• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Tinjauan Pustaka

4. Model Pengembangan Multimedia Pembelajaran

a. Pengembangan

Model merupakan seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi (Briggs dalam Gafur, 1982:21). Pengembangan oleh Gafur (1982:21) diartikan sebagai membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya. Jadi model pengembangan dalam media pembelajaran disini merupakan suatu prosedur yang berusaha untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan menciptakan,

menyempurnakan suatu produk pembelajaran berdasarkan asumsi kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Peningkatan berkenaan dengan perbaikan produk, yang menyebabkan pembelajaran lebih efektif, perubahan dalam kapabilitas, yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata. Serta meningkatkan kinerja berkenaan dengan kesanggupan pembelajar untuk menggunakan dan mengaplikasikan kemampuan yang baru didapatkannya.

Menurut Borg and Gall (1983 : 772) Research And Development is a process used to develope and validate educational product. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah – langkah yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan. Penelitian R&D ini

berbentuk “siklus” yang diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang

membutuhkan pemecahan dengan suatu produk tertentu. Dalam penelitian R&D

terdapat model – model penelitian yang dapat digunakan antara lain:

1) Model pengembangan menurut Borg and Gall (1983:775), langkah –

commit to user

a) Penelitian dan pengumpulan data

Pada tahap ini paling tidak ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu studi literatur dan studi lapangan.

b) Perencanaan

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan (observasi), maka dibuatlah suatu rancangan atau perencanaan produk yang meliputi:

(1) Tujuan dari pengguna produk (2) Siapa dari pengguna produk

(3) Diskripsi dari komponen – komponen produk dan penggunanya. c) Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal merupakan draft kasar dari produk yang akan dibuat. Draft atau produk awal dikembangkan oleh peneliti yang dikonsultasikan oleh tim ahli media dan ahli materi.

d) Ujicoba produk awal/ ujicoba terbatas

Setelah ujicoba oleh tim ahli materi dan ahli media, maka dapat dilakukan ujicoba lapangan di sekolah/ uji coba sekolah ini dilakukan pada 1 sampai 3 sekolah dengan jumlah responden antara 10 sampai 30 orang. e) Penyempurnaan produk

Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif

f) Ujicoba lapangan lebih luas

Meskipun sudah diperoleh produk yang sempurna, tetapi masih perlu dilakukan ujicoba sekali lagi. Ujicoba dan penyempurnaan produk belum difokuskan pada kelayakan suatu produk. Kelayakan produk dilakukan dalam jumlah sampel yang besar yaitu antara 5 sekolah sampai 15 sekolah dengan sample subyek antara 30 sampai 100 orang.

g) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan lebih luas

Penyempurnaan produk hasil uji lapangan luas ini akan lebih memantapkan produk yang akan dikembangkan, karena dalam tahap ujicoba ini dibutuhkan kelompok kontrol yaitu dengan di desain pretest

commit to user

dan post test.

h) Uji coba produk akhir

Pengujian produk akhir dimaksudkn untuk menguji apakah suatu produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam produk yang lain

i) Revisi atau penyempurnaan produk akhir

Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk mengukur keakuratan produk yang dikembangkan. Hasil penyempurnaaan produk akhir memiliki nilai generalisasi yang dapat diandalkan.

2) Model pengembangan yang dikemukakan oleh Walter Dick and Lou Carrey, adapun langkah – langkahnya sebagai berikut (Dick&Carrey 2005:6-8) :

a) Pendefinisian tujuan bagi program pembelajaran, seringkali langkah ini termasuk dalam Needs Assessment (analisis kebutuhan)

b) Mengidentifikasi keterampilan, prosedur, atau tugas belajar tertentu yang diperlukan dalam mencapai tujuan.

c) Mengidentifikasi keterampilan dan sikap yang sudah dikuasai pelajar, karakteristik setting pembelajaran dan karakteristik setting dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan

d) Menerjemahkan kebutuhan (needs) dan tujuan (goals) pembelajaran ke dalam tujuan performance tertentu. (behavioral objectives)

e) Mengembangkan instrument penilaian

f) Mengembangkan strategi pembelajaran tertentu untuk membantu pelajar melalui usahanya mencapai performance objectives.

g) Mengembangkan bahan pembelajaran

h) Melakukan kegiatan evaluation, yang terdiri dari formative evaluation

dan summative evaluation

(1) Evaluasi formatif berfungsi untuk mengumpulkan data suatu program pendidikan yang mana program tersebut masih sedang dikembangkan.

Dick and carrey merekomendasikan 3 tahapan dalam

commit to user

(a) Uji coba perorangan ( one to one evaluation)

(b) Uji coba kelompok kecil yang tediri dari 8-20 siswa (small group evaluation)

(c) Uji coba lapangan bagi satu kelas (field trialevaluation) (2) Evaluasi summatif dilakukan untuk menentukan tingkat

kemanfaatan suatu program, khususnya dibandingkan dengan program lainnya.

Evaluasi formatif dan evaluasi sumatif sering berbeda dalam hal instrumentasi, kendali penelitian dan dapatnya tergeneralisasi. Data formatif lebih mengarah pada pengumpulan data melalui observasi, kuesioner, dan interview. Penelitian sumatif lebih mengarah pada pengumpulan data melalui instrument yang terstandarisasi yang memiliki validitas dan realibilitas.

Kedua model pengembangan di atas mempunyai kelebihan dan kelemahan masing – masing sehingga dalam penelitian ini, peneliti mengkolaborasikan antara model pengembangan Borg and Gall dengan model pengembangan Dick and Carrey untuk dapat disesuaikan dengan tujuan pengembangan produk yang ingin dicapai dan sesuai dengan kondisi di lapangan.

b. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran

Sardiman dalam Waeji (2009:40) mengatakan prosedur pengembangan multimedia terdiri dari empat tahapan, yakni desain, penulisan naskah media, produksi, dan evaluasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Waeji adalah sebagai berikut :

1) Tahap desain terdiri dari enam langkah, yaitu : a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa b) Merumuskan tujuan intruksional

c) Merumuskan butir-butir materi

d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan e) Menulis naskah media

commit to user

2) Tahap penulisan naskah media merupakan tahapan untuk menghasilkan

storyboard yang berfungsi sebagai penuntun dalam memproduksi media 3) Tahap produksi merupakan tahapan pembuatan multimedia pembelajaran

berdasarkan naskah yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya 4) Tahap evaluasi dilakukan tiga tahapan, yaitu :

a) One to one evaluation, yakni produk diujicobakan pada 6 orang siswa yang mewakili populasi

b) Small group evaluation yakni produk diujicobakan kepada 8-20 siswa yang mewakili populasi target

c) Field trial, yakni produk diujicobakan kepada sekitar 30 siswa yang mewakili populasi target

Jadi, secara garis besar, model dan prosedur pengembangan multimedia pembelajaran terdiri atas penelitian pendahuluan (analisis kebutuhan), perencanaan (desain) pengembangan, produk/ pengembangan media, dan validasi /evaluasi media.

Dokumen terkait