• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN. 2088-9402

VOLUME 2, No.2 Desember 2012

Evaluasi Strategi

Turnaround

pada SBU Pos Admail

PT Pos Indonesia (Persero)

Nurlia Hikmah

Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos :

Studi tentang Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada

PT Pos di Tanjung Pinang, Kepulauan Bangka Belitung

Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo

Pemanfaatan Televisi Internet untuk Membantu Memperluas

Jangkauan Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar

Aji Widodo & Umi Kaltum

Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial

di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura

dan Solok Sipin, Kota Jambi)

Ari Cahyo Nugroho

Analisis Perbandingan Model VoIP Security

Berbasis SIP (

Session Initiation Protocol

)

Wahyu Novian C.M.

Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang

Layanan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam

Pengelolaan Asuransi Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur

Heru Pudjo Buntoro

JPPI Vol. 2 No. 2 Hal 89 - 173 ISSN. 2088-9402

urnal Penelitian

J

(2)

J

URNAL

PENELITIAN

POS DAN

INFORMATIKA

(3)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

J

URNAL PENELITIAN POS DAN INFORMATIKA ISSN. 2088-9402

VOL 2 No.2 Desember Tahun 2012

SUSUNAN REDAKSI

SK Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi Dan Informatika Nomor : 72/KEP/KOMINFO/BLSDM-1/5/2012

PENANGGUNG JAWAB

Dra. Siti Meiningsih, M.Sc.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika

PEER REVIEWER/MITRA BESTARI : Prof. Kalamullah Ramli Prof. Erman Aminullah

Dr. Henri Subiakto Dr. Rudi Lumanto Dr. L. T. Handoko Dra. Wati Hermawati, MBA

ANGGOTA DEWAN REDAKSI : Prof. Rusdi Muchtar

Dr. Yan Rianto Dr. I Nyoman Adhiarna

SEKRETARIAT : Tiari Pratiwi Hutami, S.Si.

Diana Sari, MT

Vidyantina Heppy Anandhita, ST

SEKRETARIAT REDAKSI

Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kemkominfo

Kementerian Komunikasi dan informatika

Jl. Medan Merdeka Barat no. 9 Gedung B Lt. 4 Jakarta 10110 Telp/Fax : 021- 3846189

KETUA DEWAN REDAKSI Dr. Ramon Kaban, M.Si.

Jurnal Penelitian Pos dan Informatika (JPPI) adalah jurnal ilmiah yang menjadi media publikasi karya tulis ilmiah mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi bidang manajemen logistik (pos), komunikasi dan informatika. Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta menjadi wadah tukar pikiran bagi peneliti, akademisi dan praktisi khususnya dalam bidang manajemen logistik (pos) dan informatika. Redaksi Jurnal Penelitian Pos dan Informatika menerima sumbangan tulisan ilmiah dalam bidang manajemen logistik (pos), komunikasi dan informatika berupa hasil penelitian maupun tinjauan teori atau karya ilmiah lain (analisis empirik dan studi kasus) yang bersifat asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.

PENGARAH

Aizirman Djusan, M.Sc. Econ.

(4)

J

URNAL PENELITIAN

POS DAN INFORMATIKA

ISSN. 2088-9402 VOL 2, No. 2 Desember 2012

DAFTAR ISI iii

PENGANTAR REDAKSI iv

Evaluasi Strategi Turnaround pada SBU Pos Admail PT Pos Indonesia (Persero)

Nurlia Hikmah 89 - 102

Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos : Studi tentang Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada PT Pos di Tanjung Pinang, Kepulauan Bangka Belitung

Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo 103 - 117

Pemanfaatan Televisi Internet untuk Membantu Memperluas Jangkauan Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar

Aji Widodo & Umi Kaltum 119 - 130

Pemanfaatan Media Komunikasi Melalui Jejaring Sosial di Masyarakat (Survey di Kelurahan Telanai Pura dan Solok Sipin, Kota Jambi)

Ari Cahyo Nugroho 131 - 141

Analisis Perbandingan Model VoIP Security Berbasis SIP (Session Initiation Protocol)

Wahyu Novian C.M. 143 - 156

Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang Layanan TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Pengelolaan Asuransi Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur

Heru Pudjo Buntoro 157 - 169

(5)

iv

(6)

PENGANTAR REDAKSI

Atas berkat dan rakhmat Allah SWT, Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika dapat menerbitkan Jurnal Penelitian Pos dan Informatika (JPPI) Volume 2 No. 2 tahun 2012.

Edisi kali ini memuat 6 karya tulis ilmiah mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi bidang manajemen logistik (pos) dan informatika. Karya tulis pertama merupakan hasil penelitian dalam bidang manajemen pos dengan judul : “Evaluasi Strategi Turnaround

pada SBU Pos Admail PT Pos Indonesia

(Persero)” oleh Nurlia Hikmah

. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman

mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisis baik data primer maupun sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit bisnis Pos Admail memiliki efektivitas cukup tinggi dalam mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Dengan alokasi investasi terbatas Pos Admail mampu menghasilkan laba dengan jumlah yang cukup tinggi, sehingga investasi Pos Indonesia dengan membentuk unit bisnis Pos Admail ini merupakan sesuatu yang dianggap cukup menguntungkan.

Karya tulis kedua berjudul “Pemanfaatan TIK dalam Pengembangan Layanan PT Pos : Studi tentang Peningkatan Kualitas Layanan Konsumen pada PT Pos di Tanjung Pinang, Kepulauan Bangka Belitung” oleh Heru Pudjo Buntoro dan Sujarwo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang pelanggan dan wawancara mendalam pada pejabat perusahaan dan intelektual terkait. Hasil penelitian antara lain menemukan bahwa penerapan TIK ternyata sangat menguntungkan pelanggan. Namun mereka berpendapat bahwa perlu diadakan pelatihan bagi para pegawai perusahaan untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi pelanggan.

Tulisan ketiga oleh Aji Widodo dan Umi Kaltum yang berjudul “Pemanfaatan Televisi Internet untuk Membantu Memperluas Jangkauan Siar Televisi Lokal dan Meningkatkan Pasar”. Penelitian dilakukan melalui dua kegiatan utama yaitu pembuatan prototipe untuk uji coba penyambungan televisi lokal dan pengukuran tingkat penerimaan pengguna terhadap layanan televisi internet di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 100 responden dari pengguna SpeedyTV dengan distribusi secara acak dari pengguna yang berada di Indonesia tanpa ditentukan posisi kotanya. Data penelitian diolah dengan menggunakan metode analisis Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi penerimaan pengguna yang tinggi menunjukkan bahwa televisi internet sudah menjadi layanan yang dapat diterima bagi pengguna di Indonesia dan dapat diimplementasikan sebagai layanan publik.

(7)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

Tulisan berikutnya berjudul “Analisis Perbandingan Model VoIP Security Berbasis SIP (Session Initiation Protocol)” oleh Wahyu Novian C.M. Pada penelitian ini dikembangkan dan dianalisis 4 model

security VoIP berbasis SIP melalui setup dan konfi gurasi sebuah environment dalam skala laboratorium dan pungujian simulasi berbagai metode penyerangan. Keempat model security VoIP tersebut yaitu: model dengan security SRTP, TLS, IPsec dan SSL. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa model

security VoIP terbaik adalah dengan penggabungan security aspek signalling dan security aspek media

yaitu model VoIP SIP over IPsec dan VoIP SIP over SSL.

Tulisan terakhir berjudul “Pemanfaatan TIK dan Pendapat Pelanggan : Studi tentang Layanan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam Pengelolaan Asuransi Kesehatan di Surabaya, Jawa Timur” oleh Heru Pudjo Buntoro. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendapat pelanggan terhadap kualitas layanan TIK oleh PT. Askes (Persero) wilayah regional VII Surabaya di bidang Kepesertaan dan layanan (keuangan, rumah sakit, dan apotik). Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas pelanggan sebenarnya tidak mengetahui bahwa PT. Askes telah menggunakan peralatan TIK untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat, tetapi mereka berpendapat bahwa perusahaan ini telah memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik dari pada masa lalu. Sedangkan untuk urusan keuangan, perawatan medis, dan obat-obatan ternyata lebih simpel dan mudah dari pada sebelumnya. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi pelanggan.

