• Tidak ada hasil yang ditemukan

Scanned by CamScanner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Scanned by CamScanner"

Copied!
291
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2018

(RKPD) KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2019

Membangun Sumber Daya Manusia Yang Berdaya Saing

(9)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas

rahmatNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Dokumen

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun

2019. Dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 merupakan dokumen perencanaan tahunan penjabaran dari dokumen Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021. Secara teknis, dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 akan menjadi pedoman Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam menyusun dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) Tahun 2019, serta menjadi panduan Pemerintah Daerah dalam menyusun dokumen KUA PPAS dan APBD Tahun 2019.

Dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 disusun sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD.

Penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 dilakukan melalui 4 (empat) pendekatan, yaitu (1) Pendekatan Teknokratis, (2) Pendekatan partisipatif dan Bottom-up, (3) Pendekatan Top-Down, (4) dan Pendekatan Politis, sehingga diperoleh hasil yang akuntabel dan bermanfaat bagi masyarakat. Di samping itu, penyusunan RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 juga diselaraskan dengan prioritas pembangunan nasional dan prioritas pembangunan provinsi agar terjadi sinergi antara perencanaan pembangunan di tingkat Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat hingga Nasional. Oleh karena itu, dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 disusun dengan kerjasama semua pihak baik dari unsur pemerintah daerah, masyarakat maupun akademisi yang ikut terlibat dalam forum-forum pembahasan perencanaan pembangunan.

Pada akhirnya kami ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian dokumen ini. Kami sangat berharap semua rencana yang telah kita tetapkan di Tahun 2019 dapat terwujud demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sukabumi.

BUPATI SUKABUMI TTD

H. MARWAN HAMAMI

(10)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix BAB I PENDAHULUAN ... I – 1

1.1. LATAR BELAKANG ... I – 1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN ... I – 3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN ... I – 5 1.4. MAKSUD DAN TUJUAN ... I – 7 1.5. SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2019 ... I – 7 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH ... II – 1

2.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKABUMI ... II – 1 2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis ... II – 1

2.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten

Sukabumi ... II – 1 a. Letak dan Kondisi Geografis ... II – 1 b. Topografi ... II – 4 c. Geologi ... II – 4 d. Hidrologi ... II – 4 e. Klimatologi ... II – 4 f. Penggunaan Lahan ... II – 5 2.1.1.2 Arahan Pengembangan Wilayah ... II – 5 a. Kawasan Lindung ... II – 5 b. Kawasan Budidaya ... II – 6 2.1.1.3 Demografis ... II – 17 2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... II – 18 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... II – 18 a. Nilai Produk Domestik Regiobal Bruto ... II – 19 b. Laju Pertumbuhan Ekonomi ... II – 20 c. Struktur Ekonomi Wilayah ... II – 22 d. PDRB Per Kapita ... II – 23 e. Kemiskinan ... II – 24 2.2.2 Fokus kesejahteraan masyarakat ... II – 27 2.2.3 Fokus seni budaya dan olahraga ... II – 33 2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM ... II – 34

(11)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

2.3.1 Fokus layanan urusan wajib ... II – 34 a. Pendidikan ... II – 34 b. Kesehatan ... II – 36 c. Pekerjaan Umum ... II – 37 d. Perumahan ... II – 38 e. Perhubungan ... II – 41 f. Lingkungan Hidup ... II – 42 g. Pemberdayaan Perempuan ... II – 43 h. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... II – 44 i. Sosial ... II – 46 j. Keagamaan ... II – 46 k. Ketenagakerjaan ... II – 46 l. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah ... II – 48 m. Penanaman Modal ... II – 48 n. Pelayanan Pemerintahan ... II – 49 o. Perpustakaan ... II – 50 p. Statistik ... II – 50 2.3.2 Fokus layanan Urusan Pilihan ... II – 50 a. Pertanian ... II – 51 b. Peternakan ... II – 52 c. Kehutanan ... II – 53 d. Pariwisata ... II – 54 e. Kelautan dan Perikanan ... II – 55 f. Perindustrian ... II – 57 g. Ketransmigrasian ... II – 57 2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH ... II – 58

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II – 58 a. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita ... II – 58 b. Upah Minimum Regional ... II – 58 c. Nilai Tukai Petani ... II – 59 2.4.2 Fokus fasilitas wilayah/insfrastruktur ... II – 59 a. Perhubungan ... II – 59 b. Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya ... II – 60 c. Restauran dan Perhotelan ... II – 60 d. Listrik dan Air Minum ... II – 61 2.4.3 Fokus iklim berinvestasi ... II – 62 a. Angka kriminalitas ... II – 62 b. Demontrasi ... II – 63 2.4.4 Fokus sumberdaya manusia ... II – 64 a. Daya Saing Masyarakat (Pendidikan) ... II – 64 b. Rasio Ketergantungan ... II – 65 c. Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2017 ... II – 66 2.5 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAERAH ... II – 72 BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH ... III – 1 3.1 ARAH KEBIAKAN EKONOMI DAERAH ... III – 1

(12)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2018 dan Perkiraan

Tahun 2019 ... III – 1 3.1.1.1 Kondisi Ekonomi Global ... III – 1 3.1.1.2 Kondisi Ekonomi Nasional ... III – 2 3.1.1.3 Kondisi Ekonomi Jawa Barat ... III – 2 3.1.1.4 Kondisi Ekonomi Kabupaten Sukabumi ... III – 5 A. Pendapatan Regional ... III – 5 B. Analisa Sektor Basis pada Perekonomian di

Kabupaten Sukabumi ... III – 11 C. Kondisi Inflasi Kabupaten Sukabumi ... III – 13 D. Pengeluaran Penduduk dan Konsumsi Makan .... III – 15 E. Ketenagakerjaan ... III – 16 3.1.2 Asumsi Dasar Kebijakan Keuangan Daerah ... III – 22

3.1.2.1 Asumsi Dasar dalam APBN ... III – 22 3.1.2.2 Asumsi Lain-Lain ... III – 23 3.1.3 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun

2018 dan Tahun 2019 ... III – 24 3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ... III – 26 3.2.1 Pendapatan Daerah ... III – 26

3.2.1.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Tahun 2019 ... III – 26 3.2.1.2 Target Pendapatan Daerah Dan Upaya-upaya

Pencapaian Target ... III – 31 3.2.2 Belanja Daerah ... III – 34

3.2.2.1 Kebijakan dan Target Perencanaan Belanja Tidak

Langsung ... III – 34 3.2.3 Kebijakan Dan Target Perencanaan Belanja Langsung ... III – 40 3.2.4 Surplus / Defisit APBD ... III – 43 3.2.5 Pembiayaan Daerah ... III – 43 3.2.5.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan ... III – 44 3.2.5.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan ... III – 45 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ... IV – 1

4.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN ... IV – 6 4.2 PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2019 ... IV – 16 4.2.1 Prioritas Pembangunan Kewilayahan ... IV – 18 4.2.2 Prioritas Sasaran Sustainable Development Goals ... IV – 19 4.2.3 Sinkronisasi Program Prioritas dengan Prioritas Nasional

dan Provinsi Jawa Barat ... IV – 23 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS ... V – 1 5.1 RINGKASAN ANGGARAN PERANGKAT DAERAH ... V – 3 5.2 PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH TAHUN

