• Tidak ada hasil yang ditemukan

Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam dan runtuhnya Majapahit

DAMPAK PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM BAGI KERAJAAN MAJAPAHIT

B. Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam dan runtuhnya Majapahit

Setelah meninggalnya Raja Hayam Wuruk dan patih Gadjah Mada Majapahit mulai mengalami kemerosotan. Meninggalnya Hayam Wuruk ternyata menimbulkan konflik suksesi perebutan tahkta kerajaan antara keturunan Hayam Wuruk sendiri. Setelah Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389 yang menggantikannya adalah Wikramawardhana, suami Kusumawardhani dan menantu sang prabu17. Selain Kusumawardhani prabu Hayam Wuruk masih memiliki putra lagi, yang lahir dari seorang selir bernama Bhre Wirabhumi. Ia tidak senang dengan Wikramawardhana yang menjadi raja Majapahit menggantikan prabu Hayam Wuruk. Sebagai salah satu putra sang prabu Bhre Wirabhumi merasa lebih pantas menggantikannya sebagai raja. Ketidaksenangan Bhre Wirabhumi ini telah menimbulkan konflik sehingga Majapahit terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Timur yang di pimpin Bhre Wirabhumi, dan kerajaan Barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana. Perpeahan itu mulai kelihatan setelah kerajaan Timur mengirimkan utusan ke negeri Cina pada tahun 1403 untuk meminta pengakuan dari kaisar18.

Konflik suksesi tersebut kemudian menimbulkan peperangan antara kedua belah pihak. Perang antara kerajaan Timur dan Barat disebut dengan perang Paregreg, yang dimulai pada tahun 1404 sampai dengan 1406.

17

Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 178 Kusumawardhani adalah putri sang prabu, yang lahir dari permaisuri , oleh karena itu Kusumawardhani berhak atas tahkta kerajaan.

18

Slamet Mulyana, Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit, (Jakarta: Intidayu Press, 1983), hlm. 226

Perang Paregreg, ditinjau segi politik dan ekonomi, membawa kehancuran Majapahit. Kekuasaan Majapahit sudah terpecah, dan peahan kekuasaan itu saling berhantaman, meremuk kewibawaan pemerintah Majapahit di daerah jajahan dan di pusat. Kelemahan pemerintah pusat memberikan kesempatan kepada daerah jajahan untuk melepaskan diri dari ikatan Majapahit19.

Perekonoian Majapahit setelah perang Paregreg menjadi kacau. Pertanian hasil dari rakyat yang semestinya digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari harus dialihkan untuk memenuhi kebutuhan tentara yang sedang berperang. Perahu yang semestinya digunakan untuk berdagang beralih fungsi menjadi alat pengangkut tentara.

Berbeda dengan daerah pesisir Utara Jawa, perekonomiannya berkembang semakin maju. Bandar-bandar sepanjang pantai utara Jawa itu pertama-tama merupakan pangkalan. Melimpahnya persediaan beras, hasil tanah aluvium dari pesisir dan kesuburannya membuat bandar-bandar di Jawa menjadi sangat menarik bagi pedagang asing. Kemakmuran bandar-bandar itu tergantung pada persediaan beras yang ditawarkan. Derajat kaum pesisir semakin terangkat ketika terjadinya perkawinan campur antara penduduk pribumi dengan para pedagang-pedagang Islam. Berkat perkawinan campur inilah sebagian masyarakat pesisir tumbuh menjadi masyarakat yang sangat makmur dari segi perekonomian.

Perkawinan campur itu tidak terjadi pada masyarakat pesisir saja melainkan juga terjadi pada golongan bangsawan bahkan raja Majapahit. Menurut Serat

Kandaraja Wikramawardhana menikah dengan putri Campa yang beragama

Islam. Setelah terjadinya perkawinan itu banyak orang Islam dari Campa datang

19

ke Majapahit. Kedatangan orang Campa ke Majapahit terjadi pada tahun 1443, mereka datang karena mendapat ancaman dari bangsa Annam20Orang-orang yang datang dari negeri Campa itu menjadi pemuka kelompok Islam dan menetap di Gresik dan Surabaya. Demikianlah perkembangan agama Islam di pantai Utara Jawa menjadi semakin pesat. Kemakmuran masyarakat Islam pantai Utara Jawa, telah mendorong mereka untuk membentuk kekuatan politik sendiri meskipun masih dalam kekuasaan Majapahit. Kadipaten-kadipaten seperti Tuban, Gresik, Daha pada tahun 1440an masih dalam kekuasaan Majapahit.