Demikian pengantar Redaksi Jurnal Penelitian Pos dan Informatika ini. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat menambah wawasan dan informasi dalam bidang manajemen logistik (pos), komunikasi dan informatika. Kami berharap saran dan kritik yang membangun demi kemajuan JPPI ke depannya. Terima kasih.

Jakarta, Desember 2012

(8)

EVALUASI STRATEGI

TURNAROUND

PADA SBU POS

ADMAIL PT POS INDONESIA (PERSERO)

Nurlia Hikmah

Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Abstrak

Proses turnaround atau reorganisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang berlangsung sejak tahun 2007 hingga saat ini memberikan implikasi bagi kelangsungan salah satu unit binisnya yaitu SBU Pos Admail. Faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan menyebabkan rencana pembentukan anak perusahaan PT Admailpos dari SBU Pos Admail tidak dapat terealisasi. Pada tahapan reorganisasi korporat tahun 2012 ini, SBU Pos Admail tidak lagi sebagai unit bisnis perusahaan yang berkembang menjadi anak perusahaan, namun justru menjadi organisasi area yang memiliki keterbatasan dalam wewenang serta pengelolaan operasional hariannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir. Evaluasi kinerja dilihat pada perspektif fi nansial dengan membandingkan target unit bisnis pada RKAP dengan laporan realisasi unit bisnis, yang didukung dengan penghitungan return on investment (ROI) unit bisnis sebagai sebuah profi t center. Tahapan analisis selanjutnya adalah mengidentifi kasi tingkat kesesuaian antara unit bisnis dengan korporat melalui suatu metode yang menggunakan konsep Corporate Parenting Framework. Penilaian (assessing) yang dilakukan dalam kerangka kerja parenting ini adalah pada tingkat kesesuaian (fi t) antara parent’s company skill dan business’s need. Jika kedua elemen tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi, maka akan menciptakan keuntungan yang merata, namun jika tingkat kesesuaiannya rendah tentu akan merusak nilai bisnis tersebut. Dalam penelitian ini, kerangka kerja tersebut digunakan sebagai landasan dalam menjawab permasalahan penutupan unit bisnis Pos Admail.

Kata Kunci : Turnaround, Unit Bisnis, Evaluasi Kinerja, ROI, Corporate Parenting Framework

Abstract

The process of turnaround or reorganization of PT Pos Indonesia (Persero) which lasted from 2007 until today have implications for the survival of one of its business unit, SBU Pos Admail. Internal and external factors that affect the corporate business plan led to the formation plan of PT Admailpos, a subsidiary of Pos Indonesia came from SBU Pos Admail cannot be realized. At the stage of corporate reorganization in 2012, SBU Pos Admail is no longer as a business unit of the company, not even developed into a subsidiary, but it become an area organization that has a limited within the authority and daily operations management. This study aims to gain an overview and understanding of the condition of the SBU Pos Admail performance in last two periods. Performace evaluation seen in the fi nancial perspective by comparing business unit target in RKAP with the realization report of the business unit, which is supported by the calculation of return on investment (ROI) business unit as a profi t center. The next stage of the analysis is to identify the level of fi t between the business unit and the corporate through a method that uses Corporate Parenting Framework concept. Assessment conducted within the framework of this parenting is at the fi t level between the parent’s company’s skill and business needs. If both of these elements show a high level of compliance, it will create an uneven advantage, but if it shosw the low level of compliance, it would damage the value of the business. In this study, the framework is used as the basis for answering the closing of Pos Admail business unit cases.

(9)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proses turnaround atau reorganisasi PT Pos Indonesia (Persero) yang berlangsung sejak tahun 2007 hingga saat ini memberikan implikasi bagi kelangsungan salah satu unit binisnya yaitu SBU Pos Admail yang bergerak dalam industri variable printing dengan segmentasi pelanggan korporat. Faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan menyebabkan rencana pembentukan anak perusahaan PT Admailpos dari SBU Pos Admail tidak dapat terealisasi. Posisi SBU Pos Admail dalam Struktur Organisasi PT Pos Indonesia tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Posisi SBU Pos Admail dalam Struktur Organisasi PT Pos Indonesia tahun 2011

PEMEGANG SAHAM

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA WAKIL DIREKTUR UTAMA

DIREKTORAT KEUANGAN DIREKTORAT PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN BISNIS SURATPOS DAN LOGISTIKDIREKTORAT OPERASI DIREKTORAT TEKNOLOGI DAN JASA KEUANGAN DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA DAN UMUM

SATUAN PENGAWAS

INTERNAL

SBU POS ADMAIL

Tabel 1. Pertumbuhan Produksi AdmailPos tahun 2005-2007

Pada tahapan reorganisasi korporat tahun 2012 ini, SBU Pos Admail tidak lagi sebagai unit bisnis perusahaan yang berkembang menjadi anak perusahaan, namun justru menjadi organisasi area yang memiliki keterbatasan dalam wewenang serta pengelolaan operasional hariannya. Di sisi lain, kinerja Pos Admail yang dinilai memiliki pertumbuhan produksi yang relatif meningkat dalam kurun waktu 2005-2007 menjadi salah satu alasan mengapa unit bisnis ini direncakan akan dikembangkan menjadi anak perusahaan (Tabel 1).

(10)

Pada hasil penelitian terdahulu1 (berupa consulting paper), proses turnaround yang dilakukan oleh Pos Indonesia hanya melakukan perubahan orientasi dan penajaman cakupan bisnis. Tidak ada pengurangan pada lini bisnis atau produk yang merupakan salah satu dari tahapan retrenchment. Yang terjadi adalah justru ekspansi dalam kerangka reinventing bisnis melalui pembentukan beberapa SBU dan Proyek Bisnis. Salah satu SBU yang dibentuk pada masa

turnaround ini adalah SBU Pos Admail yang dinilai sebagai langkah yang tepat karena masih dalam kerangka bisnis dengan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan yaitu mail, logistik, serta jasa keuangan. SBU ini juga mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan yang cukup tinggi, serta mampu memberikan real value added bagi

banyak faktor-faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan rencana pembentukan PT Admailpos tidak dapat terealisasi. Manajemen Pos Indonesia kembali melakukan perombakan struktur organisasi dan akan mulai memberlakukan struktur yang baru pada tahun 2012 (Gambar 2). Pada struktur organisasi baru, SBU Pos Admail tidak lagi berfungsi sebagai unit bisnis perusahaan yang berkembang menjadi anak perusahaan, namun justru menjadi organisasi area yang memiliki keterbatasan dalam wewenang serta pengelolaan operasional hariannya.

Pihak manajemen Pos Indonesia menilai Pos Admail sebagai sebuah unit bisnis yang mandiri kurang memiliki prospek menguntungkan di masa yang akan datang. Dalam implementasinya

Gambar 2. Struktur Organisasi Pos Indonesia (Persero) tahun 2012

PEMEGANG SAHAM

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

WAKIL DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR SURAT DAN PAKET

DIREKTUR RITEL DAN PROPERTI DIREKTUR TEKNOLOGI

DAN JASA KEUANGAN

DIREKTORAT SUMBER DAYA MANUSIA

DAN UMUM

SATUAN PENGAWAS

INTERNAL

DIREKTUR KEUANGAN

VP HUKUM

SVP PENJUALAN SVP OPERASI VP PENGEMBANGAN BISNIS PAKET VP PENGEMBANGAN

BISNIS SURAT

Area Penjualan

Sales Representative

Pos Admail Area Operasi

Unit Operasi Kepala Change

Management Office

Sekretaris Perusahaan

Sumber: Keputusan Direksi PT Pos Indonesia (Persero) No: KD.01/DIRUT/0112

pelanggan ritel premium dan korporat. SBU Pos Admail yang termasuk ke dalam kelompok core business mail menjadi sebuah unit bisnis pada tahun 2009 sesuai dengan concern perusahaan dalam mengembangkan Bisnis Pos Admail pada

Strategic Business Program 2009.

