• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

3. Nilai Sosial

Sosial berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau kepentingan umum. Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada hubungannya dengan orang lain, cara berpikir, dan hubungan sosial bermasyarakat antara individu. Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya.

Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data melalui kaji pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Di peroleh data penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan

moral. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu

“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan dua belas data nilai pendidikan sosial dalam novel “Mendayung Impian”

Karya Reyhan M. Abdurrohman dan sepuluh data nilai pendidikan sosial dalam novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Dan dapat di lihat sebagai berikut:

c. Nilai pendidikan sosial novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M.

Abdurrohman.

Data 1

Hati Vano bergetar saat menonton. Ia membayangkan bagaiman jika ia adalah salah satu dari anak-anak tersebut, yang penuh perjuangan untuk sampai kesekolah. Harus melewati sungai yang lebar dan deras. Kapanpun mereka bisa hanyut jika cengkaman kakinya didasar tida kuat. Ya, mereka terpaksa turun menyeberangi sungai setelah menanggalkan seragam dan menentengnya agar tidak basah.

(Halaman 13).

Data di atas menggambarkan tentang sikap Vano yang prihatin kepada kehidupan sehari-hari anak pedalaman yang penuh semangat menuntut ilmu. Mereka tetap berjuang walaupun terkadang rintangan yang merela lalui

bisa mengancam keselamatan mereka,hal ini yang membuat hati Vano untuk membantu mereka mereka.

Data 2

“ andai aku bisa ikut menyumbangkan ilmuku untuk SD itu, “ gerutu Vano. “Ah, tidak mungkin. Ini hanya angan ku. Papa tidak mungkin mengizinkan. Dulu waktu SMK saja, aku ketahuan bergabung kelompok peduli gelandangan. Saat tengah membantu mengajar anak-anak pengamen, dimaki Papa habis-habisan. Apalagi Papa sepertinya sangat menginginkaku mewarisi perusahannya. Tidak mungkin”.(Halaman 17)

Data di atas mengambarkan sikap Vano yang berkeinginan bersar membantu anak-anak dalam menuntut ilmu, sejak usia remaja ketika masih di bangku sekolah, kepedulian Vano kepedulian terhadap pendidikan bagi anak yang kurang berkesempatan, vano merusaha mengumpulkan anak-anak pengamen dan anak-anak gelandangan kemudian memberikan mereka pelajaran-pelajaran dasar, Vano sadar kereka mempunyai hak menempuh pendidikan sama dengan anak yang lain sebagai warga negara Indonesia yang merdeka, telah diatur oleh pemerintah sembilan tahun wajib belajar dan Vano berusaha membantu mensukseskan program pemerintah tersebut.

Data 3

“ Vano, dengarkan Papa. Ini semua hanya untukmu, masa depanmu, dan kebahagianmu. Kamu beruntung. Liat orang-orang diluar yang sangat ingin sekolah, tapi tidak bisa karena terbentur biaya. Kamu ini ditawarin ke luar negeri, eh, malah tidak mau.”

Papa mengeraskan suaranya satu tingkat. Itu tandanya papa mulai emosi.

“justru itu, Pa. Vano ingin membantu mereka yang tidak bisa sekolah. Mereka yang tidak beruntung. Vano ingin membagikan keberuntungan Vano, bukan menikmatinya sendiri seperti ini.” Vano langsung berdiri.

(Halaman 23)

Data di atas menggambarkan sikap Vano tentang tawaran bapaknya untuk melanjutkan jenjang pendidikan di salah satu perguruan tinggi ternama di luar Negeri Vano sangat beruntung menjadi anak orang kaya, Vano sempat menolak hingga membuat bapaknya kecewa sebelum akhirnya menerima tawaran Papa, dia menyadari jika kebahagian yang dia miliki akan jauh lebih bermakna jika dapat membagi keberuntungannya tersebut dengan anak-anak kurang mampu lain, yang jauh lebih membuthkan.