2019 ... V – 7 BAB VI KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH ... VI – 1 BAB VII PENUTUP ... ……... VI – 1

(13)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Tabel 1 Data Wilayah Administratif Kabupaten Sukabumi Tahun 2017.... II – 2 Tabel 2 Data Klimatologi Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 ... II – 5 Tabel 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-

2016 ... II – 21 Tabel 4 Struktur Ekonomi Menurut Kategori Lapangan Usaha Kabupaten

Sukabumi Tahun 2014 ... II – 22 Tabel 5 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Sukabumi 2013-2016 ... II – 35 Tabel 6 Jumlah sarana pendidikan Tahun 2016 ... II – 35 Tabel 7 Fasilitas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2014-2016 ... II – 36 Tabel 8 Tenaga Kesehatan yang Tersebar di Kecamatan (Selain RS)

Kabupaten Sukabumi Tahun 2014-2016 ... II – 36 Tabel 9 Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Sukabumi Tahun

2016 ... II – 37 Tabel 10 Jaringan Jalan Menurut Status, Jenis Permukaan, dan Kondisinya

Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 ... II – 38 Tabel 11 Timbulan Sampah (m3) Menurut Wilayah Kabupaten Sukabumi

Tahun 2016 ... II – 43 Tabel 12 Rasio Akseptor Keluarga Berencana (KB) Kabupaten Sukabumi

Tahun 2012-2016 ... II – 44 Tabel 13 Status Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Sukabumi, Tahun

2012-2014 ... II – 45 Tabel 14 Jumlah Panti dan Penghuninya Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 II – 46 Tabel 15 Jumlah Unit Koperasi, Anggota, dan Simpanan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2012-2016 ... II – 48 Tabel 16 Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN Kabupaten Sukabumi Tahun

2016 ... II – 48

(14)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Tabel 17 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Menurut Pendidikan

Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 ... II – 49 Tabel 18 Produktivitas Pertanian Komoditas Padi Kabupaten Sukabumi

Tahun 2013-2016 ... II – 51 Tabel 19 Produktivitas Tanaman Palawija Kabupaten Sukabumi Tahun

2016 ... II – 51 Tabel 20 Jumlah dan Produksi Ternak Besar dan ternak Kecil Kabupaten

Sukabumi Tahun 2016 ... II – 53 Tabel 21 Jumlah, Produksi Daging dan Telur Unggas Kabupaten Sukabumi

Tahun 2016 ... II – 53 Tabel 22 Jumlah Obyek WIsata Menurut Jenisnya Kabupaten Sukabumi

Tahun 2013-2016 ... II - 55 Tabel 23 Produksi dan Nilai Produksi Komoditas Perikanan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2010-2014 ... II – 56 Tabel 24 Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Kabupaten Sukabumi

Tahun 2014 ... II – 57 Tabel 25 Jumlah Transmigran yang Ditempatkan di UPT Lokal

Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 ... II – 57 Tabel 26 Jumlah Bank dan Unit Bank Kabupaten Sukabumi Tahun 2014-

2016 ... II – 60 Tabel 27 Jumlah Hotel dan Rumah Makan Kabupaten Sukabumi Tahun

2013-2016 ... II – 60 Tabel 28 Jumlah dan Distribusi Pelanggan Listrik Kabupaten Sukabumi

Tahun 2016 ... II – 61 Tabel 29 Distribusi Air Bersih dan Jumlah Konsumen Air Bersih Kabupaten

Sukabumi Tahun 2014-2016 ... II – 62 Tabel 30 Jumlah Tindakan Kriminalitas Menurut Jenisnya Kabupaten

Sukabumi Tahun 2010-2014 ... II – 62 Tabel 31 Rasio Ketergantungan Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 ... II – 66 Tabel 32 Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Tahun 2017 ... II – 67 Tabel 33 Perbandingan Pagu Indikatif RPJMD dan Pagu Anggaran RKPD

Tahun 2017 ... II – 72 Tabel 34 Angka Partisipasi Sekolah Kabupaten Sukabumi, 2013-2016 ... II – 76

(15)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Tabel 35 Rumusan Permasalahan “Masih minimnya kualitas dan daya

saing sumber daya manusia” ... II – 78 Tabel 36 Rumusan Permasalahan “Belum terealisasinya kesejahteraan

Sosial ekonomi masyarakat secara merata, konsisten, dan

berkelanjutan”... II – 82 Tabel 37 Rumusan Permasalahan “Kurangnya pemberdayaan potensi

ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi” ... II – 86 Tabel 38 Rumusan Permasalahan “Belum optimalnya pengembangan

kualitas infrastruktur penunjang kehidupan masyarakat” ... II – 88 Tabel 39 Rumusan Permasalahan “Belum Optimalnya Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi dalam Mewujudkan Good Governance” ... II – 90 Tabel 40 PDRB Kabupaten Sukabumi Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013–2016 (Juta Rupiah) ... III – 6 Tabel 41 PDRB Kabupaten Sukabumi Atas Dasar Harga Konstan Tahun

2010 ... III – 6 Tabel 42 Nilai LQ Sektor Perekonomian di Kabupaten Sukabumi Berdasarkan

Lapangan Usaha ... III – 12 Tabel 43 Perbandingan Indeks dan Tingkat Inflasi Agustus 2017 Kota-kota

di Provinsi Jawa Barat (2012) ... III – 13 Tabel 44 Indeks Harga Konsumen dan Tingkat Inflasi di Kota Sukabumi

Tahun 2013-2016 sebagai basis perhitungan inflasi Kabupaten

Sukabumi ... III – 14 Tabel 45 Pertumbuhan Implisit (Indeks Harga) Pengeluaran Konsumsi

Akhir Rumahtangga Kabupaten Sukabumi 2011-2016 ... III – 14 Tabel 46 Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut Golongan

Pengeluaran dan Kelompok Barang di Kabupaten Sukabumi (Rupiah) 2016 ... III – 15 Tabel 47 Pengeluaran Rata-rata Perkapita sebulan menurut kelompok

makanan di Kabupaten Sukabumi (Rupiah), 2016 ... III – 15 Tabel 48 Pengeluaran Rata-rata Perkapita Sebulan Menurut Kelompok

Bukan Makanan di Kabupaten Sukabumi (rupiah) Tahun 2016 ... III – 16 Tabel 49 Target Indikator Makro Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-

2021 (Berdasarkan RPJMD Kabupaten Sukabumi 2016-2021) ... III – 25 Tabel 50 Rincian Pendapatan Asli Daerah Tahun 2018 dan Tahun 2019 .... III – 32

(16)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Tabel 51 Rincian Pendapatan Dana Perimbangan Tahun 2018 dan Tahun

2019 ... III – 33 Tabel 52 Rincian Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2018 dan Tahun