Proses turnaround yang masih terus berlangsung hingga tahun 2011 ternyata berdampak bagi kelangsungan operasional SBU Pos Admail. Sehingga, dalam perjalanannya

nanti, Pos Admail direncanakan menjadi sebuah organisasi area yang hanya melakukan kegiatan produksi berupa pencetakan, tanpa aktivitas pemasaran layanan yang mandiri. Hingga penelitian ini dibuat, Pos Indonesia telah memiliki satu anak perusahaan yang lahir dari unit bisnis lainnya selain Pos Admail, sedangkan operasional Pos Admail sebagai sebuah unit bisnis masih terus berjalan hingga struktur organisasi yang baru resmi diimplementasikan.

Dari kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran serta pemahaman

(11)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

mengenai kondisi kinerja SBU Pos Admail dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir sebelum secara efektif berubah fungsi menjadi organisasi area pada tahun 2012. Dari gambaran kinerja tersebut diharapkan akan diperoleh kesimpulan mengenai kelayakan SBU Pos Admail sebagai sebuah unit bisnis yang sebaiknya tetap dipertahankan eksistensinya ataukah memang sudah seharusnya ditutup dalam proses turnaround Pos Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

Strategi

Turnaround

PT Pos Indonesia (Persero) sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dalam penyelenggaraan perposan di Indonesia dituntut untuk mampu merumuskan strategi pengembangan jasa perposan yang mengacu pada Universal Postal Union (UPU). Pengembangan strategi tersebut tetap disesuaikan dengan kondisi spesifi k dari negara. Implementasi strategi turnaround dalam tubuh PT Pos Indonesia (Persero) dilakukan karena kondisi tertentu, seperti misalnya keterbatasan kondisi serta tuntutan perusahaan untuk terus bertahan dalam industri perposan di Indonesia.

Turnaround adalah sebuah proses untuk membawa sebuah perusahaan dari situasi poor performance kepada situasi baru good sustained performance (Bibeault, 1982). Turnaround yang dilakukan dalam suatu organisasi biasanya melalui dua tahapan proses, yaitu: fase retrenchment, dan fase recovery. Bentuk langkah retrenchment

yang umum dilakukan antara lain berupa pengurangan tenaga kerja, penutupan fasilitas operasi/pelayanan, konsolidasi pekerjaan dan departemen, desentralisasi, dan memperlebar

spans of control (Robbins & Pearce II, 1992).

Pengukuran Kinerja Unit Bisnis

Menurut Anthony & Govindarajan (2008), hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba (profi t center) karena manajer yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi, dan pemasaran. Dalam menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini, tahapan pertama akan difokuskan pada analisis kinerja SBU Pos Admail dilihat dari

persepektif finansial mengingat Pos Admail sebagai sebuah unit bisnis yang juga berfungsi sebagai pusat laba (profi t center).

Untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya digunakan dua ukuran yang menghubungkan laba yang diperoleh pusat laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba: kembalian investasi (return on investment atau ROI) dan residual income (RI) (Mulyadi, 2001).

Corporate Parenting Framework

Kerangka Corporate Parenting (Campbell, Goold, Alexander, 1995) dikembangkan sebagai tanggapan atas adanya fenomena kegagalan manajer perusahaan induk untuk mengidentifi kasikan dua permasalahan penting, yaitu mengenai unit usaha apa yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio bisnis perusahaan induk serta bagaimana pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kinerja bisnisnya. Penggunaan kerangka parenting dalam penelitian ini tidak difokuskan untuk pengembangan strategi korporat, dalam hal ini Pos Indonesia sebagai induk dari SBU Pos Admail. Hasil analisis ini akan digunakan untuk mengidentifi kasi tingkat kesesuaian skill yang dimiliki Pos Indonesia sebagai parent dengan business’s need (SBU Pos Admail), sehingga dapat memberikan landasan atas keputusan mempertahankan atau menutup unit bisnis tersebut.

Untuk menilai tingkat kesesuaian tersebut memerlukan proses yang lama karena membutuhkan keterbukaan oleh manajer perusahaan induk maupun manajer unit bisnis untuk mengidentifi kasi parenting opportunities

yang terdapat pada unit bisnis. Oleh karena itu, untuk mempermudah melakukan penilaian tersebut dikembangkanlah suatu pendekatan analisis terstruktur (structured analytical approach) yang terdiri dari empat komponen utama untuk melakukan penilaian tingkat kesesuaian yang digambarkan dalam parenting fi t matrix

(Campbell, Goold, Alexander, 1995), yaitu:

1. Critical Success Factors

(12)

usaha yang meliputi elemen strategis, atribut produk, sumber daya, kompetisi inti, dan kapabilitas bersaing. Sebagai salah satu faktor yang penting menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu unit usaha, critical success factors suatu bisnis akan sangat berbeda baik dalam satu industri maupun antar industri. Critical success factors merupakan prasyarat utama bagi setiap unit bisnis dalam melakukan

parenting opportunity analysis.

2. Parenting Opportunities

Parenting opportunities adalah kesempatan atau potensi (room) yang terdapat pada unit bisnis dan memungkinkan perusahaan induk (parent’s company) untuk meningkatkan kinerja serta menciptakan nilai tambah bagi seluruh unit bisnisnya melalui pengaruh atau peranannya. Parenting opportunities

dapat diidentifikasi dengan melakukan penelusuran melalui beberapa faktor di bawah ini:

a. Size and age

Faktor usia dan ukuran dari suatu unit usaha akan sangat berpengaruh terhadap munculnya permasalahan yang berkaitan dengan rumitnya prosedur birokrasi, biaya, overhead, suksesi kepemipinan, serta kapabilitas fungsional dan keuangan.

b. Management

Kebebasan dan wewenang yang dimiliki oleh manajemen bisnis untuk merekrut karyawan yang memiliki keahlian dan kualitas tinggi agar tujuan unit bisnis dapat tercapai secara lebih efektif.

c. Business defi nition

Definisi tentang usaha yang

dikembangkan dalam rangka membantu manajemen unit bisnis untuk menentukan target pasar yang akan dimasukinya. Perubahan defi nisi bisnis (outsourcing atau strategi aliansi) akan menciptakan parenting opportunities

baru.

d. Predictable error

Kekeliruan sebagai akibat dari kesalahan manajemen bisnis seperti excessive diversifi cations dan long product cycle

yang akan berdampak kepada persepsi

dan kepercayaan customers terhadap suatu produk.

e. Linkage

Meningkatkan efi siensi dan posisi pasar dengan membangun jejaring (linkage) yang lebih efektif dengan unit bisnis lain.

f. Common capabilities

Kapabilitas suatu unit bisnis yang dapat dibagi (shared) dan dikembangkan untuk meningkatkan kinerja unit bisnis lainnya.

g. Special expertise

Keahlian khusus yang terdapat pada korporat seharusnya mampu memberikan manfaat atau keuntungan bagi seluruh unit bisnis melaui kapabilitas dan kompetensi yang dimilikinya.

h. External relation

Suatu unit usaha yang mempunyai

external stakeholder seperti pemegang saham (shareholders), pemerintah, serikat kerja, serta supplier membutuhkan bantuan perusahaan induk dalam proses pengembangannya.

i. Major decisions

Keputusan penting yang diambil oleh manajemen bisnis karena mereka menghadapi permasalahan terutama dalam hal pengambilan keputusan strategis serta untuk mendapatkan dana segar dari investor.

j. Major changes

Perubahan-perubahan mendasar dan penting yang dilakukan oleh manajemen unit bisnis yang miskin pengalaman agar mereka dapat meningkatkan kinerja unit usahanya.

