• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINIMIZING BRAIN DRAIN: OPTIMIZING TRIPLE HELIX SCHEME AND THE INDONESIA BRAIN DRAIN COMMUNITY (IBDC)

Dalam dokumen ISQAE 2016 Proceeding (Halaman 97-101)

Enriching Quality and Providing Affordable Education through New Academia | 84

MINIMIZING BRAIN DRAIN: OPTIMIZING TRIPLE HELIX SCHEME AND

Enriching Quality and Providing Affordable Education through New Academia | 85 mereka dapatkan di luar negeri sehingga mereka tidak merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sebagai negara berkembang, Indonesia akan semakin jauh tertinggal apabila tidak segera menyadari sekaligus mempersiapkan strategi untuk mengatasi problematika brain drain. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNDP (United Nations Development Programme) pada Human Development Index Report 2014, Indonesia masih menduduki peringkat 110 dari 188 negara di dunia. Sepanjang tahun 2011 hingga 2014 persentase pendidikan di Indonesia masih berada pada angka 61,4%. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan wajib bekerjasama dan bersatu untuk mengatasi krisis sumber daya manusia dan meningkatkan keilmuan masyarakat Indonesia serta mengembangkan seluruh potensi yang ada agar sumber daya manusia yang berada diluar negeri dapat kembali untuk merubah permasalahan yang ada di Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan ilmiah dengan berjudul “Upaya Minimalisasi Brain Drain:

Optimalisasi Skema Triple Helix dan Pembentukan Indonesia Brain Drain Community (IBDC)”.

Metode Penulisan

Penulisan ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu mengumpulkan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, dengan mengkonversikan beberapa teori dasar (groundtheory). Data yang sudah dikumpulkan dkemukakan maksud dan kandungan maknanya dengan mencari solusi atau pemecahanmasalah atas persoalan yang muncul dalam penelitian yang sedang dilakukan (Abdullah, Saebani, 2014).

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dengan pengumpulan dan analisis faktor-faktor yang memengaruhi timbulnya pola fenomena brain drain di Indonesia, serta berusaha mencari solusi yang tepat dalam menangani fenomena tersebut. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penulisan ini adalah :

a. Studi Pustaka, yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penilaian.

b. Dokumentasi, studi dokumentasi dilakukan dengan jalan membaca laporan - laporan penulisan sebelumnya, serta artikel yang diakses dari internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan permasalahan. Pada metode ini penulis hanya memindahkan data yang relevan dari suatu sumber atau dokumen yang diperlukan.

c. Diskusi, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pembicaraan dan pertukaran pikiran dengan orang-orang yang berkompeten dengan objek yang sedang diteliti guna memecahkan masalah tertentu.

Hasil Penelitian Reversed Brain Drain

Brain Drain hampir sama dengan peristiwa aglomerasi, yaitu peristiwa atau keadaan dimana penduduk di suatu negara terpusat di daerah perkotaan, terutama penduduk-penduduk yang berkualitas. Tujuan mereka pindah ke kota karena adanya prospek ekonomi yang menjanjikan. Sama seperti brain drain ini, dimana orang-orang yang berkualitas atau yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung pindah ke negara lain untuk memajukan perekonomian negara tersebut. Sehingga banyak orang-orang terpusat di negara maju.

Jika kita mendengar istilah Brain Drain, yang terfikirkan oleh kita adalah sebuah peristiwa yang hanya mendatangkan dampak negatif khususnya negara-negara berkembang.

Namun, tidak sepenuhnya demikian. Ada beberapa efek positif yang dapat diambil dari peristiwa brain drain walaupun tidak sebesar efek negatif dari brain drain. Beberapa faktor negatif yang timbul adanya brain drain adalah menurunnya kualitas ketenagakerjaan di Indonesia, dimana hal ini akan memperlambat kinerja dalam industri di Indonesia. Jika untuk memajukan kegiatan industri di Indonesia memiliki sedikit tenaga ahli, maka akan berdampak pada kemajuan dan perkembangan sebuah negara. Akhirnya, ketimpangan di

