• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

a. Pengertian Model Pembelajaran Reciprocal Teaching

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain1. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke

dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Pembelajaran reciprocal teaching awalnya dirancang untuk

mengatasi kesulitan belajar dalam membaca teks. Pendekatan

pembelajaran ini dimunculkan oleh Palinscar tahun 1982 ketika dia menemukan beberapa muridnya yang mengalami kesulitan dalam memahami sebuah teks bacaan. Seorang siswa dapat saja membaca sekumpulan huruf yang membentuk kata namun ternyata untuk memahami makna dari teks yang dibacanya tidak semudah melafalkan bacaan tersebut. Inilah masalah yang melatarbelakangi kemunculan model

pembelajaran resiprocal. Sedangkan pengajaran reciprocal bertujuan

1

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet.1, hal 5.

untuk memberikan teknik atau strategi pada para siswa agar dapat

mencegah terjadinya kegagalan kognitif dalam kegiatan membaca2.

Pada dasarnya pembelajaran resiprokal menekakan pada siswa untuk bekerja dalam suatu kelompok yang dibentuk sedemikian hingga agar setiap anggotanya dapat berkomunikasi dengan nyaman dalam menyampaikan pendapat ataupun bertanya dalam rangka bertukar pengalaman keberhasilan belajar satu dengan lainnya. Salah satu dasar dari pembelajaran resiprokal ini adalah teori Vygotsky yaitu dialog dalam suatu interaksi social sebagai dasar pokok dalam proses pembentukan pengetahuan. Menurut beliau berpikir keras dan mendiskusikan hasil pemikirannya dapat membantu proses klarifikasi dan revisi dalam berpikir

pada saat belajar3.

Dalam pelaksanaan awalnya guru menjadi leader atau contoh

dalam mempraktekan keempat startegi yang diuraikan di atas. Kemudian siswa diminta untuk melakukannya bersama teman-teman dalam suatu kelompok yang tidak kurang dari 4 orang dan tidak lebih dari 6 siswa. Sehingga jelas dalam pelaksanaannya model ini tidak lepas dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Selain itu, yang perlu ditekankan adalah pendekatan dialogis dalam pembelajaran baik antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Guru dituntut untuk memiliki kemampuan dialog yang baik serta teliti dan peka dalam mengamati. Pada prosesnya, mungkin saja siswa-siswa yang memiliki kecenderungan diam,

guru harus melakukan teknik scaffolding untuk membangkitkan keaktifan

siswa. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang atau belum tahu (misalnya guru kepada siswa atau siswa yang pandai dengan siswa lain yang kurang pandai).

Reciprocal teaching adalah strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Pada strategi ini siswa berperan sebagai “guru” menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temannya. Sementara

2

Farida Nurhasanah, Reciprocal Teaching dari http://hasanahworld.wordpress.com, 17 Juni 2009.

3

itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator yang memberi kemudahan, dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Bimbingan yang diberikan pada tahap ini dilakukan secara ketat, kemudian secara berangsur-angsur tanggungjawab belajar diambil alih oleh siswa yang belajar.

Pada scaffolding kemampuan aktual siswa, yaitu kemampuan

yang mampu dicapai oleh siswa dengan belajar sendiri dapat berkembang lebih tinggi dan lebih baik sehingga dicapai kemampuan potensialnya.

Dengan demikian scaffolding mampu membantu siswa mengembangkan

kemampuan aktualnya menjadi kemampuan potensialnya.

Menurut Palincsar dan Brown seperti yang dikutip oleh Slavin4

bahwa strategi reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang

didasarkan pada prinsip-prinsip membuat pertanyaan, mengajarkan keterampilan metakognitif melalui pengajaran, dan pemodelan oleh guru

untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa yang

berkemampuan rendah. Reciprocal teaching adalah prosedur pengajaran

atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan

dengan baik Dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal

teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan, dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Untuk mempelajari strategi-strategi tersebut guru dan siswa membaca bahan pelajaran yang ditugaskan di dalam kelompok kecil, guru memodelkan empat keterampilan tersebut di atas.

Dari beberapa definisi di atas, model reciprocal teaching sesuai

digunakan untuk menghasilkan siswa yang mandiri5, yaitu :

1. Mampu mendiagnosis secara tepat situasi belajar khusus.

4

Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007

5

2. Mampu memilih strategi belajar untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3. Mampu memonitor keefektivan strategi.

