• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Metode Pengumpulan Zakat

Merupakan pola bentuk atau cara-cara yang dilakukan oleh suatu lembaga dalam rangka menggalang dana dari masyarakat. Metode ini mampu memberikan kepercayaan, kemudahan, kebanggaan, dan manfaat lebih bagi masyarakat menjadi donatur.

Dalam melaksanakan kegiatan metode fundraising, banyak metode dan teknik yang dapat dilakukan. Adapun yang dimaksud metode disini ialah suatu bentuk kegiatan yang khas yang dilakukan oleh sebuah organisasi dalam rangka mengumpulkan dana dari masyarakat. Metode ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu langsung (direct fundraising) dan tidak langsung (inderect fundraising).

a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)

Metode ini adalah metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi muzakki secara langsung.

Yaitu bentuk-bentuk fundraising di mana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap responden muzakki seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat tanpa diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu.

b. Metode Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising)

Metode ini merupakan suatu metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-cara yang melibatkan partisipasi muzakki secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk fundraising di mana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung terhadap respon muzakki seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat tanpa yang diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu.

2. Tujuan Fundraising

a. Menghimpun Dana

Pengumpulan dana tersebut itu bukan hanya berupa uang saja, tetapi melainkan juga dalam bentuk barang atau jasa yang memiliki nilai materi. Mengingat sebuah organisasi nirlaba (OPZ) tanpa menghasilkan dana maka akan kehilangan kemampuan untuk terus bertahan menjaga kelangsungan hidupnya.

b. Memperbanyak Donatur

Yaitu dengan bertambahnya muzakki dan donatur walaupun zakat dan sumbangan yang diberikan tetap oleh setiap donatur maka akan menambah jumlah pendapatannya.

c. Meningkatkan atau Membangun Citra Lembaga

Aktivitas fundraising dengan silaturahmi dan kunjungan memberikan dengan memberikan informasi tentang organisasi akan meningkatkan citra lembaga pengelola zakat. Jika citra yang bertanam di benak para muzakki dan donatur terhadap OPZ

positif, maka masyarakat akan mendukung dan bersimpati dengan memberikan sumbangan ZISnya.

d. Meningkatkan Kepuasan Donatur

Semakin banyak relasi dan pendukung, maka mempengaruhi orang dalam mendapatkan informasi tentang OPZ dan bisa meningkatkan kepuasan donatur. Oleh karena itu, kegiatan pengelola zakat tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Fundraising.

Karena fundraising merupakan proses menggalang dana baik dalam bentuk uang maupun sumber daya lain yang bertujuan untuk kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat.

e. Lembaga zakat

Lembaga pengelola zakat perlu melakukan kerja cerdas dan inovatif guna mendapatkan calon muzakki dan guna menghimpun dana zakat. Metode konvensional dengan menunggu dan hanya melakukan penggalangan dana pada saat puasa ramadhan hanya untuk menghimpun zakat fitrah juga sudah tidak cukup. Perlu melakukan upaya jemput bola dan menggunakan teknologi informasi untuk menarik calon muzakki dalam menggalang dana zakat.

Dalam menggunakan fundraising, organisasi atau lembaga pengelola zakat dapat melakukan kemitraan dengan lembaga-lembaga lain dalam rangka pengumpulan zakat.

2. Sistem Pengumpulan Zakat

Zakat dapat diambil dan diperhitungkan dengan dua sistem, yaitu:

a. Self Assessment

Yaitu zakat yang dihitung dan dibayarkan sendiri oleh muzakki, atau disampaikan ke lembaga swadaya masyarakat, atau badan amil zakat untuk dialokasikan kepada yang berhak. Disini zakat kewajiban yang pelaksanaannya merupakan kesadaran orang islam yang berkewajiban. Dengan kata lain, tidak ada pemaksaan oleh pihak yang berwenang. Sistem ini didasari pada penjelasan kewajiban seorang muslim yang harus mengeluarkan zakat.

b. Official Assessment

Yaitu zakat akan dihitung dan dialokasikan oleh pihak yang berwenang, seperti badan-badan yang ditunjuk oleh pemerintah.

Sistem ini didasari pada perintah Allah SWT kepada penguasa yang berwenang untuk mengambil (khudz) sebagian dari kekayaan orang islam yang berkecukupan.

Di Indonesia diberlakukan sistem self assessment. Undang-undang tentang pengelolaan zakat belum mengakomodasi sistem yang kedua (offcial assessment) kecuali atas permintaan muzakki kepada amil zakat untuk menghitung kekayaan yang akan di zakati.

Jadi pada umumnya muzakki menghitung sendiri besar zakat kekayaan serta mengalokasikannya. Walaupun ada pula sebagian masyarakat yang menyerahkan sepenuhnya kepada amil zakat untuk menghitung dan mengalokasikan zakat kekayaannya.

D. Macam-macam Harta Zakat dan Nishabnya 1. Emas dan Perak

a. Nisab Emas

Nisab emas sebanyak 20 dinar. 1 dinar = 4,25gram emas. Jadi, 20dinar = 85gram emas murni. Dari nisab tersebut, diambil 2,5%.

Jika lebih dari nisab dan belum sampai ukuran kelipatan, maka diambil dan diikutkan dengan nisab awal. Contoh: Rani memiliki emas 87gram yang disimpan. Jika telah sampainya hal wajib untuk dikeluarkan zakat, yaitu 2,5% x 87 gram = 2,175gram atau uang seharga emas tersebut.

b. Nisab Perak adalah 200 dirham. 1 dirham = 595 gram, dari nisab tersebut diambil 2,5% dengan perhitungan sama dengan emas.

