• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

4. Observasi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada tindakan Siklus I, diperoleh gambaran tentang hasil kemampuan membaca permulaan anak dengan kriteria berapa anak yang berkriteria baik, berapa anak yang berkriteria kurang baik dan berapa anak yang berkriteria tidak baik. Hasil kemampuan membaca permulaan anak melalui media audio visual pada pertemuan pertama diketahui bahwa dalam kemampuan “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 6 orang anak atau 28,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 10 orang anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 5 orang anak atau 23,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang namun dalam

124

aspek ini belum ada anak yang termasuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 1 anak atau 4,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 11 anak atau 52,3% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang.

Pada pertemuan kedua mengenai kemampuan “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 2” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 1 orang anak atau 4,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 orang anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 4 anak atau 19,04% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 8 anak atau 38,09% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang.

125

Hasil kemampuan membaca permulaan anak menggunakan media audio visual padapertemuan ketiga mengenai “kemapuan mengenal huruf (nama huruf-bunyi) dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 3”, diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 5 orang anak atau 23,8%% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 7 orang anak atau 33,3% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 1 anak atau 4,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata”anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Pada aspek “kemampuan menggabungkan suku kata menjadi kata” diperoleh data tertinggi 7 orang anak atau 33,3% dari jumlah anak memehuhi kriteria berkembang sesui harapan, 11 orang anak atau 52,4% dari jumlah anak masuk dalam kriteria mulai berkembang, 3 orang anak atau 14,3% dari jumlah anak masuk dalam kriteria belum berkembang namun belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik.

126

Peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar anak Kelompok A di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga Siklus I disajikan dalam Tabel 13 berikut:

Tabel 13. Peningkatan Kemampuan Membaca Permualaan Anak Usia 5-6 Tahun melalui Media Audio Visual pada tindakan ke siklus I

NO Nama Anak Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Skor Total/3

Skor Skor Skor

1 Rasyid 2 3 6 3,66 2 Wira 5 6 9 6,66 3 Bagus 3 4 6 4,33 4 Cherly 5 6 10 7 5 Chilla 3 5 7 5 6 Jeni 2 3 6 3,66 7 Eka 3 3 6 4 8 Hanifah 4 5 9 6 9 Ibra 4 4 7 5 10 Isma 5 5 10 6,66 11 Jesika 3 3 5 4 12 Kenes 5 6 10 7 13 Khaira 2 2 3 2,33 14 Risti 3 5 8 5,33 15 Naysheila 6 7 10 7,66 16 Aga 2 2 6 3,33 17 Salsa 4 5 8 5,66 18 Didi 4 5 9 6 19 Yakub 3 3 6 4 20 Zacky 5 5 9 6,33 21 Kamila 2 3 4 3 JUMLAH TOTAL 75 90 154 106,61 PRESETASE 44,6 53,6 61,1 56,4

Berdasarkan data di atas, disetiap pertemuannya pada Siklus I diketahui bahwa ada peningkatan pada kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui media audio visual meskipun belum mencapai target yang diharapkan. Sedangkan peningkatan yang terjadi pada waktu Pratindakan dan setelah tindakan Siklus I diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 14 di bawah ini:

127

Tabel 14. Peningkatan yang terjadi pada waktu Pratindakan ke Siklus I

Keterangan Pratindakan Siklus I

Skor Total 103 106,61

Presentase (%) 40,9 56,4

Berdasarkan data Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa terjadipeningkatan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui media audio visual pada Pratindakan dan tindakan pada Siklus I.

Gambar 3. Diagram batang peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media audio visual anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER. 5. Refleksi Tindakan Siklus I

Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran pada tindakan dalam satu siklus. Kegiatan yang dilakukan selanjutnya digunakan sebagai pijakan dalam melakukan kegiatan pada Siklus II. Peneliti menganalisis hal-hal yang menjadi masalah atau kendala pada pelaksanaan tindakan Siklus I. Berdasar pengamatan dan analisis mengenai beberapa masalah yangdihadapi pada pembelajaran Siklus I, antara lain:

0 10 20 30 40 50 60 70

Pratindakan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Siklus I

Presen

tase

%

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Audio Visual Anak Usia 5-6 Tahun

128

1) Media audio visual yang digunakan belum variatif bagi beberapa anak. Hal ini menyebabkan anak kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan membaca pemulaan.

