• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a.Deskripsi Pelaksanaan Siklus Ia.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

BAB II KAJIAN TEORI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas a.Deskripsi Pelaksanaan Siklus Ia.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2016. Kegiatan pembelajaran ini dimulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Kegiatan awal digunakan oleh guru untuk menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti selama kurang lebih 30 menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah dilakukan di kegiatan inti. Dalam pertemuan ini, tema yang diajarkan adalah “Binatang”.

110

1) Perencanaan (Plan)

Perencana adalah langkah yang dilakukan ketika memulai tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal. Tahap perencanaan disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas B1. Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Desember 2016 , Adapun tahap perencanaan pada siklus I yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus I yaitu pada hari Senin, 05 Desember 2016

b) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang akan digunakan sebagai acauan pembelajaran pada siklus I yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas B1.

c) Hipotesis tindakan diambil dengan perlakuan media audio visual dalam pembelajaran.

d) Mempersiapkan alat bantu pembelajaran seperti LCD dan layar.

e) Peneliti menyusun instrumen penilaian yang terdiri dari lembar observasi pembelajaran dan instrumen observasi kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER kemampuan tentang huruf (nama huruf-bunyi), pengetahuan menggabungkan huruf menjadi suku kata hingga menjadi kata. Memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan mengenai pembagian tugas di kelas.

f) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa foto.

111

b. Pelaksanaan

Tahap kedua yaitupelaksanaan tindakan. Pelaksaan penelitian dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada saat perencanaan kegiatan. Penelitian ini bersifat kolaboratif, dimana guru kelompok B1 sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. Dalam siklus I penelitian dilakuakan sebanyak 3 kali pertemuan. Berikut deskripsi proses penelitian tindakan kelas siklus I:

a) Pertemuan 1 siklus I

Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2016 dari pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yaitu pengetahuan tentang huruf “nama huruf-bunyi” dan “menggabungan huruf menjadi suku kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu.. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu “Mengenal A-Z”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad yang dinyanyikan.

Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “Mengenal A-Z”.Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan

112

bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu “Mengenal A-Z” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut.

Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakuakan dengan urutan guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca besama lala”. Anak -anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio visual “aku bisa membaca bersama lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal (A,I,U,E,O), seperti suku kata BA,BI,BU,BE,BO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca bersama lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku kata. Selama kegiatan peneliti mengamati danmendokumentasikan kegiatan.

Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan test dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata yang terdapat dalam audio visual “aku bisa membaca bersama lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca satu-satu huruf yang tertera di lembar test. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan

113

berbicara dengan menggunakan mediagambar pada pertemuan pertama Siklus I disajikan pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10.Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 1

NO Nama Anak

Pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi)

Kemampuan menggabungkan huruf

menjadi suku kata Skor Total

4 3 2 1 4 3 2 1 1 Rasyid 2 2 Wira 5 3 Bagus 3 4 Cherly 5 5 Chilla 3 6 Jeni 2 7 Eka 3 8 Hanifah 4 9 Ibra 4 10 Isma 5 11 Jesika 3 12 Kenes 5 13 Khaira 2 14 Risti 3 15 Naysheila 6 16 Aga 2 17 Salsa 4 18 Didi 4 19 Yakub 3 20 Zacky 5 21 Kamila 2 JUMLAH TOTAL - 6 10 5 - 1 9 11 75 PRESETASE - 28,6 47,6 23,8 - 4,8 42,8 52,3 44,6

Berdasarkan Tabel 10 diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 6 orang anak atau 28,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 10 orang anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 5 orang anak atau 23,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang namun dalam aspek ini belum ada anak yang termasuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kemudian dapat dilihat dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 1 anak atau 4,8%

114

dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 11 anak atau 52,3% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 1 siklus I didapatkan sebesar 44,6%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas diketahui belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf (nama huruf-bunyi). pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua Siklus I. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus I yaitu masih ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti kegiatan, seperti terjadi pada anak yang bernama Mila, Khaira, Jeni, Rasyid dan Aga ketiga anak ini memilih untuk mengganggu temannya dan bermain sendiri. Guru sudah memperingatkan ketiga anak terebut mereka tetap tidak mengikuti kegiatan. Kondisi bangunan TK yang satu lokasi dengan SD menyebabkan anak kurang kosentrasi salah satunya saat anak sedang melakukan kegiatan, SD sedang malaksanakan kegiatan ekstra gamelan sehingga sebagian besar anak tidak dapat mendengar suara dari media audio visual yang diputar.

b) Pertemuan 2 Siklus I

Pertemuan 2 Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 13 Desember 2016. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual..

115

Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan kedua yaitu tentang huruf “nama huruf-bunyi”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu “BOB ABC Bahasa Indonesia”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad yang dinyanyikan.

Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “BOB ABC Bahasa Indonesia” Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu “Mengenal A-Z” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut.

Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakukan dengan urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak -anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi

116

suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal (A,I,U,E,O), seperti suku kata KA-KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku kata.

Memasuki kegiatan ketiga yaitu “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca besama lala”. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi kata “aku bisa membaca bersama lala” huruf konsonan B-M dengan huruf vokal (A,I,U,E,O) sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata MUDA, MALU,MADU dsb. Untuk memantapkan kemampuan “menggabungkan suku kata menjadi kata”, guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca bersama lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan suku kata menjadi kata yang muncul pada audio visual “aku bisa membaca bersama lala”.

Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan test dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca

117

satu-satu huruf yangtertera di lembar test.Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan dengan menggunakan mediagambar pada pertemuan kedua Siklus I disajikan pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 2:

NO Nama Anak

Pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi)

Kemampuan menggabungkan huruf

menjadi suku kata

Skor Total 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Rasyid 3 2 Wira 6 3 Bagus 4 4 Cherly 6 5 Chilla 5 6 Jeni 3 7 Eka 3 8 Hanifah 5 9 Ibra 4 10 Isma 5 11 Jesika 3 12 Kenes 6 13 Khaira 2 14 Risti 5 15 Naysheila 7 16 Aga 2 17 Salsa 5 18 Didi 5 19 Yakub 3 20 Zacky 5 21 Kamila 3 JUMLAH TOTAL 1 10 8 2 - 4 9 8 90 PRESETASE 4,8 47,6 38,09 9,5 - 19,04 42,9 38,09 53,6

Berdasarkan Tabel 11 mengenai “Observasi Kemapuan “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 2” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 1 orang anak atau 4,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 orang anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak

118

memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 4 anak atau 19,04% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 8 anak atau 38,09% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 2 siklus I didapatkan sebesar 53,6%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa 20 dari 21 anak belum memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf (nama huruf -bunyi). pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan ketiga Siklus I. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus I yaitu pada saat kegiatan pagi hari hujan deras sehingga banyak anak yang datang terlambat dan ditunggu oleh orangtua sehingga beberapa anak lebih memilih keluar masuk kelas ketika kegiatan. Kondisi bangunan TK yang satu lokasi dengan SD menyebabkan anak kurang kosentrasi salah satunya saat anak sedang melakukan kegiatan, SD sedang malaksanakan kegiatan ekstra gamelan sehingga sebagian besar anak tidak dapat mendengar suara dari media audio visual yang diputar maupun penjelasan dari guru untuk penguatan tidak begitu terdengar.

119 3) Pertemuan Ketiga Siklus I

Pertemuan 3 Siklus I dilaksanakan pada Rabu, 14 Desember 2016. Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan ketiga yaitu “(nama huruf-bunyi)”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu “Lagu ABCD”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad yang dinyanyikan.

Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “Lagu ABCD”. Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu “Lagu ABCD”.tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut.

120

Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakuakan dengan urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak -anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal (A,I,U,E,O), seperti suku kata KA-KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku kata.

Memasuki kegiatan ketiga yaitu “Menggabungkan Suku Kata menjadi Kata”. Guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan N-Z dengan huruf vokal (A,I,U,E,O) sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata TIGA, TOPI, VENA dsb. Untuk memantapkan kemampuan “Menggabungkan Suku Kata menjadi Kata”, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan suku kata menjadi kata yang muncul pada audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”.

Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan tes dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan

121

kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca satu-satu huruf yang tertera di lembar tes.

Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual pada pertemuan ketiga Siklus I disajikan dalam Tabel 12: Tabel 12. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun

Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 3:

NO Nama Anak

Pengetahuan tentang huruf (nama huruf-bunyi)

Kemampuan menggabungkan huruf

menjadi suku kata

Kemampuan menggabungkan suku

kata menjadi kata

Skor Total 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Rasyid 6 2 Wira 9 3 Bagus 6 4 Cherly 10 5 Chilla 7 6 Jeni 6 7 Eka 6 8 Hanifah 9 9 Ibra 7 10 Isma 10 11 Jesika 5 12 Kenes 10 13 Khaira 3 14 Risti 8 15 Naysheila 10 16 Aga 6 17 Salsa 8 18 Didi 9 19 Yakub 6 20 Zacky 9 21 Kamila 4 JUMLAH TOTAL 5 7 8 1 - 10 9 2 - 7 11 3 154 PRESETASE 23,8 33,3 38,0 9 4,8 - 47,6 42,9 9,5 - 33,3 52,4 14,3 61,1

Berdasarkan Tabel 12 mengenai “Observasi Kemampuan mengenal huruf (nama huruf-bunyi) dan menggabungkan huruf menjadi suku kata Siklus I Pertemuan 3”, diperoleh data pada aspek “mengenal huruf (nama huruf-bunyi)” yaitu 5 orang anak atau 23,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang

122

sangat baik, 7 orang anak atau 33,3% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09% dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 1 anak atau 4,8% dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6% dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9% dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5% dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Pada aspek “kemampuan menggabungkan suku kata menjadi kata” diperoleh data tertinggi 7 orang anak atau 33,3% dari jumlah anak memehuhi kriteria berkembang sesui harapan, 11 orang anak atau 52,4% dari jumlah anak masuk dalam kriteria mulai berkembang, 3 orang anak atau 14,3% dari jumlah anak masuk dalam kriteria belum berkembang namun belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik.

Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 3 siklus I didapatkan sebesar 61,1%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ternyata 16 dari 21 belum memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf (nama huruf-bunyi). Pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Pada kriteria “kemampuan

123

menggabungkan suku kata menjadi kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan kedua Siklus II. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan ketiga Siklus I yaitu kegiatan yang dilakukan secara klasikal dirasa kurang efektif karena beberapa anak yang memperoleh tempat duduk pada baris belakang terhalang pandangannya oleh teman-teman yang duduk didepan sehingga anak tidak dapat optimal mengikuti kegiatan. Pemilihan hari untuk melakukan kegiatan agar saat kegiatan tidak bersamaan dengan latihan ekstra gamelan dari SD sehingga anak dapat mendengar suara dari media audio visual tersebut. Penggunaan media audio visual yang kurang variatif menimbulkan permintaan untuk ganti audio visual yang diputar walaupun anak tetap senang dengan audio visual yang biasa diputarkan.