• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Guna Langsung ( Direct Use Value )

VII. NILAI EKONOMI TOTAL WILAYAH SUB DAS BIYONGA

7.1 Nilai Guna ( Use Value )

7.1.1 Nilai Guna Langsung ( Direct Use Value )

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian diperoleh dengan menjumlahkan nilai produktivitas dari beberapa komoditi pertanian. Beberapa komoditi pertanian yang dimasukkan dalam perhitungan nilai produktivitas antara

lain padi, jagung, cabe, tomat, kelapa, kemiri dan cengkeh. Nilai produksi per hektar diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi per hektar dengan harga komoditi ditingkat petani. Nilai produktivitas sumberdaya alam diperoleh dari nilai produksi per hektar dikurangi dengan biaya input masing-masing komoditi pertanian. Biaya input untuk masing-masing komoditi pertanian, diperoleh dari rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali musim panen. Adapun biaya input tersebut terdiri dari biaya benih/bibit, biaya pupuk, biaya panen, biaya alat dan mesin pertanian (alsintan), biaya perawatan alsintan, biaya perawatan lahan, upah/gaji buruh, biaya bagi hasil, biaya transportasi (BBM) dan pajak. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen di wilayah Sub DAS Biyonga dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian per Musim Panen di Wilayah Sub DAS Biyonga

Komoditi Jumlah Produksi (Ha) Harga* (Rp/Kg) Nilai Produksi (Rp) Biaya Input (Rp) Nilai Produktivitas (Rp/Panen) Padi 1.980 6.900 13.662.000 3.714.368,42 9.947.631,58 Jagung 2.500 4.900 12.250.000 1.587.500,00 10.662.500,00 Cabe 500 38.000 19.000.000 3.000.000,00 16.000.000,00 Tomat 750 9.000 6.750.000 800.000,00 5.950.000,00 Kelapa 500 9.700 4.850.000 1.625.000,00 3.225.000,00 Kemiri 667 23.000 15.341.000 7.588.833,33 7.752.166,67 Cengkeh 375 49.000 18.375.000 5.901.000,00 12.474.000,00 Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Harga komoditi ditingkat petani pada bulan Januari 2011.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen yang terbesar adalah komoditi cabe sebesar Rp.16.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen yang terkecil adalah komoditi kelapa sebesar Rp.3.225.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per musim panen untuk beberapa komoditi lainnya yaitu padi sebesar Rp.9.947.631,58, jagung sebesar Rp.10.662.500,00, tomat sebesar Rp.5.950.000,00, kemiri sebesar Rp.7.752.166,67 dan cengkeh sebesar Rp.12.474.000,00.

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun diperoleh dari hasil perkalian antara nilai produktivitas per musim panen, jumlah panen per tahun dan jumlah luas lahan per hektar untuk masing-masing komoditi. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun diperoleh dari

penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian di wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian di Wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011)

Komoditi Nilai Produktivitas (Rp/Panen) Jumlah Panen/ Tahun Jumlah Luas Lahan (Ha)

Nilai Produktivitas SDA (Rp/Tahun) Padi 9.947.631,58 3 2.168 64.699.395.789,47 Jagung 10.662.500,00 4 735 31.347.750.000,00 Cabe 16.000.000,00 160 253 647.680.000.000,00 Tomat 5.950.000,00 16 253 24.085.600.000,00 Kelapa 3.225.000,00 4 1.175 15.157.500.000,00 Kemiri 7.752.166,67 2 85 1.317.868.333,33 Cengkeh 12.474.000,00 2 203 5.064.444.000,00 Total 789.352.558.122,81

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun yang terbesar adalah komoditi cabe sebesar Rp.647.680.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun yang terkecil adalah komoditi kemiri sebesar Rp.1.317.868.333,33. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun untuk beberapa komoditi lainnya yaitu padi sebesar Rp.64.699.395.789,47, jagung sebesar Rp.31.347.750.000,00, tomat sebesar Rp.24.085.600.000,00, kelapa sebesar Rp.15.157.500.000,00 dan cengkeh sebesar Rp.5.064.444.000,00. Berdasarkan hasil penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi, maka diperoleh total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun sebesar Rp.789.352.558.122,81.

Nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh komoditi pertanian tersebut, belum dikurangi dengan nilai air untuk komoditi padi. Nilai air untuk komoditi padi tidak dimasukkan kedalam perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian karena penggunaan air tersebut merupakan penggunaan air secara langsung yang dikategorikan sebagai perhitungan nilai air untuk produksi pertanian. Oleh sebab itu, nilai air untuk komoditi padi dimasukkan kedalam perhitungan khusus total nilai air di wilayah Sub DAS Biyonga. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian di wilayah

Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk komoditi padi (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Pertanian di Wilayah Sub DAS Biyonga Setelah dikurangi Nilai Air untuk Komoditi Padi (Januari 2011)

Komoditi Nilai Produktivitas SDA

(Rp/Tahun) Padi 61.695.709.819,67 Jagung 31.347.750.000,00 Cabe 647.680.000.000,00 Tomat 24.085.600.000,00 Kelapa 15.157.500.000,00 Kemiri 1.317.868.333,33 Cengkeh 5.064.444.000,00 Total 786.348.872.153,01

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

Perhitungan dalam mengeluarkan nilai air dari nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian untuk komoditi padi, menggunakan perhitungan water residual value. Perhitungan water residual value merupakan cara yang paling sederhana dalam menilai air yaitu nilai produksi komoditi padi dikurangi dengan biaya input dan dibagi dengan jumlah air yang digunakan per periode produksi. Jumlah air per periode produksi untuk komoditi padi di wilayah Sub DAS Biyonga yaitu sebesar 21,54 liter/detik/hektar. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun untuk komoditi padi setelah dikurangi nilai air yang diperoleh yaitu sebesar Rp.61.695.709.819,67.

Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor pertanian per tahun di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk komoditi padi yaitu sebesar Rp.786.348.872.153,01. Total nilai produktivitas sumberdaya alam yang diperoleh dari sektor pertanian tersebut sangat besar. Nilai tersebut bahkan melebihi nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian pada tahun 2009 di Kabupaten Gorontalo yaitu sebesar Rp.608.613.000.000.

Jika dilihat dari seluruh jenis komoditi yang paling sering diusahakan di wilayah Sub DAS Biyonga, maka komoditi padi, jagung, cabe dan tomat merupakan komoditi yang memiliki nilai produktivitas sumberdaya alam yang cukup besar. Secara ekonomi komoditi-komoditi tersebut memang sangat

menguntungkan karena harganya yang cukup tinggi dipasar, namun disisi lain ada hal negatif yang ditimbulkan dari komoditi-komoditi tersebut yaitu penggunaan pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan lahan pertanian menjadi jenuh. Apabila lahan menjadi jenuh, maka akan menyebabkan aliran permukaan (run-off) menjadi cukup tinggi dan inilah yang menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan di wilayah Sub DAS Biyonga.

Jenis komoditi pertanian lainnya yaitu kelapa, kemiri dan cengkeh cukup besar nilai produktivitasnya karena merupakan jenis tanaman perkebunan yang paling sering diusahakan di wilayah Sub DAS Biyonga. Jika dilihat dari usia tanaman perkebunan yang ada wilayah Sub DAS Biyonga, maka dapat diketahui bahwa rata-rata usia tanaman perkebunan yang ada berusia lebih dari 60 tahun. Hal ini menandakan bahwa keberadaan masyarakat yang menetap di wilayah Sub DAS Biyonga sudah cukup lama. Bahkan sebelum ada penetapan status mengenai kawasan hutan lindung di daerah hulu Sub DAS Biyonga oleh pemerintah, masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan hutan lindung menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Hal inilah yang juga merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan yang ada di wilayah Sub DAS Biyonga.

Nilai Perikanan

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar diperoleh dengan menjumlahkan nilai produktivitas dari beberapa jenis perikanan air tawar. Beberapa jenis perikanan air tawar yang dimasukkan dalam perhitungan nilai produktivitas antara lain perikanan tangkap, perikanan bibilo dan perikanan budidaya. Perlu diketahui bahwa perikanan bibilo adalah salah satu jenis perikanan tangkap tradisional yang ada di Danau Limboto. Perikanan tersebut menggunakan rumput sebagai media tempat berkumpulnya ikan. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar diperoleh dari nilai produksi per hari/musim panen dikurangi dengan biaya input per hari/musim panen. Biaya input untuk masing-masing jenis perikanan air tawar, diperoleh dari rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh nelayan/petambak dalam satu kali penangkapan/musim panen. Adapun biaya input tersebut terdiri dari biaya benih/bibit ikan, biaya pakan, biaya panen, biaya alat tangkap (perahu, jala dan pancing), biaya perawatan alat tangkap, biaya bagi hasil, biaya transportasi