4. tuntas.

b. Pengenalan Reciprocal Teaching

Reciprocal teaching belum biasa dilakukan oleh guru. Siswapun belum akrab dengan strategi ini. Oleh karena itu jika guru akan

menggunakan reciprocal teaching perlu memperkenalkannya terlebih

dahulu kepada siswa.

Untuk memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa, guru dapat memulai dengan memberikan informasi-informasi. Berikut ini adalah saran dari Palincsar 1987 (dalam Slavin, 1997) tentang skenario

bagaimana seorang guru memperkenalkan reciprocal teaching kepada

siswa. Berikut ini adalah skenarionya.

Contoh Skenario Pengenalan Reciprocal Teaching Kepada Siswa

Untuk minggu-minggu mendatang kita akan bekerja bersama-sama untuk meningkatkan kemampuan Anda semua dalam memahami bahan bacaan yang Anda baca. Kadang-kadang kita sulit memahami arti kata-kata, sulit memusatkan perhatian kepada arti kata-kata atau kepada apa yang kita baca. Kita akan mempelajari suatu cara agar kita dapat lebih memberikan perhatian terhadap apa yang sedang kita baca. Saya akan mengajarkan kepada Anda melakukan kegiatan-kegiatan berikut pada saat Anda membaca.

• Memikirkan pertanyaan-pertanyaan penting yang dapat ditanyakan dari

apa yang telah Anda baca, dan yakinkan bahwa Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

• Membuat rangkuman tentang informasi-informasi terpenting dari apa

yang telah Anda baca.

• Memprediksi apa yang mungkin dibahas oleh penulis pada bagian

• Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari bacaan yang dibaca dan selanjutnya apakah kita berhasil membuatnya menjadi masuk akal.

Kegiatan ini akan membantu Anda tetap memusatkan perhatian kepada apa yang sedang Anda baca, dan yakinkan diri Anda sendiri bahwa Anda memahami apa yang telah Anda baca.

Cara bagaimana Anda akan mempelajari empat kegiatan di atas adalah dengan mengambil giliran berperan sebagai guru selama kegiatan membaca di dalam kegiatan kelompok Anda. Apabila saya guru, saya akan menunjukkan kepada Anda bagaimana membaca dengan penuh perhatian, dengan mengucapkan kepada Anda pertanyaan-pertanyaan yang saya buat sambil saya terus membaca dengan mengikhtisarkan informasi penting yang saya baca, dan dengan membuat prediksi, yaitu saya memikirkan apa yang akan dibahas penulis pada tulisan berikutnya. Saya juga akan mengutarakan kepada Anda apabila saya menemukan sesuatu yang tidak jelas atau membingungkan pada saat membaca, dan bagaimana saya membuat sesuatu yang membingungkan itu menjadi mudah dipahami.

Apabila Anda guru, pertama-tama sambil membaca, Anda akan mengajukan pertanyaan yang Anda buat kepada kelompok Anda. Anda akan memberitahukan kepada kelompok Anda apabila jawaban kelompok Anda benar. Sambil terus membaca, Anda akan mengikhtisarkan informasi penting yang Anda peroleh. Anda juga akan memberitahukan kepada kelompok Anda apabila Anda menemukan segala sesuatu yang membingungkan di dalam bacaan itu. Beberapa kali selama Anda membaca teks itu, Anda juga membuat prediksi, memikirkan apa yang barangkali akan dibahas pada bacaan berikutnya. Apabila Anda sedang berperan sebagai guru, anggota kelompok Anda akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda dan memberi komentar terhadap rangkuman yang Anda buat.

Kegiatan-kegiatan tadi adalah kegiatan yang diharapkan akan Anda pelajari dan gunakan, tidak hanya pada saat Anda sedang mengikuti

pelajaran membaca di kelas, tetapi di manapun Anda ingin memahami dan mengingat apa yang sedang Anda baca.

