• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

C. Motivasi Belajar

Menurut Siregar dan Nara, motivasi adalah keadaan internal manusia yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong

seseorang untuk interes pada kegiatan yang akan dikerjakan, menentukan arah

untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar,

maka akan menunjukkan hasil belajar yang baik.

Menurut Suprijono (2006) motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan

belajar. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi :

1. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau

motor dari setiap kegiatan belajar.

2. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni kearah tujuan belajar yang

hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang baru

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran.

3. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa

yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan

menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan

tersebut.

Menurut Hamalik (2007), ada dua prinsip yang dapat digunakan untuk

meninjau motivasi, yang pertama pengetahuan tentang proses ini akan membantu

kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk memperkirakan

kelakuan-kelakuan lain pada seseorang dan kedua kita menentukan karakter dari proses ini

dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya. Motivasi ini juga

menimbulkan afektif dan reaksi yang berfungsi sebagai penggerak untuk mencapai

1. Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri seseorang yang mendorongnya

melakukan suatu tindakan belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan

kebutuhan terhadap materi tersebut karena mempengaruhi kehidupan masa

depan siswa tersebut. Ada beberapa strategi untuk membangun motivasi

intrinsik dalam mengajar, yaitu adanya kaitan antara tujuan belajar dengan

tujuan siswa, memberikan kebebasan pada siswa untuk memperluas materi

pelajaran sebatas yang pokok, memberikan waktu ekstra bagi siswa untuk

mengerjakan tugas dan siswa boleh memanfaatkan sumber belajar di sekolah,

memberikan penghargaan (reward) pada siswa, meminta siswa menjelaskan

hasil pekerjaannya sehingga tidak merasa apa yang sudah dikerjakannya

menjadi sia-sia. (Syah,2008).

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik berasal dari luar individu siswa yang juga

mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan

atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusnya merupakan

contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk

belajar. Beberapa cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik dengan

a. Kompetisi persaingan diantara siswa untuk meningkatkan prestasi

belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai

sebelumnya dn mengatasi prestasi orang lain.

b. Membuat tujuan sementara atau dekat (place making) yang disusun pada awal kegiatan belajar mengajar, sehingga dengan demikian siswa

berusaha untuk menapai tujuan sementara tersebut.

c. Tujuan yang jelas, semakin jelas tujuan, semakin besar nilai tujuan bagi

individu maka semakin besar pula motivasi dalam melakukan suatu

perbuatan.

d. Kesempatan untuk sukses, guru hendaknya memberikan kesempatan

kepada siswa untuk meraih sukses dengan berusaha dan dibimbing karena

kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan

terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang

sebaliknya.

e. Minat yang besar, motivasi akan timbul jika individu memiliki minat yang

besar

f. Mengadakan penilaian atau tes karena pada umumnya semua siswa mau

belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam

kenyataan bahwa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.

Untuk meningkatkan motivasi, ada dua prinsip yang harus diperhatikan

diharapkan dari pelajaran mengapa perlu dipelajari dan mengapa seseorang perlu

mempelajarinya dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya dan kedua untuk

menciptakan kesadaran yang tinggi pada proses pembelajaran akan pentingnya

skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh hal yang dipelajarinya tersebut.

Menurut Imron (1996), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu :

1. Cita-cita atau aspirasi belajar

Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika sebelumnya sudah

memiliki cita-cita.

2. Kemampuan belajar

Seseorang yang memiliki kemampuan di bidang tertentu, belum tentu

memiliki kemampuan di bidang lainnya. Korelasi dengan motivasi akan

terlihat ketika si pembelajar mengetahui nbahwa kemampuannya ada pada

bidang tertentu, sehingga ia akan termotivasi dengan kuat untuk terus

menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut.

3. Kondisi belajar pembelajar

Kondisi fisik dan kondisi psikis pembelajar menjadi faktor yang

mempengaruhi motivasi. Jika kondisi fisik sedang kelelahan, maka akan

cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar. Sementara, jika

Selain kondisi fisik, dapat juga dipengaruhi dari kondisi psikis. Jika sesorang

kondisi psikisnya sedang tidak bagus misalnya sedang stress maka motivasi

akan menurun, tetapi jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus

maka motivasinya akan tinggi.

4. Kondisi lingkungan belajar pembelajar

Lingkungan sosial yang tidak meunujukkan kebiasaan belajar dan

mendukkung kegiatan belajar akan berpengaruh terhadap rendahnya motivasi

belajar, tetapi jika sebaliknya, maka akan berdampak pada meningkatnya

motivasi belajar.

5. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajar

Dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebu dilakukan,

bagaimana juga dengan bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar

dan sebagainya yang dapat mendinamisasi proses pembelajaran. Makin

dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi

yang kuat dalam proses pembelajaran.

6. Upaya guru dalam membelajarkan

Intensitas pergaulan guru dan siswa mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan jiwa siswa. Karenanya sebagai pendidik, guru harus dapat

memilah dan memilih dengan memberikan contoh yang baik untuk

Cara membangkitkan motivasi dalam kegiatan belajar di kelas yang

diungkapkan oleh Djamarah (2002), antara lain :

1. Memberi angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas

belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan

rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih

meningkatkan motivasi belajar mereka di masa mendatang.

2. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan

atau kenang-kenangan/cenderamata. Hadiah yang diberikan kepada orang

lain bisa berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi atau bisa juga

disesuaikan dengan prestasi yang dicapai seseorang.

3. Saingan/Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. Persaingan baik dalam

bentuk individu maupun kelompok diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini

bisa dimanfaatkan untuk menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang

kondusif.

4. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya

dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi

yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk

mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.

5. Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Anak didik biasanya

mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi

ulangan. Oleh karena itu, ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk

memotivasi anak didik agar lebih giat belajar.

6. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan

mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi bila

hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk

mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas beajarnya guna

mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik di kemudian hari.

7. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan alat motivasi.

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji

keberhasilan anak didik dalam mengerjakan pekerjaan di sekolah. Pujian

diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat atau bertentangan

8. Hukuman

Meski hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.

Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan pendekatan

edukatif, bukan karena dendam.

9. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk

belajar. Hasrat belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi

untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada

anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar.

10.Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Seseorang akan memperhatikan aktivitas itu

secara konsisten dengan rasa senang.

Dalam penelitian ini, minat yang ditingkatkan yaitu perhatian siswa dan

antusias siswa dengan cara bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dalam

kelompok. Untuk meningkatkan minat siswa peneliti memberikan

ulangan/tes kepada siswa kemudian membagikan hasil ulangannya. Bagi

siswa yang mendapatkan nilai yang baik/tuntas siswa memberikan pujian dan

memberikan hukuman dalam bentuk remidi pada siklus I dan memberikan

dorongan untuk belajar.

Dokumen terkait