Selain itu, rasa kepedulian Vano dalam novel “Mendayung Imian” karya Reyhan M. Abdurrohman seperti berikut:

Data 4

“Ada apa ini, Pak?”

Ini pengamen mau masuk.” Satpam tersebut tetap berbicara tegas.

“sudah biar saya yang urus.”

“ Baik.” Satpam meninggalkan Vano dengan dua anak itu.

“ Ada apa. Dik?” tanya Vano ramah.

“ Tidak. Tidak apa-apa, kak,” kata si perempuan dengan suara sayu. Kepalanya masih menunduk, seakan tak berani menatap lwan bicaranya, atau mungkin atau ia sedang kelelahan

“Buku, Kak. Buku.” Si Laki-laki di kanan si perempuan merengek-rengek dan menarik-narik baju si perempuan.

“Ayo, pergi. Kakak tidak punya uang.?

“ Oh, buku? Emang maubeli buku apa?”. Vano coba bersikap ramah kepada dua anak agar mereka tak takut.

“ Buku Dongeng, Kak,” kata anak Laki-laki yang polos.

“Hus ayo pergi. Kata Ibu jangan gampang percaya dengan orang asing.” Si perempuan itu berkata lirih.

Vano mendengar ucapan itu. “ Saya bukan orang jahat percayalah.”

Vano mengelus rambut kusut si perempuan.

“ Ayo, masuk. Kakak belikan buku yang kalian inginkan”

(Halaman 36)

Data di atas menggambarkan sikap Vano yang peduli terhadap dua anak pengamen yang sangat mengingankan memiliki buku, Vano sadar mereka sangat membutuhkan buku, dengan buku anak tersebut dapat belajar.

Vano berfikir tidak ada salahnya memberikan kesempatan anak yang kurang mampu untu memiliki buku, Vano mengajak anak uang kurang mampu itu masuk ke dalam toko buku dan memilih buku yang mereka suka, walau pun dua anak itu halangi oleh satpam masuk karena mareka berpakaian kotor, mereka mempunyai keinginan besar untuk belajar dan menuntut ilmu, Vano tidak segan membelanjakan uang saku yang dia miliki untuk membantu anak pengamen yang kurang mampu

Selain membelikan buku, Vano juga mengajak mereka untuk makan siang bersama, karena impian Vano adalah membantu anak-anak yang kurang mampu, dia bertekad mengunjungi tempat yang cukup jauh untuk membantu anak-anak memperoleh pendidikan layaknya seperti berikut:

Data 5

“ Ini inai atin, Pan. Kepala sekolah SD ini,” Apai Sahat menjelaskan Ya. Wanita ini bernama Inai Atin. Kepala sekolah sekaligus pencetus dan pendiri sekolah ini. Ia adalah istri dari salah satu

warga meliau. Ia lahir dan besar di Pontianak. Setelah menikah, Inai Atin mengabdi diri di sini karena keperihatinannya melihat anak-anak yang tak bisa sekoah karena jarak yang jauh.

“ Oh ya. Soal honor, maaf, mungkin kecil. Karena kami sendiri pun tidak mengharapkan. Itu atas kebaikan orangtua murid sini. Niat kami membantu. Melihat meliat merea mampu membaca dan menulis, itu sudah cukup.”

“ Tidak masalah. Saya bersedia jika tidak dibayar sekali pun. Saya hanya ingin membagi ilmu dan mengabdi di sini.saya ikhlas.”

(Halaman 83)

Data di atas menggambarkan tentang beberapa orang yang peduli serta mempunyai Cita-cita yang sama dengan Vano, peduli kepada pendidikan anak pedalaman, salah satunya Apai Sahat yang selalu memenuhi kebutuhan anak Desa Meliau untuk memperoleh pendidikan.

Selain itu, Apai Sahat dan Lestari, Inai Atin lahir dan besar di kota masuk ke pedalaman setelah menikah, Atin mengabdikan diri karena mempunyai keprihatinan kepada anak-anak yang tidak bisa sekolah karena jaraknya jauh jika mereka harus sekolah di kota, bentuk kepedulian inai Atin mendirikan sekolah Mini Penggerak yang terletak di Desa Meliau, sekaligus menjadi kepala sekolah.

