• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Jhonson & Jhinson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.16

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).17

15

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Hasil Belajar Mengajar,..., h.22-23 16

Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009), Cet.1. h.232

17

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. 7. h. 242.

Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.18

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati, 2002:25). Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.19

Melalui pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran, melainkan bisa juga dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa lain.

Pada pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses pembelajaran, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran.

Dari definisi para ahli tentang pembelajaran kooperatif, dapat di simpulkan bahwa pendekatan kooperatif adalah suatu variasi

18

Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 56.

19

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. 3, h.203

19

pendekatan pembelajaran yang sistematis dimana siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil dan dalam kelompok kecil tersebut siswa belajar dan saling bekerja sama dalam memahami suatu materi pelajaran sesuai pada pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Dalam kooperatif, dikatakan belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran karena dalam kelompok tersebut siswa berdiskusi dan berargumen serta membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Sehingga kegiatan tersebut akan membantu siswa yang lemah dalam memahami materi dan memberikan pengutatn kepada siswa yang sudah memahami materi. Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisisatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas tujuan pembelajaran kooperatif, yaitu:20

1) Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.

2) Pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agam, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.

3) Untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya,

20

Tukiran Taniredja, dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 60

menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:21

1) Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Kenerhasilan kerja keompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok.

2) Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. 3) Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4) Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi prose kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekrja sama dengan lebih efektif.

21

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesinalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), Cet.3. h. 212

21

d. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Slavin membagi pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe, diantaranya: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournament (TGT), JIGSAW, Team Assisted Individualization (TAI) dan Group Investigation (GI). Dari semua tipe tersebut pada dasarnya sama yaitu lebih mengutamakan kerja sama kelompok, akan tetapi dalam pengelompokan tugas tipe-tipe tersebut berbeda.

1) Pembelajaran tipe STAD, materi dirancang untuk pembelajaran kelompok, siswa secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam bentuk LKS. Setiap anggota kelompok saling membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan tugasnya masing-masing sehingga semua anggota kelompok dapat materi dengan tuntas.

2) Pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa belajar dalam kelompoknya untuk mempersiapkan diri agar soal-soal yang diberikan melalui turnamen dapat terselesaikan. Dalam turnamen akademik ini, perwakilan dari masing-masing kelompok dengan kemampuan akademik yang sama akan bersaing secara sehat. 3) Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, setiap kelompok

ditugaskan untuk mempelajari satu topik tertentu, kemudian akan bertemu dengan anggota kelompok lain yang mempelajari topik yang sama. Setelah berdiskusi dan bertukar pikiran, para siswa kembali ke kelompoknya masing-masing untuk menjelaskan atau mendiskusikan apa yang telah dipelajarinya kepada teman-teman kelompoknya.

4) Dalam pembelajaran tipe TAI, siswa secara individu belajar dan menyelasaikan tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah tertentu, selanjtunya siswa yang memiliki kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang dibuat anggota kelompoknya apabila menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat terjawab semuanya.

5) Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), salah satu model yang cocok untuk mempersatukan proyek belajar yang menuntut kemahiran dari setiap kelompok dalam menganalisis untuk memecahkan permasalahan. Dari hasil analisis terbus kemudian setiap kelompok melaporkannya dalam diskusi kelas.22

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Dokumen terkait