2019 ... III – 34 Tabel 53 Rincian Belanja Pegawai Per Perangkat Daerah Tahun 2019 ... III – 36 Tabel 54 Rincian Belanja Tidak Terduga ... III – 40 Tabel 55 Ringkasan Rencana Pagu Indikatif Belanja Langsung Perangkat

Daerah Tahun 2019 ... III – 41 Tabel 56 Rincian Plafon Anggaran Pembiayaan Tahun Anggaran 2019... III – 44 Tabel 57 Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 .... IV – 18 Tabel 58 Keterkaitan Sasaran SDGs dengan Program Pembangunan Tahun

2019 ... IV – 20 Tabel 59 Pagu Indikatif dalam Upaya Pencapaian Sasaran SDGs Tahun

2019 ... IV – 22 Tabel 60 Sinkronisasi Program Prioritas Kabupaten Sukabumi dengan

Prioritas Nasional Tahun 2019 ... IV – 23 Tabel 61 Besaran pagu indikatif untuk mencapai sasaran prioritas

nasional ... IV – 26 Tabel 62 Sinkronisasi Program Prioritas Kabupaten Sukabumi dengan

Prioritas Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 ... IV – 27 Tabel 63 Besaran pagu indikatif untuk mencapai sasaran prioritas Provinsi

Jawa Barat ... IV – 29 Tabel 64 Target Indikator Sasaran Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 ... IV – 31 Tabel 65 Ringkasan Pagu Indikatif Perangkat Daerah Tahun 2019 ... V – 4 Tabel 66 Ringkasan Pagu Indikatif Program Pembangunan Tahun 2019... V – 5 Tabel 67 Capaian Indikator Kinerja Utama Kabupaten Sukabumi Tahun

2019 ... VI – 1 Tabel 68 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun

2017 ... VI – 19 Tabel 69 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan Target Jangka

Menengah Daerah ... VI – 23

(17)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Gambar 1 Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan dan

Penganggaran ... I – 6 Gambar 2 Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Tata

Ruang Wilayah ... I – 7 Gambar 3 Rencana Pola Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2031 ... II – 6 Gambar 4 Peta Rencana Wilayah Usaha Pertambangan (WUP)

Kabupaten Sukabumi ... II – 11 Gambar 5 Nilai Produk Domestik Regional Bruto adh Berlaku (Milyar

Rupiah) Kabupaten Sukabumi, 2013-2016 ... II – 20 Gambar 6 Trend Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sukabumi

Tahun 2012-2016 ... II – 21 Gambar 7 Perbandingan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Sukabumi dengan Rata-Rata Jawa Barat, Tahun

2010-2015 (Juta Rupiah) ... II – 23 Gambar 8 PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Se Jawa Barat Tahun 2015

(Juta Rupiah) ... II – 24 Gambar 9 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Kab. Sukabumi dengan

Jawa Barat Tahun 2002-2017 ... II – 25 Gambar 10 Sebaran Tingkat Kemiskinan Kab/Kota Se-Jawa Barat Tahun

2017 ... II – 25 Gambar 11 Trend Perbandingan Gini Ratio Kab.Sukabumi dengan Jawa

Barat Tahun 2008 - 2016 ... II – 26 Gambar 12 Grafik Gini Ratio Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat Tahun 2016 . II – 26 Gambar 13 Grafik Perbandingan IPM Kabupaten Sukabumi dengan IPM

Jawa Barat Tahun 2010-2017... II – 28

(18)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Gambar 14 Grafik Perbandingan IPM Kabupaten Sukabumi dengan IPM

Kabupaten/Kota Se Jawa Barat Tahun 2017 ... II – 28 Gambar 15 Trend Perkembangan Usia Harapan Hidup Kabupaten

Sukabumi dan Jawa Barat, Tahun 2010 – 2017 (tahun)... II – 29 Gambar 16 Usia Harapan Hidup Kabupaten/Kota Se Jawa Barat Tahun

2017 (tahun) ... II – 30 Gambar 17 Trend Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten

Sukabumi dan Jawa Barat, Tahun 2010 – 2017 (tahun)... II – 31 Gambar 18 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Sukabumi dan Jawa

Barat, Tahun 2010 – 2017 (tahun) ... II – 31 Gambar 19 Trend Perkembangan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan

(PPP) Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat, Tahun 2010 –

2017 (Rp) ... II – 32 Gambar 20 Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan (PPP) Kabupaten/Kota

Se Jawa Barat Tahun 2017 (Rp) ... II – 33 Gambar 21 Jumlah Bis dan Non Bis Kabupaten Sukabumi, 2013-2016 ... II – 42 Gambar 22 Jumlah Kecelakaan di Kabupaten Sukabumi, 2013-2016 ... II – 42 Gambar 23 Peserta KB Menurut Jenis Alat KB Kabupaten Sukabumi,

2016 ... II – 45 Gambar 24 Persentase Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten

Sukabumi, 2016 ... II – 47 Gambar 25 Persentase Jumlah Pengangguran Terbuka Kabupaten

Sukabumi, 2016 ... II – 47 Gambar 26 Persentase Pengunjung Perpustakaan Kabupaten Sukabumi,

2016 ... II – 50 Gambar 27 Produksi Sayuran Unggulan (Kw) Kabupaten Sukabumi, 2016 II – 52 Gambar 28 Luas Hutan Rakyat (Ha) Kabupaten Sukabumi, 2014 ... II – 54 Gambar 29 Persentase Luas Lahan Kritis Menurut Statusnya (%)

Kabupaten ... II – 54 Gambar 30 Jumlah Wisatawan Kabupaten Sukabumi, 2013-2016

(Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2017 ... II – 55 Gambar 31 Jumlah Produksi Perikanan (Kg) Kabupaten Sukabumi, 2013-

2016 (Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2017) ... II – 56

(19)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Gambar 32 Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi, 2013-

2016 (Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2017) .... II – 58 Gambar 33 Jumlah Penjualan KWh Listrik Kabupaten Sukabumi, 2012 –

2016 ... II – 61 Gambar 34 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Sukabumi, 2010-2013

(Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2015) ... II – 63 Gambar 35 Persentase Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan.

Kabupaten Sukabumi, 2014 (Sumber: Kabupaten Sukabumi

Dalam Angka, 2015) ... II – 64

Gambar 36 Persentase Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sukabumi, 2016 (Sumber: Kabupaten Sukabumi

Dalam Angka, 2017) ... II – 65

Gambar 37 Struktur Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, 2014 Mata Rantai Permasalahan Utama Pembangunan Daerah

Kabupaten Sukabumi ... II – 74 Gambar 38 Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sukabumi dan Jawa Barat

Tahun 2010-2017 ... II – 75 Gambar 39 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten sukabumi dan

Provinsi Jawa Barat 2010-2017 ... II – 76 Gambar 40 Persentase Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan

Kabupaten Sukabumi, 2014 (Sumber: Kabupaten Sukabumi

Dalam Angka, 2015) ... II – 77

Gambar 41 Persentase Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Sukabumi, 2016 (Sumber: Kabupaten Sukabumi

Dalam Angka, 2017) ... II – 78

Gambar 42 Persentase Luas Lahan Kritis Menurut Statusnya (%) Kabupaten Sukabumi, 2014 (Sumber: Kabupaten Sukabumi