2) Kegiatan pada siklus I dilakukan secara klasikal dirasa kurang efektif, karena beberapa anak yang memperoleh tempat duduk pada baris belakang terhalang pandangannya oleh teman-teman yang duduk didepan sehingga anak tidak dapat optimal mengikuti kegiatan.

3) Pemilihan hari pada kegiatan siklus Ikurang tepat sehingga selalu bersamaan dengan latihan ekstra gamelan dari SD sehingga anak tidak dapat mendengar suara dari media audio visual tersebut.

4) Pada saat kegiatan disalah satu pertemuan siklus I pagi hari hujan deras sehingga banyak anak yang datang terlambat, anak yang datang terlambat tersebut membuat kegaduhan dengan berbicara sendiri dengan teman sebelahnya dan keluar masuk kelas ketika kegiatan berlangsung.

5) Perlakuan atau kegiatan membaca permulaan pada setiap indikator yang diberikan kepada anak terlalu banyak sehingga masih banyak anak yang belum maksimal, sehingga presentase kenaikan dari setiap pertemuan belum terlalu banyak.

Pelaksanaan tindakan Siklus I masih ada kekurangannya sehingga perludilakukan tindakan perbaikan agar dapat terjadi peningkatan yang signifikanterhadap kemampuan berbicara anak pada tindakan Siklus II. Peneliti menyusun kembali rencana langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan

129

kegiatan berbicaradengan media gambar pada Siklus II. Langkah-langkah perbaikan yang akandilaksanakan pada Siklus II adalah sebagai berikut:

1) Media audio visual yang digunakan tidak hanya 1 macam namun diusahakan terdapat lebih dari dua namun inti dari kegiatan membaca permulaan dalam media audio visual tersebut masih sama. Diharapkan dengan variasi media yang ada dapat lebih meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. 2) Kegiatan pada siklus II direncanakan dengan kegiatan kelompok agar anak

dapat melihat dengan jelas media audio visual yang sedang diputar saat kegiatan.

3) Peneliti menjadwalkan kegiatan siklus II agar tidak bersamaan dengan latihan ekstra gamelan SD sehingga anak dapat melakukan kegiatan membaca permulaan dengan optimal.

4) Peneliti membagi kelompok dengan memindahkan anak yang membuat kegaduhan dengan anak yang cenderung pendiam menjadi satu kelompok, dengan harapan anak dapat lebih tertib dan berkonsentrasi padakegitan membaca permulaan menggunakan audio visual.

5) Kegiatan atau perlakuan membaca permulaan (pengenalan huruf, suku kata dan kata) yang diberikan kepada anak dibatasi hanya dari huruf A-J dan perpaduannya saja.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan Siklus I dapatdiketahui bahwa peningkatan kemampuan membaca permulaan menggunakan media audio visual Kelompok B TK BenerYogyakarta belum mencapai keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu,kegiatan membaca

130

permulaan menggunakan media audio visual perlu dilanjutkan pada tindakanSiklus II dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan menggunakan media audio visual.

Hipotesis pada tindakan Siklus I adalah dengan menambah variasi media audio visual yang digunakan peneliti, penggantian model belajar menjadi kelompok, penjadwalan kegiatan agar kegiatan lebih optimal dan memindahkan anak yang sering membuat gaduh dengan yang tidak, serta membatasi huruf yang akan dikenalkan kepada anak yaitu A-J serta perpaduannya, diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca permualaan menggunakan media audio visual anak Kelompok B di TK Bener Yogyakarta.

a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2017. Kegiatan pembelajaran ini dimulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Kegiatan awal digunakan oleh guru untuk menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti selama kurang lebih 30 menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah dilakukan di kegiatan inti. Dalam pertemuan ini, tema yang diajarkan adalah tanaman.

