• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

2) Aspek Organisasi

Pada tahap pretest diperoleh hasil nilai rata-rata kelas pada aspek organisasi sebesar 24,9. Berikut dibahas contoh karangan siswa control group yang diambil dalam pretest. Sebagai pembanding disajikan tiga contoh karangan siswa dengan perolehan skor terendah, menengah dan tertinggi sesuai dengan aspek organisasi.

Contoh Karangan S03 (terendah)

My Bad Experience Judul

(1)Last month ago, I was graduate from Junior High School, [Ø] I continued my study to Senior High School. (2)I studied at SMA 1 Sukawati.

(3)It is my favorite school. (4)On the first day I attended school orientations.

(5)Three days for pre-orientations and six days for the real school orientations. Orientation

Berdasarkan rubrik penilaian, diketahui bahwa aspek organisasi terdiri atas tiga komponen pendukung, yaitu organisasi penulisan secara umum, bagian-bagian karangan, serta aspek kohesi dan koherensi. Alwasilah (2005:119) mengemukakan bahwa sebuah karangan narasi dapat dianalisis dari berbagai komponen yang mendukungnya. Komponen

umum yang dapat diidentifikasikan dari sebuah karangan narasi adalah pendahuluan, konteks, waktu kejadian, tempat kejadian, konflik, kejadian atau peristiwa, dan solusi. Pada karangan S03 dapat dilihat organisasi penulisan karangan ini masih kurang karena hanya menampilkan bagian orientation tanpa complication dan resolution. Dalam aspek organisasi juga terdapat komponen kohesi dan koherensi dalam karangan. Kohesi merupakan keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana. Di pihak lain koherensi adalah pengaturan kenyataan dan gagasan, fakta, dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah dipahami pesan yang dikandungnya (Halliday dan Hasan, 1976:97).

Dalam karangan ini tidak tampak adanya peranti kohesi dan koherensi, seperti pada kalimat (1). Dalam kalimat tesebut tidak tampak adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Selain itu dalam kalimat tersebut juga terdapat kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang benar seharusnya adalah “Last month, I graduated from Junior High School, [then] I continued my study to Senior High School”. Kata “then” dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal berupa temporal conjunction. Kata “then” berfungsi sebagai penanda hubungan waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan bagian dari kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S03 memperoleh nilai terendah pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya.

Contoh Karangan S18 (menengah)

My Bad Day Judul

(1)I had a bad experience. (2)It happened last week [Ø] I went to a fashion shop with my friends. (3)We went to Mall Bali Galeria.

Orientation

(4)On the shop, I chose a red dress and paid for them at the cashier. (5)Unfortunately, the shop assistant forgot to take the censor clip on the dress. (6)[Ø] I left the shop, the detector beeped. (7)The security took me to the manager’s room. Complication

(8)Then the security and the manager realized that it was not my fault. (9)They were very sorry about what had happened. (10)The manager asked me to take one piece of cloth for free. (11)That was my bad experience. Resolution

Menurut Keraf (2007:150), karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S18 di atas terdapat orientasi penulisan yang terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication.

Dalam karangan ini ada kekurangan dalam penggunaan peranti kohesi dan koherensi, seperti pada kalimat (2) dan (6). Dalam kalimat tesebut tidak tampak adanya penggunaan peranti kohesi dan koherensi sehingga kalimat tersebut menjadi tidak padu. Kalimat yang benar seharusnya adalah “It happened last week when] I went to a fashion shop with my friend” dan [When] I left the shop, the detector beeped”. Kata “when” dalam kalimat tesebut merupakan penanda kohesi gramatikal berupa temporal conjunction. Kata “when” berfungsi sebagai penanda

hubungan waktu untuk menunjukkan bahwa kalimat kedua merupakan bagian dari kalimat pertama. Oleh karena itu, karangan S18 memperoleh nilai menengah pada aspek organisasi.

Contoh Karangan S07 (tertinggi)

Went to the market Judul

(1)Last week I had a terrible experience. (2)That morning l helped my mother to cooked in the kitchen. (3)When I was cutting a carrot, my mother told me to buy some bread in the market. (4)I went to the market immediately. Orientation

(5)At the market, I just realized that I forgot to take some money on the table, so I did not bring any money. (6)I could not bought the bread. (7)

[After that] I returned to my house without bread and I felt guilty. Complication

(8)When I arrived my mother asked me about the bread and I said that I forgot to take the money on the table. (9)Then my mother was angry, she told me to go back to the market again. (10)It was a very bad experience for me. Resolution

Keraf (2007:150) mengemukakan bahwa karangan narasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, perkembangan, dan penutup. Pada karangan S07 di atas, orientasi penulisan telah terstruktur walaupun masih sangat sederhana. Dalam karangan ini juga terdapat tiga paragraf yang terdiri atas orientation, resolution, dan complication. Menurut Halliday dan Hasan (1979:226), conjunction adalah hubungan dua unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf dengan menggunakan perangkat atau penghubung. Lebih lanjut Halliday dan Hasan (1979:238) menyebutkan bahwa terdapat empat

jenis conjunction, yaitu additive conjunction (penambahan), adversative conjunction (pertentangan), causal conjunction (sebab akibat) dan temporal conjunction (waktu).

Dalam karangan ini juga terdapat aspek kohesi dan koherensi yang tepat. Salah satu contoh aspek kohesi gramatikal berupa temporal conjunction adalah dalam kalimat (6) dan (7). Kata “after that” dalam kalimat tesebut merupakan peranti kohesi untuk menunjukkan pertalian waktu antarkedua kalimat tersebut. Di dalam karangan ini juga ditemukan beberapa peranti kohesi lain, seperti reference dan substitution yang membuat karangan ini menjadi padu. Pada kalimat (2) dan (6) terdapat kesalahan tata bahasa dalam penggunaan bentuk lampau. Kalimat yang benar seharusnya adalah “That morning l helped my mother to cook ...” dan “I could not buy the bread”. Namun kesalahan tata bahasa tersebut tidak mempengaruhi penilaian pada aspek organisasi. Oleh karena itu, karangan S07 memperoleh nilai tertinggi pada aspek organisasi dibandingkan dengan karangan lainnya.

Tabel 4.4 Penilaian Karangan secara Umum pada Aspek Organisasi

No Bagian-bagian karangan Kohesi dan Koherensi dalam karangan 1 Karangan terdiri atas tiga

paragraf walaupun kurang sistematis

Contoh:

(S9, S15, S38) Karangan terdiri atas orientation, complication, dan resolution walaupun

pemaparan masih sederhana

Ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan walaupun masih sederhana. Contoh:

(S17) Last week, I [and] my friends went to Buyan lake together.

dua paragraf Contoh:

(S36) Karangan terdiri atas orientation dan

complication saja

kohesi (conjunction)di dalam karangan Contoh:

(S38) Two weeks ago, I [with] my friends went to school together. Saran perbaikan:

Two weeks ago, I [and ] my friends went to school together.

3 Karangan hanya terdiri atas satu paragraf

Contoh:

(S3) Karangan hanya terdiri atas orientation

Tidak ada penggunaan aspek kohesi (conjunction) di dalam karangan Contoh:

(S36) At that time I was so confused [Ø] my mother did not gave me money. Saran perbaikan:

At that time I was so confused [because] my mother did not gave me money.

Dokumen terkait