• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.3 Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 5 Oktober 2015 dan Sabtu, 10 Oktober 2015. Pada siklus I ini pembelajaran berfokus pada KD 1.1Mendeskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. Dalam kegiatan pembelajaran

ini siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa dan satu kelompok beranggotakan 6 siswa. Masing-masing kelompok terdiri dari jenis kelamin, tingkat kepandaian, dan agama yang berbeda-beda atau heterogen.

4.1.3.1Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti terlebih dahulu mempersiapakan media pembelajaran (Video tentang rangka, sendi dan reward) membuat silabus, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi ajar, LKS, soal evaluasi, angket, dan instrumen pengamatan atau observasi. Penelitian di siklus I ini difokuskan pada materi struktur rangka, dan sendi pada manusia.

4.1.3.2Pelaksanaan Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada Senin, 5 Oktober 2015 pukul 08.10-09.35 WIB. Peneliti sebagai guru IPA mengajarkan materi struktur rangka dan bentuk tulang pada manusia dengan dibantu satu teman sebagai observer serta mendokumentasikan proses berlangsungnya pembelajaran di kelas dan guru kelas IV A sebagai kolaborator penelitian.

Kegiatan pembuka, siswa dan guru saling memberikan salam, salah satu siswa memimpin doa pembuka, guru melakukan presensi untuk mengetahui apakah ada siswa ada yang tidak berangkat, siswa kelas IV A seluruhnya berjumlah 31 namun 1 siswa tidak berangkat. Guru menanyakan kabar siswa dan

menyampaikan tujuan pembelajaran, rencana kegiatan, dan penilaian yang akan dilakukan hari ini.

Kegiatan inti, siswa menyaksikan video tentang struktur rangka maupun bentuk tulang pada manusia, bertanya jawab tentang video yang telah diamati, selanjutnya guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan torso rangka manusia di depan. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara heterogen yaitu jenis kelamin, tingkat kepandaian, dan agama yang berbeda dengan setiap kelompok beranggotakan 5 siswa, dan satu kelompok beranggotakan 6 siswa. Guru membagi materi yang harus dipelajari siswa dalam kelompok masing-masing, di kelompok siswa saling bertanya jawab satu sama lain. Selama 15 menit siswa belajar kemudian siswa memberikan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Di sisi lain, kolaborator memberikan tanda check list pada lembar observasi yang telah disediakan untuk siswa yang terlihat aktif dan sesuai dengan indikator yang ada. Bagi kelompok yang bisa menjawab akan mendapatkan reward berupa bintang, bintang tersebut akan dihitung di akhir siklus II dan kelompok yang mendapatkan bintang paling banyak akan mendapatkan reward lagi.

Kegiatan berikutnya, guru membagikan LKS untuk dikerjakan dalam kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk pengerjaan yang ada di LKS. Ketika siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling mengontrol setiap kelompok. Membimbing, menjelaskan, dan memberikan gambaran jika ada siswa yang kurang paham dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS, guru

memberikan pengutan tentang materi yang telah dipelajari, kemudian siswa mengisi angket keaktifan secara individu yang telah disediakan.

Kegiatan penutup, siswa dan guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung, siswa mendengarkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Setelah itu, siswa melakukan refleksi dengan bimbingan guru dengan menempelkan emoticon di sterofoam, sebelum pulang perwakilan kelompok secara bergantian menempelkan reward bintang yang diperoleh di sterofoam. Siswa dan guru saling mengucapkan salam dan siswa diminta menyiapakan buku untuk pelajaran selanjutnya.

4.1.3.3Pelaksanaan Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada Senin, 10 Oktober 2015 pukul 09.40-10.50 WIB. Peneliti sebagai guru IPA mengajarkan materi sendi pada manusia dengan dibantu dua teman sebagai observer keaktifan siswa, mendokumentasikan proses berlangsungnya pembelajaran di kelas dan sebagai kolaborator penelitian.

Kegiatan pembuka, siswa dan guru saling memberikan salam, salah satu siswa memimpin doa pembuka, guru melakukan presensi untuk mengetahui apakah ada siswa ada yang tidak berangkat, hari ini siswa kelas IV A ada yang tidak berangkat karena sakit. Selanjutnya, guru menanyakan kabar siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran, rencana kegiatan, dan penilaian yang akan dilakukan hari ini. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar hari ini.

Kegiatan inti, siswa menyaksikan video tentang macam-macam sendi dan perbedaan pada masing-masing sendi pada manusia, kemudian bertanya jawab

tentang video yang telah diamati, selanjutnya guru menjelaskan materi secara singkat dengan menggunakan jembatan keledai tentang sendi manusia supaya siswa lebih mudah menghafal nama-nama sendi. Siswa dibagi menjadi 6 secara heterogen yaitu jenis kelamin, tingkat kepandaian, dan agama yang berbeda dengan setiap kelompok beranggotakan 5 siswa, dan satu kelompok beranggotakan 6 siswa. Guru membagi materi yang harus dipelajari siswa dalam kelompok masing-masing, di kelompok siswa saling bertanya jawab satu sama lain. Selama 15 menit siswa belajar kemudian siswa memberikan pertanyaan secara lisan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Di sisi lain, kolaborator memberikan tanda check list pada lembar observasi yang telah disediakan untuk siswa yang terlihat aktif dan sesuai dengan indikator yang ada. Bagi kelompok yang bisa menjawab akan mendapatkan reward berupa bintang, bintang tersebut akan dihitung di akhir siklus II dan kelompok yang mendapatkan bintang paling banyak akan mendapatkan reward lagi.