Skenario di atas merupakan contoh yang dapat dilakukan oleh

guru dalam memperkenalkan reciprocal teaching kepada siswa. Kegiatan

itu dilakukan pada pertemuan pertama sebelum siswa belajar menggunakan strategi tersebut. Guru harus memastikan bahwa siswa telah memahami dulu strategi ini sebelum mereka menggunakannya

c. Mengajarkan Reciprocal Teaching

Sebagai salah satu pengetahuan prosedural yang diajarkan

setahap demi setahap, reciprocal teaching, diajarkan dengan menerapkan

pembelajaran langsung (direct instruction) . Adapun tahapan pembelajaran langsung dalam mengajarkan reciprocal teaching adalah sebagai berikut.

• Guru menyiapkan teks bacaan materi pelajaran yang akan dibahas pada

hari ini. Memberitahu tujuan bahwa siswa akan diajak belajar materi pelajaran tertentu hari ini dengan memberdayakan kemampuan mereka sendiri. Strategi yang akan dilatihkan itu bernama reciprocal teaching .

• Guru memodelkan strategi reciprocal teaching tahap demi tahap

menggunakan alinea pertama di dalam bahan bacaan yang disediakan.

• Guru dapat mengulangi langkah ini dengan menggunakan alinea kedua

di dalam bahan bacaan. Pada akhir langkah ini siswa harus dipastikan sudah memahami langkah-langkah yang dimodelkan tadi.

• Guru membimbing siswa guru meniru apa yang telah dimodelkan,

memberikan balikan dan mendiskusi penampilan siswa. Materi pelajaran yang digunakan adalah materi alinea ketiga dan seterusnya.

• Guru meminta siswa guru mengulangi sekali lagi langkah keempat.

Bila materi di dalam satu alinea terlalu singkat, guru dapat menggunakan materi bacaan lembar demi lembar. Hal yang penting perlu diperhatikan di dalam membelajarkan siswa terhadap keterampilan ini adalah pada saat modeling. Modeling yang dilakukan oleh guru harus jelas, tahap demi tahap dan siswa harus dipastikan telah memahami semua tahapan yang dilakukan. Untuk menjamin modeling dilakukan dengan

baik, menurut teori sosial Bandura, ada empat tahap modeling, yaitu atensi, retensi, produksi, dan motivasi.

Atensi (perhatian) siswa dapat terjadi dan terpusat pada apa yang dimodelkan jika guru melakukan dengan baik, menarik serta tahap demi tahap. Agar siswa dapat meniru keterampilan yang dilatihkan, maka siswa harus dapat mengingat tahapan yang dilatihkan itu. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas-aktivitas agar siswa dapat mengingatnya (retensi). Retensi dapat dilakukan dengan jalan mengulang-ulang keterampilan tersebut. Produksi tidak lain adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan/meragakan keterampilan yang sudah dilatihkan itu. Siswa cenderung melakukan reproduksi kalau mereka termotivasi. Salah satu cara membangkitkan motivasi adalah dengan menunjukkan kepada siswa bahwa keterampilan yang mereka pelajari itu sangat diperlukan oleh mereka dalam rangka belajarnya.

d. Perancangan dan Penerapan Prosedur Reciprocal Teaching

Berdasarkan saran di atas, maka rancangan pelaksanaan reciprocal teaching sehari-hari adalah mengikuti prosedur berikut.

• Sediakan teks bacaan yang akan diajarkan pada hari itu.

• Jelaskan bahwa Anda akan bertindak sebagai guru untuk bagian pertama

bacaan.

• Siswa diminta untuk membaca di dalam hati bagian bacaan yang

ditetapkan. Sebagai permulaan, barang kali paling mudah untuk bekerja paragraf demi paragraf.

• Ketika siswa menyelesaikan bacaan bagian pertama, lakukan pemodelan

berikut.

• Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah

……… ………

• Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, siswa membuat rangkuman

pada teks bacaan. Saya akan merangkum informasi penting di dalam bacaan sebagai berikut:

……… ……… ………..……… ………..

• Ketika saya membaca bahan bacaan ini saya menemukan hal-hal yang

kurang jelas, yaitu sebagai berikut

………..……… ………..

• Untuk mengklarifikasi hal-hal tersebut saya mencari dari bahan bacaan

lain, atau bertanya kepada nara sumber lain sebagai berikut

………..……… ………...

Undang siswa untuk membuat komentar tentang pengajaran Anda dan

bacaan itu. Sebagai contoh:

(1) Apakah ada informasi yang lain?

