• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA PARIWISATA

Pasal 4 menggolongkan usaha pariwisata menjadi 3 golongan :

A. USAHA JASA PARIWISATA

BAB VIII

USAHA PARIWISATA

Peraturan Pemerintah No. 67 tahun 1996, menjelaskan usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.

Rincian dari rumusan tersebut di atas diuraikan dalam pasal 4, sebagai berikut :

Pasal 4 menggolongkan usaha pariwisata menjadi 3 golongan :

1. usaha jasa pariwisata;

2. pengusahaan objek dan daya tarik pariwisata (ODTW); 3. usaha sarana pariwisata.

Golongan besar dari usaha pariwisata, atau dikenal dengan komponen pariwisata tersebut terus berkembang maju sesuai dengan perkembangan teknologi dan pariwisata itu sendiri.

Berkembangnya suatu usaha pariwisata tidak terlepas dari adanya dukungan prasarana dan usaha pendukung lainnya, mengingat karakteristik pariwisata yang berdimensi banyak.

A. USAHA JASA PARIWISATA

Usaha jasa pariwisata, meliputi penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata, sedangkan usaha jasa pariwisata adalah :

1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

Usaha Biro Perjalanan Wisata, dilakukan dalam bentuk Badan Usaha yang tunduk pada Hukum Indonesia. Bentuk badan usahanya bisa

perseroan terbatas atau koperasi. Persyaratan utama untuk menjalankan usaha ini adalah tersedianya tenaga profesional dalam jumlah dan kualitas yang memadai serta dimilikinya kantor tetap yang memenuhi syarat sesuai peraturan.

Kegiatan Usaha Biro Perjalanan Wisata meliputi :

a. Perencanaan dan pengawasan komponen-komponen perjalanan wisata yang meliputi sarana wisata, objek dan daya tarik wisata dan jasa pariwisata lainnya, terutama yang terdapat di wilayah Republik Indonesia dalam bentuk paket wisata;

b. Penyelenggaraan dan penjualan paket wisata dengan cara menyalurkan melalui agen perjalanan wisata dan atau penjualannya langsung kepada wisatawan atau konsumen;

c. Penyediaan layanan pramuwisata yang berhubungan dengan paket wisata yang dijual;

d. Penyediaan layanan angkutan wisata;

e. Pemesanan akomodasi, restoran tempat konvensi, dan tiket pertunjukan seni budaya serta kunjungan ke objek dan daya tarik wisata;

f. Pengurusan dokumen perjalanan berupa pasport dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan;

g. Penyelenggaraan perjalanan ibadah agama

h. Penyelenggaraan perjalanan insentif.

2. Agen Perjalanan Wisata

Usaha Agen Perjalanan Wisata diselenggarakan dalam bentuk Badan Usaha Perseroan Terbatas atau Koperasi yang dipersyaratkan memiliki tenaga profesional dalam jumlah dan kualitas yang memadai, juga

mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha.

Kegiatan usaha agen perjalanan wisata meliputi :

a. Pemesanan tiket angkutan darat, laut dan udara baik untuk tujuan dalam negeri maupun luar negeri;

b. Perantara penjualan paket wisata yang dikemas oleh Biro Perjalanan Wisata;

c. Pemesanan akomodasi, restoran dan tiket pertujukan seni budaya, serta kunjungan ke objek dan daya tarik wisata;

d. Pengurusan dokumen perjalanan berupa paspor dan visa atau dokumen lain yang dipersamakan.

3. Jasa Pramuwisata

Usaha ini diselenggarakan oleh Badan Usaha Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Kegiatan usaha jasa pramuwisata meliputi :

a. Penyediaan tenaga pramuwisata dan atau mengkoordinasikan tenaga pramuwisata lepas untuk memenuhi kebutuhan wisatawan secara perorangan atau kebutuhan Biro Perjalanan Wisata;

b. Mengkoordinasikan tenaga pramuwisata lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat a, hanya dapat dilakukan apabila persediaan tenaga pramuwisata yang dimiliki Badan Usaha Jasa Pramuwisata tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan yang ada;

c. Mengkoordinasikan tenaga pramuwisata lepas sebagaimana dimaksud dalam ayat b dilakukan dengan tetap memperhatikan persyaratan profesionalisme tenaga pramuwisata yang bersangkutan.

