• Tidak ada hasil yang ditemukan

MU : Voulenteer Greenpeace Asia Tenggara Indonesia

IDENTITAS KOLEKTIF ANGGOTA GREENPEACE ASIA TENGGARA di INDONESIA TERKAIT ISU BATUBARA

Matriks 5. Identitas Kolektif yang Melekat Pada LH.

7.5 MU : Voulenteer Greenpeace Asia Tenggara Indonesia

MU adalah seorang voulenteerGreenpeace Asia Tenggara Indonesia. MU kini berusia 29 tahun, belum menikah dan masih terhitung sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan ekonomi manajemen Universitas Titas Karya Bakti, Pontianak. Saat tingkat 1 hingga tingkat 3 MU aktif dalam kegiatan mahasiswa seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) maupun HIMEN (Himpunan Mahasiswa Manajemen). MU memiliki jiwa petualang yang besar, hal ini terlihat saat dia menjadi tenaga sukarela LSI (Lembaga Survey Indonesia) yang selalu ditempatkan di daerah-daerah pelosok Kalimantan, dia mengaku sangat menyukai kegiatan ini karena ‘sekalian jalan-jalan’ alih-alih membayar, dia malah dibayar atas hobinya tersebut.

Perhatian MU terhadap lingkungan mulai terbangun saat memasuki tingkat akhir, dia bergabung dengan organisasi MAPALA dan aktif dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut. MU mengaku tergugah untuk menjadi seorang aktivis lingkungan ketika dulu berdiskusi dengan senior- seniornya mengenai kondisi lingkungan Indonesia, khususnya kondisi wilayah Kalimantan yang mulai mengalami kerusakan akibat dari ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Sejak saat itu MU aktif dalam perkumpulan MAPALA se- Indonesia, terakhir dia mengikuti pertemuan tahunan MAPALA se-Indonesia

yang diselenggarakan di Makasar pada pertengahan tahun 2009, hal ini menunjukan bahwa identitas aktivis yang melekat pada MU saat itu adalah identitas aktivis lingkungan hidup.

MU resmi menjadi seorang volunter Greenpeace sejak bulan Juni tahun 2008 ketika ia masih kuliah. Awalnya MU mengaku benar-benar tidak mengenal

Greenpeace, malah dia berasumsi bahwa Greenpeace adalah sejenis makanan atau sayuran. Pada tahun 2008 saat Greenpeace berencana melakukan aksi di Kalimantan, organisasi MAPALA kampusnya menerima undangan acara

Greenpeace di Matari Mall, kemudian MU hadir sebagai perwakilan MAPALA kampusnya. Berkat acara tersebut MU mulai mengenal Greenpeace dan menerima banyak pengetahuan mengenai kondisi lingkungan Indonesia. Salah satu teman kuliahnya sempat mengajak MU bergabung dengan Greenpeace dengan cara mendaftarkan diri melalui internet, namun karena website tersebut menggunakan bahasa Inggris maka dia mengurungkan niatnya untuk bergabung karena alasan bahasa, sebab dirinya mengakui tidak fasih menggunakan bahasa Inggris secara aktif maupun pasif. Kemudian untuk kedua kalinya, Greenpeace mengundang MU untuk mengikuti latihan NVDA (Non-Violent Direct Action), saat pelatihan itu MU mengaku sangat menikmati acaranya.

Setelah beberapa saat mengenal Greenpeace, MU memutuskan untuk bergabung sebagai Volunter dan aktif dalam aksi-aksi Greenpeace terutama aksi yang di daerah Kalimantan. Alasannya bergabung dengan Greenpeace adalah kesamaan visi dan misi Greenpeace dengan dirinya, walaupun Muksi mengakui bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti visi maupun misi Greenpeace, yang ia ketahui hanyalah Greenpeace berjuang untuk melindungi lingkungan. Alasan lainnya adalah karena keunikan aksi-aksinya dan juga prinsip independen yang LSM ini pegang, seperti yang MU tuturkan berikut ini,

“..saya pandang Greenpeace cukup cukup menarik bagus gerakannya..pertama dari keunikan aksinya beda dari aksi-aksi yang lain..kalo yang lain kan demonstrasi di jalan, klo Greenpeace beda ekstrim banget dan saya suka keekstriman yang ada di Greenpeace, contohnya kaya turun dari gedung..saya suka keekstriman dari

