• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Pembahasan

4. Nilai Pendidikan Budaya

Suatu nilai budaya dapat dilihat melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai seperti dalam kutipan di bawah ini.

a. “Mendayung Impian” Reyhan M.Abdurrohman

Vano melangkahkan kakinya di rumah betang panjang, rumah ini dihuni oleh masyarakat yang masih punya garis keturunan dengan Apai Sahat. Kedua belas pintunya diwariskan secara turun temurun.

Mata Vano menyisir setiap sudut ruangan-ruangan panjang itu diterangi beberapa lampu masih putih yang digantungdi tengah langit-langit. Bangunan rumah ini seluruhnya dari kayu. Beberapa orang sedang duduk melingkar. Di, tengahnya ada dua orang, yakni pria dan wanita yang berpakaian adat hasil tenun sendiri sambil menari Ngajat.

Yang lain duduk bernyanyi sambil menikmati tarian dua orang itu.( Halaman 70)

Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan budaya. Ini terlihat dalam kalimat Vano melangkahkan kakinya di rumah betang panjang, rumah ini dihuni oleh masyarakat yang masih punya garis keturunan dengan Apai Sahat. Kedua belas pintunya diwariskan secara turun temurun, menggambarkan suatu pahaman yang telah membudaya di daerah tersebut.

Bagi orang Dayak Iban, peraturan tidak tertulis mereka mengtakan keturunan yang berhak sepenuhnya yang wajib menghuni dan menjaga Rumah betan rumah Panjang. Hal ini merupakan suatu kebudayaan yang menjadi ciri khas orang Bayak Iban sejak turun-temurun.

b. “ Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvi Tiana Rosa.

Ada beberapa hal yang aku sukai dari orang-orang cina,

ketekunan, keuletan dan kedisiplinan diri serta langkah-langkah mereka selalu penuh dengan perhitungan. dapat melihat faktor-faktor tersebut sebenarnya mereka kunci dari keberhasilan mereka dalam negeri ini. Ternyata mereka meraih semua itu dengan kerja bukan dengan main-main. ( halaman 187).

Kutipan di atas mengandung nilai pendidikan budaya. Ini terlihat dalam kalimat orang-orang cina, ketekunan, keuletan dan kedisiplinan diri serta langkah-langkah mereka selalu penuh dengan perhitungan, menggambarkan suatu kebiasaan yang telah membudaya bagi orang Cina. Bagi mereka berpegang dengan kebiasaan tersebut menjadi kunci kesuksesana mereka, Hal ini merupakan suatu kebiasaan yang menjadi budaya yang menjadi ciri khas orang Cina sejak turun-temurun.

Selanjutnya adalah bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam novel. Bentuk penyampaian nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa adalah sebagai berikut.

1. Bentuk Penyampaian Secara Langsung

Nilai pendidikan yang disampaikan secara langsung adalah nilai yang tersurat dalam cerita. Untuk memahami nilai yang terkandung dalam cerita tersebut pembaca tidak perlu melakukan penghayatan secara

mendalam. Dengan kata lain, nilai yang terkandung dalam cerita tersebut bisa langsung dipahami oleh pembaca karena nilai tersebut disampaikan secara eksplisit

2. Bentuk Penyampaian Secara tidak Langsung

Nilai yang disampaikan secara tidak langsung, biasanya tersirat dalam cerita dan berpadu dengan unsur cerita yang lainnya secara koherensif.

Pembaca harus merenungkan dan menghayatinya secara intensif

Dari hasil analisis, penelitian ini akan membahas beberapa penemuan penting. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel ini adalah nilai pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya.

