• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES RITUAL TIRAKATAN JUMAT LEGI DAN SELASA

3.3 Pelaksanaan Tirakatan Jumat Legi dan Selasa Kliwon…

3.3.1 Proses Ritual Pribadi

3.3.1.4 Orang yang Memimpin dan Melakukan Upacara…

Setelah peziarah melakukan persiapan di Sendang Tirtokamandanu dan meminta izin untuk berdoa di Loka Muksa, kemudian peziarah bersama juru kunci memasuki Loka Muksa Sri Aji Jayabaya. Sebelum memasuki wilayah Loka Muksa, peziarah bersujud sambil menggabungkan tangan di tengah dada kemudian mengangkat tangan tersebut hingga di atas kepala, posisinya seperti sedang menyembah. Kegiatan bersujud ini dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu

pada anak tangga pertama, anak tangga terakhir, dan di depan pintu Loka Muksa. Hal ini dimaksudkan sebagai permintaan izin peziarah atau mengetok pintu dahulu supaya diperbolehkan mengunjungi makam Sri Aji Jayabaya. Untuk juru kunci, hanya melakukan sujud ini saat berada di depan pintu masuk Loka Muksa saja.

Selanjutnya juru kunci dan peziarah duduk berhadapan di antara bangunan Loka Muksa dan pintu masuk. Pertama-tama juru kunci akan menanyakan maksud dan tujuan yang menuntun peziarah datang pada hari Jumat Legi atau Selasa Kliwon di Petilasan Sri Aji Jayabaya ini. Maksud dan tujuan peziarah ini selanjutnya akan disebut dengan permohonan peziarah. Tanya jawab antara juru kunci dan peziarah tersebut seperti contoh (rekaman suara Bapak Misri, laki-laki, 55 tahun, juru kunci pamuksan, Desa Menang dengan Bapak Wisnu Pamuksan adalah peziarah. Direkam pada hari Kamis, 11 Agustus 2005, oleh Joko Nugroho, di Loka Muksa) di bawah ini.

Juru kunci: “Asmonipun panjenengan sinten lan wonten keperluan menopo?”

Peziarah: “Nami kulo Wisnu Pamungkas. Kulo kagungan usaha pabrik roti Mbah. Kalian nyuwon keslametan kagem sak keluarga sedoyo”.

Terjemahannya:

Juru kunci: “Nama anda siapa dan ada keperluan apa?”

Peziarah: “Nama saya Wisnu Pamungkas. Saya mempunyai usaha pabrik roti Mbah. Dan juga minta doa keselamatan untuk seluruh keluarga”.

Jawaban peziarah di sini memang tidak menjelaskan permohonannya secara rinci, namun juru kunci mengetahui bahwa yang diinginkan adalah kesuksesan dalam menjalankan usaha dan minta keselamatan dan kesehatan bagi seluruh keluarganya.

Setelah peziarah menjelaskan permohonannya, juru kunci akan memulai proses ritual pribadi ini. Juru kunci akan menghaturkan doa pembuka yang inti

dari isinya adalah meminta izin kepada Sri Aji Jayabaya. Doa pembukaan tersebut seperti contoh dalam (rekaman suara Bapak Misri, laki-laki, 55 tahun, juru kunci pamuksan, Desa Menang dan penyebutan nama Wisnu Pamuksan adalah peziarah. Direkam pada hari Kamis, 11 Agustus 2005, oleh Joko Nugroho, di Loka Muksa) di bawah ini.

“Ngaturaken sembah sungkem kagem Gusti Agung, nyuwun kalepatan, meniko Bapak Wisnu Pamungkas saking Nganjuk nyuwun pandungo ingkang wilujeng”

Terjemahannya:

“Menghaturkan sembah sujud kepada Tuhan Yang Maha Agung, mohon maaf, di sini Bapak Wisnu Pamungkas dari Kota Nganjuk memohon doa penuh berkah”.