(2) Apakah ada yang memiliki prediksi lain untuk ditambahkan pada prediksi saya?

(3) Apa ada yang menemukan sesuatu yang lain yang membingungkan?

• Tugaskan bagian bacaan berikutnya untuk dibaca dalam hati. Pilih

seorang siswa untuk berperan sebagai guru untuk bagian ini. Mulailah dari siswa yang terampil bicara yang menurut Anda akan sedikit mengalami kesulitan dengan kegiatan ini.

∙ Latihlah siswa guru untuk dapat berperan dalam kegiatan ini, doronglah

siswa lain untuk berperan lebih aktif di dalam dialog dan sebagainya. e. Pengaruh Stategi Reciprocal Teaching Terhadap hasil Belajar

Pengaruh reciprocal teaching terhadap hasil belajar sangat

beragam. Reciprocal teaching mempengaruhi keterampilan komunikasi,

1. Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Keterampilan Komunikasi Berdasarkan pada keterampilan yang dilatihkan dan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan belajar, maka reciprocal teaching berdampak positif terhadap kemampuan komunikasi siswa, karena selama pembelajaran siswa mengajukan pertanyaan, mengomentari jawaban teman yang lain.

2. Reciprocal Teaching Terhadap Motivasi Siswa

Menurut teori motivasi ARCS (Attention, Relevance,

Confidence, Satisfaction), siswa akan termotivasi jika apa yang dipelajarinya menarik perhatiannya, relevan dengan kebutuhan siswa, apa yang mereka pelajari menyebabkan mereka puas, dan menambah percaya

dirinya. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan reciprocal teaching,

siswa aktif mencari tahu informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaannya sendiri sehingga relevan dengan kebutuhan mereka sendiri. Hal ini akan meningkatkan motivasi siswa. Wilujeng, (1999) dalam bidang fisika, Khabibah (1999) di dalam bidang matematika, mereka semua

berpendapat bahwa reciprocal teaching dapat meningkatkan motivasi

siswa.

3. Pengaruh Reciprocal Teaching Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Selama KBM siswa membuat rangkuman, jadi dilatih untuk menemukan ide pokok di dalam bahan bacaan dan ini merupakan keterampilan penting untuk belajar. Semua uraian tersebut ternyata juga

sejalan dengan hasil penelitian yang menerapkan reciprocal teaching ini

telah berhasil meningkatkan prestasi belajar yang rendah (Palincsar, 1987 dalam Slavin (1997); Palincsar dan Brown, 1984;).

Hal yang membedakan model pembelajaran reciprocal teaching

dengan model pembelajaran lainnya menurut Palincsar dan Brown yaitu dalam reciprocal teaching, siswa dituntut untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temannya baik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan atau prediksi dari

wacana tersebut. Reciprocal teaching dirancang untuk membiasakan siswa menggunakan empat strategi pemahaman mandiri dimana strategi menjelaskan kembali memberikan penekanan kepada siswa untuk menjadi guru dihadapan teman-temannya. Guru dapat membantu siswa untuk

mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan

mengekspresikan sendiri6.

Empat strategi dalam Reciprocal Teaching yang dikembangkan

oleh Palincsar dan Brown yaitu :

1. Summarizing (Merangkum)

Rangkuman adalah sejumlah intisari atau ide utama yang diambil dari suatu bahan bacaan. Strategi merangkum memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi, menguraikan dengan kata-kata sendiri dan menggabungkan informasi penting dari suatu teks bacaan. Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. beberapa pertanyaan-pertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain:

“Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan ini?”

“Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?”

Untuk tahap ini, tentu sudah jelas sekali yang paling sederhana adalah meminta siswa untuk membuat ikhtisar dari proses pembelajaran yang berlangsung beserta hasilnya menggunakan bahasa sendiri.

“Konsep baru apa saja yang kita pelajari dalam topik struktur dan fungsi organ pada tumbuhan ini?”

“Dapatkah saya menjelaskan konsep-konsep tersebut dengan bahasa saya sendiri?”

6

Vina Indriani, “Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching”, Skripsi. (Bandung: UPI, 2007). td

“Dapatkah saya menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep ini?”