3. Parenting Characteristics

Parenting characteristics adalah karakter unggul dari korporat, yang meliputi keahlian (skills), sumber daya, proses manajemen, kapabilitas, serta kompetensi inti yang memungkinkan untuk menciptakan nilai tambah kepada seluruh unit usaha yang ada melalui pengaruh/peranan dari:

(13)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

Nilai-nilai (values), aspirasi, pembiasan, dan formula sukses yang membantu manajer perusahaan induk untuk melakukan kesepakatan dengan unit bisnisnya. Mental maps tersebut akan mempertajam persepsi manajer perusahaan induk terhadap opportunities

yang ada untuk memperbaiki kinerja unit usaha. Persepsi ini pada umumnya direfleksikan secara mendalam berdasarkan perilaku dan kepercayaan yang bersumber dari pengalaman pribadi para manajer perusahaan induk, dimana seorang manajer suatu bisnis akan menghasilkan pemetaan (maps) yang berbeda dengan pengalaman manajer dari suatu bisnis yang berbeda.

b. The corporate structures, management system, and processes

Banyaknya tingkatan dalam suatu hierarki, keberadaan suatu matrix, proses penunjukkan manajemen, sistem perekrutan sumber daya manusia, proses perencanaan dan pembelanjaan, struktur pembuatan keputusan strategis, dan sistem harga transfer (transfer pricing) adalah faktor penting yang memungkinkannya untuk menciptakan nilai.

c. The central functions, services, and resources

The central functions, services,

keunggulan sumber daya, corporate brand, dan special government relationship seharusnya mampu mendukung usaha manajemen lini untuk menciptakan nilai, walaupun sangat tergantung kepada kondisi dan situasi lingkungan yang berbeda pada setiap unit bisnis tersebut.

d. The decentralization contract between parents and business

Kategori yang berisi batasan otorisasi (authorization limits) dan pembagian tugas (job descriptions) ini akan membuat defi nisi secara jelas pada bagian mana suatu perusahaan induk mempunyai pengaruh yang besar dan pada bagian mana manajemen perusahaan induk seharusnya mendelegasikan wewenang kepada manajemen bisnisnya.

e. The nature, experiences, and skills of manager in the parent’s organization.

Banyak perusahaan induk (parent company) mampu menciptakan nilai bagi bisnisnya karena dominasi manajer dengan kapabilitas dan kompetensi yang kuat.

4. Parenting Fit Matrix

Merupakan sebuah matrix yang akan membantu untuk dapat menentukan posisi unit bisnis usaha dalam portofolio bisnis dari suatu perusahaan, dimana setiap posisi tersebut mempunyai implikasi strategi yang berbeda bagi pengembangannya ke depan.

Matrix ini akan mengelompokkan unit bisnis ke dalam lima kategori utama:

a. Heartland Business

Ketika sebuah unit bisnis berada pada posisi ini dalam sebuah corporate parenting framework, maka unit bisnis tersebut merupakan unit bisnis primadona bagi perusahaan. Unit bisnis dalam kategori heartland mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi antara

parenting characteristics dan parenting opportunities, serta antara parenting characteristics dan critical success factors unit bisnisnya. Heartland business mempunyai kesempatan untuk meningkatkan apa saja nilai yang telah diketahui oleh perusahaan induk, dan mempunyai faktor penting penunjang keberhasilan yang telah dimengerti dengan baik oleh perusahaan induk.

b. Edge of Heartland Business

Pada posisi ini terdapat beberapa ketidaksesuaian antara parent company

dengan unit bisnis. Dengan kata lain, tidak semua karakteristik yang dimiliki oleh parent company bisa sesuai dengan unit bisnis yang dimilikinya. Namun, jumlah kesesuaian yang terdapat antara

parent company dengan unit bisnis masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ketidaksesuaian yang terjadi. Unit bisnis yang terletak di posisi ini dalam sebuah parenting fi t matrix memerlukan perhatian khusus dari pihak manajemen parent company

untuk bisa bertransformasi ke dalam unit bisnis yang berada pada posisi

heartland.

c. Ballast Business

Unit bisnis dalam kategori Ballast

(14)

tinggi antara parenting characteristics

dan critical success factors dari unit bisnis, tetapi memiliki tingkat kesesuaian yang masih rendah antara

parenting characteristics dan parenting opportunities. Peluang unit bisnis yang terletak dalam posisi ini sudah sangat terbatas.

d. Alien-Territory Business

Unit bisnis dalam kategori Alien Territory

memiliki tingkat kesesuaian yang rendah antara parenting characteristics

dan critical success factors, dan juga tingkat kesesuaian rendah pada

parenting characteristics dan parenting opportunities. Unit bisnis yang terletak pada posisi ini juga memiliki peluang untuk bisa berkembang yang sudah sangat terbatas.

e. Value Trap Business

Bisnis dalam kategori ini mempunyai tingkat kesesuaian yang rendah antara

parenting characteristics dan critical success factors, tapi memiliki kesesuaian tinggi antara parenting characteristics

dan parenting opportunities.

Area Bisnis SBU Pos Admail

Sebagai sebuah badan usaha, Pos Indonesia dihadapkan pada kondisi persaingan bisnis perposan yang semakin ketat. Layanan pengiriman surat atau di pasar umumya dikategorikan sebagai ”mail” merupakan core business Pos Indonesia sejak awal didirikan hingga saat ini. Pembentukan SBU Pos Admail dimaksudkan sebagai unit profi t center yang didedikasikan dalam memberikan layanan untuk segmen pelanggan korporat secara terintegrasi, fokus, dan profesional termasuk di dalamnya pemberian layanan nilai tambah di fungsi pra posting (solusi terintegrasi). Personalized Printing & Mailing

atau lebih dikenal dengan sebutan variable data printing merupakan lini bisnis yang menjadi kompetensi Pos Admail sejak awal didirikan pada tahun 2004 dengan nama SBU AdmailPos.

Tinjauan Pasar Mail Korporat di

Indonesia

Potensi pasar transactional mail saat ini dapat ditinjau dari pengkajian potensi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang berbasis teknologi. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu: bank, lembaga pembiayaan non bank, telekomunikasi, dan asuransi.

Untuk segmen lembaga keuangan bank, potensi mail bersumber dari produksi dan pengiriman rekening Koran tabungan (account statement), rekening giro (giro statement) dan kiriman promosi (direct mail lainnya) dalam bentuk info letter. Meskipun tidak semua bank menggunakan pola rekening Koran, namun sistem rekening koran ini semakin marak dilakukan seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas layanan pembayaran dan penyetoran berbasis IT yang meminimalisir pelanggan harus datang ke lokasi untuk melakukan transaksi. Selain itu, informasi pemberian kredit kepada nasabah yang dilakukan oleh bank juga merupakan target market potensial, baik kredit konsumsi, kerdit usaha maupun kredit investasi. Untuk lembaga keuangan non bank, khususnya lembaga pembiayaan yang saat ini mayoritas bergerak dalam bidang kredit kendaraan serta pembiayaan peralatan rumah tangga, potensi mail bersumber dari tagihan kredit bulanan yang disampaikan pada pelanggan, dan juga reminder letter bagi para penunggak.

Pada segmen telekomunikasi, potensi pasar

transactional mail diproyeksikan berdasarkan jumlah pelanggan yang terdaftar sebagai pelanggan pasca bayar pada operator. Tiap pelanggan memiliki variasi dalam jumlah penerimaan pucuk surat yang berisi billing statement dikarenakan kebutuhan yang berbeda-beda.

Potensi pasar transactional mail pada segmen perusahaan asuransi diperoleh dari jumlah info letter yang dikirimkan kepada pelanggan secara berkala, biasanya per-bulan. Jumlah peserta asuransi mencerminkan potensi info letter bulanan yang akan diproduksi dan dikirimkan. Selain

(15)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

Peta Persaingan

Sebagai pendatang baru dalam bisnis mail korporat, nama SBU Pos Admail cukup disegani dan diperhitungkan oleh pesaing-pesaingnya. Beberapa perusahaan pesaing yang termasuk dalam tiga besar pesaing SBU Pos Admail dalam industri variable data printing adalah X-print yang merupakan unit usaha dari PT Astra Graphia Tbk, kemudian Intercity, dan Datanet. Perkembangan hasil produksi serta pendapatan kotor Pos Admail dalam 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan kondisi yang fl uktuatif, namun pada kenyataannya jumlah nilai pendapatan dari tahun ke-1 hingga tahun ke-2 mengalami pertumbuhan positif.

Gambar 3. Grafi k Data Jumlah Produksi SBU Pos Admail Dua Tahun Terakhir

Sumber: data Pos Admail (unauditted)

Gambar 4. Grafi k Data Jumlah Nilai Pendapatan SBU Pos Admail Dua Tahun Terakhir

Sumber: data Pos Admail (unauditted)

Walaupun data jumlah produksi dan pendapatan yang terlihat pada gambar 3 dan 4 menunjukkan kondisi yang fl uktuatif, namun pada kenyataannya jumlah nilai pendapatan dari tahun ke-1 dan tahun ke-2 mengalami pertumbuhan positif.

