• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model penerimaan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model TAM yangdibangun oleh empat variabel utama, yaitu persepsi kemudahan menggunakan (perceived ease of use- X1PEU), persepsi manfaat (perceived usefulness- X2PU), kemauan menggunakan (behavioral intention to use - YBIU), dan kepastian menggunakan (actual system use - ZASU). Hasil pengukuran dari model tersebut ditunjukkan pada Gambar 7. dari model tersebut korelasi antara dua variabel laten ditunjukkan oleh nilai koefi sien jalur (path coeffi cient), dan korelasi antara indikator dan variabel laten yang dibangun ditunjukkan oleh nilai loading-nya.

Koefi sien jalur antara persepsi kemudahan menggunakan (X1PEU) dan persepsi manfaat (X2PU) adalah 0,705 dan termasuk korelasi tinggi atau memiliki hubungan ketergantungan. Koefi sien jalur antara persepsi kemudahan menggunakan (X1PEU) dan kemauan menggunakan (YBIU) adalah 0,136 dan termasuk dalam korelasi sangat rendah atau memiliki hubungan yang dapat diabaikan. Koefi sien jalur antara persepsi manfaat (X2PU) dan kemauan menggunakan (YBIU) adalah 0,742 dan termasuk dalam korelasi tinggi atau memiliki hubungan ketergantungan. Koefi sien jalur antara kemauan menggunakan (YBIU) dan kepastian menggunakan (ZASU) adalah 0,700 dan termasuk dalam korelasi tinggi atau memiliki hubungan ketergantungan.

Lebih lanjut informasi signifi kansi hubungan dari model tersebut menunjukkan bahwa persepsi kemudahan menggunakan (X1PEU) berpengaruh positif dan signifi kan terhadap persepsi manfaat (X2PU) sebesar0,7052= 0,4970 = 49,7%. Persepsi

kemudahan menggunakan (X1PEU) berpengaruh parsial positif tetapi tidak signifi kan terhadap kemauan menggunakan (YBIU) sebesar 0,1362

= 0,0182 = 1,82%. Persepsi manfaat (X2PU) berpengaruh parsial positif terhadap kemauan menggunakan (YBIU) sebesar 0,7422 = 0,5506

= 55,06%. Persepsi kemudahan menggunakan (X1PEU) dan persepsi manfaat (X2PU) berpengaruh simultan positif dan signifi kan terhadap kemauan menggunakan (YBIU) sebesar 71,1%. Dan kemauan menggunakan (YBIU) berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepastian menggunakan (ZASU) sebesar 0,7002

= 0,490 = 49,0%.

Dari hasil pengukuran dapat diamati bahwa sebagian besar tingkat pengaruh antar variabel laten mendekati 50% yang menunjukkan hubungan ketergantungan, kecuali pengaruh persepsi kemudahan menggunakan terhadap kemauan menggunakan yang hanya sebesar 1,82%yang menunjukkan hubungan yang dapat diabaikan. Hal ini berarti bahwa setiap hubungan antar variabel laten dalam model TAM SpeedyTV telah memenuhi ketentuan model TAM kecuali hubungan antara variabel persepsi kemudahan menggunakan dan variabel kemauan menggunakan yang sangat rendah, tidak signifi kan, dan dapat diabaikan. Dengan pengabaianhubungan antara variabel persepsi kemudahan menggunakan dan variabel kemauan

menggunakanmaka dapat diartikan bahwa model p e n e r i m a a n SpeedyTV berbeda dari konsep dasar TAM (Davis, 1989). Transformasi model s e b a g a i m a n a Gambar 2 menjadi model penerimaan pada Gambar 8. Gambar7: Nilai korelasi dari masing-masing

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Televisiinternet telah berhasil diuji sebagai media untuk memperluas jangkauan siaran televisi lokal ke nasional dan bahkan global. Dengan dukungan kerjasama antara televisi lokal dan operator jaringan maka diharapkan pengembangan televisi lokal internet dapat direalisasikan secara nyata sebagai layanan publik. Penerapan sistem ini diharapkan dapat memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi televisi lokal dan industrinya, serta memberi dukungan bagi pembangunan daerah secara umum.

