga dapat tumbuh dengan baik dan produksi buahnya banyak serta rasanya manis memerlukan penyinaran matahari langsung sepanjang hari. Tanaman Jambu Taiwan ini juga harus memperhatikan keadaan tanah untuk pembudidayaan Jambu Taiwan seperti ketinggian tempat. Jambu taiwan cocok di tanam di dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 0-1.000 meter dari permukaan laut (dpl). Maka pada ketinggian yang sesuai, tanaman Jambu Taiwan sangat produktif dan buah yang di hasilkan memiliki kualitas yang bagus. Ketinggian

23Ibid, hal 19-20

(42)

yang ideal untuk pertumbuhan dan prosuksi jambu Taiwan yang optimal di hasilkan di daerah yang berketinggian 3 meter-500 meter dpl24.

Syarat-syarat untuk pertumbuhan tanaman Jambu Taiwan ternyata sangat cocok dengan daerah Desa Tuntungan. Mulai dari ketinggian tempat yaitu sekitar 35 m dpl, kemudian curah hujan dengan 21 mm/Bln. Tanah yang jenisnya sangat subur di Desa tuntungan ini juga sangat cocok untuk penanaman Jambu Taiwan. Oleh dari itu Desa Tuntungan sangat cocok untuk menanam Jambu Taiwan dengan semua syarat-syarat penanaman Jambu Taiwan tersebut.

Desa Tuntungan adalah desa yang umumnya di penuhi dengan perkebunan dan pertanian. Maka dari itu rata-rata masyarakat yang ada di Desa Tuntungan itu bekerja sebagai petani di lahan mereka masing-masing. Di Desa Tuntungan rata-rata petani yang berkerja di pertaniannya sendiri mencapai 50% dan pekerja di perkebunan 50%.

Menurut wawancara yang di lakukan, bahwa pada tahun 1993 berhentinya usahatani Jambu Taiwan yang di dirikan pertama kali oleh Kasmo Hartono karena beliau merasa dirinya sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi ataupun berladang. Beliau pun membeli lahan yang sudah ada pertanian kelapa sawit untuk masa tuanya agar beliau tidak menyusahkan anaknya. Tetapi lahan pertanian Jambu Taiwan di teruskan oleh anak kandungnya yaitu Awan Susianto. Awan Susianto belajar menanam Jambu Taiwan dari ayahnya kandung nya sendiri. Dengan waktu yang lama Awan Susianto mengurus lahan pertanian ayahnya tersebut.

24Ibid, hal 20-25.

(43)

Di mulai dari tahun 1987-1996 Awan Susianto mengurus lahan ayahnya dan di mulai juga pada tahun 1997 Awan Susianto pada masa itu mulai mengontrak lahan yang masih murah untuk membuka pertanian Jambu Taiwan. Awalnya Awan Susianto mengontrak lahan dengan keadaan yang masih murah yaitu Rp. 500.000 dengan besar 4000 meter. Ternyata pada tahun ketahun kontrakan lahan pertanian Jambu Taiwan ini menaik ataupun mahal dengan harga 5-6 jutaan. Akhirnya pada tahun 2000 Awan Susianto mulai membeli lahan sendiri dan beliau telah berhasil mengikuti jejak ayahnya. Perekonomian Awan Susianto membaik dan meningkat.

Pada awalnya perekonomian Awan Susianto masih tergolong rendah, karena beliau hanya menjual hasil usahanya ke tauke tauke dan hanya di daerah-daerah sekitar saja seperti Jalan Mojopahit Medan dan Pajak Sukarame Medan. Di karenakan buah Jambu Taiwan adalah buah yang masih langka dan belum banyak di kenal oleh orang banyak makanya pada akhirnya Awan Susianto mulai menjual Jambu Taiwannya itu keluar daerah ataupun keluar kota-kota seperti Pekan Baru, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Penjualan di daerah sekitar dan di luar kota itu mempunyai harga yang jauh berbeda. Kalau di luar kota harganya jauh lebih mahal. Misalnya di daerah-daerah sekitar di jual dengan keuntungan Rp. 2000/kg, kalau di luar kota harga menjadi Rp. 3.500/kg. Walaupun di jual di luar kota, tetapi beliau tetap menjual ke daerah-daerah sekitar. Dengan di lakukannya penjualan keluar kota usahatani Jambu Taiwan ini perekonomian Awan Susianto mulai meningkat. Awan Susianto sebelumnya tidak mempunyai alat tranportasi tetapi pada saat itu beliau sudah bisa

(44)

mencicil mobil pick-up. Mobil ini di gunakan untuk mengangkut buah Jambu Taiwan tersebut.25

Berangsur-angsur masyarakat Desa Tuntungan menanam tanaman Jambu Taiwan dengan antusias. Mereka berlomba-lomba menanam Jambu Taiwan karena mereka sudah melihat hasil yang semaksimal atas usaha Kasmo Hartono dan Awan Susianto. Masyarakat sudah melihat bahwa Jambu Taiwan bisa membawa pengaruh perubahan sosial dan perubahan perekenomian mereka lebih meningkat.