Enriching Quality and Providing Affordable Education through New Academia | 86 Indonesia akan semakin tinggi dan

kesejahteraan dalam masyarakat juga semakin menurun. Selain dampak negatif yang timbul akibat brain drain, ada juga dampak positif yang timbul, yaitu dapat pula meningkatkan perekonomian negara dengan cara alternatif sumber investasi, penurunan tingkat unemployment, optimalisasi kapasitas produksi negara, peningkatan kualitas SDM, uptodate perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan international networking. Selain itu, beberapa negara berkembang kini telah mampu memanfaatkan kondisi brain drain menjadi

reversed brain drain untuk kemajuan negaranya, misalnya Cina dan India yang mempunyai konsentrasi brain drain sangat tinggi. Untuk itu, diharapkan Indonesia juga dapat mengubah kondisi brain drain menjadi reversed brain melalui pemaksimalan upaya yang tersedia.

Minimalisasi Brain Drain dengan Skema Triple Helix

Skema Triple Helix adalah salah satu bentuk inovasi dalam pengembangan potensi baik ekonomi, sosial, maupun pendidikan yang merupakan kolaborasi antara akademisi (universitas), bisnis (perusahaan) dan goverment (ABG). Skema Triple Helix diperkenalkan oleh Etzkowitz dan Leydersdorff (Fizanty dan Hiskia, 2007). Model ini menekankan peran dan hubungan yang dekat antara tiga subjek utama, yakni akademisi, bisnis dan goverment atau dikenal dengan segitiga ABG. Akademisi berperan sebagai pemimpin inovasi yang mengeluarkan gagasan/ide, sementara pebisnis sebagai perusahaan yang menekankan National Innovation System (NIS) dan goverment sebagai pihak yang mendamaikan dan mengintegrasikan kedua pihak tersebut. Aturan kembali hubungan ABG dalam Triple Helix merupakan hasil komunikasi dan ekspektasi pada tingkat jejaring (Etzkowitz dan Leydersdorff, 2000).

Gambar 1. Segitiga Triple Helix

Dalam penulisan ini, komponen Triple Helix adalah Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) sebagai government, Asosiasi Pengusaha Indonsesia (APINDO) dan perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia sebagai bisnis, dan pelaku brain drain sebagai akademisi yang dituju. Tujuan integrasi dari ketiga subjek utama tersebut adalah untuk mempermudah strategi reserve brain drain. Pola interaksi dalam konsep Triple Helix merupakan proses interaksi yang dinamis, karena proses interaksinya berawal dari sebuah penyelesaian masalah dan menemukan strategi untuk menyelesaikannya (Fizanty dan Hizkia, 2007). Triple helix merupakan suatu bidang yang dapat menggerakkan masyarakat untuk meningkatkan kreativitas, ide, dan keterampilan (Etzkowitz, 2008). Salah satu permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya perhatian terhadap fenomena brain drain yang jika tidak segera diatasi dengan strategi yang optimal akan memberikan dampak buruk bagi

A

B G

Enriching Quality and Providing Affordable Education through New Academia | 87 kemajuan bangsa. KonsepReserve Braindrain yang menggandeng Triple Helix dengan komponen yang sudah penulis tentukan, bisa menjadi salah satu solusi penyelesaian brain drain. Dengan kolaborasi dan komunitas beberapa lembaga di atas, diharapkan mempermudah dan meminimalisir permasalahan yang telah disebutkan. Peran akademisi dalam konsep ini adalah sebagai penggagas ide dan pengembangan inovasi. Konsep Triple Helix sudah sering digunakan oleh pemerintah dalam melakukan pembangunan dan pengembangan negara, baik dari sektor teknologi, ekonomi maupun konstruksi.

