• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 102-107)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

RS Jampang Kulon

1. Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia

Potensi sumber daya manusia merupakan salah satu aset mendasar dalam pencapaian pembangunan nasional melalui peningkatan dan pemberdayaan kualitas subyek pembangunan daerah. Kualitas sumber daya manusia akan menjadi penentu utama dalam pergerakan capaian pembangunan karena setiap program kegiatan baik yang direncanakan, dilaksanakan, hingga evaluasinya merupakan domain sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas mutlak menjadi modal dasar optimalnya pelaksanaan pembangunan daerah.

Salah satu permasalahan pokok dan mendasar dalam pelaksanaan pembangunan daerah di Kabupaten Sukabumi selama ini adalah minimnya sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sebagai pelaksana pembangunan daerah.

Hal ini dikarenakan Kabupaten Sukabumi belum meningkatkan pemerataan capaian pembangunan di setiap wilayahnya sehingga masih terdapat kesenjangan antar daerah yang berakibat cukup signifikan pada kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, permasalahan ini akan selalu diangkat dalam setiap perumusan perencanaan pembangunan Kabupaten Sukabumi sebagai bagian tak terpisahkan dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia seutuhnya dan seluruhnya. Terkait dengan “Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia”, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi pemicu, antara lain :

Belum optimalnya

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

a. Masih rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat

Keberhasilan pembangunan daerah tidak terlepas dari pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan, manusia wajib memiliki persyaratan untuk memenuhi standar minimal kualitas sumber daya agar pencapaian pembangunan daerah lebih efektif dan efisien. Dalam rangka pemenuhan persyaratan tersebut, diperlukan sebuah usaha pembangunan manusia oleh pemerintah daerah. Salah satu indikator dalam melihat keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan melihat kualitas pendidikan di wilayah tersebut.

Harapan Lama Sekolah (HLS) di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2017 mencapai 12,19 tahun. Nilai tersebut masih berada di bawah rata-rata HLS Jawa Barat yaitu sebesar 12,42 tahun. Meskipun demikian, kondisi ini cukup membanggakan bagi segenap stakeholders di bidang pendidikan karena jika melihat perkembangannya trend HLS Kabupaten Sukabumi dari tahun 2010-2017 terus mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan untuk masyarakat sudah cukup optimal. Sebagai pondasi utama dalam pendidikan, program dan kegiatan terkait wajib belajar 9 tahun harus selalu digencarkan untuk mengimplementasikan potensi minimal sumber daya manusia dalam mengenyam dunia pendidikan. Trend perkembangan HLS Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat dari tahun 2010-2017 secara jelas dapat dilihat pada Gambar 38.

Sumber: BPS Jawa Barat, 2018

Gambar 38. Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat Tahun 2010-2017

Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Sukabumi mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan dimana pada tahun 2017 mencapai 6,79 tahun (Gambar 39).

Angka ini mengindikasikan bahwa penduduk di Kabupaten Sukabumi rata-rata

10,69

10,91

11,24

11,81

12,08 12,15 12,30 12,42

10,08 10,10

10,73

11,80

12,12 12,13 12,18 12,19

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

JAWA BARAT Sukabumi

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

hanya bersekolah hingga jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 1 semester kedua.

Gambar 39. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten sukabumi dan Provinsi Jawa Barat 2010-2017

Berdasarkan data tahun 2016, Angka Partisipasi Sekolah (APS) Kabupaten Sukabumi dinilai baik terutama pada usia jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) yang mencapai 100,00 dan jenjang pendidikan sekolah menengah pertama yang mencapai 96,31. APS pada jenjang pendidikan SD yang bernilai 100,00 berartibahwa anak-anak pada usia tersebut sudah seluruhnya bersekolah.

Sedangkan APS untuk jenjang SMP mengalami peningkatan dari tahun 2014 yang hanya 92,00. Ini berarti bahwa program pemerintah wajib belajar 9 tahun sudah berjalan baik.

Tabel 34. Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Sukabumi, 2013-2016

Usia Sekolah 2013 2014 2016

(1) (2) (3) (4)

7-12 99,16 99,64 100,00

13-15 88,12 92,00 96,31

16-18 56,42 61,32 -

Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi, 2017

b. Rendahnya derajat kesehatan masyarakat

Salah satu permasalahan mendasar bagi masyarakat Kabupaten Sukabumi adalah rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Hal ini tentu saja menjadi penting mengingat kesehatan merupakan modal dasar bagi manusia untuk melakukan aktivitas kesehariannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergerakan perekonomian maupun pembangunan daerah sangat tergantung pada derajat kesehatan suatu masyarakat.

Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sukabumi mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan semakin tingginya kualitas dan optimalisasi pelayanan kesehatan hingga ke seluruh wilayah kabupaten. Angka

7,40 7,46 7,52 7,58 7,71 7,86 7,95 8,14

5,82 6,07 6,32 6,32 6,36 6,51 6,74 6,79

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

JAWA BARAT Sukabumi

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Harapan Hidup penduduk Kabupaten Sukabumi pada tahun 2015 mencapai 70,03 tahun yang mengindikasikan bahwa bayi yang baru lahir pada tahun 2015 akan memiliki harapan hidup hingga umur 70-71 tahun.

c. Rendahnya daya saing tenaga kerja

Daya saing tenaga kerja menjadikan setiap tenaga kerja memiliki peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Daya saing memiliki keterkaitan yang erat dengan kualitas sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pemberdayaan masyarakat berbanding positif dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja.

Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memperhatikan kualitas masyarakat dalam bekerja untuk lebih meningkatkan mutu dan skill tenaga kerja agar lapangan usaha yang ada lebih memiliki nilai lebih.

Kepala keluarga merupakan tulang punggung keluarga dalam menjalankan aktivitas kesehariannya utamanya dalam memenuhi kebutuhan hidup di rumah tangga tersebut. Oleh karena itu, pendidikan kepala keluarga menjadi penting adanya mengingat hal tersebut akan menentukan kualitas pekerjaan dan daya saingnya sebagai tenaga kerja untuk memperluas kesempatan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Gambar 40. Persentase Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sukabumi, 2014 (Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2015) Di Kabupaten Sukabumi, sebagian kepala keluarga hanya memiliki jenjang pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang total keduanya mencapai 80,41 persen. Minimnya pendidikan kepala keluarga di Kabupaten Sukabumi ini perlu mendapat perhatian penuh dari pemerintah untuk meningkatkan keterampilan mereka demi peningkatan kualitas diri dan keluarganya.

Daya saing tenaga kerja juga dapat dilihat dari karakteristik pencari kerja dimana pada tahun 2014 sebanyak 39,42 persen pencari kerja memiliki

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sebanyak 27,07 persen hanya memiliki ijazah hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kondisi ini lebih memprihatinkan lagi karena sebanyak 19,90 persen pencari kerja hanya penduduk yang lulus Sekolah Dasar (SD).

Kondisi ini lebih memprihatinkan lagi karena pada tahun 2016, jumlah pencari kerja di Kabupaten Sukabumi sebanyak 20.076 pencari kerja yang paling banyak merupakan lulusan SMA yaitu 14.772 pencari kerja. Perlu ditingkatkan kembali tersedianya lapangan pekerjaan dan event-event bursa kerja untuk memudahkan para pencari pekerjaan dalam mendapatkan pekerjaan.

Gambar 41. Persentase Pencari Kerja

Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sukabumi, 2016

(Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2017)

Permasalahan-permasalahan yang muncul terkait “Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia” telah ditelaah dan disimpulkan terdapat beberapa akar permasalahan sebagai berikut:

Tabel 35. Rumusan Permasalahan “Masih minimnya kualitas dan daya saing sumber daya manusia”

No Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3)

1 Masih rendahnya kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat

Dukungan terhadap wajib belajar 12 tahun belum digaungkan secara maksimal oleh pemerintah daerah hingga pelosok Kabupaten Sukabumi

Masih minimnya pemerataan tenaga pendidik yang berkualitas

718 2.495

14.772 1.163

699 229

SD SLTP SMTA Sarjana Muda Sarjana S2

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

No Masalah Akar Masalah

(1) (2) (3)

Belum adanya integrasi pengembangan pengajaran berbasis IT (Information and Technology)

Kurang meratanya sarana dan prasarana pendidikan di setiap wilayah

Belum optimalnya peningkatan potensi kepemudaan sebagai generasi masa depan 2 Rendahnya derajat kesehatan

masyarakat

Masih minimnya kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan

Kualitas pelayanan Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya belum merujuk kepada SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan

Menerapkan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan ( sesuai UU 25 th 2009)

Belum maksimalnya pemerataan unit pelayanan kesehatan

Kualitas pelayanan Rumah Sakit, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya belum merujuk kepada SPM (Standar Pelayanan Minimal)

Belum seimbangnya pemberian gizi seimbang bagi masyarakat

Masih tingginya praktik-praktik pengobatan tradisional tanpa ijin dinas terkait

Belum optimalnya pelayanan kesehatan rumah tangga melalui Jamkesda dan BPJS

3 Rendahnya daya saing tenaga kerja Rendahnya tingkat kompetensi pencari kerja untuk masuk dunia usaha dan kerja

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam

meningkatkan keterampilan sebagai pendukung pekerjaan

2. Belum terealisasinya kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat secara merata,

Dalam dokumen Scanned by CamScanner (Halaman 102-107)