2. Zakat Tanaman Hasil Pertanian

Nisab hasil pertanian adalah 5 wasaq 1 wasaq. 1 wasaq = 60 sha’. 1 sha’.= 3kg. nisab zakat hasil pertanian adalah 300 sha’ x 3 kg = 900 kg.

Bila pertanian itu menggunakan alat penyiram tanaman , maka zakat sebanyak 5% . dan jika pertanian itu dari dengan hujan, maka zakat sebanyak 10% misalnya: Seorang petani hasil panennya sebanyak 1000 kg. Maka zakat yang dilakukan bila dengan alat siram tanaman adalah 1000 x 5% = 50 kg, bila tadah hujan, sebanyak 1000 x 10% 1000 kg.

3. Nisab hewan Ternak

Syarat wajib zakat binatang ternak sama dengan diatas, ditambah 1 syarat lagi, yaitu binatang lebih sering digembalakan dipadang rumput yang mubah dari pada dicarikan makanan. Nisab binatang ternak sebagai berikut:

Unta Nisab unta adalah 5 ekor

· Sapi

· Nisab sapi adalah 30 ekor

· Kambing

· Nisab kambing adalah 40 ekor 4. Nisab Harta Perniagaan

Nisab dan ukuran zakat barang dagangan sama dengan nisab dan ukuran zakat emas. Syarat zakat perdagangan sama dengan syarat zakat yang lain ditambah dua syarat lainnya:

1. Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti membeli dan menerima hadiah.

2. Memilikinya dengan niat untuk perdagangan.

Seorang pedagang harus menghitung jumlah nilai barang dagangan dengan harga beli, lalu digabungkan dengan keuntungan bersih setelah dipotong hutang.

Misalnya: Seorang pedagang menjumlah barang dagangannya pada akhir tahun dengan total Rp200.000.000,. laba bersih Rp50.000.000,-, dan memiliki hutang Rp. 100.000.000,- Maka perhitungan sebagai berikut:

Modal Hutang: Rp200.000.000,- Rp100.000.000,- Rp100.000.000,-jumlah harta zakat adalah: Rp100.000.000,- Rp50.000.000,- = Rp150.000.000,-Zakat yang harus dibayar: Rp150.000.000,- x 2,5 %

=Rp3.750.000,-5. Zakat Profesi

Ada 3 cara menghitung zakat profesi / pekerjaan;

1. Diqiaskan dengan zakat buang sepenuhnya

2. Diqiaskan dengan zakat hasil tani sepenuhnya

3. Memakai qias kemiripan dengan zakat uang dan hasil tani.

Pak Ahmad adalah Karyawan sebuah perusahaan swasta, Setiap bulan mendapat kan gaji Rp6.000.000,- dan gaji tersebut, Pak Ahmad mengeluarkan keperluan pokok rumah tangga Rp 3.000.000,- dan membayar sekolah 2 orang anak Rp1.000.000,- membayar cicilan rumah Rp750.000,- dan membayar telepon dan listrik Rp500.000,- Nasib: Serta dengan 524 kg beras. Jika harga beras Rp. 5000.

6. Zakat Maal

Zakat maal berlaku untuk harta kekayaan yang demikian seorang muslim dengan rumusan sebagai berikut: Zakat Maal = 3,5 % x Jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Menghitung nisab Zakat Maal = 85 x harga emas pasaran per gram. Contoh : Umi punya tabungan Rp 100 juta rupiah, deposito Rp200 juta rupiah rumah kedua yang dikontrakan senilai Rp 500 juta rupiah dan emas perak senilai senilai Rp 200 juta rupiah.

Total harta yang dimiliki Rp 1 miliar rupiah . Semua harta dimiliki sejak 1 tahun yang lalu.

7. Zakat Fitrah

Zakat Fitrah per orang = 3,5 liter x harga beras di pasaran per liter.

Contoh: Harga beras di pasar rata-rata Rp10.000,-. Per liter. Maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar Rp35.000,- Jika dihitung dari segi berat, maka Zakat Fitrah per orang = 2,5 kg x harga beras di pasaran per kilogram.

E. Hikmah, Tujuan dan Manfaat Zakat

Sudirman (2007:53) dalam bukunya Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas membagi hikmah zakat sebagai berikut:

1. Zakat dapat memelihara harta orang kaya dari perbuatan orang-orang jahat yang diakibatkan oleh kesenjangan sosial.

2. Zakat dapat membantu fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan sehingga kecemburuan sosial dapat dihilangkan serta akan terwujud tentram dan kedamaian dalam masyarakat.

3. Zakat dapat memberikan diri dari sifat kikir dan tamak, zakat akan menyadarkan orang-orang kaya bahwa dalam kekayaan ada hak orang lain yang harus dikeluarkan.

4. Zakat dapat memberikan harta yang diperoleh, bisa saja saat mendapatkannya terjadi kekhilafan yang tidak sengaja.

5. Zakat bisa menjadi salah satu sarana untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat Allah.

Tujuan dan manfaat syariat zakat menurut Mu’is (2011:31) adalah sebagai berikut:

1. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup dan penderitaan.

2. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh orang yang berutang, ibnu sabil dan para Mustahiq lainnya.

3. Membina tali persaudaraan sesama umat muslim.

4. Menghilangkan sifat kikir dari pemilik harta.

5. Membersihkan dengki dan iri hati dari orang-orang miskin.

Di antara manfaat mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut:

1. Melatih diri bersifat dermawan.

2. Mengembangkan harta yang menyebabkannya terjaga dan terpelihara.

3. Mewujudkan solidaritas dalam kehidupan.

4. Menghilangkan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin.

5. Mendapatkan pahala dari Allah SWT.

6. Meredam amarah Allah SWT.

7. Menolak musibah dan bahaya.

8. Pelakunya akan mendapat surga yang abadi.