Doa pembukaan yang dihaturkan oleh juru kunci ini bertujuan memintakan izin peziarah kepada Tuhan Yang Maha Agung melalui Sri Aji Jayabaya. Jadi salam

Gusti Agung memiliki dua makna, yaitu: ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Agung dan Sri Aji Jayabaya.

Kemudian juru kunci akan mengucapkan mantra yang berisi doa permohonan peziarah itu sendiri. Pengucapkan doa permohonan ini sesekali diselingi dengan menaburkan kemenyan oleh juru kunci ke dalam anglo. Kemenyan yang terbakar akan mengeluarkan bau harum dan menciptakan asap tebal. Asap tebal yang tertiup angin ke atas ini dipercaya sebagai penghantar doa-doa permohonan peziarah kepada Sang Hyang Widi lewat perantara Sri Aji Jayabaya. Doa atau mantra tersebut seperti contoh dalam (rekaman suara Bapak Misri, laki-laki, 55 tahun, juru kunci pamuksan, Desa Menang dan penyebutan nama Wisnu Pamuksan adalah peziarah. Direkam pada hari Kamis, 11 Agustus 2005, oleh Joko Nugroho, di Loka Muksa) di bawah ini.

“Sowanipun Bapak Wisnu Pamungkas ing Jumat Legi meniko wonten mriki kagungan kerso usaha pabrik roti inggih pinaringono lancar. Sowanipun Bapak Wisnu Pamungkas nyuwun tambahi pangestunipun kagem keslametan keluarganipun sedanten inggih

pinaringono katentreman. Bapak Wisnu Pamungkas anggenanipun usaha menopo mawon inggih pinaringono sukses sak susesipun. Inggih pinaringono katah slamet kagem Bapak Wisnu Pamungkas sak keluarga sedanten. Inggih pinaringono laris usahanipun mboten wonten bedo menopo-menopo. Inggih pinaringono katah rejekinipun. Sowanipun putro wayah betho caosan kormat sekar telon, dipun caosaken kagem sultan kanjeng ingkang moho agung. Nyuwon diparingi pangestu bok bileh sak garwo putro meniko wonten usaha menopo ke mawon pinarengono lancar lan sukses sak suksesipun mboten wonten sambi kolo menopo ke mawon. Bapak Wisnu Pamungkas sak putro wayah pinaringono katah keslametan mboten wonten rubedho menopo-menopo. Bapak Wisnu Pamungkas pinarengono lancar kagem usahanipun. Putro wayah kegungan usaha pabrik roti pinaringono langgeng. Pinaringono gampang gampil usahanipun. Wontenipun Bapak Wisnu Pamungkas dateng mriki nyuwon wangsulan pandungo ingkang wilujeng anggenanipun kagungan usaha menopo ke mawon sageto sukses. Sowanipun putro wayah dugi ing mriki dinten Jemuah Legi mugi-mugi sedoyo panyuwune Bapak Wisnu Pamungkas kinabulan. Panyuwune Bapak Wisnu Pamungkas menawi usaha pabrik roti meniko mboten wonten bedo menopo-menopo. Inggih mugi-mugi pinaringono gampang gampil pados usahanipun. Putro wayah pinaringono langgeng, sak garwo putro paringono slamet. Pinarengono katah rejeki. Pinarengono slamet sak keluarganipun. Inggih Gusti rama ageng penyuwunipun rubedho menopo-menopo. Inggih menopo wonten kalepatan panyuwunipun mugi-mugi diparingi welas asih ingkang ageng”. Terjemahannya:

“Kedatangan Bapak Wisnu Pamungkas pada hari Jumat Legi di sini karena memiliki keinginan agar usaha pabrik roti bisa berjalan dengan lancar. Kedatangan Bapak Wisnu Pamungkas juga meminta agar diberikan keselamatan dan ketentraman bagi seluruh keluarganya. Bapak Wisnu Pamungkas bila memiliki usaha apa saja diberikan kesuksesan-kesuksesan. Berikanlah banyak keselamatan untuk Bapak Wisnu Pamungkas dan seluruh keluarganya. Berikanlah kelancaran dalam menjalankan usaha dan jauhkanlah dari halangan apa saja. Berikanlah banyak berkah melimpah. Kedatangan Bapak Wisnu Pamungkas24 dengan membawa sesaji sekar talon, dipersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Agung. Mohon direstui apabila anak cucu memiliki usaha apa saja diberikan kelancaran dan kesuksesan dan tidak ada rintangan apapun juga. Bapak Wisnu Pamungkas beserta keluarga berilah banyak keselamatan dan tidak ada godaan apa-apa. Bapak Wisnu Pamungkas berikanlah kelancaran dalam menjalankan usahanya. Peziarah berikanlah kelanggengan dalam menjalankan usaha pabrik rotinya. Berilah kemudahan dalam usahanya. Adapun Bapak Wisnu Pamungkas datang ke sini meminta diberikan doa penuh berkah agar dalam menjalankan usaha apapun juga dapat sukses. Kedatangan peziarah di sini pada hari Jumat Legi, semoga semua permintaan Bapak Wisnu Pamungkas terkabulkan. Permintaan Bapak Wisnu Pamungkas apabila dalam menjalankan usaha pabrik rotinya itu tidak ada hambatan apapun juga. Semoga diberikan kelancaran dan kemudahan dalam usahanya. Peziarah minta diberikan kelanggengan dan kepada keluarganya diberikan keselamatan. Berikanlah banyak keuntungan. Berilah keselamatan bagi seluruh keluarganya. Tuhan Yang Maha Agung janganlah Engkau beri godaan apapun juga. Dan apabila ada kesalahan dalam permintaannya semoga Engkau berikan belas kasihMu yang sebesar-besarnya”.

Pengucapkan mantra ini, juru kunci selalu mengulang-ulang permohonan peziarah. Pengulangan-pengulangan ini memiliki makna sebagai pemantapan doa

24

Putro wayah bila diartikan menurut teks memiliki arti anak cucu atau keturunan. Namun dalam penelitian ini putro wayah diartikan sebagai peziarah atau dalam contoh teks ini Bapak Wisnu Pamungkas, sebab di dalam masyarakat Jawa makna keturunan itu berarti luas dan terkadang tidak memandang hubungan darah. Peziarah di sini dianggap sebagai anak cucu atau keturunan Sri Aji

permohonan peziarah di Petilasan Sri Aji Jayabaya kepada Tuhan Yang Maha Agung. Setelah doa permohonan dihaturkan, peziarah akan mengucapkan terima kasih kepada juru kunci, seperti terlihat dalam kutipan di bawah ini.

Peziarah : “Matur nuwun Mbah”. Juru kunci : “Inggih”.

Artinya:

Peziarah : “Terima kasih Mbah”. Juru kunci : “Iya”

(penutur Bapak Misri, laki-laki, 55 tahun, juru kunci pamuksan, Desa Menang dengan Bapak Wisnu Pamungkas. Direkam pada hari Kamis, 11 Agustus 2005, oleh Joko Nugroho, di Loka Muksa).

Selesai berdoa dengan bimbingan juru kunci, proses ritual dilanjutkan dengan menaburkan bunga sekar telon di sekitar bangunan Loka Muksa Sri Aji Jayabaya. Kemudian peziarah akan mencari tempat untuk melakukan doa secara pribadi. Terakhir peziarah akan mencari bunga kanthil yang ada di sekitar bangunan Loka Muksa untuk dibawa pulang. Tujuan membawa pulang bunga

kanthil adalah supaya permohonan peziarah di Loka Muksa Sri Aji Jayabaya bisa terwujud. Hal ini dihubungkan dengan makna bunga kanthil, yaitu: kekanthilan (keikutan) kebahagiaan, rejeki, jodoh, dan sebagainya. Maka peziarah berharap semua permintaannya dapat ikut bersama bunga kanthil yang dibawanya pulang.