Pada akhirnya masyarakat Desa Tuntungan mulai menanami Jambu Taiwan.

Ada yang menanam di lahan yang besar dan ada juga yang menanam di lahan yang kecil. Hari demi hari perekonomian masyarakat Desa Tuntungan sudah terlihat meningkat dengan ada sarana transportasi dan bisa menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi lagi.26

Pada tahun 2004, orang-orang sudah melihat dan makin banyak yang berminat untuk menanam Jambu Taiwan ini karena semua orang itu sudah melihat Jambu Taiwan mempunyai keuntungan yang besar. Sehingga semakin banyaknya masyarakat yang membuka dan mengelola usahatani Jambu Taiwan di daerah sekitar membuat persaingan semakin ketat. Pada tahun 2010 dimulainya jumlah penurunan perdagangan usahatani Jambu Taiwan tersebut dan perdagangan keluar kota juga mengalamai penurunan karena semakin ketatnya persaingan di antara sesama masyarakat lainnya.

25Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 27 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

26Wawancara dengan Musa, tanggal 24 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(45)

3.1 Letak Geografis

Desa Tuntungan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Jarak antara Desa Tuntungan dengan Kecamatan Pancur Batu sekitar 5 km, sedangkan ke pusat Kabupaten sekitar 50 km. Desa Tuntungan terletak pada ketinggian 35 m dpl dengan curah hujan rata-rata 21 mm/bln serta keadaan iklim dengan suhu rata-rata 25,79% dan kelembapan 88,2%. Batas- batas wilayah Desa Tuntungan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Sembahe Baru

 Sebelah Selatan : Sungai Belawan

 Sebelah Timur : Durin Jangak

 Sebelah Barat : Tuntungan I27

Luas Wilayah Desa Tuntungan 390 Ha. Lahan di Desa Tuntungan yang lebih luas adalah pertanian.Oleh karena itu, masyarakat di Desa Tuntungan rata-rata bermata pencaharian sebagai petani. Penggunaan lahan di Desa Tuntungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

27 Profil Desa Tuntungan, Loc.cit , hal 1.

(46)

Tabel 1

Luas wilayah Desa Tuntungan menurut penggunaan lahan

No Lahan Luas( ha)

1 Permukiman 99

2 Persawahan 39

3 Pertanian 168, 584

4 Pemakaman Umum 0,8

5 Perkarangan 81

6 Perkantoran Desa 0,216

7 Perkantoran Desa 0,2

8 Luas Prasarana Umum 1,2

Sumber : Profil Desa Tuntungan Tahun 2004

Desa Tuntungan terdiri atas 4 dusun yaitu Dusun I, Dusun II, Dusun III dan Dusun IV dengan jumlah penduduk 4.468 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 1.543 kk. Kepadatan penduduknya sekitar 476 KK/km.Berikut akan dijelaskan melalui tabel-tabel dibawah ini.

(47)

Tabel 2

Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut umur

No Umur ( tahun ) Jiwa

1 0-5 394

2 6-10 350

3 11-16 369

4 17-55 2.321

5 56 Keatas 1.034

JUMLAH 4.468

Sumber : Profil Desa Tuntungan tahun 2004

Tabel 3

Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Pendidikan

No Pendidikan Jiwa

1 SD 998

2 SLTP 1.013

3 SLTA 981

4 Akademi 296

5 Sarjana 260

6 Tidak Sekolah 920

Sumber : Profil Desa Tuntungan tahun 2004

(48)

Tabel 4

Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah ( orang )

1 Petani 751

2 Pegawai Negeri 143

3 TNI/ Polri 121

4 Pedagang/ Wiraswasta/ Pengusaha 570

5 Lain-lain 461

Sumber : Profil Desa Tuntungan tahun 2004

Dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Tuntungan mayoritas bermata pencaharian di sektor pertanian seperti yang terdapat di tabel 1 dan 4, dengan luas lahan pertanian 168, 584 Ha. Dapat dilihat juga bahwa masyarakat Desa Tuntungan mayoritas pekerjanya seperti yang terdapat di tabel 4, dengan jumlah petani 751 orang. Adapun hasil produksinya, sebelum tahun 1987 masyarakat Desa Tuntungan lebih banyak menghasilkan dari tanaman pepaya, sedangkan di tahun 1987 masyarakat Desa Tuntungan lebih banyak menghasilkan tanaman Jambu Taiwan.