Munculnya masyarakat Islam dalam kehidupan kerajaan Majapahit memang tidak dipermasalahkan. Dalam sistem perundang-undangan Majapahit memang telah diatur tentang aliran agama tertentu. Pejabat atau orang yang mengurusi aliran-aliran agama tertentu disebut dengan Dharma Upapatti atau Dharma

Dikarana21. Kemunculan Raden Rahmat (Sunan Ngampel) yang mendapat

persetujuan dari prabu Kertabhumi untuk mendirikan perkampungan Tionghoa muslim, semakin membuat Majapahit semakin terpuruk dan kehilangan vitalitasnya. Perbedaan ideologi keagamaan serta kepentingan kaum Tionghoa muslim yang ingin mendirikan pemerintahan sendiri menimbulkan jurang pemisah antara Majapahit dengan kaum Tionghoa muslim maupun masyarakat Jawa yang telah memeluk Islam.

Kondisi yang demikian rupanya tidak mampu diprediksi oleh pemerintah Majapahit. Pemerintah Majapahit beranggapan dengan pemberian kebebasan beragama bagi rakyatnya, maka mereka akan tetap setia dengan pemerintah pusat.

20

De Graaf, Pigeaud, Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa “Peralihan dari Majapahit ke Mataram”, (Jakarta : Grafiti Pers, 1985), hlm. 23

21

Anggapan ini muncul karena faktor kosmologi dan konsep kuasa kerajaan Hindu-Buddha. Jika sebuah kerajaan ingin memperoleh kejayaan maka kerajaan tersebut harus bisa menyeimbangkan kosmologi pemerintahannya dimana Meru sebagai pusatnya. Dalam hal ini masyarakat Islam atau agama Islam merupakan salah satu faktor yang harus diseimbangkan.

Bersamaan dengan pesatnya persebaran agama Islam di pantai Utara Jawa, konflik kelanjutan dari perang Paregreg terus berlangsung, dan mengakibatkan semakin mundurnya pemerintahan Majapahit. Kemunduran Majapahit ditandai dengan terlepasnya beberapa daerah jajahan. Salah satu daerah jajahan yang ingin melepaskan diri dari Majapahit adalah Suwarnabhumi (Palembang)22.Tuntutan raja dari Malaka ini menunjukkan bahwa Majapahit setelah perang Paregreg menjadi sangat lemah, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan raja Malaka untuk merebut Palembang dari kerajaan Majapahit.

Konflik internal kerajaanpun semakin menjadi-jadi, pada tahun 1433 Raden Gajah berhasil memancung kepala Bhre Wirabhumi. Empat tahun kemudian keturunan Bhre Wirabhumi. Pada tahun 1447 Rani Suhita mangkat sengketa keluarga untuk memperebutkan kedudukan raja semakin menjadi-jadi. Dalam waktu tigapuluh tahun terakhir, Majapahit diperintah oleh enam raja dari berbagai keluarga23. Bahkan antara tahun 1453 sampai 1456, tahkta kerajaan kosong tidak ada yang memerintah.

22

Slamet Mulyana, op. cit., hlm 232. Sehabis perang Paregreg muncul tuntutan atas Palembang oleh raja Malaka yang bernama Megat Iskandar Syah dengan dalih bahwa tuntutan tersebut mendapat dukungan dari kaisa rCina dan dilakukan atas dasar perintah kaisar

23

Slamet Mulyana, op. cit., hlm 179 Sri Kertawijaya hanya memerintah selama 4 tahun(1447 sampai 1451), Bhre Pamotan Sang Sinagara memerintah selama 2 tahun (1451 sampai 1453),

Akibat dari perang saudara kondisi politik Majapahit lapuk dari dalam. Meskipun kelihatannya masih berdiri tegak, tetapi sebenarnya telah keropos dari dalam. Keadaan seperti itu sebenarnya mulai dari pemerintahan Prabu Wikramawardhana. Barangkali akibat kemakmuran dan kesejahteraan yang yang sangat mewah , berkat usaha patih Amangkubumi Gadjah Mada pada masa pemerintahan Tribuanatunggadewi Jayawisnuwardhani dan Prabu Hayam Wuruk, semangat Majapahit menjadi melempem24. Tidak lagi ada orang yang mampu membina kesejahteraan yang telah dicapai. Para pembesar kerajaan berkehidupan mewah dan disegani oleh para pembesar di daerah jajahan dan oleh rakyat Majapahit itu sendiri.