Disanalah Vano mengajukan permohonan untuk menjadi tenaga pendidik untuk membantu mendidik dan mencerdaskan anak Desa Meliau, Vano sanggup menjadi guru walau tidak mendapat bayaran, karena tujuan utama Vano adalah membatu bukan untuk mencari penghasilan.

Selain itu, Apai Sahat mempunyai kepedulian sesama penduduk Desa Maliau yang dalam kesusahan seperti Bertikut:

Data 6

“ Cobalah, pan. Tidak usah dicium atau dirasakan. Langsung minum saja. Inai sudah susah-susah membuatkannya.”

“ Tapi”

“ Tidak ada tapi-tapian,” potong Apai Sahat menyodorkan segelas jahe itu depan Vano.

Vano mengangkat wajahnya lalu melihat wajah Marni istri Apai Sahat dibelakang Apai Sahat yang masih berdiri nampak khawatir.

Begitupun Apai Sahat. Wajah itu seperti wajah kekhuaturan seorang bapak pada anak.

“ Brrr...”

“ Kamu sudah kedinginan seperti itu, Pan. Cepat minum ini.

Menurutlah.’ Apai Sahat terus membujuknya. Memasang wajah yang sama. Khuatir.

(Halaman 112)

Data tersebut menggambarkan tentang sikap Apai Sahat dan istrinya, mereka bersikap ramah dan perhatian kepada Vano, mereka bimbang melihat keadaan Vano yang menggigil kedinginan, istri Apai Sahat meramu ramuan tradisional jahe untuk menghangatkan tubuh Vano yang kedinginan akibat hujan lebat yang mengguyurnya ketika dalam perjalanan pulang dari sekolah. Mereka sangat peduli kesehatan Vano,walaupun Vano keras kepala tidak mau meminum obat buatan istri Apai Sahat dengan ramah mereka membujuk Vano untuk meminum agar suhu badan Vano kembali normal, agar sembuh dan kembali mengajar.

Selain itu, dalam novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.

Abdurrohman mengambarkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai berikut:

Data 7

Vano membayar janjinya. Hari ini ia akan mengikuti tim WWF ke bukit Penijau. Menyusuri sungai dan danau , masuk kedalam hutan, melihat langsung kehidupan satwa yang semakin punah kerna pertumbuhan yang sangat lambat. Juga karna perburuan manusia dengan dalih orang utan adalah hama yang merusak pohon kelapa sawit di perkebunan.

Matahari bersinar cerah. Tak ada sapun awan yang berani menghalangi sinarya kebumi. Vano, Widya dan tim WWF berangkat dengan dua speedboat yang cukup panjang.

(Halaman 162)

Data di atas menggambarkan sikap Widya tentang keperihatinan ekosistem hutan pedalaman, widya dan tim WWF melakukan peneliatan tentang orang utan kalimantan yang hampir puna, dalam penelitian tersebut, Widya mengajak Vano ikut serta masuk ke dalam hutan melihat langsung habitan orang utan yang telah dijamah oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.

Disamping itu, agar Vano lebih cinta dan tahu keadaan hutan sekeliling Desa Meliau, secara tidak langsung agar Vano memahami bahwa Indonesia mempunyai hutan yang sangat luas yang dihuni oleh ribuan spesies satwa yang perlu dijaga kelestarianya dan dilindungi dari perburuan ilegal.

Data 8

“ Seharusnya ilmu itu untuk dibagi.Bukan Disimpan sendiri.

Pengalaman itu di-share, bukan dipendam sendiri.”

“ Betul makanya sekarang aku menjajar disini.”

“ Kamu pura-pura tidak peduli atau benar-benar tidak puduli dngan mereka sih?” Mata Vano menajam.

