• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

Perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjadi kurikulum 2013 menyebabkan beberapa guru belum memahami maksud dari pada kurikulum 2013 dan cara mengimplementasikannya.

Menurut Kurniasih (2014), Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis

kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, agar dapat lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Melalui pendekatan itu diharapkan peserta didik kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Sehingga mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif.

Menurut Hosnan (2014) pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Dimana diketahui bahwa guru memegang peranan penting dalam implementasi kurikulum 2013, guru diharapkan melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan menerapkan model pembelajaran yang telah direkomendasikan oleh pemerintah.

Kompetensi guru merupakan faktor penting yang harus dimiliki seorang guru, diantaranya aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir, penyesuaian diri, dan sikap. Standar kompetensi guru merupakan suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam penerapan kurikulum 2013. Selain kompetensi guru, penerapan model pembelajaran juga sangat berperan dalam pencapain kompetensi dasar yang harus dituntaskan oleh peserta didik dalam pembelajaran di kelas, karena apabila penentuan model pembelajaran kurang tepat, maka pencapaian kompetensi dasar untuk setiap muatan pelajaran akan sulit tercapai. Dari hasil penelitian dari dua dimensi permasalahan tersebut diatas, dapat dipaparkan dalam pembahasan di bawah ini:

1. Gambaran Pelaksanaan Standar Kompetensi Guru Kelas SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara selama beberapa pertemuan terkait standar kompetensi guru kelas di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba khususnya guru kelas yang tersertifikasi dan mengajar di kelas III dan kelas VI ditemukan bahwa guru tersebut termasuk dalam guru yang kompeten di bidang masing-masing yang karena memiliki kualifikasi akademik dibidangnya dan mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang diampu dan mampu mengembangkan potensinya yang terdiri dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada saat proses pembelajaran berlangsung guru kelas tersebut melaksanakan pembelajaran secara terstruktur dimana penyampaian materi dijelaskan secara lugas

berdasarkan tahapan langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat sebelum memulai pembelajaran.

Pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung menunjukan gambaran standar kompetensi guru berdasarkan aspek pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang dimiliki oleh guru yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Gambaran tersebut sejalan apa yang telah dikemukakan oleh (Musfah, 2011) bahwa: Kompetensi guru merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seorang guru yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, proses berfikir, penyesuaian diri, sikap dan nilai-nilai yang dianut dalam melaksanakan profesi sebagai guru. Hal yang sama juga perna dikemukakan oleh Kurniasih, (2014). Bahwa seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik, dan mata pelajaran (bidang keahlian) yang diajarkan harus sesuai dengan latar belakang pendidikan. Selain itu, guru harus memiliki sertifikat pendidik karena merupakan suatu pengakuan/lisensi yang diberikan kepada guru untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagai profesi di bidang pendidikan.

Pelaksanaan standar kompetensi oleh guru kelas tersertifikasi yang mengajar di kelas III dan kelas VI SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba baik sebelum proses pembelajaran, saat proses pembelajaran, setelah proses pembelajaran, dan diluar kegiatan pembelajaran atau dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat

menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat kompetensi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Dari seluruh aspek kompetensi guru yang diteliti menunjukkan bahwa hampir seluruh aspek terlaksana dengan baik sesuai standar yang ditetapkan. Karena hanya satu aspek yang masih kurang yaitu aspek mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif pada kompetensi profesional. Sehingga dapat katakan bahwa guru kelas yang tersertifikasi mengajar di kelas III dan kelas VI di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba memiliki tingkat kompetensi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Bebasis Kurikulum 2013 Guru Kelas SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba

Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang standar proses, kegiatan inti pembelajaran kurikulum 2013 yaitu menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik (Kemendikbud, Buku Panduan PLPG 2016). Untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, dititikberatkan pada keaktifan peserta didik (student centered approach), maka beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik.

Dalam penerapannya, ada empat model pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu pembelajaran Discovery Learning, pembelajaran Inquiry, pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Based

Learning) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).