Skor persepsi penerimaan televisi internet di Indonesia menunjukkan angka tinggi (77.35%). Skor tersebut didukung oleh skor persepsi kemudahan menggunakan yang tinggi (83,8%), persepsi manfaat yang tinggi (72,4%), kemauan menggunakan yang tinggi (75,5%), dan kepastian menggunakan yang tinggi (78,2%) juga. Persepsi penerimaan pengguna yang tinggi ini menunjukkan bahwa televisi internet sudah menjadi layanan yang dapat diterima bagi pengguna di Indonesia dan dapat diimplementasikan sebagai layanan publik.

Model penerimaan internet TV di Indonesia yang diwakili oleh SpeedyTV menunjukkan model yang unik dan berbeda dari model penerimaan produk teknologi informasi berbasis model TAM secara umum. Karakteristik yang berbeda ini dapat berpengaruh pada cara pengelolaan layanan yang berbeda pula.

Saran

Hasil penelitian ini merekomendasikan televisi lokal untuk memanfaatkan teknologi televisi internet sebagai media memperluas jangkauan siar, nasional maupun global. Berkenaan dengan skor persepsi relevansi pekerjaan yang hanya mencapai tingkat sedang, maka perlu dilakukan inovasi agar layanan ini dapat menjadi layanan yang mampu mendukung performansi pekerjaan pengguna mengingat layanan ini paling banyak digunakan oleh pegawai dan diakses dengan menggunakan terminal yang umumnya digunakan dalam pekerjaan. Selanjutnya, perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengamati karakteristik model penerimaan televisi internet yang unik di Indonesia sehingga diharapkan layanan ini dapat dikelola secara tepat untuk dapat memberikan layanan sesuai kebutuhan pengguna dan memberi keuntungan bagi stakeholder.

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

DAFTAR PUSTAKA

Davis, F. D. (1986),“A technology acceptance model for empirically testing new end-user information systems: Theory and results”, Doctoral dissertation. Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology.

Davis, F. D. (1989),“Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”, MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3. (Sep., 1989), pp. 319-340. Davis, F. D. Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R.,

(1989),“User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models”, Management Science, 35, 982- 1003.

Eny Prihtiyani, (2011), “Belanja Iklan Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara”, Kompas. com, Selasa, 20 Desember 2011 (http://bisniskeuangan.kompas.com/ read/2011/12/20/14403449/).

Feriandi Mirza, (2011), “Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional”, http://www. slideshare.net/efmirza/eksistensi-tv-lokal- di-antara-dominasi-tv-nasional.

Ranang Agung Sugihartono, (2008), “Televisi Lokal sebagai Medium Pencitraan Lokalitas Daerah”, Fakultas Seni Rupa dan Disain, ISI Surakarta.

Telkom R&D Center, (2010),“Assessment of NetTV Service”, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., R&D Center. Bandung, Indonesia.

Telkom R&D Center, (2011),“Assessment of NetTV Service for Local Content”, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., R&D Center. Bandung, Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran.

Venkatesh, V., Bala, H.. (2008),“Technology Acceptance Model 3 and a Research Agenda on Interventions”, Decision Sciences Volume 39 Number 2 May 2008.

Venkatesh, V., Davis, F.D. (2000), “A Theoretical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies”, Management Science, 46, 186-204.

Venkatesh, V., Morris, M.G., Davis, F.D., and Davis, G.B. (2003), “User Acceptance of Information Technology: Toward a Unifi ed View”, MIS Quarterly, 27, 425-478.

Widodo, A. (2012), “Measurement the Level of User Acceptance of SpeedyTV Services Using Technology Acceptance Model (TAM)”, Thesis, Telkom Institute of Management.

PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI MELALUI JEJARING