METODE PENELITIAN

Batasan Penelitian

Dengan kondisi bahwa pembentukan SBU Pos Admail terjadi pada akhir tahun 2009, maka

operasional unit bisnis ini efektif berjalan pada awal tahun 2010. Atas dasar tersebut, batasan pada penilaian kinerja Pos Admail adalah dua tahun terakhir sebelum Pos Admail secara efektif berubah fungsi menjadi organisasi area.

Metode Pengumpulan Data

(16)

wawancara mendalam biasanya melekat erat dengan penelitian kualitatif. Menurut Hariwijaya (2007), wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang diwawancarai sangat diperlukan.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis. Data-data tersebut termasuk berbagai hasil studi dan penelitian empiris terkait yang dimuat dalam berbagai jurnal ilmiah, hasil kajian dan referensi lain.

Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Pengukuran kinerja Pos Admail akan dilihat dari persepektif fi nansial mengingat unit bisnis ini dibentuk sebagai pusat laba dengan membandingkan target yang dapat dilihat dari RKAP dengan laporan Penjelasan Laba/Rugi atau laporan realisasi SBU Pos Admail tahun 20XX-20XX.

Kembalian investasi (return on investment

- ROI) sering juga disebut dengan return on total assets (ROA). Formula untuk menghitung ROI menurut Mulyadi (2001) adalah sebagai berikut:

Tahapan analisis selanjutnya adalah mengidentifi kasi tingkat kesesuaian antara unit bisnis dengan korporat melalui suatu metode yang menggunakan konsep Corporate Parenting Framework (Campbell, Goold, Alexander, 1995). Dalam penelitian ini, kerangka kerja tersebut digunakan sebagai landasan dalam menjawab permasalahan penutupan unit bisnis Pos Admail. Penilaian (assessing) yang dilakukan dalam kerangka kerja parenting ini adalah pada tingkat kesesuaian (fi t) antara parent’s company skill dan business’s need. Jika kedua elemen tersebut menunjukkan tingkat kesesuaian yang tinggi, maka akan menciptakan keuntungan yang merata, namun jika tingkat kesesuaiannya rendah tentu akan merusak nilai bisnis tersebut. Hal tersebut juga dapat berarti bahwa jika tingkat kesesuaiannya tinggi maka suatu unit bisnis yang dibentuk oleh perusahaan induknya dapat dipertahankan untuk terus dikembangkan dengan mempersiapkan langkah strategis selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran Kinerja Unit Bisnis

Evaluasi kinerja SBU Pos Admail dilakukan dengan melakukan analisis fi nansial yang membandingkan tingkat pencapaian unit bisnis dengan target yang ditetapkan oleh Pos Indonesia sebagai induk perusahaan. Kegiatan operasional SBU Pos Admail yang diresmikan pada tahun 2009 baru dapat dikatakan berjalan secara efektif pada awal tahun ke-1. Status Admail yang hingga akhir tahun 2008 masih menjadi bagian dari SBU Pos Prima membutuhkan proses penyesuaian pada seluruh bagian unit bisnis, termasuk dalam pemisahan operasionalisasinya. Hal tersebut mengakibatkan beberapa pelaporan kinerja awal tahun ke-1, termasuk RKA unit bisnis, masih tergabung dengan pelaporan kinerja SBU Pos Prima.

Mengacu pada data pada tabel 1 di atas, gambaran kinerja keuangan Pos Admail selama 2 (dua) tahun terakhir terlihat belum mencapai target yang ditetapkan oleh korporat pada RKAP. Namun, presentase pertumbuhan laba yang dicapai dari tahun ke-1 hingga tahun

Laba

ROI

Investasi

=

- Mengidentifi kasi tingkat kesesuaian antara unit bisnis dengan korporat melalui suatu metode yang menggunakan konsep

(17)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

ke-2 cenderung mengalami peningkatan yang signifi kan yaitu sebesar 96,51%. Jika capaian pendapatan bersih serta laba lebih kecil daripada nilai yang ditargetkan, hal sebaliknya terjadi pada realisasi biaya yang dialokasikan. Alokasi biaya yang dibutuhkan dalam dua tahun tersebut cenderung melampaui target yang ditetapkan pada RKAP, bahkan mengalami peningkatan sebesar 107,76%. Bertambahnya jumlah pegawai, baik yang bersifat permanen maupun kontrak semakin menambah beban biaya pegawai. Kemudian, perminataan pasar yang berasal dari luar Jakarta juga menuntut perjalanan dinas yang tidak sedikit jumlahnya sehingga meningkatkan biaya perjalanan dinas. Biaya penyusutan barang inventaris serta pengembangan pasar juga semakin meningkat pada tahun ke-2. Namun, peningkatan beberapa biaya tersebut tidak diikuti dengan peningkatan alokasi biaya promosi bisnis.

Penghitungan

Return on

Investment

Penghitungan Return on Investment atau ROI menghasilkan persentase yang menunjukkan seberapa efektif suatu pusat laba, dalam mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini penghitungan ROI dilakukan untuk mengetahui efektivitas Pos Admail selama kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir sebagai sebuah unit bisnis yang juga ditujukan sebagai pusat laba bagi Pos Indonesia.

Biaya investasi yang akan digunakan dalam penghitungan ROI mengacu pada RKAP SBU Pos Admail dimana terdapat alokasi khusus yang ditujukan sebagai investasi unit bisnis dengan rincian; tanah dan sertifi kat, gedung, kendaraan bermotor, barang inventaris, aktiva tetap

transformasi bisnis, serta aktiva tak berwujud transformasi bisnis. Biaya investasi untuk tahun ke-1 dan ke-2 tidak terdapat alokasi untuk tanah, gedung, kendaraan bermotor, serta aktiva tetap transformasi bisnis sehingga hasil penghitungan ROI Pos Admail pada tahun ke-1 dan ke-2 adalah sebagai berikut;

Corporate Parenting Framework

Penilaian kesesuaian unit bisnis dengan korporat melalui suatu metode yang menggunakan konsep Corporate Parenting Framework dilengkapi dengan alat analisis yang dapat dipercaya (reliable) melalui pendekatan analisis terstruktur (structural analitical approach). Pendekatan ini memiliki tingkat subyektivitas yang relatif tinggi, yang dapat disebabkan karena penelusuran critical success factors dan

parenting opportunities dari unit bisnis, serta

parent characteristics dari parent company yang hanya didasarkan pada hasil penilaian subyektif oleh manajemen unit bisnis dan manajemen pihak korporat. Terlepas dari hal tersebut, analisis tingkat kesesuaian unit bisnis Pos Admail dengan

parent company Pos Indonesia memberikan suatu kejelasan posisi tersendiri.

1. Identi

kasi Variabel Penelitian

1. Critical Success Factors

Komponen pertama yang perlu diidentifi kasi dalam melakukan tahapan analisis terstruktur Tabel 2. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Finansial SBU Pos Admail Dalam Dua

Tahun Terakhir

AVE Composite

Reliability R Square

Cronbachs

Alpha Communality Redundancy X1PEU 0,512167 0,860049 0,813925 0,512166

X2PU 0,520784 0,875591 0,497041 0,826155 0,520785 0,256220

YBIU 0,780350 0,914157 0,710851 0,858828 0,780350 0,124704

ZASU 1,000000 1,000000 0,489897 1,000000 1,000000 0,489897

Sumber: RKAP dan Laporan Penjelasan Laba/Rugi SBU Pos Admail (unauditted)

Tabel 3. Hasil Penghitungan ROI SBU Pos Admail Dalam Dua Tahun Terakhir

(18)

dengan kerangka parenting adalah critical success factors unit bisnis. Berdasarkan hasil diskusi dengan pihak manajemen Pos Admail, terdapat beberapa komponen utama yang dapat dikategorikan ke dalam komponen

critical success factors dalam industri mail korporat. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

2. Parenting Opportunities

Variabel berikutnya yang akan diidentifi kasi adalah parenting opportunities dari unit bisnis. Sebagai sebuah unit bisnis yang belum lama berdiri, Pos Admail memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan baik secara internal unit bisnis ataupun dengan dukungan atau pengasuhan dari induk perusahaan dalam meningkatkan kinerja serta menciptakan nilai tambah.