Model pembelajaran sangat berpengaruh untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, sehingga guru dituntut harus bijak dalam menentukan model yang akan digunakan untuk suatu materi yang akan diajarkan.

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satunya model yang sering digunanakan oleh guru dalam mengajarkan muatan pelajaran di sekolah berdasarkan kurikulum 2013. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar (Kurniasih, 2014).

Penelitian ini fokus pada model pembelajaran Problem Based Learning, karena dianggap lebih efektif dilaksanakan untuk membuka cakrawala berpikir dan rasa percaya diri peserta didik.

Dari hasil temuan peneliti sebagaimana telah digambarkan pada hasil penelitian ini baik pada saat proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran, yang mana peneliti melihat dan menemukan bahwa hampir semua aspek yang ditetapkan terpenuhi dalam pembelajaran berdasakan tahapan-tahapan model pembelajaran Problem Based

Learning. Mulai dari kegiatan pendahuluan yang terdiri dari orientasi terhadap masalah dan organisasi belajar. Pada kegiatan orientasi masalah guru mengemukakan strategi pembelajaran agar masalah nyata yang disajikan kepada peserta didik mudah diidentifikasi kemudian guru memberikan masalah-masalah dalam lingkungan sehari-hari. Tahap organisasi belajar yang mana guru memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kegiatan inti, kegiatan inti yang terdiri dari dua tahap yaitu penyelidikan individual maupun kelompok dan pengembangan atau penyajian hasil penyelesaian masalah. Pada kegiatan inti ini guru membimbing peserta didik melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah dan membimbing peserta didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides. Dan kegiatan terakhir adalah penutup. Pada kegiatan penutup yang terdiri dari analisis dan evaluasi proses dengan cara guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

Secara umum, apa yang menjadi temuan peneliti saat dilapangan sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.

Berikut langkah-langkah PBM yang mengadaptasi dari pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997). Kegiatan pembelajaran terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap-tahap orientasi terhadap masalah, organisasi belajar, penyelidikan individual maupun kelompok, dan pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah merupakan tahap inti pembelajaran. Tahap analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah merupakan tahap penutup.

Sehingga dapat informasikan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis kurikulum 2013 oleh guru kelas yang telah tersertifikasi terlaksana dengan baik sehingga dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas karena efektif dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar berjalan dengan kondusif serta mampu mendorong peserta didik dalam berpikir kritis dengan penuh rasa percaya diri. maka dapat dikemukakan bahwa implementasi model pembelajaran khususnya model pembelajaran Problem Based Learning berbasis kurikulum 2013 terlaksana sesuai standar yang telah ditetapkan.

Dengan merujuk dari hasil paparan kedua rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru kelas III dan Kelas VI SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang telah tersertifikasi merupakan guru yang memiliki kompotensi yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan serta mampu mengimplementasikan model pembelajaran berbasis kurikulum 2013, khususnya model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian ini, yang terdiri dari: Gambaran pelaksanaan standar kompetensi guru dan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis kurikulum 2013 guru kelas III dan Kelas VI SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba, maka dapat disimpulan:

1. Gambaran Pelaksanaan Standar Kompetensi Guru Kelas SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba

Merujuk dari hasil pengamatan dan wawancara selama beberapa pertemuan maka dapat gambarkan bahwa guru kelas III dan Kelas VI SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang telah tersertifikasi merupakan guru yang memiliki kompotensi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta guru yang mengajar di sekolah tersebut merupakan guru yang kompeten di bidang masing-masing, karena memiliki kualifikasi akademik dibidangnya dan mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan yang diampu.

2. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Kurikulum 2013

Dalam penerapannya, ada empat model pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu pembelajaran Discovery Learning, pembelajaran Inquiry, pembelajaran berbasis pemecahan masalah (Problem Based Learning) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).

pembelajaran kurikulum 2013, sehingga sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena selain mudah diaplikasikan oleh guru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri serta dapat merangsang sikap kritis peserta didik.