Dalam kehidupan yang serba mewah dan rakyat yang sangat sejahtera para pembesar kerajaan mulai lengah dengan situasi kondisi yang akan muncul. Raja Wikramawardhana menikah dengan putri Cina, dari perkawinan itu telah lahir Swan Liong atau Arya Dhamar. Sebagai seorang putra raja Arya Dhamar kemudian diberi kedudukan di Palembang dan memerintah disana. Perkawinan tersebut sebenarnya merupakan perkawinan politik yang terjadi antara Majapahit dengan Cina. Dibalik pernikahan tersebut ada maksud perebutan kekuasaan perdagangan antara Cina dan Majapahit. Pernikahan dengan putri Cina juga dilakukan oleh Raja Kertabhumi yang kemudian lahir Raden patah dari

Hyang Purwa Wisesa memerintah selama 10 tahun (dari 1456 sampai 1466), Bhre Pandan Salas selama 2 tahun (dari 1466 sampai 1468), Singa Wardhana memerintah selama 6 tahun (dari tahun 1468 sampai 1474), Kertabhumi sebagai raja terakhir memerintah selama 4 tahun (dari tahun 1474 sampai 1478)

24

pernikahan tersebut, dan pada tahun 1478 berhasil merobohkan kekuasaan Majapahit di usianya yang baru 23 tahun25.

Palembang pada tahun 1397 berhasil dikuasai oleh Majapahit. Palembang diduduki oleh orang-orang Tionghoa Islam dari Yunan, mereka segera membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Palembang. Begitu juga dengan Arya Damar ia juga seorang Muslim yang memerintah Palembang pada waktu itu. Arya Damar memiliki dua orang putra yaitu Raden Kusen dan Raden Patah. Raden Kusen merupakan putra asli Arya Damar sedangkan Raden Patah adalah putra dari Raja Kertabhumi. Meskipun keduanya merupakan putra dari raja Majapahit, mereka tidak memiliki kebanggaan terhadap gelar darah birunya. Arya Damar dan Raden Patah lebih bangga menjadi orang Tionghoa Islam, mereka lebih setia terhadap garis keturunan ibunya bukan ayahnya. Pengabdian mereka serta hubungan kekeluargaan hanya mereka gunakan semata-mata untuk kepentingan kaum Tionghoa Islam. Dalam Babad Tanah Jawidijelaskan keduanya pergi ke Majapahit untuk mengabdi kepada Prabu Kertabhumi. Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa Raden Patah lebih memilih membuka hutan dari pada untuk mengabdi kepada Raja Kertabhumi. Pada akhirnya Raden Patah mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi dan mendapatkan kedudukan di Demak sebagai adipati.

Demak sebelum menjadi sebuah kadipaten merupakan sebuah hutan yang bernama Bintara, namun setelah Raden Patah membuka hutan Bintara dan mendapat pengakuan dari Raja Kertabhumi maka Bintara berubah statusnya

25

menjadi kadipaten dan berubah nama menjadi Demak. Perubahan nama Bintara menjadi Demak, maka dimulailah sejarah Demak, yang semula kadipaten dan berubah kedudukannya sebagai sebuah kerajaan Islam26. Ketika menjadi sebuah kadipaten, Demak sudah sangat maju baik dalam hal ekonomi maupun militernya. Kemajuan ekonomi Demak dikarenakan letak Demak yang sangat strategis serta suburnya wilayah tersebut. Kemajuan militer Demak terbukti jauh sebelum Demak menjadi sebuah kadipaten, yaitu ketika Raden Patah menyerbu kota Semarang dan menaklukannya. Berita Cina mengatakan bahwa Jin Bun (Raden Patah) menyerbu kota Semarang pada tahun 1477, seluruh kota diduduki kecuali kelenteng Sam Po Kong27. Kelenteng Sam Po Kong dibiarkan tetap berdiri mengingat banyaknya msyarakat Tionghoa di Semarang. Jin Bun memanfaatkan mereka untuk kemajuan Bintara. Semarang dijadikan kota pelabuhan, pintu masuk ke kota Bintara (Demak). Sebelum atau sesudah Demak menjadi kadipaten Islam, Semarang merupakan kota yang sangat penting28.