(BBM) dan pajak. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per hari/musim panen di wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Perikanan Air Tawar per Hari/Musim Panen di Wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) Perikanan Air Tawar Nilai Produksi (Rp) Biaya Input (Rp) Nilai Produktivitas (Rp) Tangkap 25.769,00/Hari 8.154,00/Hari 17.615,00/Hari Bibilo* 100.000,00/Hari 8.154,00/Hari 91.846,00/Hari Budidaya 8.000.000,00/Musim 3.000.000,00/Musim 5.000.000,00/Musim Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Bibilo adalah jenis perikanan tangkap tradisional dengan menggunakan rumput sebagai media.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per hari yang terbesar adalah jenis perikanan bibilo sebesar Rp.91.846,00 dan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per hari yang terkecil adalah jenis perikanan tangkap sebesar Rp.17.615,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar khusus untuk jenis perikanan budidaya, perhitungannya dilakukan per musim panen. Satu musim panen pada perikanan budidaya yaitu selama empat bulan. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per musim panen untuk jenis perikanan budidaya sebesar Rp.5.000.000,00.

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun diperoleh dari hasil perkalian antara nilai produktivitas per hari/musim panen, jumlah tangkapan per tahun dan jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun diperoleh dari penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh jenis perikanan air tawar. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar di wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 17.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun yang terbesar adalah jenis perikanan budidaya sebesar Rp.30.960.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun yang terkecil adalah jenis perikanan tangkap sebesar Rp.5.791.812.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air

tawar per tahun untuk jenis perikanan lainnya yaitu jenis perikanan bibilo sebesar Rp.18.957.014.400,00. Berdasarkan hasil penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun untuk seluruh jenis perikanan air tawar, maka diperoleh total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun sebesar Rp.55.708.826.400,00. Kecilnya nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar disebabkan karena semakin berkurangnya jumlah tangkapan ikan akibat penangkapan yang berlebihan (over fishing) dan adanya pendangkalan Danau Limboto akibat sedimentasi dari Sub DAS Biyonga.

Tabel 17. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Perikanan Air Tawar di Wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011)

Perikanan Air Tawar Nilai Produktivitas (Rp) Jumlah Tangkapan/ Tahun Jumlah Penduduk Bermata Pencaharian Nilai Produktivitas SDA (Rp/Tahun) Tangkap 17.615,00/Hari 300 1.096 5.791.812.000,00 Bibilo* 91.846,00/Hari 300 688 18.957.014.400,00 Budidaya 5.000.000,00/Musim 3 2.064 30.960.000.000,00 Total 55.708.826.400,00

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Bibilo adalah jenis perikanan tangkap tradisional dengan menggunakan rumput sebagai media.

Nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh jenis perikanan air tawar tersebut, belum dikurangi dengan nilai air untuk jenis perikanan budidaya. Nilai air untuk jenis perikanan budidaya tidak dimasukkan kedalam perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar karena penggunaan air tersebut merupakan penggunaan air secara langsung yang dikategorikan sebagai perhitungan nilai air untuk produksi perikanan air tawar. Oleh sebab itu, nilai air untuk jenis perikanan budidaya dimasukkan kedalam perhitungan khusus total nilai air di wilayah Sub DAS Biyonga. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk jenis perikanan budidaya (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 18.

Perhitungan dalam mengeluarkan nilai air dari nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar untuk jenis perikanan budidaya, menggunakan perhitungan water residual value. Perhitungan water residual value

merupakan cara yang paling sederhana dalam menilai air yaitu nilai produksi jenis perikanan budidaya dikurangi dengan biaya input dan dibagi dengan jumlah air

yang digunakan per periode produksi. Jumlah air per periode produksi untuk jenis perikanan budidaya di wilayah Sub DAS Biyonga yaitu sebesar 60 m3/petak. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun untuk jenis perikanan budidaya setelah dikurangi nilai air yang diperoleh yaitu sebesar Rp.28.998.000.000,00. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor perikanan air tawar per tahun di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk jenis perikanan budidaya yaitu sebesar Rp.53.746.826.400,00.

Tabel 18. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Perikanan Air Tawar di Wilayah Sub DAS Biyonga Setelah dikurangi Nilai Air untuk Jenis Perikanan Budidaya (Januari 2011)

Perikanan Air Tawar

Nilai Produktivitas SDA (Rp/Tahun)

Tangkap 5.791.812.000,00

Bibilo* 18.957.014.400,00

Budidaya 28.998.000.000,00

Total 53.746.826.400,00

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Bibilo adalah jenis perikanan tangkap tradisional dengan menggunakan rumput sebagai media.