Dalam Angka, 2015) ... II – 81

Gambar 43 Nilai Produk Domestik Regional Bruto adh Berlaku (Milyar Rupiah) Kabupaten Sukabumi, 2013-2016 (Sumber: BPS

Kabupaten Sukabumi, 2017) ... II – 84

Gambar 44 Struktur Perekonomian Daerah Kabupaten Sukabumi, 2014

(Sumber: BPS Kabupaten Sukabumi, 2015) ... II – 85 Gambar 45 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Barat

Tahun 2012 – 2017 (Sumber: BPS, 2017) ... III – 3

(20)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Gambar 46 Grafik Angka Inflasi Provinsi Jawa Barat dan 7 Kota Besar di Provins Jawa Barat Tahun 2012 – 2016 (Sumber: BPS Provinsi

Jawa Barat, 2017) ... III – 4 Gambar 47 Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten

Sukabumi Tahun 2010-2016 ... III – 5 Gambar 48 Proporsi Kontribusi Jenis Lapangan Usaha terhadap PDRB

Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 ... III – 8 Gambar 49 Perkembangan Proporsi Jenis Usaha terhadap PDRB

Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2016 ... III – 10 Gambar 50 Proporsi PDRB Kabupaten Sukabumi Menurut Pengeluaran

Tahun ... 2016 III – 11 Gambar 51 Hubungan Antar Elemen Visi Pembangunan Kabupaten

Sukabumi ... IV – 1 Gambar 52 Keterkaitan Tema Pembangunan dengan Program dan

Kegiatan Prioritas Kabupaten Sukabumi tahun 2019 ... V – 2

(21)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan ke arah yang

lebih baik. Menurut UNDP, pembangunan dan khususnya pembangunan manusia merupakan suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choices). Melihat definisi tersebut, proses pembangunan perlu didasari pada cita-cita mulia, yaitu mensejahterakan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dilakukan secara terrencana dan berkelanjutan.

Pembangunan di Kabupaten Sukabumi dilakukan berdasarkan pedoman perencanaan dalam bentuk Rencana Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025, serta Rencana Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021. Dokumen perencanaan ini yang selanjutnya diturunkan menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun dokumen perencanaan pembangunan secara terpadu sesuai dengan kewenangannya.

Dalam sebuah tahapan perencanaan, RPJM Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 merupakan tahap ke tiga dari RPJP Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025. Pada tahap ini pembangunan Kabupaten Sukabumi difokuskan pada penumbuhkembangan produktivitas setiap wilayah sebagai pusat-pusat produksi yang berbasis sumber daya lokal yang ramah lingkungan. Sementara itu, RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 merupakan tahap ke empat dari RPJM Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021. Dokumen RKPD ini disusun dengan mengutamakan tema/fokus pembangunan pada “Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing”.

Penyusunan Dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, selain berpedoman pada RPJP Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025 dan RPJM Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021, diselaraskan pula dengan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan kebijakan pembangunan Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018. Disamping itu, untuk menjamin pelaksanaan RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 dalam tataran ruang, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2032 juga menjadi salah satu pedomannya.

Proses penyusunan RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 disusun melalui pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top-down. Hal ini sesuai

BAB 1

(22)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

dengan amanat Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang RPJPD dan RPJMD, Serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD, dan RKPD. Pendekatan ini juga dimaksudkan agar diperoleh suatu dokumen perencanaan yang tidak hanya memenuhi syarat teknis perencanaan, namun juga menggambarkan suatu konsensus antara pihak eksekutif dan legislatif mengenai arah pembangunan Kabupaten Sukabumi, serta yang paling penting adalah menggambarkan adanya dukungan masyarakat dengan dorongan partisipasi dalam implementasinya.

Pendekatan teknokratis dalam penyusunan Dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, digambarkan dengan adanya Dokumen Rancangan Awal RKPD yang disusun berdasarkan Dokumen Rancangan Awal Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah. Pendekatan partisipatif terlihat dengan adanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan mulai dari tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, hingga tingkat Kabupaten. Di samping itu, pendekatan politis diwujudkan dengan upaya pelaksanaan Visi dan Misi Bupati Sukabumi dalam RKPD untuk memenuhi janji politik sewaktu kampanye. Proses politis juga terlihat dengan adanya proses penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD berdasarkan hasil reses/penjaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh setiap anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 17 ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, RKPD merupakan pedoman untuk penyusunan Rancangan APBD, sehingga memiliki konsekuensi bahwa rencana kerja, program, dan kegiatan dalam RKPD harus benar-benar terukur dan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran. Hal ini sesuai juga dengan amanat Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Partisipatif Kabupaten Sukabumi yang menekankan pada konsistensi antara perencanaan dan penganggaran di Kabupaten Sukabumi.

Di samping hal tersebut, Peraturan Kabupaten Sukabumi Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Partisipatif Kabupaten Sukabumi juga mengamanatkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu, setiap tahun Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi selalu mengalokasikan Pagu Indikatif Kewilayahan (PIK) yang merupakan pagu khusus untuk kecamatan dan prioritas kegiatan sepenuhnya diserahkan kepada hasil musrenbang kecamatan.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta peningkatan kosistensi perencanaan dan penganggaran di Kabupaten Sukabumi, Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah menggunakan sistem e-planning yang dinamakan RKPD Online. Sistem ini telah telah terintegrasi dengan sistem e-budgeting (SIMDA Keuangan), sehingga konsistensi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan dapat dijaga dengan baik.

(23)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Penyusunan RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 dilakukan dengan berorientasi pada proses dan substansi dengan menggunakan tiga pendekatan. Pertama, pendekatan holistik-tematik yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan keseluruhan unsur/bagian/kegiatan pembangunan sebagai satu kesatuan faktor potensi, tantangan, hambatan dan/atau permasalahan yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Kedua, pendekatan integratif yang dilaksanakan dengan menyatukan beberapa kewenangan ke dalam satu proses terpadu dan fokus yang jelas dalam upaya mencapai tujuan pembangunan daerah. Ketiga, pendekatan spasial yang dilaksanakan dengan memperhatikan dimensi ruang dalam perencanaan pembangunan.

RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 disusun sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya ditangani sampai dengan tahun 2018 dan masalah pembangunan yang akan dihadapi pada tahun 2019. Pemerintah Kabupaten Sukabumi berkomitmen untuk senantiasa mengimplementasikan setiap kebijakan yang afirmatif seperti penanggulangan kemiskinan, peningkatan pelayanan publik serta menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Oleh karena itu, dokumen ini juga akan dijadikan sebagai pedoman seluruh Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Tahun 2019, dan sebagai dasar utama dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD, Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD serta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R- APBD) Tahun Anggaran 2019.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Dasar hukum dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

(24)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178);

14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka

(25)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2019;

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 13 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sukabumi tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2009 Nomor 13);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 22);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016- 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 4);

22. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 45).