Berkaitan dengan soal yang diberikan, dapat diminta siswa untuk menuliskan jawaban yang lengkap beserta langkah-langkah yang dilakukan kemudian mereka minta untuk menjelaskannya.

2. Questioning (Membuat pertanyaan)

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya;

“Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?”

“Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajukan setelah kau membaca teks tersebut?”

“Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”

Pertanyaan yang diajukan siswa tentu bervariasi dan

menunjukkan tingkat berpikir siswa. Pengajuan pertanyaan ini merupakan suatu bagian penting dalam kontruktivisme. Menurut Piaget, perumusan pertanyaan merupakan salah satu yang paling penting dan paling kreatif

dari sains yang diabaikan dalam pendidikan sains7.

Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Dari uraian tersebut jelas bahwa pada tahap ini siswa bertanya pada dirinya sendiri untuk melakukan crosscheck tentang apa yang sudah diperolehnya dari proses belajar dan apa yang belum dikuasainya dari keseluruhan konsep

7

Vina Indriani, Penguasaan Konsep dan Aktivitas Siswa pada Sistem Indera Manusia Melalui Model Reciprocal Teaching. Skripsi. Bandung: UPI, 2007, hal 9.

yang diajarkan oleh gurunya. Jadi guru mengajarkan siswa untuk bertanya pada dirinya sendiri. Contoh pertanyaannya sebagai beikut:

“Apakah saya sudah memahami definisi akar?”

“Dari semua definisi yang diberikan, adakah definisi yang belum saya fahami?”

“Apakah saya sudah bisa melukis sebuah penampang melintang sebuah

akar?”

3. Predicting (Memprediksi)

Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktifkan pengetahuan sebelumnya yang bersangkutan dengan teks tersebut. Strategi ini juga membantu siswa mengembangkan pemahaman siswa dengan menggunakan petunjuk bacaan, pengetahuan awal, petunjuk gambar atau teks terstruktur untuk membangun makna dari teks yang bersangkutan.

Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut: “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?”

“Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”

Dari uraian tersebut, jelas diketahui bahwa pada tahap ini diharapkan terjadi koneksi antara konsep yang baru dipelajarinya dengan yang sudah dimilikinya.

4. Clarifying (Mengklarifikasi)

Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting

walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familiar, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraph. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti;

“Apa maksud dari kalimat tersebut?”

“Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?”

“Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?” Strategi ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menuliskan hal-hal yang tidak jelas dalam teks yang telah dibaca. Strategi ini dapat dilakukan selama siswa membaca teks dengan membuat catatan mengenai kata-kata, ungkapan atau konsep yang belum mereka pahami. Bahan teks bacaan yang diberikan dapat berupa teks mengenai konsep yang ingin diajarkan sekaligus berisi soal yang harus diselesaikan. Pada contoh ini, misalnya teks mengenai akar. Sesuai dengan teorinya pada tahap ini, Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familiar. Maka dibuat pertanyaan apakah mereka mengerti arti kata atau konsep baru dalam teks tersebut. Perlu diingat bahwa pembelajaran ini berbasis dialog dan keempat proses tersebut berlangsung dalam kelompok-kelompok kecil.

Sebagai salah satu pengetahuan prosedural yang diajarkan

setahap demi setahap, reciprocal teaching, diajarkan dengan menerapkan

pembelajaran langsung (direct instruction). Adapun tahapan pembelajaran langsung dalam mengajarkan reciprocal teaching adalah sebagai berikut:

1. Guru menyiapkan teks bacaan materi pelajaran yang akan dibahas

pada hari ini. Memberitahu tujuan bahwa siswa akan diajak belajar materi pelajaran tertentu hari ini dengan memberdayakan kemampuan

mereka sendiri. Strategi yang akan dilatihkan itu bernama reciprocal

teaching.

2. Guru memodelkan strategi reciprocal teaching tahap demi tahap

3. Guru dapat mengulangi langkah ini dengan menggunakan alinea kedua di dalam bahan bacaan. Pada akhir langkah ini siswa harus dipastikan sudah memahami langkah-langkah yang dimodelkan tadi.

4. Guru membimbing siswa dan siswa meniru apa yang telah

dimodelkan, memberikan balikan dan mendiskusi penampilan siswa.

Dokumen terkait