Penerapan Indonesia Brain Drain Community (IBDC) melalui Program NusantaraTown yang Berkelanjutan dengan Pengembangan SkemaTriple Helix

Data yang dilansir dari www.diasporaindonesia.org bahwa dengan jumlah sekitar 8 juta orang dengan persentase diaspora 3 % dari total penduduk Indonesia yang tersebar di 7 benua diantaranya Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Afrika, Eropa, Asia, dan Australia. Mereka menetap diluar negeri dengan berbagai latar belakang dan tujuan untuk belajar, bekerja, dan lainnya. Inilah faktor yang memicu terjadinya brain drain, atas dasar itu penulis membuat pengembangan skema triple helix yang pada point bahasan sebelumnya sudah disebutkan komponen dari triple helix. Konsep pada gambar 4.3 bertujuan untuk memberikan solusi alternatif jangka menengah dan jangka panjang, agar brain gain benar-benar terwujud secara konprehensif mulai dari pembentukan, pembangunan, serta implementasi yang berkelanjutan. B.J Habibie dalam orasi budaya awal 2011 di UMY, membahas mengenai permasalahan brain drain mengatakan bahwaperan pemerintah sebagai fasilitator yang aktif antara tiga segitiga stakeholder, yaitu ABG. Peran sebagai fasilitator tersebut dapat dilakukan dengan memberikan stimulus fiskal bagi penelitian-penelitian yang melibatkan ketiga komponen segitiga, memudahkan pola rekruitment tenaga ahli luar negeri untuk mengajar dan meneliti di Indonesia, serta membentuk klaster penelitian bidang-bidang unggulan secara bersama-sama antara PT yang sudah maju sebagai mentor dengan PT yang sedang menuju maju.

Dengan cara demikian, maka sinergi ABG akan dapat terimplementasikan dengan baik, sehingga PT di Indonesia secara nasional akan mampu naik kelas, dari teaching university menjadi research university, dan dari research university menjadi entrepreneur university sesuai dengan keunggulan lokalnya masing-masing. Namun demikian, disisi ain diperlukan adanya gagasan dan inovasi baru untuk solusi brain drain ini. Mengingat manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan identitas diri dan apresiasi secara moril dalam kasus ini, mendukung peran Indonesian Brain Drain sebagai bangsa nasionalis.

Menurut Abraham Maslow (ahli psikologi), kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan :

1. Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan dasar, primer, dan vital. Menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal dsb.

2. Kebutuhan rasa aman & perlindungan; Menyangkut perasaaan, bebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya & ancaman penyakit, perang, kelaparan, kemiskinan dsb.

3. Kebutuhan sosial; kebutuhan untuk dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelmpok, rasa setia kawan, kerjasama, dsb.

4. Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan untuk dihargai kemampuannya, kedudukan, jabatan, status, pangkat dsb.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri; kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri, prestasi dsb.

Jika dikaitkan dengan fenomena brain drain, secara tersiratpada point 4 dan 5 yang disampaikan Maslow dapat dikatakan sebagai salah satu faktor klausal terjadinya brain drain.

Pengembangan skema triple helix ini menjadi sasaran utama penulis dalam menginisiasi faktor klausal terhadap brain drain.

Maka terbentuklah ide dan gagasan tepat yakni program “Nusantara Town” yang bertujuan untuk mengembalikan pelaku brain drain bukan hanya sebagai tenaga ahli yang akan memajukan Indonesia, namun juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan sosialnya

Enriching Quality and Providing Affordable Education through New Academia | 88 sebagai identitas individu yang berwarga negara. Sebagaimana China yang berhasil dengan komunitasnya dan India dengan little India yang menjadi ciri khas bagi warga negaranya, sehingga mampu menimbulkan kebanggaan tersendiri bagi penduduk asalnya.

Jangka panjang

Jangka Menengah

Gambar 4.2 Grand Design IBDC

Skema pada gambar 4.3 menunjukan proses dibentuknya Indonesia Brain Drain Community (IBDC) bersinergi dengan pebisnis, dalam hal ini adalah Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan perusahaan swasta lain, serta 3 lembaga terkait, yang nantinya dapat secara kuat memberikan dukungan pada penggerak IBDC dalam mewujudkan program perdananya yaitu Nusantara Town. Nusantara Town merupakan strategi pemicu pelaku brain drain yang selanjutnya akan berdampak positif bagi Indonesia, serta memberikan banyak keuntungan sebagai akibat dari penerapan jangka menengah Nusantara Town. Nusantara

Dalam dokumen ISQAE 2016 Proceeding (Halaman 97-101)

Garis besar

Dokumen terkait