Setelah penaklukan kota Semarang dan Demak menjadi sebuah kadipaten Islam, kemudian Raden Patah berniat untuk memberontak dan menyerbu Majapahit.

Dalam Serat Kanda, diceritakan Demak memberontak kepada Majapahit. Senapati yang memimpin tentara Demak adalah Sunan Kudus. Sunan Kalijaga menasehati Raden Patah agar jangan menggunakan kekerasan terhadap raja Majapahit, karena beliau tidak pernah menghalang-halangi penyebaran agama Islam. Penyerbuan tentara Demak berhasil. Prabu Brawijaya mengunggsi kesengguruh dengan patih Gadjah Mada. Dalam serbuan kedua kalinya, prabu Brawijaya melarikan diri ke Bali. Peristiwa itu terjadi pada tahun saka: sirna ilang kertiningbumi, yakni pada tahun 1400 saka atau tahun Masehi 1478.29

26 Ibid,hlm. 322 27 Ibid, hlm. 92 28 Ibid, hlm. 194 29 Ibid, hlm. 93

Berita runtuhnya Majapahit juga ditulis dalam kronik Tionghoa. Namun berita kronik Tionghoa agak berbeda dari cerita dalam Serat Kanda. Setelah Jin Bun berhasil menundukkan kota Semarang dan diakui sebagai putra raja Kertabhumi, ia bersiap-siap menyerbu kota Majapahit. Penyerbuan ini karena Majapahit masih kerajaan Hindu-Buddha (kafir). Namun alasan ini belum tentu benar jika mengingat serbuan Raden Patah ke Semarang, disana masih banyak rakyat Tionghoa yang belum masuk Islam. Dalam penyerbuan ke Semarang Raden Patah juga tidak membunuh orang-orang Tionghoa yang belum beragama Islam, bahkan memberikan kesempatan mereka untuk tetap menjalankan ajaran agamanya. Kebijakan ini terbukti dengan masih adanya kelenteng Sam Po Kong. Jadi alasan penyerbuan Raden Patah ke Majapahit bukan semata-mata karena faktor agama, dalam hal ini faktor politiklah yang sangat berperan atau menjadi alasan yang sebenarnya mengingat lemahnya kondisi Majapahit saat itu.

Sebelum melakukan penyerbuan ke Majapahit, Sunan Ngampel alias Bong Swi Hoo memberi nasehat kepada Jin Bun agar jangan menggunakan kekerasan terhadap raja Majapahit30. Alasan beliau mengatakan hal itu tentu saja karena sikap toleran pemerintah Majapahit terhadap perkembangan Islam. Karena Jin Bun sangat hormat terhadap Sunan Ngampel (Bong Swi Hoo) maka Jin Bun tetap tunduk terhadap nasehatnya itu. Pada tahun 1478 Sunan Ngampel alias Bong Swi Hoo wafat. Jin Bun (Raden Patah) tidak melawat ke Ngampel, tetapi berangkat ke Majapahit membawa tentara muslim Demak. Pusat kerajaan Majapahit diserbu. Raja Majapahit sama sekali tidak menduga akan adanya pemberontakan atau

30

serangan dari kadipaten Demak. Sebelum ternjadinya penyerangan memang tidak ada tanda-tanda pemberontakan dari Demak. Oleh karena itu tidak ada persiapan apapun untuk melawan tentara Islam Demak. Majapahit menyerah tanpa perlawanan, dan tanpa pertumpahan darah. Prabu Kertabumi ditawan dan dibawa ke Demak. Karena beliau ayah Jin Bun sendiri maka beliau diperlakukan dengan hormat. Pusaka dan umbe rampe kebesaran Majapahit dibawa ke Demak, dengan menggunakan tujuh kuda. Keraton Majapahit tidak dibumihanguskan dan dibiarkan tetap utuh31. Setelah Jin Bun berhasil meruntuhkan kerajaan Majapahit ia ditabalkan menjadi sultan Demak dan mengambil nama Al-Fatah32. Dengan demikian resmilah Demak sebagai sebuah kerajaan Islam. Majapahit pada akhirnya hanya menjadi salah satu kadipaten dalam kerajaan Demak. Dyah Ranawijaya Girindrawardhana, menantu raja Kertabhumi diangkat oleh Jin Bun sebagai bupati atau raja Bahawan Demak, menyebut dirinya raja Wilwatikta, Jenggala, Daha dan Kediri33.