Jika dilihat dari seluruh jenis perikanan air tawar yang paling sering diusahakan di wilayah Sub DAS Biyonga, maka jenis perikanan budidaya dan perikanan bibilo yang memiliki nilai produktivitas sumberdaya alam yang cukup besar. Jika dilihat dari sisi ekonomi memang sangat menguntungkan, namun disisi lain ada hal negatif yang ditimbulkan dari jenis perikanan tersebut yaitu penggunaan karamba jaring apung untuk perikanan budidaya dan bibilo menyebabkan sebagian lokasi di Danau Limboto yang merupakan daerah hilir dari Sub DAS Biyonga menjadi kapling-kapling milik pribadi atau kelompok. Hal tersebut dapat menimbulkan konflik horizontal diantara sesama nelayan, menyebabkan penyempitan dan pendangkalan Danau Limboto, serta penurunan kualitas sumberdaya air di Danau Limboto.

Nilai Produk Kehutanan

Nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan per tahun untuk setiap jenis komoditi yang dimanfaatkan, diperoleh dari hasil perkalian antara harga per satuan komoditi, produksi per hektar dan luas hutan per hektar. Total nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan per tahun diperoleh dari

hasil penjumlahan setiap jenis komoditas yang dimanfaatkan. Total nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan di wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Produk Kehutanan di Wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011)

Jenis Komoditi Harga* (Rp) Produksi Luas Hutan (Ha) Nilai Produktivitas SDA (Rp/Tahun) Lindung Produksi

Getah Damar 1.000/Kg 62,25 Kg/Ha 113 2.754 178.470.750 Kayu Damar,

Meranti, Cempaka

1.400.000/m3 12,89 m3/Ha - 2.754 49.698.684.000

Total 49.877.154.750

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Harga komoditi ditingkat petani pada bulan Januari 2011.

Hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan per tahun untuk jenis komoditi getah damar yaitu sebesar Rp.178.470.750. Hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan per tahun untuk jenis komoditi kayu damar, meranti dan cempaka yaitu sebesar Rp.49.698.684.000. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka diperoleh total nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan per tahun yaitu sebesar Rp.49.877.154.750.

Nilai produktivitas sumberdaya alam produk kehutanan tersebut tidak terlalu besar dan menguntungkan jika dibandingkan dengan nilai produktivitas sumberdaya alam pada sektor pertanian dan perikanan. Hal tersebut didasarkan pada pemanfaatan jenis produk kehutanan itu sendiri tanpa merusak lingkungan yang ada di Sub DAS Biyonga. Misalnya pemanfaatan hutan lindung dan hutan produksi untuk mengambil getah damar tanpa menebang pohon damar itu sendiri, kemudian pengambilan kayu meranti dan cempaka pada hutan produksi yang setiap tahunnya dilakukan gerakan rehabilitasi lahan kehutanan dan menggantinya dengan pohon yang baru. Namun yang harus diperkuat adalah pengawasan hutan tersebut oleh pihak terkait dalam hal ini adalah Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Gorontalo untuk memperbanyak personil polisi hutan di wilayah tersebut.

Nilai Industri

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri diperoleh dengan menjumlahkan nilai produktivitas dari beberapa jenis industri kecil. Beberapa jenis industri kecil yang dimasukkan dalam perhitungan nilai produktivitas antara lain minyak kelapa, gula merah, tempe dan tahu. Nilai produksi per hari diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi per hari dengan harga satuan dari produk yang dihasilkan. Nilai produktivitas sumberdaya alam diperoleh dari nilai produksi per hari dikurangi dengan biaya input dari produk yang dihasilkan. Biaya input untuk masing-masing jenis industri kecil, diperoleh dari rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam satu kali produksi. Adapun biaya input tersebut terdiri dari biaya bahan baku, upah/gaji tenaga kerja, biaya transportasi (BBM) dan pajak. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per hari di wilayah Sub DAS Biyonga dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Industri Kecil per Hari di Wilayah Sub DAS Biyonga

Industri Jumlah Produksi/ Hari Satuan Harga* (Rp) Nilai Produksi (Rp/Hari) Biaya Input (Rp) Nilai Produktivitas (Rp/Hari) M.Kelapa 20 Liter 15.000 300.000 100.000 200.000,00 G.Merah 30 Kilogram 12.000 360.000 50.000 310.000,00 Tempe 350 Bungkus 2.000 700.000 350.000 350.000,00 Tahu 14.000 Potong 125 1.750.000 1.060.000 690.000,00 Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

*Harga ditingkat produsen pada bulan Januari 2011.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per hari yang terbesar adalah industri tahu sebesar Rp.690.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per hari yang terkecil adalah industri minyak kelapa sebesar Rp.200.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per hari untuk beberapa jenis industri kecil lainnya yaitu gula merah sebesar Rp.310.000,00 dan tempe sebesar Rp.350.000,00.