Rata-rata petani yang ada di Desa Tuntungan mayoritas etnik Jawa dan Karo.

Tetapi biasanya di Desa Tuntungan dengan bahasa sehari-harinya mempergunakan bahasa Jawa. Berikut etnis di Desa Tuntungan akan dijelaskan melalui tabel dibawah ini.

(49)

Tabel 5

Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Etnis

No Etnis Jumlah ( orang )

1 Jawa 3.540

2 Karo 430

3 Batak 310

4 Minang 40

5 Dll 147

Sumber: Profil Desa Tuntungan tahun 2004

Di Desa Tuntungan terdapat beberapa ( Agama ) meliputi agama Islam, Kristen Protestan, Katholik dan Budha. Masyarakat di Desa Tuntungan ini mayoritas memeluk agama Islam seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Jumlah Penduduk di Desa Tuntungan menurut Agama

No Agama Jumlah ( orang )

1 Islam 3.682

2 Protestan 379

3 Katholik 402

4 Budha 4

Sumber: Profil Desa Tuntungan tahun 2004

(50)

3.2 Faktor Keuntungan

Jika di lihat dari aktifitas masyarakat Desa Tuntungan bermata pencaharian dari bertani tanaman ubi, jagung dan pepaya. Jelas terlihat bahwa adanya faktor kurangnya penghasilan masyarakat. Tanaman yang di tanami oleh masyarakat ini tidak cukup untuk membutuhi kebutuhan keluarga. Ubi yang di tanam dan hasil panen nya cukup lama, tentu saja tidak bisa menjadi kebutuhan pokok setiap harinya, sedangkan jagung juga masa panen nya cukup lama dan ini hanya bisa untuk kebutuhan simpanan saja. Hanya pepaya lah yang bisa di panen secara cepat yang dapat menghasilkan uang tiap minggunya dan bisa menjadi kebutuhan pokok sehari- hari.

Melihat kebutuhan semakin meningkat jelas hal ini berdampak pada perekonomian masyarakat yang masih tergolong rendah. Hasil pepaya yang di peroleh di jual kepada pembeli dan uangnya di gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan hanya mengandalkan hasil dari panen pepaya saja masyarakat kurang merasa puas, karna tidak bisa menjadi pedoman untuk kebutuhan keluarga28.

Tahun 1987 belum semua masyarakat menanam Jambu Taiwan karena mereka tidak percaya akan meningkatnya pendapatan mereka. Di tahun 2004 masyarakat desa ini sudah hampir semua menanam Jambu Taiwan ini dan di mulai nya peralihan pertanian ini bisa mengubah perekonomian masyarakat desa ini. Dari pertanian Jambu Taiwan ini masyarakat bisa memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak-anak mereka. Dalam hal ini jelas terlihat adanya faktor yang mendorong

28Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 10 Juli 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(51)

masyarakat yang akhirnya beralih ke pertanian Jambu Taiwan yaitu faktor keuntungan yang di dapat oleh masyarakat.

Perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Tuntungan yakni dapat menaikkan taraf kehidupan petani Jambu Taiwan khususnya di dalam bidang ekonomi. Pernyataan ini di akui langsung oleh masyarakat Desa Tuntungan, mereka menyadari bahwa pertanian Jambu Taiwan ini dapat menguntungkan bagi masyarakat khususnya dalam perekonomian29.

3.3 Budidaya Praktis

Pertanian Jambu Taiwan di Desa Tuntungan tergolong sangat praktis. Hal ini terbukti dari cara penanaman Jambu Taiwan sampai pengelolahan pasca panen yang tidak mengeluarkan modal yang besar. Pada penyiapan lahan, tanah yang di peroleh petani merupakan lahan yang di miliki oleh petani tersebut. Untuk memulai penanaman Jambu Taiwan bahwa tanahnya harus di gemburkan dahuu setelah itu membuat lubang untuk menanam bibit Jambu Taiwan tersebut. Bibit Jambu Taiwan ini di peroleh dari cangkok pohon jambu itu sendiri. Bibit itu kemudian di pindahkan ke lahan yang kosong.

Dalam perawatan Jambu Taiwan tidak memerlukan biaya yang terlalu besar.

Perawatan nya hanya menyemprot bagian pohon dan membersihkan bagian bawah pohon seperti rumput liar yang di gunakan oleh alat koret. Tidak ada perawatan khusus yang di lakukan oleh petani.

29Wawancara dengan Awan Susianto, tanggal 10 Juli 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(52)

Untuk memanen buah Jambu Taiwan di lakukan ketika umurnya sudah mencapai satu tahun. Ketika umurnya sudah mencapai setahun maka buah- buah Jambu Taiwan itu bisa di panen. Maka disini dapat di lihat bahwa pertanian Jambu Taiwan tergolong sangat praktis dan masih bersifat tradisional. Di atas di jelaskan bagaimana pertanian Jambu Taiwan dari proses penanaman hingga pengelolahan pasca panen, berbeda dengan pertanian yang lainnya yang pada umumnya memerlukan modal yang besar dalam proses pengerjaannya30.

30Wawancara dengan Suhartono, tanggal 11 Juli 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

(53)

BAB IV

PERKEMBANGAN USAHATANI JAMBU TAIWAN DI DESA TUNTUNGAN KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI

SERDANG 1987-2010

Perkembangan pertanian Jambu Taiwan ini sangat pesat di Desa Tuntungan.

Masyarakat semakin banyak yang membudidayakan tanaman Jambu Taiwan.

Tanaman ini sangat membuahkan hasil yang cukup maksimal. Selama Pertanian yang dibuka pertama kali olehKasmo Hartono dari tahun 1987-1993 sudah mulai meningkat perekonomiannya dan beliau sudah bisa membeli 7 lahan. Hal ini menambah semangat masyarakat Desa Tuntungan untuk membudidayakan tanaman Jambu Taiwan lebih banyak lagi dan banyak masyarakat Desa Tuntungan semakin berlomba-lomba untuk menanam Jambu Taiwan tersebut. Sekalipun dalam proses penanaman Jambu Taiwan ini harus membutuhkan tenaga yang sangat banyak namun tidak menjadi masalah bagi masyarakat karena masyarakat melihat keuntungan yang didapat dari hasil pertanian Jambu Taiwan ini.

Alasan yang melatarbelakangi petani lebih banyak untuk menanam Jambu Taiwan karena penanamannya yang lebih praktis dibandingkan dengan pertanian sebelumnya. Kemudian petani bisa menanam Jambu Taiwan dengan waktu yang tidak lama. Dan menjualkan hasil panen mereka kepada tauke dengan harga yang setiap harinya mempunyai harga yang berbeda-beda. Maka dari itu harga Jambu Taiwan masyarakat pun pada saat itu berbeda-beda juga.

(54)

Dalam hal ini masyarakat Desa Tuntungan yang lainnya berantusias dan berlomba-lomba untuk menanam tanaman Jambu Taiwan karena mereka menganggap pertanian atau tanaman ini bisa mengubah perekonomian mereka.

Walaupun sebagian dari mereka harus meninggalkan tanaman atau usahatani yang lain. Percobaan masyarakat Desa Tuntungan ini untuk menanam Jambu Taiwan tidak lah sia-sia melainkan membuahkan hasil yang bagus dan memuaskan. Hal ini semakin membuat masyarakat lebih berlomba-lomba untuk menanam pertanian Jambu Taiwan ini dan masyarakat juga ada yang menambah lahan pertanian Jambu Taiwan tersebut. Lambat laun masyarakat menganggap tanaman Jambu Taiwan ini menjadi jalan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Tuntungan31.

Pada tahun 1987, masyarakat Desa Tuntungan tidak lagi menjadikan tanaman Jambu Taiwan menjadi tanaman tumpang sari. Masyarakat tidak lagi menanam tanaman lain diantara tanaman yang lain juga, karena masyarakat sudah lebih fokus ke pertanian Jambu Taiwan. Pekerjaan petani hanya merawat tanaman Jambu Taiwan saja. Karena hasil dari Jambu Taiwan ini sudah mampu memenuhi kebutuhan pangan para petani dan kebutuhan lainnya.32

Untuk memperluas penanam Jambu Taiwan maka kesesuaian lahan perlu untuk di perhatikan karena faktor tempat tumbuh sangat penting untuk keberhasilan penanaman Jambu Taiwan. Salah satu cara untuk menilai kesesuaian lahan adalah dengan membandingkan persyaratan tempat tumbuh dengan kondisi biofisik calon

31Wawancara dengan Mak pur , tanggal 24 Mei 2018, Desa Tuntungan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

32Ibid

(55)

areal penanaman Jambu Taiwan. Agar Jambu Taiwan mampu tumbuh dengan baik, sebaiknya memilih areal tanah yang subur dan dingin. Untuk luas areal di Desa Tuntungan ini setiap tahunnya meningkat.