B. Saran

Melalui penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bapak dan Ibu guru kelas yang ada di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba diharapkan dapat menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning karena model tersebut efektif digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013, selain efektif juga mudah diaplikasikan oleh guru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri serta dapat merangsang sikap kritis peserta didik.

Peneliti juga sangat berharap kepada guru untuk menggunakan model pembelajaran lainnya yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013.

2. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terhadap model pembelajaran lainnya yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013. Sebagai pembanding atas model pembelajaran yang telah diteliti. Dengan harapan agar dapat menemukan model pembelajaran yang paling sesuai dengan perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 1975. Menjadi Pimpinan Efektif. Jakarta : PT. Gramedia.

Arends. 2012. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

https://ujungkulon22.blogspot.com/2016/06/model-dan-metode pembelajaran-berbasis.html. Diakses pada tanggal 1 April 2019

Anonim. 2013. Pembelajaran Kompetensi SMK Kurikulum 2013 Dengan Pendekatan Saintifik Dan Penilaian Autentik (Online). (http: //www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia, Diakses 17 November 2016)

Ayu, Nursholikhah. 2014. Analisis Kesiapan Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Matematika(Online).(http://eprints.ums.ac.id/28715/17/NASKAH_PUB LIKASI, Diakses Pada tanggal 1 Desember 2016)

Arifatud, Venissa, dan Rohmat. 2015. Implementasi Kurikulum 2013 pada perangkat Pembelajaran Model Discovery Learning Pendekatan Scientific Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Materi Geometri SMK (Online). (http : //jurnal.unimus.ac.id JKPM, Volume 2 Nomor 1). Diakses Pada tanggal 3 Maret 2017

Asniati. 2018. Analisis Kompetensi Guru Kimia Dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 di SMK-SMAK Makassar. Chemistry Education Review (CER), Pend. Kimia PPs UNM, 2018, Vol.1, No.2 (1-12)

Barrows, H. S. (1996). Problem-based learning in medicine and beyond: A brief overview. New Directions for Teaching and Learning, 68, 3-12.

http://dx.doi.org/10.1002/tl.37219966804.

https://www.scirp.org/reference/ReferencesPapers.aspx?ReferenceID

=1054716. Diakses pada tanggal 1 April 2019

Boteach. S. 2006. 10 Conversations You Need To Have With Your Children.

New York: Regan Books.

BSNP. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta. Andi Offset.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Bandung: CV Diponegoro, 2010

Echols, J. M, Shadily, H. 2002. An English-Indonesian Dictionary. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Ferdinandus. 2014. Delapan Masalah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Online). Harian Metrotvnews.com, Rabu 19 Oktober 2014. Diakses tanggal 5 Mei 2017.

Fogarty. 1997. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

https://ujungkulon22.blogspot.com/2016/06/model-dan-metode-pembelajaran-berbasis.html. Diakses pada tanggal 1 April 2019

Gardner . 2006. Teknik Mengembangkan Guru dan Siswa;Buku Panduan untuk Penilik Sekolah Dasar. Jakarta: Grasindo. Penerjemah: Setyani D. Sjah.

Hidayat. S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Hosnan. M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam pembelajaran abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia

I Gusti Ngurah P, Nyoman Dantes, I Made Yudiana. 2013. Study Evaluatif Berbasis Model Centered, Input, Process, Productive Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Di SMK Mas Ubud Pada Jurusan Multimedia. E-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Jhon Helmi. 2014. Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 (Online).

(http://jurnalalishlah.word/2014, Diakses pada tanggal 4 April 2017) Kwartolo, Yuli. 2002. Catatan Kritis tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jurnal Pendidikan Penabur.

Kemendikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Paparan Mendikbud dalam Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta :Kemdikbud

Kemendikbud. 2016. Buku Panduan PLPG 2016 Materi Pedagogik. Paparan Mendikbud dalam Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta :Kemendikbud Kurniawati. 2013. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP

Negeri di Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 1, Nomor 1 Januari 2013, 1-8 ISSN: 7623; EISSN: 2337-7615. Diakses pada tanggal 16 Maret 2019

Kurniasih, I. Sani, B.2014. Sukses Mengimplikasikan Kurikulum 2013.