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun diperoleh dari hasil perkalian antara nilai produktivitas per hari, jumlah produksi per tahun dan jumlah industri kecil yang ada di Sub DAS Biyonga. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun diperoleh dari

penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun dari seluruh jenis industri kecil yang ada. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil di wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Industri Kecil di Wilayah Sub DAS Biyonga (Januari 2011)

Industri Nilai Produktivitas (Rp/Hari) Jumlah Produksi/ Tahun Jumlah Industri

Nilai Produktivitas SDA (Rp/Tahun) M.Kelapa 200.000 300 32 1.920.000.000,00 G.Merah 310.000 300 49 4.557.000.000,00 Tempe 350.000 300 5 525.000.000,00 Tahu 690.000 300 5 1.035.000.000,00 Total 8.037.000.000,00

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

Berdasarkan hasil perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun yang terbesar adalah jenis industri gula merah sebesar Rp.4.557.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun yang terkecil adalah jenis industri kecil tempe sebesar Rp.525.000.000,00. Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun untuk beberapa jenis industri kecil lainnya yaitu minyak kelapa sebesar Rp.1.920.000.000,00 dan tahu sebesar Rp.1.035.000.000,00. Berdasarkan hasil penjumlahan nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh jenis industri kecil, maka diperoleh total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun yaitu sebesar Rp.8.037.000.000,00.

Nilai produktivitas sumberdaya alam per tahun seluruh sektor industri kecil tersebut, belum dikurangi dengan nilai air untuk jenis industri tempe dan tahu. Nilai air untuk jenis industri tempe dan tahu tidak dimasukkan kedalam perhitungan nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil karena penggunaan air tersebut merupakan penggunaan air secara langsung yang dikategorikan sebagai perhitungan nilai air untuk produksi industri kecil. Oleh sebab itu, nilai air untuk jenis industri tempe dan tahu dimasukkan kedalam perhitungan khusus total nilai air di wilayah Sub DAS Biyonga. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk jenis industri tempe dan tahu (Januari 2011) dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Total Nilai Produktivitas Sumberdaya Alam Sektor Industri Kecil di Wilayah Sub DAS Biyonga Setelah dikurangi Nilai Air untuk Jenis Industri Tempe dan Tahu (Januari 2011)

Industri Nilai Produktivitas SDA

(Rp/Tahun) Minyak Kelapa 1.920.000.000,00 Gula Merah 4.557.000.000,00 Tempe 518.437.500,00 Tahu 1.022.062.500,00 Total 8.017.500.000,00

Sumber : Data Primer (Diolah), 2011.

Perhitungan dalam mengeluarkan nilai air dari nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil untuk jenis industri tempe dan tahu, menggunakan perhitungan water residual value. Perhitungan water residual value

merupakan cara yang paling sederhana dalam menilai air yaitu nilai produksi jenis industri tempe atau tahu dikurangi dengan biaya input dan dibagi dengan jumlah air yang digunakan per periode produksi. Jumlah air per periode produksi untuk industri tempe dan tahu di wilayah Sub DAS Biyonga yaitu sebesar 80 liter/hari. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun untuk jenis industri tempe setelah dikurangi nilai air yang diperoleh yaitu sebesar Rp.518.437.500,00, sedangkan untuk jenis industri tahu setelah dikurangi nilai air yang diperoleh yaitu sebesar Rp.1.022.062.500,00. Total nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil per tahun di wilayah Sub DAS Biyonga setelah dikurangi nilai air untuk jenis industri tempe dan tahu yaitu sebesar Rp.8.017.500.000,00.

Nilai produktivitas sumberdaya alam sektor industri kecil tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan nilai produktivitas sumberdaya alam pada sektor pertanian, perikanan dan produk kehutanan. Hal tersebut disebebkan karena jumlah industri kecil di wilayah Sub DAS Biyonga masih sangat sedikit, serta minat masyarakat yang berwirausaha di wilayah Sub DAS Biyonga pun cukup kecil. Jika dilihat dari jenis pekerjaan penduduk yang ada di wilayah Sub DAS Bioynga, maka sebagian besar berprofesi sebagai petani, nelayan dan pegawai negeri sipil (PNS). Kontribusi industri kecil di wilayah Sub DAS Biyonga terhadap kerusakan lingkungan tidak terlalu signifikan, karena jenis industri yang diusahakan merupakan industri yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan sekitar.

Nilai Ekowisata

Nilai ekowisata merupakan nilai sumberdaya alam yang dapat dipasarkan

Dokumen terkait