Kegiatan berikutnya, guru membagikan LKS untuk dikerjakan dalam kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk pengerjaan yang ada di LKS. Ketika siswa mengerjakan LKS, guru berkeliling mengontrol setiap kelompok. Membimbing, menjelaskan, dan memberikan gambaran jika ada siswa yang kurang paham dalam mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS, guru memberikan pengutan tentang materi yang telah dipelajari, kemudian siswa mengisi angket keaktifan secara individu yang telah disediakan. Selanjutnya, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I sebanyak 20 butir soal pilihan ganda.

Siswa harus mengerjakan soal evaluasi siklus I secara individu, hal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

Kegiatan penutup, siswa dan guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah berlangsung, siswa mendengarkan informasi mengenai kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Setelah itu, siswa melakukan refleksi dengan bimbingan guru dengan menempelkan emoticon di sterofoam, sebelum pulang perwakilan kelompok secara bergantian menempelkan reward bintang yang diperoleh di sterofoam. Siswa dan guru saling mengucapkan salam dan siswa diminta menyiapkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

4.1.3.4Pengamatan atau Observasi

Pengamatan atau observasi dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan ini dilakukan oleh kolaborator, yaitu satu teman PPL dan guru kelas IV A. Pengamatan dilakukan untuk melihat kesesuaian RPP dengan jalannya pembelajaran dan juga untuk melihat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Peneliti mengamati keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan lembar pengamatan atau observasi. Kolaborator memberikan tanda check list (√) pada lembar pengamatan apabila siswa terlihat aktif dan sesuai dengan indikator keaktifan yang ada.

4.1.3.5Refleksi

Proses belajar mengajar siklus I dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri Nanggulan Depok berjalan lancar dan sesaui dengan rencana penelitian. STAD merupakan kegiatan pembelajaran di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok dan bekerjasama untuk belajar dan memecahkan masalah dengan berbagai perbedaan yang ada atau heterogen. Di dalam kelompok terdapat perbedaan jenis kelamin, tingkat kepandaian, dan agama yang berbeda pula. Awal pembentukan kelompok, masih banyak siswa yang kecewa dengan anggota kelompoknya. Siswa ingin membuat kelompok sendiri yaitu dengan teman dekat mereka, namun peneliti telah mengacak setiap individu untuk masuk dalam kelompok yang telah ditentukan. Ketika pembelajaran telah berlangsung, siswa sudah mulai tertarik dengan media yang peneliti gunakan untuk mendukung pembelajaran, media yang ada berupa video dan torso rangka tubuh manusia. Sehingga peneliti lebih dimudahkan untuk menjelaskan materi dengan video yang telah diamati siswa. Namun, ketika siswa belajar materi, tanya jawab, dan mengerjakan LKS, terlihat sikap kurang memperhatikan dalam kelompok. Ini terbukti dengan beberapa siswa kurang berinteraksi dengan kelompoknya sendiri, tetapi justru ngobrol dengan teman yang berbeda kelompok. Sehingga dalam mengerjakan LKS, hanya ada beberapa siswa saja yang terlihat serius berdiskusi.

Rata-rata hasil untuk skor keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 70,84 “tinggi” (Tabel 4.9). Hasil tersebut diperoleh dari rata-rata skor kedua observer yaitu guru kelas IV dan teman PPL, serta dari hasil rata-rata angket yang

diisi oleh siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan. Peneliti menargetkan kriteria keberhasilan untuk keaktifan belajar siswa mencapai 75. Hasil dari rata-rata keaktifan belajar siswa tersebut belum mencapai target yang ditentukan sebelumnya.

Tabel 4.1 Capaian Keaktifan dan Presatasi Belajar Siklus I.

Variabel Indikator Kondisi Awal Siklus I

Target Capaian Target Capaian Keaktifan Rata-rata keaktifan 75 45,78 (rendah) 75 70,84 (tinggi)

Prestasi Rata-rata nilai 78 68,94 78 75,32

Persentase siswa yang mencapai KKM (78) 70 % 46,42% (rendah) 70% 63,33% (rendah)

Dari hasil tes prestasi yang telah diujikan pada siswa di siklus I, masih banyak siswa yang belum mencapai KKM. Peneliti menduga, hal tersebut terjadi karena materi tentang rangka ini tergolong sulit. Di dalam materi ini, siswa dituntut untuk memahami materi yang banyak hafalan. Selain itu, kurangnya kerjasama antar individu dalam kelompok juga dapat mempengaruhi hasil dari prestasi di siklus I. Siswa masih terpaku pada teman dekatnya, sehingga untuk akrab dan belajar bersama dalam kelompok belum dapat terjalin dengan baik. Hal ini juga terlihat ketika siswa mengerjakan LKS dan tanya jawab ketika diberikan waktu untuk memahami materi. Masing-masing individu masih terlihat tertutup, baru terlihat beberapa siswa saja yang aktif berdiskusi, tanya jawab, maupun mengerjakan LKS. Sehingga, hasil diskusi kelompok kurang terlihat ketika mengisi LKS maupun mengerjakan tes soal evaluasi siklus I. Maka, siswa mengisi angket sesuai dengan apa yang dilakukan ketika belajar di dalam kelompok,

sehingga mempengaruhi hasil angket keaktifan yang diisi oleh siswa. Peneliti menargetkan kriteria keberhasilan dari keaktifan sebesar 75. Hal tersebut menunjukkan bahwa target variabel keaktifan dan prestasi pada siklus I belum tercapai, sehingga peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II.

Dokumen terkait