Jogjakarta : Kata Pena.

Kosasi.E .2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran (Implementasi Kurikulum 2013). Bandung : Yrama Widya

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja Rosda. Karya Bandung.

Musfah, Jejen. 2011.Peningkatan Kompetensi Guru. Jakarta : Kencana Nurdin. 2007. Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan

Kemampuan Metakognitif Untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi.

Surabaya: PPS UNS.

Nurhamidah, dkk. 2014. Upaya Peningkatan Pengelolaan Proses Pembelajaran Melalui Pendampingan Pada Implementasi Kurikulum 2013 Terhadap Guru–Guru Kelas I Dan Kelas IV di Kecamatan Denpasar Barat. e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014). Diakses pada tanggal 8 Maret 2019

Pollard. 2005. Reflective Teaching. New York: Continuum.

Riana Nurmalasari, Reta Dian Purnama, dkk. 2014. Peran Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 (Online). (Jurnal Program PascaSarjana Universitas Negeri Malang. Dikases pada tanggal 10 Desember 2016) Ridwan, A. S. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Suharno. 2014. Implementasi Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMA Neg 1 Gondang Kabupaten Tulunggangung (Online). (Jurnal Humanity, ISSN 0216 – 8995.

Diakses pada tanggal 9 Desember 2016)

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Surachman, Yuni dan suhardi. 2014. Implementasi Scientif Process Pada Mata Pelajaran Biologi Di MA Kotamadya Yogyakarta (Online).

Jurusan Biologi FMIPA UNIY (Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Tahun II, No 2. Di akses 25 April 2017)

Susilo Nugroho. 2014. Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (Online).

(http : //indo-dinamis.blogspot.co.id/2013/04/kualifikasi-akademik-kompetensi-guru.html. Di akses tanggal 31 Mei 2017)

Setianingsih, Nuning. 2015. Evaluasi Kesiapan Guru Kimia Dalam Implementasi Kurikulum 2013 Di Madrasah Aliyah Negeri Pilot Project DIY. Tesis Program Studi Pendidikan Sains (Online).

(http://eprints.uny.ac.id/25981/1/tesis-nuning-setianingsih-13708259010.swf, Diakses 15 Oktober 2016)

Setiadi, 2016. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 20, No 2, Desember 2016 (166-178).

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/7173/8446 Diakses pada tanggal 1 April 2019

Trianto. 2010b. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : PT Kencana Predana Media Grup

Vernianthy, Kanan Marinding. 2016. Profil Kemampuan Guru Mengimplementasikan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Matematika. Tesis Program Studi Pendidikan Matematika. Universitas Negeri Makassar.

Wartini, dkk. 2014. Pengaruh Implementasi Pendekatan Saintifik Terhadap Sikap Sosial Dan Hasil Belajar Pkn Di Kelas VI SD Jembatan Budaya, Kuta. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 4 Tahun 2014).

Diakses pada tanggal 8 Maret 2019

Yoko, Rimy. 2015. Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA. Widyaiswara LPMP D.I Yogyakarta (Online).

(http://lpmpjogja.org/wp-content/uploads/2015/08/Implementasi-Pendekatan-Saintifik-Dalam-Pembelajaran-IPA1.pdf, Diakses: 25 Desember 2016)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Arfin, Lahir di Dusun Lajae Desa Jojjolo Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 10 Februari 1982, anak keempat dari lima bersaudara pasangan Sidung dan Hasinang. Penulis telah menikah dengan drg. Andriani Rukmana. Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah Dasar (1991-1996), Sekolah Menengah Pertama (1996-1999), Sekolah Menengah Atas (1999-2002), Diploma II pada STAI Al-Gazali Bulukumba (2005-2007), S1 PAI pada STAI Al-Gazali Bulukumba (2007-2009), S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar (2012-2014) dan kemudian penulis melanjutkan Pendidikan di jenjang S2 dengan memilih program studi Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis mulai bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan tugas pokok sebagai guru sejak tahun 2009 sampai sekarang. Saat ini penulis mengabdi di UPT SPF SDN 3 Kasimpureng Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba. Untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.), Penulis melakukan penelitian dengan judul tesis yang ditulis adalah Analisis Kompetensi Guru Kelas Dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 di SD Wilayah III Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