Berikut adalah potensi dari unit bisnis yang teridentifi kasi:

Market share

Dukungan SDM Pemasaran •

3. Parenting Characteristics

Parenting Characteristics adalah beberapa karakteristik penting atau faktor sukses yang menjadi keunggulan bersaing perusahaan induk sehingga memberi keunggulan bagi upaya penciptaan nilai pada unit bisnis yang dimiliki. Berikut adalah beberapa karakteristik unggulan dari PT Pos Indonesia sebagai

parent company dari SBU Pos Admail: Menawarkan serangkaian produk/ •

layanan perposan yang lengkap

Memiliki jaringan/ jangkauan wilayah •

serta infrastruktur yang luas Layanan

reporting yang reliable

Tabel 4. Identifi kasi terhadap Critical Success Factors SBU Pos Admail

Vertical Axis (Parent

Characteristics vs Critical Success Factors)

Critical Success Factors Weight Rating Value

Kualitas Produk

Tarif Delivery

Hasil Delivery

Keamanan Data

0,17

Tabel 5. Identifi kasi terhadap Parenting Opportunities SBU Pos Admail

Horizontal Axis

(Parent characteristics

vs Parenting Opportunities)

Parenting Opportunities Weight Rating Value

Market Share

Sumber: data yang diolah

2. Total

Scoring

Seluruh Variabel

3.

Parenting Fit Matrix

(19)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Evaluasi kinerja SBU Pos Admail dilakukan dengan melakukan analisis fi nansial yang membandingkan tingkat pencapaian unit bisnis dengan target yang ditetapkan oleh Pos Indonesia sebagai induk perusahaan. Evaluasi didukung dengan penghitungan ROI (Return on Investment) untuk menunjukkan efektivitas dari Pos Admail sebagai sebuah pusat laba. SBU Pos Admail menunjukkan kinerja yang cukup baik jika dilihat dari pertumbuhan pendapatan serta laba bersih yang dihasilkan dari tahun ke-1 hingga tahun ke-2. Presentase pertumbuhan pendapatan bersih dalam dua tahun tersebut sebesar 102,56%, laba bersih sebesar 96,51%, walaupun juga diikuti dengan peningkatan biaya sebesar 107,76%. Namun, pencapaian kinerja keuangan yang dihasilkan oleh Pos Admail tersebut masih belum mencapai target yang ditetapkan oleh korporat yang tertuang dalam RKAP.

Kemudian, dari hasil penghitungan ROI dapat disimpulkan bahwa unit bisnis Pos Admail memiliki efektivitas yang tinggi dalam mendayagunakan aktiva yang dimiliki. Dengan alokasi investasi yang cukup terbatas Pos Admail mampu menghasilkan laba dengan jumlah yang cukup tinggi, sehingga investasi Pos Indonesia dengan membentuk unit bisnis Pos Admail ini merupakan sesuatu yang dianggap cukup menguntungkan.

Keputusan Pos Indonesia dalam merubah bentuk Pos Admail dari sebuah unit bisnis menjadi unit organisasi area yang hanya melakukan kegiatan produksi berupa pencetakan merupakan sebuah keputusan strategis yang berdampak pada kinerja perusahaan secara umum ke depannya. Jika melihat dari hasil assessment

menggunakan corporate parenting framework, Pos Indonesia sebagai parent company mungkin ”kurang memahami kebutuhan” Pos Admail. Dalam penerapan strategi turnaround, yang diharapkan adalah kembalinya perusahaan pada fase sebelum decline melalui fase retrenchment. Jika keputusan ini dapat dimasukkan ke dalam kategori pengurangan lini bisnis atau produk yang tidak menguntungkan yang merupakan bagian dari langkah-langkah retrenchment, maka Pos Indonesia sebaiknya dapat mengevaluasi kembali keputusan ini. Walaupun kinerja Pos Apabila angka-angka tersebut digambarkan ke

dalam parenting fi t matrix akan terlihat bahwa unit bisnis Pos Admail berada pada area Edge of Heartland.

Gambar 5. Parenting Fit Matrix SBU Pos Admail

Sumber: data yang diolah

Hasil pemetaan posisi Pos Admail pada

Parenting Fit Matrix (Gambar 5) menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut berada pada area

Edge of Heartland. Posisi Pos Admail yang berada dalam area Edge of Heartland dinilai memiliki kesesuaian dengan kondisi yang ada saat ini oleh pihak manajemen unit bisnis. Posisi ini menunjukkan bahwa tidak semua karaketeristik yang dimiliki oleh parent company sesuai dengan unit bisnisnya. Namun, secara umum jumlah kesesuaian yang terdapat antara parent company

(20)

Admail tidak mencapai target yang ditetapkan, namun tingkat pertumbuhan yang dihasilkan menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam pengelolaan aktivanya. Pos Indonesia sebagai

parent company juga sebaiknya mencari penyebab ketidakoptimalan unit bisnis ini dalam menghasilkan laba, yang sangat dimungkinkan dari kurangnya pengasuhan yang diberikan bagi unit bisnisnya.

Mengacu pada hasil assessment menggunakan

corporate parenting framework, unit bisnis Pos Admail yang berada dalam area edge of heartland

memiliki potensi untuk dapat memberikan nilai tambah bagi korporat. Potensi tersebut dapat didukung dengan memberikan pengasuhan yang tepat, salah satunya dengan mendukung

critical success factors yang dimiliki oleh Pos Admail. Peningkatan kualitas hasil delivery yang merupakan faktor kritis penentu kesuksesan Pos Admail dalam memenangkan persaingan pada industri variable data printing juga harus didukung dengan kualitas armada yang bertugas menyampaikan kiriman dari para pelanggan korporat kepada konsumennya.

Saran

Hal lain yang juga sangat dibutuhkan adalah dukungan SDM yang kompeten serta jumlah yang memadai terutama pada lini pemasaran dalam menjawab permintaan calon pelanggan korporat yang tersebar di penjuru Nusantara. Sebagai salah satu upaya dalam mempersiapkan SDM pemasaran yang handal dengan jumlah cukup ke depannya dapat dilakukan metode “getok tular” dari SDM pemasaran eksisting, dan akan lebih baik lagi jika dipersiapkan pada tiap daerah atau Wilayah Pos. Usaha untuk meningkatkan kesesuaian antara parent company

dengan unit bisnisnya diharapkan dapat menciptakan nilai lebih bagi unit bisnis secara khusus, serta peningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.

Implementasi struktur organisasi Pos Indonesia baru yang akan segera diberlakukan pada pertengahan tahun 2012 ini memiliki harapan besar akan hadirnya peningkatan kinerja pada seluruh tubuh perusahaan. Peran Pos Admail yang tidak lagi berbentuk sebuah unit bisnis, namun menjadi Organisasi Area memerlukan kajian lebih lanjut kedepannya. Optimisme

manajemen unit bisnis ini akan prospek Pos Admail kembali hadir dalam bentuk SBU, bahkan mungkin dalam bentuk anak perusahaan tetap ada mengingat potensi bisnis mail korporat yang masih akan terus berkembang kedepannya. Dan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengantar yang bermanfaat bagi penelitian maupun kajian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan, 200),

Sistem Pengendalian Manajemen,

Buku 1, ed 11, Alih Bahasa: Drs. F.X. Kurniawan T.M.Si, Ak, Salemba Empat, Jakarta.

Bibeault, Donald B., 1982. Corporate Turnaround: How Managers Turn Losers Into

Winners. McGraw Hill. New York.

Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.

Corporate Strategy: Quest for Parenting Advantage. Harvard Business Review, May – June: 120-132.

Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.

Many Best Way to Make Strategy. Harvard Business Review, Nov – Dec: 333-345

Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.

The Value of The Parent Company. California Management Review, Vol. 38, no. 1:79-97 Campbell, A. & Goold, M & Alexander, M., 1995.

