• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.12 Pengertian Keaktifan Belajar

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Arends (dalam Suprijono, 2009: 46) model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap, dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Panitz (dalam Suprijono, 2009: 54) Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Di dalam satu kelompok biasanya terdiri dari empat sampai lima siswa dengan kemampuan berbeda-beda (Slavin, 1994).

2.1.5.1Jenis-jenis pembelajaran kooperatif

Ada beberapa jenis pembelajaran kooperatif (Johnson, Johnson, & Smith, 1998), empat diantaranya;

1. Kelompok pembelajaran kooperatif formal (formal cooperative learning group).

2. Kelompok pembelajaran kooperatif informal (informal cooperative learning group).

3. Kelompok besar kooperatif (cooperative base group).

4. Gabungan tiga kelompok kooperatif (integrated use of cooperative learning groups).

Slavin (2008: 11) menerangkan lima metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian mata pelajaran dan tingkat kelas, yaitu:

1) Student Team-Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian Tim Siswa.

2) Team-Games-Tournament (TGT) atau Turnamen Game Tim. 3) Jigsaw II (Teka-teki II)

4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Mengarang dan Membaca Terintegrasi yang Kooperatif.

5) Team Accelerated Instruction (TAI) atau Percepatan Pengajaran Tim.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.1.5.2Ciri khas pembelajaran kooperatif

Berikut ini adalah ikhtisar konseptual tentang model pembelajaran kooperatif (diadaptasi dari Johnson, Johnson, & Smith, 1998) dalam (Miftahul Huda, 2011: 75) ;

2. Mengupayakan keberhasilan kerja teman-teman satu kelompok 3. Apa yang bermanfaat bagi diri sendiri harus bermanfaat bagi yang lain 4. Keberhasilan bersama dirayakan bersama

5. Penghargaan dipandang sebagai sesuatu yang tak terbatas 6. Dievaluasi dengan membandingkan performa satu sama lain.

2.1.5.3Aspek-aspek Pembelajaran Kooperatif

Berikut aspek-aspek pembelajaran kooperatif (diadaptasi dari Johnson, Johnson, & Smith, 1998) dalam (Miftahul Huda, 2011:78) ;

1. Tujuan : Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (beragam atau kelompok heterogen) dan diminta untuk (a) mempelajari materi tersebut dan (b) saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.

2. Level kooperasi : Kerjasama dapat diterapkan dalam level kelas (dengan catatan bahwa semua siswa mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan catatan semua siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara akademik).

3. Pola interaksi : Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar satu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok kooperatif.

4. Evaluasi : Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.5.4Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2005:143). Inti dari STAD adalah penyajian materi, kemudian siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai lima orang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan menyerahkan pekerjaannya secara bersama untuk setiap kelompok. Siswa kemudian diberi kuis atau tes secara individual. Skor hasil kuis atau tes, di samping untuk menentukan skor individu juga digunakan untuk menentukan skor kelompoknya. STAD terdiri dari lima komponen utama sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (2005:143-145).

1. Presentasi kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, namun dapat pula menggunakan audiovisual. Dengan cara ini, siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena demikian akan sangat membantu mengerjakan kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim.

2. Tim

Tim terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama

dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah menerima materi, siswa berkumpul dalam kelompok masing-masing untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi. Dalam pembelajaran biasanya melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran,diantaranya untuk memberikan perhatian dan aspek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri ata rasa dihargai, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.

3. Kuis

Kuis diberikan oleh guru setelah melakukan presentasi sekitar satu atau dua periode presentasi, dan satu atau dua periode praktik tim. Kuis akan diberikan secara individual, siswa akan mngerjakan secara individual pula. Siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga setiap siswa bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya. 4. Skor kemajuan individual

Hal ini bertujuan untuk memberikan kepada setiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Setiap siswa bisa memberikan point, apabila benar-benar berusaha untuk yang terbaik. Siswa diberikan skor awal

yang diperoleh dari hasil sebelumnya, kemudian siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

5. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

Dari penjelasan di atas, dapat disumpulkan bahwa pembelajaran STAD terdiri dari lima komponen yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

Dokumen terkait