Peningkatan pembudidayaan terhadap tanaman Jambu Taiwan oleh masyarakat Desa Tuntungan tentu berdampak pada jumlah tanaman Jambu Taiwan yang ditanam serta luas lahan yang bertambah digunakan. Peningkatan luas lahan ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 7

Perkembangan Luas Lahan yang digunakan dari Tahun ke Tahun

No Tahun Luas Lahan

1 1987 8

2 1997 15

3 2004 55

4 2009 70

Sumber: data di olah dari hasil wawancara

Dengan jumlah luas areal Jambu Taiwan yang ada di Desa Tuntungan tidak ada data yang pasti. Tetapi dari hasil wawancara bahwa dari tahun 1987 munculnya pertanian ini terus ada kenaikan sampai tahun 2009. Di tahun 1987, adanya lahan Kasmo Hartono yang berjumlah 8 dan tahun 1997 adanya lahan Awan Susianto berjumlah 15. Kemudian dari tahun 2004 sampai 2009 terus ada yang bertambah jumlah areal pertanian ini yaitu Samin, Mak Pur, Musa, Maseh Tarigan, Hakim Ginting.

(56)

Rata-rata luas lahan yang mereka punya sekitar 5000 meter. Jadi di dalam luas lahan 5000 meter itu terdapat ±200 pohon Jambu Taiwan ini. Dalam satu pohon ketika musim buah Jambu Taiwan banjir maka bisa menghasilkan 15 kg dalam satu pohon, jika musim buah kosong maka satu pohon hanya mencapai 3 kg saja. Jadi bisa di kalikan bahwa setiap harinya petani ini bisa memanen dan di musim banjir bisa mencapai hasil panen 3000 kg dan di musim kosong hanya menghasilkan panen 600 kg. Tetapi dari hasil wawacara bahwa tidak semua pohon bisa berbuah dengan lebat.

Jadi perkiraan petani bisa meleset.

Bisa di perkirakan bahwa perekonomian masyarakat Desa Tuntungan bisa meningkat. Karena harga Jambu Taiwan sekilo bisa mencapai Rp.2000. Jadi ketika musim banjir petani bisa mendapat uang tiap harinya sekitar Rp. 6.000.000 dan ketika musim buah kosong RP. 1.200.000. Inilah kenapa masyarakat Desa ini lebih memilih untuk menanam pertanian Jambu Taiwan ini. Jika di bandingkan dengan pepaya sangat jauh berbeda.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hingga tahun 2009 masih terjadi perluasan lahan untuk penanaman Jambu Taiwan di Desa Tuntungan. Ketertarikan masyarakat Desa Tuntungan bukan hanya hasil yang cukup memuaskan tetapi juga karena Jambu Taiwan jenis ini memiliki banyak keunggulan yakni lebih cepat berbuah setelah ditanam, cukup memakan waktu sekitar 4 bulan sekaligus dengan bibitnya. Setelah itu mulailah memetik hasilnya untuk waktu yang tidak singkat(

mencapai 25 tahun), buahnya bisa dipetik secara rutin yaitu sekali dalam seminggu.

Proses penjualannya juga tergolong mudah. Setelah buah Jambu Taiwan besarnya kira-kira sekepala anak balita dan kulitnya yang sudah mulai kuning maka buah

Referensi

Dokumen terkait

Annisa Nailufar (040304012) dengan judul skripsi ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PEMBUATAN KERUPUK OPAK (Studi Kasus : Desa Tuntungan I dan Desa Tuntungan II, Kecamatan Pancurbatu,

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan produksi usahatani jambu biji selama 5 tahun terakhir, untuk mengetahui karakteristik petani jambu biji di

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan produksi usahatani jambu biji selama 5 tahun terakhir, untuk mengetahui karakteristik petani jambu biji di

Analisis Kelayakan Usaha Jambu Biji Kasus Di Desa.. Babakan Sadeng, Kecamatan leuwisadeng,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dukungan tenaga kesehatan dalam pencegahan stunting di Desa Tuntungan 2 Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli

Penggunaan pupuk sebanyak 45 Kg tidak efesien dengan luas lahan sebesar 0,24 Ha, sehingga perlu dilakukan pengurangan penggunaan pupuk pada usahatani jambu kristal di

Mengingat kandungan dan manfaat jambu kristal yang sangat besar, serta cara masyarakat Tanjung Anom dalam memasarkan hasil tanamannya, maka mahasiswa KKN Kelompok 73

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1 Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi usahatani jambu biji yaitu luas lahan, sarana produksi dan jumlah tenaga