BAB II KAJIAN PUSTAKA
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Nasution (dalam Sugiyono, 2010: 310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat bantu yang sangat canggih. Jonathan Sarwono (2006: 224) menjelaskan bahwa observasi meliputi melakukan pancatatan secara sistematika kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal yang perlu dilakukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
Sukandarrumidi (2002: 71) menjelaskan dalam pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dalam pengumpulan data, yaitu peneliti berada di luar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Peneliti mengamati bagaimana pelaksanaan pendidikan budi pekerti yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, kepala sekolah, serta peserta didik, baik di dalam kelas saat pembelajaran maupun saat kegiatan di luar kelas. Observasi ini
digunakan dalam pelaksanaan pendidikan budi pekerti untuk menanamkan nilai- nilai luhur terhadap peserta didik di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa, Yogyakarta.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010: 317) berpendapat bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Esterberg (dalam Sugiyono, 2010: 319-320) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur¸ dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, wawancara ini termasuk dalam kategori wawancara mendalam (in depht interview). Wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, peneliti dapat juga menambah pertanyaan di luar pedoman wawancara untuk mengungkapkan pendapat dan ide- ide responden.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan pendidikan budi pekerti di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Peneliti menggunakan wali kelas sebagai informan utama dan melibatkan juga kepala sekolah dan beberapa siswa di sekolah tersebut.
3. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (1993: 202) mengungkapkan bahwa, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Irawan (dalam Sukandarrumidi, 2002: 100-101), studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan segala dokumen yang menyangkut dengan pelaksanaan pendidikan budi pekerti, baik berupa foto-foto, lembar peraturan dan tata tertib, maupun audio (rekaman wawancara).
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Moloeng (2005: 168) mengemukakan bahwa, peneliti termasuk manusia yang nantinya akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari proses penelitian. Namun, instrumen penelitian di
Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka peneliti perlu membuat kisi-kisi instrumen (Sugiyono, 2009: 149). Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Instrumen penelitian sederhana ini digunakan untuk menunjang proses pengumpulan data (Sugiyono, 2009:305). Dalam proses pengumpulan data, alat bantu yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan kisi-kisi umum instrumen.
1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk memberikan panduan selama proses observasi. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung proses pelaksanaan pendidikan budi pekerti, baik selama dalam proses pembelajaran maupun saat kegiatan lain di luar kelas. Pedoman observasi digunakan untuk menelaah lebih dalam tentang proses implementasi pendidikan budi pekerti. Pedoman observasi dalam penelitian ini bersifat fleksibel sehingga dapat dikembangkan. Pedoman ini digunakan untuk melakukan observasi pada semua hal yang berkaitan dengan implementasi pendidikan budi pekerti di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Tamansiswa.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara ini bertujuan memperoleh data melalui tanya jawab secara langsung. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan budi pekerti di SD Taman Muda Ibu
Pawiyatan Tamansiswa. Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara guru kelas dan kepala sekolah tentang pemahaman pendidikan budi pekerti dan pelaksanaannya. Dalam penelitian ini dikembangkan kisi-kisi sebagai dasar acuan penyusunan alat bantu instrumen di lapangan berupa pedoman wawancara pada subjek penelitian. Pedoman wawancara ini digunakan agar dalam proses wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang sebenarnya.
Kisi-kisi pedoman observasi dan wawancara penelitian terdapat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No. Aspek Sub aspek Indikator Teknik
1. Strategi a. Keteladanan atau contoh
Berpakaian dengan sopan dan rapi
Bertutur kata dengan baik
Mengucapkan salam apabila bertemu orang Tidak merokok di lingkungan sekolah Observasi Wawancara Dokumenta si
b. Kegiatan spontan Memberikan pengertian bagaimana sikap atau perilaku yang baik, seperti meminta sesuatu dilakukan dengan sopan dan tidak berteriak-teriak Memberikan penguatan terhadap perilaku atau perbuatan yang sudah baik agar tetap dipertahankan dan menjadi teladan bagi yang lain
Observasi Wawancara Dokumenta
c. Teguran Menegur peserta didik
yang melakukan
perbuatan tidak baik Mengingatkan peserta
didik agar mengamalkan nilai-nilai yang baik
Observasi Wawancara d. Pengkondisian lingkungan Penyediaan tempat sampah Menempelkan slogan mengenai budi pekerti di tempat strategis yang mudah dibaca oleh peserta didik
Menempel aturan dan tata tertib sekolah di tempat yang strategis
Observasi Wawancara Dokumenta
si
e. Kegiatan rutin Berbaris sebelum memasuki ruang kelas Berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan Membersihkan kelas/menjalankan piket kelas Observasi Wawancara Dokumenta si
2. Metode a. Metode among Pamong memberi contoh atau teladan yang baik kepada peserta didik Pamong memberikan
perintah, paksaan, dan hukuman kepada peserta
didik apabila menyalahgunakan kebebasannya yang berakibat membahayakan kehidupannya
Sikap rendah hati, jujur, dan taat pada peraturan dalam perkataan dan tindakan
Observasi Wawancara Dokumenta
si
b. Metode ngerti Pamong berusaha menanamkan
pengetahuan tingkah
Observasi Wawancara
laku yang baik, sopan santun, dan tata krama yang baik kepada peserta didik
Pamong mengajarkan tentang hakikat hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta beragama
Dokumenta si
c. Metode ngrasa Peserta didik akan dididik untuk dapat memperhitungkan dan membedakan antara yang benar dan yang salah
Observasi Wawancara
d. Metode nglakoni Peserta didik mengerjakan setiap tindakan berdasarkan pengetahuan yang telah
didapat secara bertanggung jawab Observasi Wawancara Dokumenta si
3. Pembelajaran a. Penanaman nilai- nilai budi pekerti
Nilai religiusitas melalui mata pelajaran agama, menanamkan
kayakinan dan
kepercayaan bahwa Tuhan adalah maha baik dan maha segalanya Nilai sosialitas melalui
kerja kelompok, olahraga bersama, dll Nilai gender melalui
kegiatan olahraga, perempuan dapat mengikuti berbagai macam olahraga, termasuk sepakbola Nilai keadilan ditanamkan melalui sikap guru yang tidak pilih kasih pada peserta
Observasi Wawancara Dokumenta
Nilai demokrasi ditanamkan melalui pendidikan IPS dan PKn, menghargai perbedaan pendapat, jujur, dan terbuka Nilai kejujuran
ditanamkan melalui kegiatan mengkoreksi hasil ulangan secara silang dalam kelas, dll Nilai kemandirian
ditanamkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler, seperti kegiatan pramuka, dll Nilai daya juang
ditanamkan melalui kegiatan olahraga, sportifitas dalam bersaing secara wajar Nilai tanggung jawab
ditanamkan melalui pemberian PR dan tugas, pembagian tugas piket, dll
Nilai penghargaan terhadap lingkungan alam ditanamkan melalui kegiatan palaksanaan tugas kerja bakti