Parenting Advantage: The Key to Corporate Level Strategy. Prism, 2nd quarter: 23-33

Ditjen SDPPI. Data Statistik Bidang Pos dan Telekomunikasi Semester I tahun 2010. Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat

Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hariwijaya, M, Metodologi dan teknik penulisan skripsi, tesis, dan disertasi, elMatera Publishing, Yogyakarta, 2007

Mulyadi, (2001), Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, ed. 3, Salemba Empat, Jakarta.

(21)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

http://www.quickmba.com/strategy. Waktu akses 19 Januari 2012, pukul: 14.00 WIB

http://www.quickstart.co.id/matriks-bcg/#more-5355. Waktu akses 24 Februari 2012, pukul 10.00 WIB

(22)

PEMANFAATAN TIK DALAM PENGEMBANGAN LAYANAN

PT. POS: STUDI TENTANG PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN

KONSUMEN PADA PT. POS DI TANJUNGPINANG, KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

Heru Pudjo Buntoro & Sujarwo

herubuntoro@yahoo.com ; chapling_cb@yahoo.co.id

Peneliti Madya dan Calon Peneliti Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Telp. 021-3846189

Abstrak

Tulisan ini melaporkan temuan dari sebuah studi yang dilakukan terhadap para pelanggan dari PT. Pos (Persero) di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung. Sebanyak 100 kuesioner telah disebarkan pada pelanggan tersebut, dan wawancara mendalam juga dilakukan pada para intelektual terkait dan para pejabat perusahaan. Penelitian ini antara lain menemukan bahwa penerapan TIK ternyata sangat menguntungkan pelanggan. Namun mereka berpendapat bahwa perlu diadakan pelatihan bagi para pegawai perusahaan untuk mendukung pelayanannya pada masyarakat. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa pemanfaatan TIK di perusahaan ini sangat bermanfaat bagi pelanggan.

Kata Kunci : Pemanfaatan TIK, Layanan Konsumen, PT. POS.

Abstract

This article reports fi ndings of a study conducted to the customers of PT. Pos (Post Offi ce) in Pangkalpinang, The Province of Bangka Belitung. 100 questionairs were distributed among customers in addition to depth interviews that were conducted to the company offi cials and intellectuals as well. Finding shows that the application of information and communication technology in PT. Pos (Post offi ce) was very benefi cial to the customers. Nevertheless they agree that the human resources of the company need more training to support services, so that the implementation of ICT in this company is really benefi cial to the people.

(23)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

LATAR BELAKANG DAN

MASALAH

Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di

bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum) menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.

Dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 2009 tentang Pos antara lain disebutkan bahwa Pos adalah layanan komunikasi tertulis dan/atau surat elektronik. Layanan paket, layanan logistik, layanan transaksi keuangan dan layanan keagenan pos untuk kepentingan umum. Sebagai salah satu BUMN PT. Pos juga harus tunduk pada Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Karenanya undang-undang tersebut mengharuskan PT. Pos meningkatkan kualitas layanan konsumennya. Pasal-pasal dalam undang-undang tersebut juga mengatur hak dan kewajiban konsumen serta pelaku usaha. Selain kualitas pelayanan UU Perlindungan Konsumen juga memberikan hak bagi konsumen untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi produk yang dijual. Dalam dunia usaha sebuah perusahaan dengan volume aktivitas yang sangat padat dan banyak memerlukan dukungan Sumberdaya Manusia dan peralatan secara absolut juga perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Paradigma hubungan pelaku usaha dengan konsumen saat ini telah berubah, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) melalui penyedia layanan. Hubungan yang tadinya menjadikan konsumen layaknya obyek, kini saatnya menjadikan konsumen sebagai subyek. Dan cara untuk dapat

meningkatkan kualitas layanan masyarakat tersebut antara lain adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan peralatan agar kinerja dapat lebih kompetitif di pasaran. Demikian pula halnya PT. Pos yang ada di Pangkalpinang, provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Perusahaan yang merupakan cabang dari PT. Pos Indonesia itu dalam memberikan pelayanan pada pelanggan tidak hanya terbatas dalam urusan perposan tetapi juga dalam urusan transfer keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Saat ini fasilitas pengiriman uang, pembayaran tagihan listrik, air, telepon, dan lain-lainnya dapat dilakukan di kantor pos Pangkalpinang. Berbagai kemudahan yang ditawarkan dalam pelayanan terhadap pelanggan merupakan suatu strategi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain pemanfaatan peralatan teknologi informasi dan komunikasi, hal lain yang juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan pelayanan tersebut adalah pemasaran internal, hal ini penting bagi perusahaan jasa yang langsung berhubungan dengan konsumen (high contact), yaitu kualitas jasa yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang menghasilkan jasa tersebut.

Jasa menurut Rangkuti adalah merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, dimana interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. (Rangkuti, 2006: ). Sedangkan menurut Kotler, pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawar oleh pihak yang satu kepada pihak lainnya yang secara esensial tidak kelihatan dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produksinya tidak terikat pada suatu produk

fi sik. (Kotler, 2001: ) Dari defi nisi-defi nisi diatas maka bila dikaitkan dengan layanan pos, dapat dikatakan interaksi pemberi layanan dengan penerima jasa layanan akan mempengaruhi persepsi penerima atau pengguna layanan pos. Kualitas layanan jasa akan sangat dipengaruhi oleh sikap pemberi jasa.

(24)

mendesain produk sebaik mungkin guna memenuhi selera konsumen, sehingga pelayanan menjadi lebih baik dan lebih memuaskan. Apalagi dalam Undang-undang No. 38 Tahun 2009

Pasal 7 antara lain menyebutkan

bahwa “Penyelenggaraan Pos dilakukan

dengan pelayanan prima dan berpedoman pada standar pelayanan yang akan diatur dalam peraturan Pemerintah”. Dalam penjelasannya, yang dimaksud dengan “pelayanan prima” adalah pelayanan yang memberikan kepastian waktu, kepastian biaya, dan kejelasan prosedur. Dengan tingkat kompetensi karyawan yang lebih profesional dalam pemasaran eksternal, mengarahkan kegiatan pemasaran ke publik, dalam rangka menarik calon konsumen, agar terpengaruh, berkunjung, dan melakukan transaksi, dengan menggunakan media promosi.

Syarnubi Som dalam penelitiannya tentang ‘Aplikasi Dan Manfaat TI Dalam Manajemen Perkantoran Modern’ menyimpulkan TI dewasa ini sangat dibutuhkan untuk memanage sebuah kantor modern, apalagi kantor pemerintah yang berfungsi untuk melayani rakyat dengan cepat, murah dan berkualitas. Ada tiga komponen utama TI yaitu komputer, mikroelektronik, dan telekomunikasi. Penggunaan TI dalam kantor modern meliputi penanganan surat dinas, pembuatan laporan, komunikasi perkantoran, pengiriman surat dinas dan tata laksana arsip/

fi ling (Syarnubi, http:/syarnubi.wordpress.com: 20-21). Selain melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang mampu merevolusi pemberian layanan pada konsumen secara lebih tepat dan cepat, dalam pemasaran interaktif ini terjadi hubungan (dialog) yang baik antara karyawan dan konsumen yang diharapkan akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Namun apakah hal demikian diterapkan pada PT. Pos di Pangkalpinang ?. Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi penulis untuk meneliti tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam peningkatan kualitas layanan PT Pos Indonesia terhadap konsumen di Pangkalpinang. Dan dari uraian tersebut kiranya dapat di ambil beberapa masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia untuk meningkatkan pelayanannya pada masyarakat?

b. Apa tanggapan para pelanggan tentang peningkatan kualitas pelayanan tersebut oleh PT. Pos Indonesia?

TUJUAN DAN KEGUNAAN

Studi ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan kualitas layanan PT. Pos Indonesia.

b. Mengetahui tanggapan konsumen tentang kualitas pelayanan PT. Pos Indonesia setelah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun kegunaannya ialah terciptanya kondisi Sumber daya Manusia yang dapat mendukung proses peningkatan kualitas layanan PT. Pos Indonesia khususnya di Pangkalpinang melalui pemanfaatan TIK. Dan terbangunnya iklim yang lebih kondusif dalam peningkatan pelayanan berbasis TIK pada para pelanggan.

METODE PENELITIAN

(25)

Jurnal P

enelitian P

os dan Informatika

KERANGKA TEORITIS

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau biasa disingkat TIK (Information and Communication Technology/ICT) adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua konsep yang tidak terpisahkan. Kementerian Negara Riset dan Teknologi mendefi nisikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. (Kemenristek, 2006: 6) Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya.

Jenis-jenis pelayanan sangat beragam, mulai dari yang sangat sederhana sampai yang sangat rumit. Mulai dari yang nyaris tanpa teknologi sampai yang bermuatan teknologi canggih seperti komunikasi lewat satelit dan produksi pesawat udara. Jika memperhatikan lebih cermat, proses pelayanan bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan pada saat pelanggan bertatap muka secara langsung dengan petugas pelayanan. Melainkan juga meliputi kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudahnya. Sebuah pelayanan tidak akan menjadi prima jika tidak secara tuntas mencakup semuanya. Sebelum petugas bertatap muka langsung dengan pelanggan mereka sudah harus menyiapkan bahan atau peralatan, menyiapkan arsip pelanggan, dan lain semacamnya. Sesudah selesai bertatap muka dengan pelanggan, petugas masih harus berbenah, merekam data pelayanan, menyusun laporan, menyimpan arsip, dan mengganti peralatan. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut

Supriyanto Eko terbagi dalam 3 (tiga) tahapan proses, yaitu :

a. Pelayanan pra-transaksi, kegiatan pelayanan ini dilakukan sebelum bertatap muka langsung dengan pelanggan untuk mengurus keperluan pelanggan tersebut. b. Pelayanan saat-transaksi, kegiatan ini

bertatap muka langsung dengan pelanggan untuk mempermudah, cepat, lancar, tertib dan nyaman.

c. Pelayanan pasca transaksi, kegiatan pelayanan ini sesudah selesai bertatap muka dengan pelanggan, untuk membantu pelanggan agar dapat memanfaatkan hasil-hasil pelayanan secara maksimum. (Supriyanto, 2001 : 36)

Kita memahami bahwa memuaskan pelanggan itu memang tidak mudah, dan untuk dapat merebut hati pelanggan kita perlu melakukan pengembangan dengan menambah beberapa jenis layanan baru yang lebih menarik. Pengembangan jenis-jenis layanan baru tanpa rencana akan berakhir dengan pemborosan sumberdaya. Menurut Supriyanto Eko pelayanan memiliki tingkat-tingkat prioritas pengembangan yaitu : a) Pelayanan utama, memiliki prioritas pengembangan tertinggi, yaitu langsung berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi perusahaan. b) Pelayanan pendukung, memiliki prioritas yang kedua, yaitu dibutuhkan para pelanggan pada saat mereka sedang memanfaatkan pelayanan utama. c) Pelayanan tambahan, memiliki prioritas paling rendah, yaitu yang mungkin dibutuhkan para pelanggan pada saat mereka sedang memanfaatkan pelayanan utama atau pelayanan pendukung. (Suprianto, 2001: 37)

Sementara dalam Surat Keputusan Menteri Penertiban dan Pendayagunaan Aparatur Negara disebutkan ada beberapa pedoman dasar bagi tata laksana pelayanan umum oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Semua layanan umum diharapkan dapat mengandung unsur-unsur :

a. Kesederhanaan, pelayanan umum harus mudah, cepat, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. b. Kejelasan dan kepastian, dalam hal prosedur

(26)

pejabat yang bertanggungjawab, hak dan kewajiban petugas maupun pelanggan, dan pejabat yang menangani keluhan.

c. Keamanan, proses dan hasil pelayanan harus aman dan nyaman, serta memberikan kepastian hukum.

d. Keterbukaan, segala sesuatu tentang proses pelayanan harus disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, diminta ataupun tidak di minta.

e. Efisien, tidak perlu terjadi duplikasi persyaratan oleh beberapa pelayanan sekalipun.

f. Ekonomis, biaya pelayanan ditetapkan secara wajar dengan mempertimbangkan nilai layanan, daya beli masyarakat, dan peraturan perundang-undangan lainnya. g. Keadilan, pelayanan harus merata dalam hal

jangkauan dan pemanfaatannya.

h. Ketepatan waktu, tidak perlu berlama-lama. (SK. Menpan No. 81 tahun 1993)

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa layanan menyangkut aspek sosial kehidupan masyarakat, dimana masyarakat sangat membutuhkan layanan, baik yang diberikan oleh pemerintah maupun sektor swasta. Seperti halnya PT. Pos Indonesia yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa perposan dan jasa pengiriman uang baik skala nasional maupun internasional. Dalam menghadapi persaingan bisnis tersebut PT. Pos Indonesia harus mempersiapkan semua infrastruktur (termasuk peralatan teknologi informasi dan komunikasi) maupun sumber daya manusia yang sangat berperan untuk menjalankan roda perusahaan.

Di samping itu suatu bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro (demografi ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh laba. Unit bisnis harus memiliki sistem intelijen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan perkembangan penting yang terjadi. Untuk masing-masing kecenderungan atau perkembangan, manajemen perlu mengidentifi kasi peluang dan ancaman yang ditimbulkannya. Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya dan kemungkinan

keberhasilannya. Kemungkinan keberhasilan PT. Pos Indonesia bergantung pada kekuatan bisnisnya yang tidak hanya harus sesuai dengan persyaratan berhasil di pasar sasaran tersebut, namun harus unggul dari pesaingnya. Kompetensi saja belum berarti keunggulan kompetitif. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan mempertahankan dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan penyajian data yang akurat dan tepat serta memenuhi keinginan pelanggan. Kebanyakan basis data yang ada dicemari dengan data yang salah atau data yang tidak memenuhi keperluan pelanggan. Untuk mengatasi masalah ini perlu dikembangkan

framework analysis (bingkai analisa) untuk mengidentifikasi dan mempelajari kualitas data tersebut. Bingkai analisis disebutkan oleh Richard Y. Wang, Veda C. Storey, dan Christopher P. Firth memiliki 7 elemen yaitu management responsibilities, operation and assurance costs, research and development, production, distribution, personnel management, and legal function

(IEEE Transactions On Knowledge And Data Engineering, 1995). Selain mengetahui peluang yang menarik dilingkungannya, unit bisnis perlu juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berhasil memanfaatkan peluang tersebut. Setiap unit bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya secara periodik.

Gambar

Gambar 2. Struktur Organisasi Pos Indonesia (Persero) tahun 2012
Gambar 4. Grafi k Data Jumlah Nilai Pendapatan SBU Pos Admail
Gambar 5. Parenting Fit Matrix SBU Pos Admail
Tabel 2.Data Statistik Jumlah Surat Dikirim dan Surat Diterima
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambaran lama pemakaian alat kontrasepsi hormonal menunjukkan sebagian besar responden menggunakan alat kontrasepsi hormonal pada rentang waktu 13-19 tahun yaitu

Social support and breast cancer : A comparatory study of breast cancer survivors , women with mental depression , women with hypertension and healthy female controls.

SERANG 1999 SLTA UMUM 39 Thn 7 Bln Batas Usia Pensiun 58 B.03024440 42 Candra Sukmana 19750708 201410 1 001 Bandung, 08/07/1975 3 Pengatur Muda Tingkat I (II/b)

• Pasien mengeluh nyeri dan kekakuan pada sendi terutama pada pagi hari sekitar 30 menit atau lebih dan berlansung sepanjang

Karena klasifikasi pengenalan pola algoritma voting feature intervals 5 (VFI5) mampu menghasilkan akurasi yang tinggi dan ekstraksi ciri modified direction feature

―Badan Pelaksana mempunyai fungsi melakukan pengawasan terhadap Kegiatan Usaha Hulu agar pengambilan sumber daya alam Minyak dan Gas Bumi milik negara dapat memberikan

Panel ini berfungsi sebagai penanda atau indikator proses yang terjadi, diantara lain yaitu indikator Server ketika proses bind, indikator Serial ketika terkoneksi dengan