Nilai pendidikan yang paling banyak ditemukan dalam novel

“Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini adalah nilai pendidikan sosial dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa adalah nilai religius. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini sudah di dukung oleh teori-teori yang relevan. Pada dasarnya pengarang mendominasi novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.Abdurrohman ini dengan nilai pendidikan sosial dikarenakan pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia sadar akan kepedulian mereka terhadap sesama khusunya dalam hal pendidikan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Dengan membaca novel ini, pengarang ingin menyadarkan sikap peduli masyarakat terhadap keadaan pendidikan di Indonesia, bahwa masih banyak anak-anak di negeri ini yang belum bisa mengenyam pendidikan yang layak karena kurangnya kesadaran untuk membantu dan novel “Ketiga Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa dikarenakan pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya pengamplikasian nilai religuis dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan sebagai umat yang beragama. Masyarakat Indonesia mayoritas islam yang tidak memahami bahawa agama Islam adalah pedoman yang paling utama dalam keshidupan. Dengan membaca novel ini, pengarang ingin menyadarkan sikap peduli masyarakat terhadap bagaimana agama menjadi sebuah keutaman dan mendekatkan diri kepada Alla swt, bahwa masih banyak anak-anak di negeri ini yang belum bisa mengetahui dan mendalami agama, untuk membatasi diri dalam berperilaku sesuai apa yang perintahkan.

Nilai pendidikan religius yang terdapat dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdurrohman dan “ketika Mas Gagah Pergi” Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui sikap-sikap tokoh dalam taat beragama dan beribadah. Rosyadi (1995:90) menyatakan bahwa nilai-nilai religius bertujuan untuk mendidik agar manusia lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat kepada Tuhan. Hal inilah yang tergambar dalam tokoh-tokoh novel

“Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa

Nilai pendidikan moral dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui perilaku baik buruk dari tokoh-tokoh dalam novel.

Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia. Moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian yang baik (Nurgiantoro, 2005:322). Hal itu pula yang digambarkan pengarang melalui tokoh-tokoh dalam novelnya.

Nilai pendidikan sosial dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa disampaikan melalui cerminan kehidupan para tokoh. Dalam teori dijelaskan nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu yang lain dalam sebuah masyarakat. Bagaimana seseorang harus bersikap, bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah, dan menghadapi situasi tertentu. Hal seperti itu juga yang digambarkan para tokoh dalam novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa, sehingga nilai sosial dalam novel tersebut bisa dilihat dari cerminan kehidupan dalam hidup bermasyarakat.

Nilai pendidikan budaya dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui perilaku dan benda atau produk masyarakat Melayu. Dalam teori dijelaskan sistem nilai budaya merupakan inti

kebudayaan yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda-benda sebagai kesatuan material.

Nilai budaya yang terkandung dalam novel dapat diketahui melalui penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.

Nilai budaya dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa bisa dilihat dari perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan benda-benda yang khas.

Dalam sebuah karya sastra, cara pengarang dalam menuangkan nilai-nilai pendidikan tentu berbeda. Seperti dalam novel “ Mendayung Impian”

karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa , pengarang menuangkan nilai-nilai tersebut secara langsung dan tidak langsung. Nilai yang disampaikan secara langsung tentunya bisa langsung dipahami oleh pembaca dalam cerita karena nilai tersebut disampaikan secara tersurat oleh pengarang. Sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa nilai yang disampaikan secara langsung, tentunya tersurat dalam cerita dan langsung bisa dipahami oleh pembaca.

Dengan kata lain, nilai tersebut disampaikan oleh pengarang secara eksplisit. Nilai yang disampaikan secara tidak langsung tentunya perlu ada pemahaman yang mendalam terhadap cerita yang disampaikan. Dalam dua novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M. Abdurrohman mencakup empat fokus sasaran : (1) nilai religius, (2) nilai moral, ( 3 ) nilai sosial, dan (4) nilai

budaya. Dan ditemukan penggambaran nilai pendidikan religius sebanyak (4) data, nilai pendidikan moral sebanyak (11) data, nilai pendidikan sosial sebanyak ( 12 ) data dan nilai pendidikan budaya sebanyak ( 6 ) data, begitu juga dengan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa ditemukan penggambaran nilai pendidikan religius sebanyak (23) data, nilai pendidikan moral sebanyak ( 10 ) data, nilai pendidikan sosial sebanyak (10) data dan nilai pendidikan budaya sebanyak ( 4 ) data.