Greenpeace, yang menariknya itu yaa di

aksinya..karena…karena..saya ga pernah ikut aksi yang kaya gitu..yang dilaksanakan oleh Greenpeace, kita harus diam..kan…kalo

aksinya..aksinya mahasiswa, taulah kaya gimanakan.. artinya kalo artinya aksi mahasiswa itu selalu perlawananan, suka ada singgungan..tapi kalo Greenpeace kita harus diam..kita harus sabar, pertama kita harus melatih diri sabar jugakan.. dan kalo organisasi itu betul betul bergerak tanpa intervensi saya bakal ikut organisasi itu…” (MU, 29 tahun)

MU mengaku prinsip independen sudah meresap dalam dirinya dan melihat dirinya sebagai aktivis yang independen, karena dalam melakukan aktifitas sebagai aktivis lingkungan dia tidak dibayar sebab dalam pandangannya menjadi aktivis lingkungan merupakan salah satu kerja sosial sehingga dia tidak mengharapkan adanya balas jasa dari apa yang telah ia lakukan, berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat bahwa identitas taktik yang melekat pada MU adalah identitas aktivis lingkungan yang independen.

“…Saya senengnya independent..kalo kita independent siapa sih yang mau bayar kita.. kalo kita siap bergerak di organisasi yang independen, kita siap ga dibayar, harus kerja sosial…” (MU, 29 tahun)

Melihat kondisi lingkungan Indonesia saat ini, MU merasa dirinya sangat prihatin. Menurutnya kondisi lingkungan terutama lingkungan Indoneisa kini ‘sudah tidak bersahabat’, terlihat dari bencana seperti banjir yang muncul dimana- mana. Sebagai warga dari Kabupaten Kuburaya Kalimantan Barat, ia melihat perubahan kondisi lingkungan yang sangat drastis, sebagai contoh saat MU kecil dia dapat secara bebas minum air yang berasal dari sungai kapuas,

“…di Kalimantan banyak kerusakan-kerusakan..salah satu contoh pencemaran-pencemaran air yang ada di Kalimantan..dulu di daerah saya, di daerah kabupaten, di kuburaya, jadi kalo mau ke kota pontianak pake motor klotok.itu yang ada mesinnya… klo kita mau minum aer, ya kita tinggal ambil di sungai, sekarang udah ga bisa, aernya udah kotor…” (MU, 29 tahun)

Saat ditanya tentang isu batubara yang sedang Greenpeace kampanyekan, MU terlihat tidak terlalu mengerti dengan isu ini dikarenakan dirinya merasa ‘masih baru’ sehingga belum mengerti isu maupun solusi yang Greenpeace kampanyekan.

energi, karena dalam sudut pandang MU batubara sebagai bahan baku yang tidak dapat diperbarui apabila digunakan secara terus-menerus akan mengakibatkan kehancuran. MU mengaku dirinya belum mengetahui solusi revolusi energi yang

Greenpeace tawarkan terkait dengan isu batubara serta belum tentu mempercayainya walaupun solusi tersebut berasal dari Greenpeace.

“..kalo saya sih ngga selalu percaya tanpa saya liat, pikirkan dulu, saya selalu kalo percaya terhadap satu gerakan saya harus tau dulu maksud dan tujuannya..” (MU, 29 tahun)

Sebagai seorang aktivis lingkungan dirinya mengaku masih berkomitmen untuk berjuang bersama LSM ini sebagai aktivis Greenpeace selama kegiatan maupun program yang Greenpeace sesuai dengan jalan pemikiran MU. Kedepannya MU belum bisa memastikan sampai kapan dirinya akan terus berjuang bersama Greenpeace, MU menjawabnya dengan sebuah ungkapan berikut ini ‘jalanin dulu,biarin seperti air yang mengalir’, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk saat ini identitas organisasi yang melekat pada MU adalah identitas aktivis

Greenpeace. Identitas kolektif yang melekat pada MU, secara ringkas ditampilkan pada matriks berikut ini.

Identitas Aktivis Identitas Organisasional Identitas Taktik Nam

a

Sebelum Sesudah sebelum Sesudah sebelum sesudah

MU Aktivis Lingkung an Aktivis Lingkungan Aktivis MAPALA Aktivis MAPALA

Tidak ada Aksi Langsung atau NVDA Matriks 7. Identitas Kolektif yang Melekat Pada MU.

7.6 Analisis Identitas Kolektif yang Melekat Pada Anggota Greenpeace