Kewajiban yang harus dipenuhi Usaha Jasa Pramuwisata :

Mempekerjakan tenaga pramuwisata yang telah memenuhi persyaratan keterampilan yang berlaku dan secara terus menerus melakukan upaya peningkatan keterampilan tenaga pramuwisata yang bersangkutan;

4. Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Insentif

Usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran. dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). Usaha jasa ini diselenggarakan oleh Badan Usaha Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Badan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran harus memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya : memiliki tenaga profesional dalam jumlah dan kualitas yang memadai;, dan mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha.

Kegiatan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran meliputi:

a. Penyelenggaraan kegiatan konvensi yang antara lain :

1) Perencanaan dan penawaran penyelenggaraan konvensi;

2) Perencanaan dan pengelolaan penyelenggaraan konvensi;

3) Penyelenggaraan konvensi;

4) Pelayanan terjemahan simultan;

b. Perencanaan, penyusunan dan penyelenggaraan program perjalanan insentif;

c. Perencanaan dan penyelenggaraan pameran;

d. Penyusunan dan pengkoordinasian penyelenggaraan wisata sebelum, selama dan sesudah konvensi;

e. Penyediaan jasa kesekretariatan bagi penyelenggaraan konvensi, perjalanan insentif dan pameran;

f. Kegiatan lain guna memenuhi kebutuhan peserta konvensi, perjalanan insentif dan pameran.

Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c merupakan kegiatan pokok yang wajib diselenggarakan oleh badan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran.

5. Usaha Jasa Impresariat

Usaha ini diselenggarakan oleh suatu Badan Usaha Perseroan Terbatas, atau Koperasi.

Badan usaha jasa impresariat bertanggung jawab atas keutuhan pertunjukan dan kepentingan artis, seniman dan atau olahragawan yang melakukan pertunjukan hiburan yang diselenggarakan.

Kegiatan Usaha Jasa Impresariat meliputi :

a. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan oleh artis, seniman dan olah ragawan Indonesia yang melakukan pertunjukan di dalam atau di luar negeri;

b. Pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan oleh artis, seniman dan olahragawan asing yang melakukan pertunjukan di Indonesia;

c. Pengurusan dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi bagi artis, seniman dan olah ragawan yang akan mengadakan pertunjukan hiburan;

d. Penyelenggaraan kegiatan promosi dan publikasi pertunjukan.

Kewajiban yang perlu dipenuhi Badan Usaha Impresariat yaitu :

b. Memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat, pandangan dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, serta mencegah pelanggaran kesusilaan dan ketertiban umum;

c. Mengurus perizinan yang diperlukan bagi penyelenggaraan dan pertunjukan hiburan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Usaha Jasa Konsultan Pariwisata

Usaha ini diselenggarakan oleh suatu Badan Hukum/ Usaha Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Kegiatan Usaha Jasa Konsultan Pariwisata meliputi penyampaian pandangan, saran, penyusunan studi kelayakan, perencanaan, pengawasan, manajemen, dan penelitian di bidang kepariwisataan.

7. Usaha Jasa Informasi Kepariwisataan

Usaha ini diselenggarakan oleh suatu Badan Usaha Perseroan Terbatas atau Koperasi. Di samping itu Usaha Jasa Informasi Kepariwisataan dapat diselenggarakan oleh perorangan atau kelompok sosial di dalam masyarakat.

Kegiatannya meliputi :

a. Penyediaan Informasi mengenai objek dan daya tarik wisata, sasaran pariwisata, jasa pariwisata, transportasi, dan informasi lain yang diperlukan oleh wisatawan;

b. Penyebaran informasi tentang usaha pariwisata atau informasi lain yang diperlukan wisatawan melalui media cetak, media elektronik atau media komunikasi lain; dan

c. Pemberian informasi mengenai layanan pemesanan, akomodasi, restoran, penerbangan, angkutan darat dan angkutan laut.

Penyelenggara Usaha Jasa Informasi Kepariwisataan bertanggung jawab atas kebenaran yang disediakan.