1. Instumen Penelitian

a. Pedomam Wawancara dan Instrumen Wawancara b. Instrumen Pedoman Observasi

c. Pedoman Dokumentasi

2. Izin Penelitian

a. Surat Permohonan Izin dari Perguruan Tinggi

b. Surat Izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Sulawesi Selatan

c. Surat Rekomendasi dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bulukumba

d. Surat Izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bulukumba

3. Dokumentasi

a. Profil Sekolah

b. Dokumen Kurikulum Sekolah c. Foto Kegiatan Pembelajaran

Penelitian Komponen ASPEK Pertan

1 Bagaimana strategi Bapak/ bu untuk membedakan

karakteristik dari setiap peserta didik di peserta didik sesuai dengan tingkat usia mengikuti urutan materi pembelajaran sesuai

4 Bagaimana strategi Bapak/Ibu untuk

dalam RPP? merasa bangga dengan profesinya sebagai

serta kesulitan, dan potensi peserta didik kepada sesama guru, tenaga pendidikan, orang tua peserta didik, dan kegiatan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung

dengan contoh

pengalaman diri

sudah mengaplikasikan

19 Dapatkah Bapak/Ibu menjelaskan tentang

21 Bagaimana strategi Bapak/Ibu agar masalah nyata yang disajikan kepada peserta didik mudah diidentifikasi?

22 Bagaimana peran Bapak/Ibu

memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang teori) melalui berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah.

dan penyajia n hasil penyele saian masalah

didik untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan.

Penutup Analisis dan evaluasi proses penyele saian masalah

24 Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam memfasilitasi peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan.

1) Bagaimana strategi Bapak/Ibu untuk membedakan karakteristik dari setiap peserta didik di kelasnya?

2) Apa yang Bapak/Ibu lakukan agar kemampuan belajar peserta didik sesuai dengan tingkat usia yang dimiliki?

3) Apakah Bapak/Ibu dalam menyusun silabus dan RPP mengikuti urutan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran?

4) Bagaimana strategi Bapak/Ibu untuk mengidentifikasi potensi peserta didik?

5) Dapatkah Bapak/Ibu menyebutkan bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar peserta didik?

6) Apakah Bapak/Ibu menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP?

7) Apakah Bapak/Ibu memanfaakan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya?

b. Kompetensi Kepribadian

8) Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam mengembangkan kerjasama dengan teman sejawat tanpa memperhatikan perbedaan yang ada?

9) Hal apa yang Bapak/Ibu perlihatkan atau tampilkan sehingga orang tua, peserta didik senantiasa menghormati dan menghargai?

12) Bagaimana strategi Bapak/ibu dalam memperlakukan peserta didik secara adil?

13) Apakah Bapak/Ibu memiliki informasi tentang kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta didik kepada sesama guru,

yang mutakhir?

16) Apakah Bapak/Ibu selalu melakukan kegiatan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri?

17) Apakah Bapak/Ibu sudah mengaplikasikan pengalaman PKB dalam pelaksanaan pembelajaran?

18) Apakah Bapak/Ibu perna/sering/selalu melakukan penelitian

2. Gambaran penerapan model pembelajaran problem based learning berbasis kurikulum 2013 bagi guru kelas III dan kelas VI a. Pendahuluan

19) Dapatkah Bapak/Ibu menjelaskan tentang model pembelajaran Problem Based Learning?

20) Jelaskan langkah-langkah Model pembelajaran Problem Based Learning?

21) Bagaimana strategi Bapak/Ibu agar masalah nyata yang disajikan kepada peserta didik mudah diidentifikasi?

22) Bagaimana peran Bapak/Ibu memfasilitasi peserta didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan?

b. Inti

23) Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam membimbing peserta

23) Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam membimbing peserta