“ aku tau kamu perna menjari baca puisi waktu SMP dan aku tau kamu mampu mengajari Anak-anak. Tapi kenapa kamu seperti tak peduli sama sekali dengan mereka? Padahal mereka sudah bersemangat untuk ikut. Lagi pula, kamu tidak harus mengajari dari dasar. Tinggal mencontohkan bagaimana membaca puisi itu dengan ekspresi dan suara yang tepat. Terus bagaimana makna yang tersirat dan tersurat dari puisi tersebut. Jujur, aku tidak paham itu. Kalau aku paham aku tidak usah meminta bantuanmu.”

(Halaman 188)

Data di atas menggambarkan perkataan Vano tentang ilmu yang dimiliki perlu di berikan kepada sesiapa yang membutuhkan dan itu dalah kewajiban orang yang berilmu, Vano percaya sebaik baik ilmu adalah ilmu yang disalurkan dan bermanfaat bagi semua orang.

Demikian pula ilmu yang dimiliki Lestari dalam membaca puisi, Vano sangat berharap agar Lestari membantunya membimbing anak muridnya membacakan puisi mengingat lomba membaca puisi tidak lama lagi, hanya Lestari yang mahir dalam bidang membaca dan memaknai karya puisi, Lestari juga pernah menjadi juara lomba baca waktu SMP dulu, kehadiran Lestari akan mampu membangkitkan semangat anak-anak mengikuti lomba.

Data 9

“ Sahat, selamat datang.” Pak tarmo menyalami Apai Sahat, kemudan merangkulnya seperti baru bertemu sahabat lama.Padahal baru kemarin mereka bertemu. Persahabatan

mereka terlihat terjalin sangat baik hingga sekarang. Pantas di

Silahkan masuk semuanya.” Pak Tarmo tersenyum ramah.

(Halaman 207)

Data di atas menggambarkan sikap Pak tarmo yang ihklas membantu Apai Sahat mempasilitasi menampung anak-anak kediamannya beberapa hari sewaktu berlangsungnya lomba baca puisi antara sekolah.

Selain itu, Pak tarmo mengahargai dan menjaga persabatannya dengan Apai Sahat selama ini, Pak Tarno siap membantu Apai Sahat setiap dalam kesusahan begitu juga ketika Pak Tarmo membutuhkan bantuan, Pak Tarmo mempunyai kepedulian kepada orang ramai, beliau membuka peluang pekerjaan sebagi pegawai di ladang yang luas miliknya, sikap Pak Tarmo ini secara tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.

Data 10

“ Kamu tidak tau apa-apa kamu anak kemarin sore, di sini.” Suara bapak Lestari sedikit meninggi. keluarga Sahat. Apa kamu tidak malu dengan dirimu seniri?”

Vano cuit, seketika. Perkataan itu benar. Ia tidak punya apa-apa.

Bahkan selama ini, ia sudah banyak merepotkan Apai Sahat.

Apa-apa minta bantuan Apai Sahat.Vano menjadi malu pada dirinya sendiri, pada Apai Sahat, bapaknya Lestari , dan juga Lestari.

(Halaman 238)

Data tersebut menggambarkan tentang sikap Vano ingin membantu keluarga Lestari yang dalam kesusahan mereka sekeluarga terikat dengan utang piutang dengan Agen ilegal simpan pinjam, walau Vano dan masyarakat Desa Meliau kemampuan Vano dalam bidang fenenial seperti sebagai seorang guru namun Vano berusaha semampunya.

Walau sempat diragukan dan dipermalukan oleh masyarakat, mereka mengatakan hidup Vano sepenuhnya bergantung pada Apai Sahat dan seringkali menyusahkan Apai Sahat tapi niatnya untuk membantu Lestari tetap teguh, berpikir untuk mencari jalan keluar agar keluarga Lestari tidak terikat lagi dengan agen ilegal simpan pinjam, perasaan simpati yang membuat tekadnya makin besar, Vano sadar diapunya hati kepada Lestari.

Lestari adalah teman kerjanya, salah satu anak gadis Desa Meliau, Lestari juga adalah harapan anak-anak sebagai seorang guru, sehingga Lestari perlu dibantu.