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 adalah dokumen perencanaan teknis operasional untuk periode satu tahun. RKPD yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman utama dalam proses penganggaran penyusunan Rancangan APBD, dan juga digunakan oleh SKPD untuk menyesuaikan Rancangan Renja Perangkat Daerah menjadi Renja Perangkat Daerah. Renja Perangkat Daerah yang telah disyahkan akan dijadikan pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun RKA- Perangkat Daerah, yang nantinya akan dijabarkan dalam R-APBD.

Penyusunan Rancangan Renja- Perangkat Daerah berpedoman pada Renstra Perangkat Daerah yang merupakan dokumen rencana pembangunan masing- masing Perangkat Daerah dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Renja- Perangkat Daerah merupakan oprasionalisasi RKPD oleh Perangkat Daerah sesuai tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah yang menjadi kewenangan daerah dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka menengah daerah.

Penyusunan RKPD Kabupaten harus memperhatikan RPJM Nasional, RPJP Daerah, RPJM Daerah, Renstra Perangkat Daerah dan Renja Perangkat Daerah. Selain itu, jika dilihat hubungan dari dokumen perencanaan lainnya yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), baik RTRW Nasional, RTRW Provinsi maupun RTRW Kabupaten, bahwa posisi dokumen RTRW Nasional/ Provinsi dan Kabupaten menjadi pedoman

(26)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

dalam penyusunan RPJP dan RPJM baik Nasional/ Provinsi dan Kabupaten.

Sedangkan penyusunan dokumen RKPD Kabupaten merupakan penjabaran dari RPJM dan RPJP tersebut sehingga RKPD Kabupaten tidak terpisahkan dengan dokumen perencanaan tata ruang wilayah.

Adanya keterkaitan hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan tersebut merupakan sebagai suatu upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang selaras dan sinergis antara dokumen perencanaan tingkat nasional, provinsi Kabupaten, sehingga capaian sasaran pembangunan nasional dan daerah dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas keterkaitan hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan dan penganggaran baik pada tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan Satuan kerja Perangkat Daerah serta dengan dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada masing-masing gambar dibawah ini :

Gambar 1. Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

(27)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Gambar 2. Keterkaitan RKPD dengan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Wilayah

1.4 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 disusun dengan maksud untuk menyediakan pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi dalam menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA), penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS), serta penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD) Tahun 2019. Di samping itu, RKPD ini juga akan menjadi pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun dan menetapkan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2019. Adapun tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 adalah :

1. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan dalam jangka waktu satu tahun anggaran;

2. Menyediakan strategi pembangunan daerah dan program pembangunan daerah serta sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama periode 1 (satu) tahun;

3. Mengoptimalkam pemanfaatan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan dan berkelanjutan; serta

4. Mewujudkan terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan.

1.5 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPD KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2019

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2019, disusun secara sistematis dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang

(28)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD. Adapun sistematika dokumen RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RKPD, dasar hukum penyusunan RKPD, hubungan antar dokumen perencanaan, maksud dan tujuan, serta sistematika dokumen RKPD.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan aspek kondisi umum daerah (aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah), evaluasi pelaksaan program dan kegiatan RKPD sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD, permasalahan pembangunan daerah (yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah, serta penyelenggaraan urusan pemerintah daerah).

BAB 3 KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEUANGAN DAERAH

Bab ini menguraikan tentang: (1) Arah kebijakan ekonomi daerah, yang memuat arahan nasional dibidang ekonomi yang bersumber dari RKP, kebijakan ekonomi dalam dokumen RPJMD; (2) Arah kebijakan keuangan daerah menguraikan mengenai arah kebijakan pemerintah daerah berkaitan dengan pendapatan daerah, pembiayaan daerah serta belanja daerah.

BAB 4 SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Bab ini memuat perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan analisis terhadap hasil evaluasi yang berisi Tujuan dan Sasaran pembangunan serta Prioritas dan Sasaran pembangunan Tahun 2019.

BAB 5 RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit rencana kerja rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, dan kedudukan kinerja Tahun 2019 dalam RPJMD.

BAB 6 KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah bertujuan untuk memberi panduan dalam pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.

BAB 7 PENUTUP

Bab ini memuat penutup dan kaidah pelaksanaan dari RKPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2019.

(29)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKABUMI

2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis

Aspek geografi dalam perencanaan pembangunan daerah memiliki sisi

strategis dalam memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan pembangunan daerah. Penjabaran aspek geografi akan memberikan gambaran utuh bagaimana karakteristik wilayah Kabupaten Sukabumi dalam kaitannya dengan luas dan batasan wilayah, letak geografis, topografi, hingga penggunaan lahan dalam pembangunan daerah. Selain itu, akan dilihat berbagai potensi pengembangan wilayah seperti yang telah diuraikan dalam perencanaan tata ruang wilayah hingga identifikasi wilayah rawan bencana.

Aspek lain yang akan dibahas adalah aspek demografi dimana dalam pembangunan daerah akan memberikan ukuran, struktur, maupun distribusi/persebaran penduduk baik secara series maupun kewilayahan. Analisis aspek demografi ini menjadi penting mengingat pelaksana utama pembangunan sekaligus obyek pembangunan adalah penduduk, sehingga keterkaitan antara demografi dengan aspek-aspek lain akan menjadi perlu untuk diperhatikan secara seksama.

2.1.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah Kabupaten Sukabumi a. Letak dan Kondisi Geografis

Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 95 km dari ibu kota Propinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari ibu kota Negara (Jakarta). Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6o 57’ - 7o 25’ Lintang Selatan dan 106o49’ - 107o00’ Bujur Timur dan mempunyai luas daerah 4.162 km2 atau 11,21 persen dari luas Jawa Barat dan 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Ketinggian wilayah Kabupaten Sukabumi berada pada 0 - 2.960 mdpl, dengan batas-batas wilayahnya:

- Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bogor - Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudera Indonesia

- Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudera Indonesia, serta

- Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur.

BAB 2

(30)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong (enclave) dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Kecamatan- kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunung Guruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebonpedes di sebelah Timur. Ibu kota Kabupaten Sukabumi saat ini berada di Kecamatan Palabuhanratu dan masih ada beberapa kantor pemerintahan yang berada di kecamatan lainnya seperti Cisaat, Cikembar, Cibadak dan di Kota Sukabumi.

Secara administratif, wilayah Kabupaten Sukabumi terbagi ke dalam 47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 desa. Dari 386 desa/kelurahan yang ada, wilayah yang dikategorikan masuk perkotaan sebanyak 120 desa/kelurahan dan sisanya 266 desa/kelurahan merupakan kategori pedesaan. Jumlah RW yang ada di wilayah Kabupaten Sukabumi sebanyak 3.212 dan jumlah RT sebanyak 13.054. Dari 47 Kecamatan yang ada, kecamatan Cisaat, Cisolok dan Cicurug memiliki jumlah desa/kelurahan yang paling banyak yaitu 13 desa. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan terkecil hanya mempunyai 5 desa.