2) Perencanaan (Plan)

Perencana adalah langkah yang dilakukan ketika memulai tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi siklus I. Tahap perencanaan disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas B1. Kegiatan

131

perencanaan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2017, 11 Januari 2017 dan 13 Januari 2017, adapun tahap perencanaan pada siklus II yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu pada tanggal 9 Januari 2017, 11 Januari 2017 dan 13 Januari 2017

b) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang akan digunakan sebagai acauan pembelajaran pada siklus II yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas B1.

c) Hipotesis tindakan diambil dengan perlakuan media audio visual dalam pembelajaran.

d) Mempersiapkan alat bantu pembelajaran yaitu tiga laptop untuk pembelajaran model kelompok

e) Peneliti menyusun instrumen penilaian yang terdiri dari lembar observasi pembelajaran dan instrumen observasi kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER kemampuan tentang huruf (nama huruf-bunyi), pengetahuan menggabungkan huruf menjadi suku kata hingga menjadi kata.

f) Memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan mengenai pembagian tugas di kelas.

g) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa foto.

132

b. Pelaksanaan

Tahap kedua yaitupelaksanaan tindakan. Pelaksaan penelitian dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada saat perencanaan kegiatan. Penelitian ini bersifat kolaboratif, dimana guru kelompok B1 sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. Dalam siklus II penelitian dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan. Berikut deskripsi proses penelitian tindakan kelas siklus II:

a) Pertemuan 1 siklus II

Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 09 Januari 2017 dari pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II yaitu “pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi), “penggabungan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Kegiatan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu. Pada siklus II pembelajaran dilakukan secara kelompok untuk itu satu kelompok dibagi atas tujuh anak dengan satu guru. Satu kelompok menggunakan satu laptop. Kegiatan inti dimulai dari masing-masing guru memutarkan audio visual melalui laptop. Seperti kegiatan siklus I Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “BOB ABC Bahasa Indonesia” dikarenakan terdapat jenjang antara siklus I dan II yaitu liburan semester ganjil sehingga kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan anak. Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan

133

bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru meminta anak menyanyikan dan menyebutkan huruf seperti yang ada di media audio visual lagu “BOB ABC Bahasa Indonesia”.

Kegiatan “menggabungkan huruf menjadi suku kata”. Guru masih menggunakan media audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala” untuk mengingatkan anak-anak pembelajaran menggabungkan huruf menjadi suku kata. Guru memutarkan media audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala” pada bagian membaca huruf dan menggabungkannya, sehingga anak dapatmembaca dalam bentuk suku kata. Anak-anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal (A,I,U,E,O), seperti suku kata BA,BI,BU,BE,BO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan kemudian meminta satu persatu anak untuk membaca suku kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”.

Kegiatan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi kata “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal (A,I,U,E,O) sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata BIBI, BABI, BOBO, BOBI, BEBI dsb. Untuk memantapkan kemampuan “menggabungkan suku kata menjadi kata”, guru

134

memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan. Kemudian meminta satu persatu anak untuk membaca suku kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”. Membaca suku kata dan menggabungkannya menjadi kata seperti yang dicontohkan oleh audio visual tersebut.

Selanjutnya, guru meminta anak satu persatu untuk menyebutkan kata yang di tunjukkan oleh guru. Pada pembelajaran kemampuan membaca permulaan pertemuan pertama siklus II, beberapa anak masih mengingat kegiatan ketika siklus I dan sudah mampu membaca huruf-huruf dan menggabungkannya menjadi suku kata namun masih terdapat anak yang belum mampu menggabungkannya menjadi kata

Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan tes dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca satu-satu huruf yang tertera di lembar tes. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan, dengan menggunakan media audio visual pada pertemuan pertama Siklus II disajikan pada Tabel 15 berikut ini.

135

Tabel 15. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus II Pertemuan 1

Berdasarkan Tabel 15 mengenai “observasi kemapuan mengenal huruf (nama huruf-bunyi), menggabungkan huruf menjadi suku kata dan menggabungkan suku kata menjadi kata” Siklus II Pertemuan 1” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 7 orang anak atau 33,3% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 9 orang anak atau 42,9% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 5 orang anak atau 23,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan tidak ada anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 15, dapat

NO Nama Anak

Pengetahuan tentang huruf (nama

huruf-bunyi)

Kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku

kata

Kemampuan menggabungkan suku

kata menjadi kata

Skor Total 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Rasyid 7 2 Wira 10 3 Bagus 6 4 Cherly 10 5 Chilla 7 6 Jeni 7 7 Eka 7 8 Hanifah 9 9 Ibra 9 10 Isma 10 11 Jesika 7 12 Kenes 10 13 Khaira 6 14 Risti 9 15 Naysheila 10 16 Aga 6 17 Salsa 9 18 Didi 10 19 Yakub 6 20 Zacky 10 21 Kamila 6 JUMLAH TOTAL 7 9 5 - - 11 10 - - 11 10 166 PRESETASE 33,3 42,9 23,8 - - 52,4 47,6 - 52,4 47,6 70,63

136

dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 11 anak atau 52,4% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan sudah tidak ada lagi yang masuk dalam kriteria belum berkembang.

Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan suku kata menjadi kata”didapat belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 11 anak atau 52,4% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan sudah tidak ada lagi yang masuk dalam kriteria belum berkembang.

Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 1 siklus II didapatkan sebesar 70,63%. Kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua Siklus II. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus II yaitu masih terdapat beberapa anak yang ketika di tanya oleh guru memilih tidak menjawab, ragu-ragu atau bersuara pelan karena takut diledek oleh temannya yang sudah bisa. Pada siklus II kemampuan membaca permulaan anak telah mengalami peningkatan dilihat pada beberapa kemampuan membaca permualaan sudah tidak terdapat anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Ketika pembelajaran berakhir anak-anak selalu menanyakan kegiatan belajar dengan media audio visual tersebut.

137 b) Pertemuan 2 Siklus II

Pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Januari 2017 dari pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II yaitu “pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi), “penggabungan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Sebelum masuk ke dalam kelas, anak-anak dari kelompok A-B2 berbaris terlebih dahulu. Anak-anak diminta untuk bernyanyi dan melakukan kegiatan gerak dan lagu sesuai dengan aba-aba guru. Kemudian jika dirasa cukup guru yang akan meminta satu anak untuk memimpin teman-temannya berdoa. Terakhir, seluruh guru akan berjajar dan anak bersalaman dengan guru sebelum masuk kelas. Proses bersalaman dimulai dari kelompok A hingga kelompok B2.

Kegiatan awal guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu “ABCD”. Kemudian guru meminta anak untuk menyanyi lagu “ABCD” secara mandiri.Kegiatan pertemuan pertama siklus II dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu.Pada siklus II pembelajaran dilakukan secara kelompok untuk itu satu kelompok dibagi atas tujuh anak dengan satu guru. Satu kelompok menggunakan satu laptop. Kegiatan inti dimulai dari masing-masing guru memutarkan audio visual melalui laptop. Seperti kegiatan siklus I Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “BOB ABC Bahasa Indonesia” dikarenakan terdapat jenjang antara siklus I dan II yaitu liburan semester ganjil sehingga kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan anak. Kemudian guru

138

memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru meminta anak menyanyikan dan menyebutkan huruf seperti yang ada di media audio visual lagu “BOBABC Bahasa Indonesia”.

Kegiatan “menggabungkan huruf menjadi suku kata”. Guru masih menggunakan media audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala” untuk mengingatkan anak-anak pembelajaran menggabungkan huruf menjadi suku kata. Guru memutarkan media audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala” pada bagian membaca huruf dan menggabungkannya, sehingga anak dapatmembaca dalam bentuk suku kata. Anak-anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal (A,I,U,E,O), seperti suku kata BA,BI,BU,BE,BO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan kemudian meminta satu persatu anak untuk membaca suku kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”.

Kegiatan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi kata “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal (A,I,U,E,O) sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata BIBI, BABI, BOBO, BOBI, BEBI dsb.

139

Untuk memantapkan kemampuan “menggabungkan suku kata menjadi kata”, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan. Kemudian meminta satu persatu anak untuk membaca suku kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”. Membaca suku kata dan menggabungkannya menjadi kata seperti yang dicontohkan oleh audio visual tersebut.

Pada pembelajaran kemampuan membaca permulaan pertemuan kedua siklus II, sebagian besar anak mampu membaca huruf-huruf dan menggabungkannya menjadi suku kata dalam menggabungkan suku kata menjadi kata beberapa anak mengalami peningkatan dalam pertemuan kedua ini.Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan tes dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang