• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMASARAN PARIWISATA

MEWUJUDKAN SAPTA PESONA

5) Rata-rata pengeluaran wisman per hari di Indonesia.

6) Rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia.

7) Tingkat motivasi/maksud kunjungan wisman untuk berlibur.

8) Tingkat motivasi/maksud kunjungan wisman untuk bisnis.

9) Tingkat motivasi/maksud kunjungan wisman untuk MICE.

D. MENINGKATKAN CITRA PARIWISATA INDONESIA DENGAN

MEWUJUDKAN SAPTA PESONA

Dalam Kampanye Nasional Sadar Wisata bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat, menggalang sikap dan perilaku untuk menjadi tuan rumah yang baik serta meningkatkan citra, mutu produk dan pelayanan pariwisata yang didukung oleh semakin meningkatnya penerapan SAPTA PESONA dalam kehidupan masyarakat.

Apa itu SAPTA PESONA ?

Mengapa SAPTA PESONA ?

Mengapa perlu meningkatkan penerapan SAPTA PESONA ?

Sapta Pesona

a. Latar Belakang

Dari hasil penelitian yang berulang kali dilakukan selama beberapa tahun tentang citra pariwisata Indonesia menurut pandangan wisatawan mancanegara yang pernah mengunjungi Indonesia diperoleh kesan-kesan atau faktor-faktor yang positif dan negatif. Faktor-faktor positif yang dinilai sangat menonjol dan terdapat hampir di semua DTW adalah :

- Penduduk yang ramah tamah.

- Iklim yang cukup baik khususnya di luar kota.

- Pemandangan alam yang indah.

- Sejarah dan cara hidup dan adat istiadat penduduk yang menarik.

Sebaliknya, terdapat pula beberapa faktor negatif, dan yang dinilai sangat menonjol adalah :

- Kotor;

- Kemiskinan;

- Kondisi yang tidak sehat;

- Masalah bahasa (sukar berkomunikasi).

Dari berbagai komentar dan kesan yang banyak disampaikan wisatawan, dapat kiranya ditarik kesimpulan bahwa unsur pokok produk wisata kita yang berupa obyek atau atraksi wisata yang kita miliki, ternyata keramah-tamahan penduduk yang dianggap paling mengesankan. Namun masih banyak segi yang cukup merisaukan wisatawan, yang membuat citra produk wisata kita kurang baik.

Selain faktor-faktor yang dikemukakan sebelumnya masih sering pula disampaikan keluhan, seperti :

- Penampilan lalu-lintas angkutan jalan raya, yang dinilai kurang memperhatikan keselamatan baik penumpang maupun pejalan kaki;

- Kurang disiplin, kurang tertib;

- Kelemahan pelayanan dalam bidang informasi;

- Kurangnya ketrampilan mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan.

Jadi, walaupun kita memiliki cukup banyak potensi wisata, yang bukan saja terdapat di mana-mana, dan beraneka ragam serta tiap DTW memiliki keunikan dan kekhasan daya tariknya sendiri, bahkan mengundang rasa kagum banyak wisatawan dari mancanegara, tetapi

banyak pula yang masih harus kita tata dan benahi untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan datang berkunjung.

Apalagi, Indonesia menghadapi penyelenggaraan Tahun Kunjungan Wisata Indonesia 1991 dan tahun Kunjungan Wisata ASEAN 1992. Berbagai langkah dan upaya perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mendukung suksesnya pelaksanaan kedua peristiwa tersebut. Untuk itu, tiap DTW di tanah air harus menyiapkan semua langkah-langkah yang diperlukan dalam berbenah diri, menambah daya tarik, dengan sasaran meraih jumlah kunjungan yang lebih besar ke DTW masing-masing, sekaligus berupaya menampilkan penyambutan selaku tuan rumah yang baik.

Semuanya itu akan dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh potensi nasional dan partisipasi masyarakat, guna mencapai sasaran Repelita V pada khususnya serta mendorong pertumbuhan dan pengembangan pariwisata pada umumnya.

Sejalan dengan dilakukan berbagai langkah dan upaya penataan dan pembinaan, dilakukan Kampanye Sadar Wisata secara nasional untuk menggalang semua potensi nasional agar semua ikut berperan serta mendukung pelaksanaan program pemerintah dalam mengembangkan pariwisata nasional. Dengan menyadari kenyataan, bahwa terdapat beberapa faktor kondisi dalam unsur kepariwisataan kita yang dinilai negatif oleh wisatawan, dan dengan dasar pertimbangan pencapaian sasaran yang realistik, maka perlu dilakukan upaya penataan dan pembenahan pada 7 faktor atau unsur yang dianggap penting dalam meningkatkan daya tarik wisata. Dengan memperbaiki dan menata unsur pesonanya, maka diharapkan dapat menambah pesona pariwisata Indonesia dimata wisatawan mancanegara.

Demikianlah “SAPTA PESONA” dijadikan semacam tema sentral dalam pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata dalam rangka

memobilisasi potensi dan kemampuan industri pariwisata, swasta, dan swadaya masyarakat.

b. Apa dan mengapa perlu Sapta Pesona ?

Seperti telah disinggung di atas, pada dasarnya terdapat 7 unsur daya tarik wisata yang dapat mempengaruhi keinginan berkunjung wisatawan dan membuatnya betah tinggal lebih lama di suatu DTW.

Dengan begitu, memilih Sapta Pesona sebagai tema sentral dalam kampanye sadar wisata bukanlah mengada-ada dan bukan pula merupakan hal-hal yang mustahil diwujudkan.

Tiga unsur dari Sapta Pesona yaitu keamanan, ketertiban, dan kebersihan, dijadikan sasaran yang perlu diwujudkan dalam rangka mempunyai tema atau motto sendiri dalam upaya menggerakkan dan memajukan pembangunan daerahnya, seperti : BMW (Bersih, Manusiawi dan Berwibawa) untuk DKI Jakarta, Solo Berseri (Bersih, Senyum, Rapi, Indah) dan sebagainya.

Semua daerah, terutama Ibukota Propinsi sampai Ibukota Kabupaten terus berupaya mengadakan penghijauan untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang teduh dan sejuk.

Upaya memperindah kota terus dilakukan. Keramah-tamahan penduduk kita masih tetap menonjol, namun tetap perlu dilakukan upaya memeliharanya agar tidak cepat luntur.

Dengan memadukan upaya-upaya daerah, tertuju pada perbaikan penataan, dan pembinaan ke 7 unsur daya tarik di atas, maka ke 7 unsur itu akan memperoleh nilai tambah, sehingga yang tadinya dinilai negatif dapat berubah menjadi positif dan yang sudah positif meningkat menjadi daya tarik yang mempesona.

Uraian lebih lanjut dari unsur-unsur Sapta Pesona itu adalah sebagai berikut :

1) Aman

Aman, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberikan suasana tenang dan rasa tenteram bagi wisatawan.

Aman juga berarti bebas dari rasa takut dan khawatir akan keselamatan jiwa, raga dan harta miliknya (barang bawaan dan yang melekat pada tubuhnya). Juga berarti, bebas dari ancaman, gangguan dan tindak kekerasan atau kejahatan (penodongan, perampokan, pemerasan, penipuan).

Aman, dalam arti termasuk pula penggunaan sarana dan prasarana serta fasilitas, yaitu baik dari gangguan teknis maupun lainnya, karena sarana, prasarana dan fasilitas tersebut terpelihara dengan baik.

2) Tertib

Tertib, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang mencerminkan suasana tertib dan teratur serta disiplin dalam semua kehidupan masyarakat. Keadaan atau suasana tertib menghadapi wisatawan lebih ditujukan kepada :

- Tertib dari segi peraturan dimana wisatawan akan mendapatkan suasana pelaksanaan peraturan yang konsisten dan seragam dimana saja.

- Tertib dari segi waktu dimana wisatawan akan menemukan segala sesuatu yang pasti waktunya sesuai dengan jadwal.

- Tertib dari segi mutu pelayanan dimana wisatawan akan mendapatkan mutu pelayanan yang bermutu tinggi.

- Tertib dari segi informasi dimana wisatawan selalu dengan mudah mendapatkan informasi yang akurat dan dalam bahasa yang dapat dimengerti.

3) Bersih

Bersih, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang menampilkan sifat bersih dan sehat (hygienis). Keadaan bersih harus selalu tercermin pada lingkungan dan sarana pariwisata yang bersih dan rapi, penggunaan alat perlengkapan yang selalu terawat baik, bersih dan bebas dari bakteri atau hama penyakit, makanan dan minuman yang sehat, serta penampilan petugas pelayanan yang bersih baik fisik maupun pakaiannya.

Bersih dari segi lingkungan dimana wisatawan akan menemukan lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah, limbah, pencemaran lembah, pencemaran maupun kotoran lainnya.

Bersih dari segi bahan dimana wisatawan mendapatkan bahan yang bersih baik pada makanan, minuman, maupun bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyajian.

4) Sejuk

Sejuk, merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang memberikan suasana segar, dan nyaman.

Kondisi lingkungan seperti itu tercipta dengan upaya menciptakan suasana penataan lingkungan, pertamanan, penghijauan pada jalur wisata.

Memperindah wajah kota dengan pembangunan taman-taman di tempat-tempat terbuka, penghijauan sepanjang jalan, lingkungan dan perkantoran dan pusat perbelanjaan serta lingkungan pemukiman penduduk dan obyek wisata.

Dalam ruangan kesejukan dapat diciptakan melalui penataan dan penyediaan pot-pot tanaman serta bahkan kalau mungkin membuat taman.

5) Indah

Indah, merupakan suatu kondisi atau keadaan yang mencerminkan penataan yang teratur, tertib dan serasi, sehingga memancarkan keindahan.

Indah, dilihat dari sudut penggunaan tata warna yang serasi, selaras dengan lingkungan sekitarnya, baik interior maupun eksterior serta menunjukkan sifat dan ciri kepribadian nasional. Keindahan terutama dituntut dari penampilan semua unsur yang berhubungan langsung dengan pariwisata, seperti penampilan wajah kota, halaman depan hotel dan bangunan bersejarah, jalur-jalur wisata, lingkungan obyek wisata serta produk wisata lainnya.

Indah dari segi alam dimana wisatawan akan mendapatkan lingkungan yang indah yang dikarenakan pemeliharaan dan pelestarian yang teratur dan terus menerus.

6) Ramah-tamah

Ramah tamah, adalah sifat dan perilaku masyarakat yang akrab dalam pergaulan, hormat dan sopan dalam berkomunikasi, suka senyum, suka menyapa, suka memberikan pelayanan, dan ringan kaki untuk membantu tanpa pamrih, baik yang diberikan oleh petugas/aparat unsur pemerintah maupun usaha pariwisata yang secara langsung melayaninya.

7) Kenangan

- Kenangan dari segi akomodasi yang nyaman, dimana wisatawan selama menginap akan mendapatkan kenyamanan baik dari segi lingkungan, pelayanan kamar, pelayanan makan minum maupun pelayanan-pelayanan lainnya.

- Kenangan dari segi atraksi budaya yang mempesona dimana wisatawan akan mendapatkan suatu kenangan akan budaya yang mempesona, baik dari segi variasi, mutu dan kontinyuitas maupun waktu yang tepat.

- Kenangan dari segi makanan khas daerah yang lezat dimana wisatawan akan mendapatkan sesuatu kenangan dari makanan khas daerah yang lezat rasanya, hygienis, bervariasi dan menarik dalam penyajiannya.

- Kenangan dari segi cinderamata yang mungil, bermutur, menawan dan harga yang wajar.

BAB XI