Data 11

Apai Sahat dan Pak Gugun \menyalami pak supir terlebih dahulu, begitu pun Vano. Kemudian, Apai Sahat dan Pak Gugun langsung menurunkan dirigen berisi ikan dari Speedboat.

Tak enak terlihat menganggur, Vano ikut membantu mereka menaikkan dirigen ikan ke atas bak. Pak sopir juga ikut membantu.

Biar lebih cepat selesai.

Dirigen itu agak berat karena diisi air juga agar ikan tetatp hidup.

Harga jual ikan mati dan hidup berbeda. Lebih mahal yang masih hidup dan masih segar.(Halaman 252)

Data tersebut menggambarkan sikap Vano tentang kesadaran dalam bekerjasama dan gotong royang, Vano meyakini apa yang dilakukan secara bersama akan mudah walau pekerjaan tersebut berat akan menjadi ringan jika dilakukan bersama.

Disamping itu, segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi singkat dan tidak memerlukan waktu yang banyak,negara Indonesia lahir atas dasar persatuan, kerjasama juga merupakan salah satu ciri identitas bangsa Indonesia yang sangat berpegang dengan kesatuan.

Hal ini yang membuat Vano sadar membantu seseorang sekecil apa pun itu akan lebih bermakna daripada duduk diam menganggur dan itu menggambarkan sikap malas dalam diri seseorang.

Data 12

“ Baik,” Vano berkata pelan. “ Aku akan pulang dan kuliah bisnis di luar negeri. Tapi Vano punya syarat yang Papa harus penuhi.”

Vano menantang Papa.

Vano tak sadar bicaranya seperti itu. Ia sudah sangat bingung dengan keadaan ini. Mulai dari terbongkarnya identitasnya, Papa Mama yang sampai di sini dengan cepat, Lestari yang marah, dan Widya. Ini seperti kejadian beruntun yang akan menghabisinya.

“Syarat apa? Apapun permintaanmu Papa akan penuhi, asal kamu mau kuliah dan menjalankan bisnis Papa.”

Vano enghela nafas. “ Vano ingin Papa memberikan bantuan untuk SD Mini Penggerak merenovasi gedungnya, dan memberikan honor untuk pengajarnya.”

( Halaman 296).

Data di atas menggambarkan sikap Vano tentang kepedulian kepada apa yang menjadi kebutuhan utama SD Mini Penggerak, Vano menunda niat baiknya untuk menjadi guru tetap, Vano menerima tawan papanya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri.

Namun demikian, Vano tetap ingat kepada anak-anak didiknya yang akan ditinggalkan tetap terus mengejar impiannya, Vano berharap kepada Papanya agar membelanjakan separuh hasil pendapatan hasil perusahaan Papanya untuk kebutuhan Anak sekolah SD Mini Penggerak dengan menyediakan dan melengkapi fasilitas sekolah yang lebih layak serta mensejahterakan tenaga pendidik SD Mini Penggerak sebelum Vano melajutkan pendidikan diluar negeri.

d. Nilai pendidikan sosial novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa

Data 1

“ Mas Gagah sedih karena Allah, Rasul dan Al Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena banyak ummatnya yang banyak meninggalkan Al-Quran dan sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena merasa saat Mas Gagah bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara di negeri sendiri banyak yang mengais-ngais makan di jalan, dan tidur beratap langit, sementara di belahan bumi lainnya sedang di perangi...”

Sesaat kami diam terdiam. Ah, Masku yang gagah dan tegarini sangat perasa. Sangat peduli (Halaman 12)

Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah yang sangat simpati dan peduli kepada umat Islam dalam negeri, yang sangat memprihatikan kehidupanya, banyak dari mereka yang meninggalkan Al-quran, banyak pedomon yang mengajarkan hubungan sesama manusia, perangi padahal agama Islam terbesar Indonesia, seharusnya sikap saling tolong menolong sesama muslim perlu ada.