Tabel 1. Data Wilayah Administratif Kabupaten Sukabumi Tahun 2017

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Desa Kelurahan

1 Ciemas 304,57 9 0

2 Ciracap 148,62 8 0

3 Waluran 98,91 6 0

4 Surade 119,43 11 1

5 Cibitung 88,93 6 0

6 Jampang Kulon 62,68 10 1

7 Cimanggu 62,67 6 0

8 Kalibunder 88,17 7 0

9 Tegalbuleud 255,63 8 0

10 Cidolog 95,82 5 0

11 Sagaranten 113,11 12 0

12 Cidadap 85,90 6 0

13 Curug Kembar 55,96 7 0

14 Pabuaran 115,79 7 0

15 Lengkong 146,60 5 0

16 Pelabuhan Ratu 91,86 9 1

17 Simpenan 168,02 7 0

18 Warung Kiara 95,06 12 0

(31)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Desa Kelurahan

19 Bantar Gadung 76,10 7 0

20 Jampang Tengah 198,58 11 0

21 Purabaya 116,11 7 0

22 Cikembar 83,93 10 0

23 Nyalindung 104,47 10 0

24 Geger Bitung 67,74 7 0

25 Sukaraja 42,09 9 0

26 Kebon Pedes 10,92 5 0

27 Cireunghas 30,81 5 0

28 Sukalarang 30,99 6 0

29 Sukabumi 30,00 6 0

30 Kadudampit 70,08 9 0

31 Cisaat 21,58 13 0

32 Gunung Guruh 26,40 7 0

33 Cibadak 63,15 9 1

34 Cicantayan 34,99 8 0

35 Caringin 36,63 9 0

36 Nagrak 71,28 10 0

37 Ciambar 53,55 6 0

38 Cicurug 52,25 12 1

39 Cidahu 35,39 8 0

40 Parakan Salak 36,97 6 0

41 Parung Kuda 24,10 8 0

42 Bojong Genteng 20,46 5 0

43 Kalapanunggal 49,46 7 0

44 Cikidang 155,10 12 0

45 Cisolok 173,56 13 0

46 Cikakak 113,23 9 0

47 Kabandungan 136,76 6 0

Kabupaten Sukabumi 4.164,41 381 5

(32)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

b. Topografi

Bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah bagian utara dan tengah dengan ketinggian berkisar antara 0 - 2.960 m dpl. Adanya daerah pantai dan pegunungan antara lain Gunung Salak dan Gunung Gede yang masing-masing mempunyai puncak ketinggian 2.211 m dpl dan 2.958 m dpl menyebabkan keadaan lereng sangat miring (lebih besar dari 35o) meliputi 29 persen dari luas Kabupaten Sukabumi. Sementara kemiringan antara 13o - 35o meliputi 37 persen dan kemiringan antara 2o -13o meliputi 21 persen dari luas kabupaten. Sisanya daerah datar meliputi 13 persen dari luas kabupaten. Keadaan topografi tersebut menyebabkan wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi rawan terhadap longsor, erosi tanah dan lain-lain.

c. Geologi

Potensi geologis Kabupaten Sukabumi yang telah dimanfaatkan antara lain sumber panas bumi di daerah Gunung Salak dan Cisolok, bahan tambang dan bahan galian emas, perak, batu-bara, pasir kwarsa, pasir besi, bentonit, teras, batu gamping, tanah liat dan lain-lain. Jenis tanah di bagian utara wilayah Sukabumi pada umumnya terdiri dari tanah latosol, andosol dan regosol. Di bagian tengah pada umumnya terdiri dari tanah latosol dan podsolik, sedangkan di bagian selatan sebagian besar terdiri dari tanah laterit, grumosol, podsolik dan alluvial.

Dari aspek kemampuan tanah (kedalaman efektif dan tekstur), daerah Kabupaten Sukabumi sebagian besar bertekstur tanah sedang (tanah lempung). Kedalaman tanahnya dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu kedalaman tanah sangat dalam (lebih dari 90 cm) dan kedalaman tanah kurang dalam (kurang dari 90 cm). Kedalaman tanah sangat dalam tersebar di bagian utara, sedangkan kedalaman tanah kurang dalam tersebar di bagian tengah dan selatan. Hal ini mengakibatkan wilayah bagian utara lebih subur dibanding wilayah bagian selatan.

d. Hidrologi

Bila diamati dari sumber air, ternyata sumber daya air cukup banyak, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya aliran sungai seperti Sungai Cimandiri dan anak- anak sungainya, Cipelang, Citatih, Citarik, Cibodas dan Cidadap. Selain itu terdapat juga Sungai Ciletuh, Cikarang, Cikaso dan Cibuni yang merupakan batas dengan daerah Kabupaten Cianjur di sebelah Timur. Sumber air tersebut digunakan masyarakat untuk mengairi lahan pertanian dan kegiatan non pertanian lainnya.

e. Klimatologi

Kabupaten Sukabumi termasuk wilayah yang beriklim tropis dengan curah hujan tertinggi pada tahun 2016 berada pada bulan Maret sebesar 762 mm dan hari hujan sebanyak 31 hari. Temperatur tertinggi pada tahun 2016 menurut pengamatan PT.

Goalpara (BMKG Bogor) berada pada bulan April sebesar 20,9oC dan terendah berada pada bulan Juli sebesar 15,9oC.

(33)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Tabel 2. Data Klimatologi Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 Bulan Rata-rata

Temperatur Kelembaban Hari Hujan Curah Hujan RR (mm)

Januari 20,5 90 31 290

Februari 20,7 91 29 297

Maret 20,6 91 31 762

April 20,9 91 20 465

Mei 20,5 91 31 413

Juni 20,6 87 30 209

Juli 15,9 74 25 311

Agustus 19,5 91 31 277

September 20,1 89 30 376

Oktober 20,4 92 31 757

November 20,3 88 30 484

Desember 20,6 90 31 353

Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka, 2017

f. Penggunaan Lahan

Potensi pemanfaatan lahan untuk produksi/budidaya di Kabupaten Sukabumi sangat besar. Pemanfaatan lahan di Kabupaten Sukabumi dapat terlihat dari pola penggunaan lahan yang didominasi oleh kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan air tawar (78,24%). Sementara sisanya adalah lahan terbangun yang meliputi perumahan/pemukiman, perkantoran serta industri/pabrik. Luasnya potensi lahan yang dapat dimanfaatkan memerlukan penataan dan pengendalian sesuai dengan peruntukan pemanfaatan ruang sebagaimana tertuang di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi agar tidak terjadi inkonsistensi pemanfaatan ruang.

2.1.1.2 Arahan Pengembangan Wilayah

Arahan pengembangan wilayah Kabupaten Sukabumi merujuk pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi, sehingga dalam pengelolaan wilayah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Secara lebih rinci arahan rencana pola ruang diuraikan sebagai berikut:

a. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Pengembangan kawasan lindung di Kabupaten Sukabumi bertujuan untuk mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung

(34)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Sukabumi.

Rencana pola ruang kawasan lindung kabupaten, pada dasarnya diarahkan meliputi:

- penetapkan kawasan lindung dengan luas kurang lebih sebesar 50,76 % dari luas seluruh wilayah Kabupaten yang terdiri atas kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan;

- pelestarian kawasan resapan air dengan luas kurang lebih 7,81 % atau kawasan yang berfungsi hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air; dan - pengendalian pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap

berfungsi lindung.