Dalam hal ini, nilai-nilai pendidikan lebih banyak disampaikan secara langsung dikarenakan pengarang ingin mempermudah pembaca dalam memahami magsud dari cerita yang disampaikan. Dengan demikian, pembaca tidak mengalami kesulitan dalam memahami nilai yang disampaikan oleh pengarang dalam cerita.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadapat novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa dapat disimpulkan bahwa novel ini mengadung Nilai-nilai pendidikan religius, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan sosial, dan nilai pendidikan budaya.

Nilai pendidikan religius yang terdapat dalam novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui sikap-sikap tokoh dalam taat beragama dan beribadah.

Nilai pendidikan moral digambarkan melalui perilaku baik buruk dan baik dari tokoh-tokoh dalam novel. Selanjutnya, nilai pendidikan sosial dalam novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M. Abdrrohman dan “ Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa disampaikan melalui cerminan kehidupan para tokoh dan nilai pendidikan budaya dalam novel “Mendayung Impian”karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa digambarkan melalui perilaku dan benda atau produk masyarakat.

Nilai pendidikan yang paling banyak terkandung dalam novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa adalah nilai pendidikan sosial dan pendidikan religius. Hal ini disebabkan oleh pengarang ingin pembaca khususnya masyarakat Indonesia sadar akan kepedulian mereka terhadap sesama khusunya dalam hal pendidikan dan menjadikan agama sebagai pedoman serta landasan dalam kehidupan.

Berdasarkan rumusan masalah kedua dapat disimpulkan bahwa bentuk penyampaian nilai-nilai pendidikan dalam novel “Mendayung Impian”

karya Reyhan M.Abdrrohman dan “Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa ada dua macam, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

Bentuk penyampaian nilai pendidikan yang paling tinggi adalah bentuk penyampaian secara langsung. Dalam hal ini, nilai-nilai pendidikan lebih banyak disampaikan secara langsung dikarenakan pengarang ingin mempermudah pembaca dalam memahami magsud dari cerita yang disampaikan.

B. Saran

Pada dasarnya karya sastra tidak hanya mengandung nilai hedonik (kesenangan) secara langsung bagi penikmatnya, tetapi karya sastra juga mengandung nilai-nilai pendidikan yang perlu dipertahankan.

Dengan demikian, perlu adanya pemertahanan nilai-nilai pendidikan khususnya nilai pendiidkan sosial dan pendidikan religius dalam penyusunan karya sastra. Selain itu, disarankan juga diadakan penelitian lebih lanjut terhadap novel “ Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman dan

“Kertika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa dengan sudut permasalahan yang berbeda, misalnya dari segi nilai-nilai kehidupan, sehingga pemahaman pembaca terhadap pesan yang disampaikan pengarang dalam karyanya semakin dalam

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran dan usulan sebagai berikut:

1. Kepada mahasiswa Pascasarjana jurusan Bahasa dan sastra Indonesia diharapkan dapat mengembangkan penelitian sastra dengan sebaik-baiknya, khususnya dalam menganalisis nilai pendidikan dalam sebuah novel.

2. Kepada peneliti selanjutnya yang mengambil novel ini sebagai objek penelitian, diharapkan dapat meneliti dan mengkaji hal-hal lain yang juga sangat penting dalam karya sastra.

3. Kepada pembaca novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvy Tiana Rosa , di harapkan mengabil sebagai pelajaran bahwa kehidupan ini tidak pernah lepas dari kerangka nilai- nilai. oleh karena itu, di harapkan hadir

dalam benak individu kesadaran keritis untuk mendalami dan memahami nilai pendidikan dalam karya sastra dapat diaplikasi kan dalam kehidupan..

4. Kepada pembaca diharapkan dapat memperoleh mamfaat dari hasil penelitian ini.

Dokumen terkait