Disamping itu,u mat muslim di Indonesia masih banyak hidup melarat dan tidak layak, mereka sangat membutuhkan bantuan dari umat muslim lainya untuk mengurangi beban hidup mereka.

Data 2

Mobil kami terus berjalan, jauh sekali, melintasi entah daerah yang asing bagiku. Mas Gagah berhenti sekali di sebuah supermaket kecil. Aku mengerutkan kening melihanya membeli makanan kering, mie instan beberapa kardus, buku dan alat-alat tulis mau ke mana?

Hujan turun rintik-rintik, lalu makin deras. Mobil kami susah payah masuk di jalan kecil yang hanya pas untuk satu mobil. Jalan kumuh dengan rumah-rumah tripleks kardus berjejalan, di sebuah kolong jembatan di daerah Jakarta Utara

Ketika hujan benar-benar reda, aku mencium aroma sampah yang kuat. Kami segera turun dan segera kakiku disambut cipritan air sisa hujan yang menghitam. Beberapa anak berlarian menghampiri kami, diantaranya bertelanjang dada. Wajah mereka sumringah.

“ Mas Gagah! Mas Gagah datang! Horeeee!”

Mas gagah menatapku sambil senyum “ Kenalkan, ini adik-adik kita, Gita”( Halamanan 20)

Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah yang prihatin kepada anak-anak lingkungan yang tinggal di kampung kumuh dan kolong jembatan,

Mas Gagah sering menyempatkan waktunya sepulang cerah atau sedang lewat adang hari libur Mas Gagah berkunjung kesana, walau agak jauh dari rumah itu bukan masalah Mas Gagah untuk kesana membawakan keperluan dan kebetuhan mereka semampu Mas Gagah. Jarang diantara mereka yang tak mengenal Mas Gagah.

Sikap Mas Gagah itulah yang membuatnya bisa berbaur dengan masyarat pinggir kota, dia menganggap mereka adalah keluarga.

Selain itu, Mas Gagah juga mengajak mereka bersama-sama untuk mempelajari agama seperti berikut:

Data 3

Ku bayangkan ia kan terkejut gembira, memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberikan ceramah pada acara syukuran yang insya Allah mengundang teman-teman, anak panti anak-anak yatim piatu dekat rumah kami, serta anak-anak-anak-anak rumah baca dan para preman insyaf di sana. Hihi, aku tersnyum membayangkan betapa serunya nanti.

“ Mas Ikhwan!! Mas Gagaaaaaah! Maaasss! Assalamu’alikum!”

kuketuk pintu kamar Mas Gagah dengan riang.

“ Mas Gagah belum pulang,” kata Mama

“ Yaaaa, kemana sih, Ma?!” keluhku.

“ kan diundang ceramah di Bogor. Katanya berangkat dari kampus.”

“ jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Masjid.”

“ Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah inget ada janji sama Gita hari ini,” hibur Mama gelisahku.

Kugaruk-garuk kepalaku yang tak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali dengan Mas Gagah.

“ Eh, jilbab Gita mencong-mencing tu!” Mama tertawa.

Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum Pada Mama. ( Halaman 22).

Data di atas menggambarkan sikap Gita mengundang teman-teman, anak-anak panti anak-anak yatim piatu, serta anak-anak rumah baca dan para preman insyaf di kampung kumuh, pada acara syukuran yang insya Allah akan dia rayakan ulang tahun ke tujuh belasnya akan terasa beda dengan tahun-tahun lalu karena untuk pertama kalinya Mas Gagah akan membawakan cerama.Gita sadar berbagi kebahagian dengan orang yang dia kenali di hari ulang tahunnya,akan menjadi bermakna dalam hidupnya hidupnya.

Selain untuk merayakan hari ulang tahunnya, acara ini juga akan mempererat hubungan silaturahmi antara semua yang hadir, saling mengenal antara satu dan saling berbagi dengan yang lain.

Data 4

“ Terjadi kerusuhan di Bogor. Ada ratusan orang ang ingin merusak

“ Terjadi kerusuhan di Bogor. Ada ratusan orang ang ingin merusak

Dokumen terkait