Kawasan yang berfungsi lindung di dalam kawasan hutan terdiri atas hutan konservasi dan hutan lindung. Sedangkan kawasan yang berfungsi lindung di luar kawasan hutan, terdiri dari kawasan yang menunjang fungsi lindung, baik di wilayah darat maupun laut. Sebaran kawasan lindung Kabupaten Sukabumi secara rinci dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2031 b. Kawasan Budidaya

Berdasarkan RTRWN, kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Sementara berdasarkan RTRWP Jawa Barat, kawasan budidaya yang menjadi kewenangan provinsi dan merupakan kawasan strategis provinsi, adalah kawasan peruntukan hutan produksi (kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, kawasan hutan yang dapat dikonversi), kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan (darat dan laut), kawasan peruntukan

(35)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

pertambangan, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, kawasan industri dan kawasan peruntukan lainnya. Kawasan budidaya yang menjadi kewenangan kabupaten, dan menjadi kawasan strategis kabupaten, pada dasarnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari kewenangan provinsi dalam RTRWP Jawa Barat.

Rencana pola ruang kawasan budidaya, terdiri dari:

1) kawasan peruntukan hutan produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan budidaya hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi. Berdasarkan hasil analisis pola ruang, rencana kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri dari:

a) Kawasan peruntukan hutan produksi tetap, ditetapkan dengan luas kurang lebih 20.629,15 hektar (4,96 % dari luas wilayah Kabupaten) yang tersebar pada 16 kecamatan yaitu Cibadak, Cibitung, Cidadap, Cidolog, Ciemas, Cikakak, Cikembar, Curugkembar, Jampangtengah, Kalibunder, Lengkong, Pabuaran, Palabuhanratu, dan Waluran; dan

b) Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas, ditetapkan dengan luas kurang lebih 38.106,54 hektar (9,16 % dari luas wilayah Kabupaten) yang tersebar pada 12 kecamatan yaitu Ciemas, Cikakak, Cikembar, Cireunghas, Gegerbitung, Jampangtengah, Nyalindung, Palabuhanratu, Purabaya, Sagaranten, Simpenan, dan Tegalbuleud.

Pengelolaan kawasan peruntukan hutan produksi, diarahkan untuk:

a) meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

b) meningkatkan fungsi lindung;

c) meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan;

d) meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat;

e) meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat; dan f) mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama

di daerah setempat.

Pengembangan kawasan peruntukan hutan produksi diarahkan untuk menunjang fungsi lindung, sehingga dalam pengelolaannya harus memperhatikan fungsinya sebagai kawasan resapan air dan memperhatikan daya dukung lingkungan. Kawasan peruntukan hutan produksi ditetapkan dengan peraturan Bupati.

2) kawasan peruntukan hutan rakyat

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, berdasarkan kepemilikannya hutan dibedakan menjadi hutan negara dan hutan milik. Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbuh di atas lahan yang tidak dibebani oleh hak milik, sedangkan hutan milik adalah hutan yang tumbuh di atas lahan yang dibebani oleh hak milik yang biasa disebut hutan rakyat. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas lahan

(36)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

milik rakyat, baik petani secara perorangan maupun bersama-sama atau badan hukum.

Pembangunan hutan rakyat dimaksudkan untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas lahan, serta kelestarian sumber daya alam agar dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada pemiliknya, sehingga kesejahteraan hidupnya meningkat.

Rencana kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di seluruh kecamatan.

Pengelolaan kawasan peruntukan hutan rakyat, diarahkan untuk :

a) meningkatkan pendapatan masyarakat tani di perdesaan terutama petani di daerah kritis;

b) memanfaatkan secara optimal dan lestari lahan yang tidak produktif untuk usaha tani tanaman pangan;

c) meningkatkan produksi kayu bakar untuk mengatasi kekurangan energi dan kekurangan kayu perkakas;

d) membantu penganekaragaman hasil pertanian yang diperlukan masyarakat; dan

e) memperbaiki tata air dan lingkungan, khususnya pada lahan milik rakyat yang berada di kawasan perlindungan di daerah-daerah hulu suatu DAS.

Pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat bertujuan untuk:

a) mengembangkan kawasan peruntukan hutan rakyat pada kawasan yang dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik dan diarahkan untuk komoditas yang berdaya saing.

b) meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya hutan; dan c) mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di

daerah setempat.

Sasaran lokasi bagi pengembangan kawasan peruntukan hutan rakyat meliputi:

a) lahan di luar kawasan lindung hutan;

b) lahan milik rakyat yang diprioritaskan untuk meningkatkan fungsi lindung dan kualitas daerah aliran sungai (DAS);

c) lahan kritis yang tidak digarap lagi sebagai lahan pertanian tanaman semusim; dan

d) lahan kritis yang perlu penanganan khusus untuk perlindungan mata air dan bangunan pengairan.

3) kawasan peruntukan pertanian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 4l/Permentan/

QT.140/9/2009 tentang Kritenia Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan peruntukan pertanian adalah kawasan yang dialokasikan dan memenuhi kritenia untuk budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kriteria teknis kawasan peruntukan pertanian bertujuan untuk mengembangkan kawasan pertanian sesuai dengan tingkat ketersediaan air, mempertahankan kawasan pertanian secara berkelanjutan, dan mendukung ketahanan pangan.

(37)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

Kawasan peruntukan pertanian diarahkan dengan ketentuan:

a) memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;

b) mengacu pada perwilayahan komoditas yang ditetapkan dengan keputusan bupati, sesuai hasil kajian dan/ atau rencana serta berorientasi agribisnis.

Rencana kawasan peruntukan pertanian, terdiri dari: 1) pertanian tanaman pangan; 2) hortikultura; 3) perkebunan; dan 4) peternakan.

4) kawasan peruntukan perikanan;

Berdasarkan Permen PU Nomor 4/ PRT/M/ 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya, disebutkan bahwa dalam kriteria umum kawasan peruntukan pertanian dimana terdapat kegiatan pertanian skala besar (termasuk peternakan dan perikanan), harus diupayakan menyerap sebesar mungkin tenaga kerja setempat. Ketentuan pokok tentang wilayah pengelolaan perikanan dan usaha perikanan mengacu kepada Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Rencana kawasan peruntukan perikanan, terdiri dari:

a) peruntukan perikanan budidaya air tawar;

b) peruntukan perikanan budidaya air laut;

c) peruntukan perikanan budidaya air payau;

d) peruntukan perikanan tangkap di perairan umum;

e) peruntukan minapolitan; dan f) penyediaan prasarana perikanan 5) kawasan peruntukan pertambangan;

Sumber daya bahan tambang pada umumnya terletak di bawah permukaan tanah, tertentu atau given (tidak tersebar merata), dan untuk pemanfaatannya akan membutuhkan lahan di permukaan tanah. Akan tetapi lahan tersebut sudah diperuntukkan bagi kepentingan penggunaan lahan selain pertambangan, misalnya kehutanan, perkebunan, pertanian dan permukiman, sehingga terjadi konflik antar pihak yang berkepentingan. Hal ini dapat terjadi apabila belum ada alokasi lahan peruntukan pertambangan guna menjamin kepastian hukum untuk pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. Oleh karena itu, melalui pola ruang sebagaimana ketentuan penataan ruang yang dipayungi oleh UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dan PP No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan, diharapkan akan memberikan solusi dalam pemanfaatan lahan bagi tiap sektor, termasuk sektor energi dan sumber daya mineral.

Rencana kawasan peruntukan pertambangan, pada dasarnya hampir terdapat pada 47 kecamatan. Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri dari:

a) mineral logam, terdiri atas besi, emas, titanium, galena, mangan, dan batubara;

b) mineral bukan logam, terdiri atas batu gunung; pasir; sirtu; zeolit; lempung;

marmer; kaolin; ball clay dan bond clay; mangan; batu gamping; pasir kuarsa; batubara muda; feldsfar; rijang; perlit/ obsidian; dasit hijau; tras;

(38)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

batu apung; batu papan; timbal; serpentin; bentonit; damar; kalsedon/

agate; jasper; fospat; dan toseki.

c) pertambangan panas bumi.

Pertambangan mineral logam yang dimaksud berupa wilayah usaha pertambangan (WUP) logam dengan sebaran lokasi meliputi Kecamatan Bantargadung, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cidadap, Kecamatan Cidolog, Kecamatan Ciemas, Kecamatan Cikidang, Kecamatan Cimanggu, Kecamatan Ciracap, Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cisolok, Kecamatan Cikakak, Kecamatan Curugkembar, Kecamatan Gegerbitung, Kecamatan Gunungguruh, Kecamatan Jampangkulon, Kecamatan Jampangtengah, Kecamatan Kabandungan, Kecamatan Kalapanunggal, Kecamatan Kalibunder, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Palabuhanratu, Kecamatan Parakansalak, Kecamatan Purabaya, Kecamatan Sagaranten, Kecamatan Simpenan, Kecamatan Surade, Kecamatan Tegalbuleud, Kecamatan Waluran, dan Kecamatan Warungkiara.

Pertambangan mineral non logam yang dimaksud berupa wilayah usaha pertambangan (WUP) non logam dengan sebaran lokasi meliputi Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Cireunghas, Kecamatan Gunungguruh, Kecamatan Cisaat, Kecamatan Cibadak, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cikembar, Kecamatan Warungkiara, Kecamatan Palabuhanratu, Kecamatan Cisolok, Kecamatan Parungkuda, Kecamatan Cicurug, Kecamatan Parakansalak, Kecamatan Kalapanunggal, Kecamatan Cikidang, Kecamatan Ciemas, Kecamatan Ciracap, Kecamatan Surade, Kecamatan Jampangkulon, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Jampangtengah, Kecamatan Nyalindung, Kecamatan Kalibunder, Kecamatan Cibitung, Kecamatan Cicantayan, Kecamatan Cidolog, Kecamatan Sagaranten, Kecamatan Bantargadung, Kecamatan Bojonggenteng, Kecamatan Cidahu, Kecamatan Gegerbitung, Kecamatan Sukalarang, Kecamatan Kabandungan, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Caringin, dan Kecamatan Tegalbuleud.

Sedangkan pertambangan panas bumi yang dimaksud tersebar di beberapa lokasi meliputi Kecamatan Cisolok meliputi panas bumi Cisolok dan Cisukarame, Kecamatan Kabandungan meliputi panas bumi Gunung Salak, Kecamatan Sukabumi meliputi panas bumi Gunung Gede-Pangrango, Kecamatan Simpenan, Kecamatan Cidadap, dan Kecamatan Nyalindung.

Kawasan peruntukan pertambangan, diarahkan dengan ketentuan:

a) memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas berdasarkan data geologi, setelah dikoreksi oleh ruang yang tidak diperbolehkan, dan masih layak untuk dieksploitasi secara ekonomis;

b) merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan pertambangan secara berkelanjutan dan bukan di daerah dengan kerentanan bencana tinggi;

c) merupakan bagian proses upaya mengubah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil;

(39)

Membangun Sumber Daya Manusia yang Berdaya Saing

d) tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya; dan

e) tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengembangan kawasan pertambangan secara kewilayahan dalam bentuk Wilayah Pertambangan terdiri dari Wilayah Pencadangan Negara (WPN), Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) dan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), diarahkan untuk:

a) meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan;

b) menjamin ketersediaan bahan konstruksi guna menunjang percepatan pembangunan kawasan pemukiman, infrastruktur, dan industri secara berkelanjutan;

c) mendorong peningkatan nilai tambah produk usaha pertambangan;

d) mengembangkan industri berbahan baku bahan tambang untuk menunjang sektor unggulan pertanian dan perikanan;

e) meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian wilayah;

f) mendorong upaya konservasi pertambangan secara lestari, baik untuk pertambangan skala besar maupun skala kecil;

g) meningkatkan penerapan penambangan yang memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja;

h) meningkatkan penanggulangan kerusakan lahan di wilayah usaha pertambangan;

i) mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitar kawasan;

j) mengembangkan alih teknologi penambangan bagi masyarakat sekitar kawasan; dan

k) mendorong peningkatan peran serta desa dan kecamatan dalam pengelolaan pertambangan dengan pelimpahan sebagian kewenangan.

Gambar 4. Peta Rencana Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Kabupaten Sukabumi

Gambar

Gambar 5. Nilai Produk Domestik Regional Bruto adh Berlaku (Milyar Rupiah)  Kabupaten Sukabumi, 2013-2016
Gambar 8.  PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota Se Jawa Barat  Tahun 2015 (Juta Rupiah). (Sumber: BPS Jawa Barat, 2018) e
Gambar 10. Sebaran Tingkat Kemiskinan Kab/Kota Se-Jawa Barat Tahun 2017.
Gambar 11.  Trend Perbandingan Gini Ratio Kab.Sukabumi dengan Jawa Barat  Tahun 2008 – 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan kondisi geometrik jalan, volume arus lalu lintas, hambatan samping dan lingkungan simpang, mencoba untuk mengatasi dengan menggunakan simpang

Penelitian dan Pengembangan Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Ekstraksi Informasi Terumbu Karang dan Padang

merupakan kemampuan serta pengetahuan guru dalam mengembangkan potensi anak dan melakukan asesmen dari proses pembelajaran.. Kompetensi Pedagogik terkait dengan

pelepasan hutan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahkan pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) atau yang lebih kenal dengan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Suheni Indriani, A220090060, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, xxiii +

Terpaparnya serbuk kayu dan pemberian antibiotik pada awal kehidupan dapat meningkatkan risiko perkembangan asma bronkial pada masa kanak-kanak.. Bayi prematur

Perkembangan teknologi wireless begitu sangat cepat, 802.11a yang awalnya hanya mampu memiliki kecepatan transfer data maksimal 54Mbps sekarang sudah mampu