Sebagai sebuah kadipaten yang mendasarkan pada agama Islam, Demak tidak terikat dengan ideologi kerajaan Majapahit yang masih Hindu-Buddha. Berdasarkan perbedaan ideologi keagamaan inilah kemudian Demak berusaha memberontak terhadap kerajaan Majapahit. Disisi lain selain dari faktor agama pemberontakan yang dilakukan Demak merupakan sebuah perjuangan untuk memperebutkan kekuasaan. Raden Patah selaku adipati Demak adalah putra dari raja Majapahit Kertabhumi, oleh karena itu ia merasa pantas untuk memperoleh tahkta kerajaan dan menjadi raja. Namun karena Majapahit merupakan kerajaan

31

Ibidem.

32

Slamet Mulyana, op. cit., hlm. 194

33

Hindu-Buddha, Raden Patah tidak mungkin akan meneruskan kerajaan tersebut. Pemberontakkan yang dilakukan Raden Patah tidak lagi untuk merebut tahkta untuk menjadi raja melainkan mengganti Majapahit yang semula kerajaan Hindu-Buddha menjadi kerajaan Islam.

61 BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai perkembangan agama Islam pada masa kerajaan majapahit 1376 – 1478 dan dampaknya. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses masuknya Islam di kerajaan Majapahit melalui berbagai cara yaitu : perdagangan, hubungan diplomatik, perkawinan, dan dakwah kaum Sufi. Dengan adanya perdagangan internasional kerajaan Majapahit banyak didatangi pedagang-pedagang asing yang telah memeluk agama Islam. Para pedagang Islam tersebut banyak yang menetap untuk sementara waktu di Majapahit, dan terjadilah interaksi antara pedagang Islam dan rakyat pribumi. Dari interaksi itulah kemudian penduduk Majapahit mengenal agama Islam. Selain perdagangan Majapahit juga melakukan hubungan diplomatik dengan kerajaan yang telah terpengaruh Islam, sehingga interaksi dengan beberapa kerajaan yang telah terpengaruh Islam membuat pejabat serta rakyat Majapahit mengenal Islam. Pernikahan juga menjadi salah satu jalan masuknya Islam ke Majapahit. Beberapa raja Majapahit telah melakukan pernikahan dengan putri Cina yang telah beragama Islam, selain itu banyak rakyat Majapahit yang menikah dengan para pedagang Islam. Masuknya Islam di kerajaan Majapahit juga tidak terlepas dari kaum pendakwah Sufi. Para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan Gujarat kebanyakan adalah pendakwah Sufi. Aliran agama Islam Sufi yang memiliki kesamaan dengan tradisi lokak yang masih penuh dengan

unsur mistik membuat agama Islam menjadi cepat diterima oleh rakyat Majapahit.

2. Perkembangan agama Islam di Majapahit tahun 1376 – 1478 adalah munculnya pendidikan pesantren, dan lembaga dakwah Walisongo. Pendidikan pesantren diciptakan oleh Syekh Jumadil Kubro. Ia adalah ulama Islam yang hidup di kerajaan Majapahit pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Setelah munculnya pendidikan pesantren kemudian muncul lembaga dakwah Walisongo. Dari pendidikan pesantren itulah kemudian lahir para wali yang kemudian membentuk organisasi dakwah Islam.

3. Dampak perkembangan agama Islam bagi Majapahit adalah munculnya kadipaten Islam Demak, dan Munculnya Demak sebagai kerajaan Islam. Demak menjadi Kadipaten Islam setelah Raden Patah diakui sebagai putra Raja Kertabhumi dan diberi kedudukan sebagai adipati di Bintoro. Karena Raden Patah adalah seorang Muslim maka Kadipaten tersebut menjadi kadipaten Islam. Ketika Demak menjadi kadipaten Islam, kondisi kerajaan Majapahit sudah sangat kritis. Perbedaan Ideologi antara Demak dan Majapahit mengakibatkan Demak ingin memberontak dari Majapahit. Ketika tentara Demak menyerang Majapahit secara tiba-tiba, Majapahit tidak melakukan perlawanan dan menyerah begitu saja. Menyerahnya Majapahit telah mengubah kedudukan Demak yang semula hanya Kadipaten berubah menjadi Kerajaan.

63

Dokumen terkait