• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA PERIKANAN KAWASAN

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.2 Oseanografi pesisir dan laut 1) Pasang surut

Pasang surut di perairan kawasan digolongkan sebagai tipe pasang campuran mirip harian ganda (predominantly semi diurnal tide). Ciri utama tipe pasang surut ini adalah terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dimana pasang pertama selalu lebih besar dari pasang kedua (Gambar 15). Tunggang air (tidal

range) perairan ini berkisar antara 0,8 - 2,5 dm. Tunggang air maksimum

umumnya terlihat pada bulan Oktober.

Gambar 15 Perubahan tinggi paras laut (dm) bulan Oktober 2010 pada stasiun Dobo.

2) Batimetri

Batimetri perairan kawasan mengacu pada Peta Lingkungan Laut Nasional Skala 1 : 500.000 (Peta LLN-40) yang dikeluarkan oleh DIHIDROS tahun 1993 menunjukkan bahwa kedalaman perairan kawasan konservasi Aru Tenggara dikategorikan sebagai perairan dangkal. Kelandaian perairan yang dihitung terhadap kontur kedalaman referensi 200 meter menunjukkan bahwa kelandaian perairan kawasan adalah yang paling rendah dari kawasan lainnya, berkisar antara 0,03 – 0,18% dapat dikategorikan sebagai perairan yang landai. Kelandaian minimum dijumpai pada kawasan perairan bagian Barat dan Selatan sementara maksimum berada pada perairan pantai Timur (Gambar 16).

3) Transparansi perairan

Transparansi atau kecerahan perairan adalah kemampuan perairan untuk meloloskan cahaya matahari ke dalam kolom air sangat bergantung dari kandungan padatan tersuspensi, sudut matahari dan jenis awan. Tingkat kecerahan perairan dikategorikan atas : (1) Buruk (0 – 5 m) ; (2) Sedang (6 – 10 m) dan (3) ; Tinggi (> 11 m). Berdasarkan kategori tersebut maka tingkat kecerahan perairan Kecamatan Aru Selatan dapat dikategorikan sebagai kecerahan rendah/buruk sampai sedang. Kandungan padatan tersuspensi (TSS) di perairan berkisar antara 0,34 – 0,47 mg/l dengan nilai rerata sebesar 0,39 mg/l. Nilai TSS minimum dijumpai pada perairan pesisir Pulau Enu dan Karang sementara konsentrasi maksimum berada di perairan pesisir Pulau Jeh, P. Mar, P. Marjinjin, P. Jeudin dan P. Kultubai Selatan.

4) Arus

Berdasarkan katakteristik perairan, maka perairan bagian barat dan timur Kabupaten Aru memiliki dinamika yang berbeda. Perairan bagian barat merupakan perairan dalam dan sangat dipengaruhi oleh sirkulasi perairan sekitarnya termasuk perairan laut Banda sedangkan perairan bagian timur umumnya dangkal dan mendapat pengaruh dari daratan Papua.

Gambar 16 Pe ta batim etr i k awasan k on se rva si Ar u T en ggar a

Pola pergerakan massa air permukaan di perairan kawasan sangat tergantung kepada kekuatan dan pola angin yang bertiup di wilayah tersebut. Dengan demikian pola gerakan arus dan kekuatannya bervariasi secara musiman. Pada bulan Januari (musim barat) kecepatan arus Ekman yang dibangkitkan oleh tiupan angin di perairan kawasan konservasi Aru Tenggara berkisar antara 0,33 – 0,70 m/det dengan arah gerakan ke arah timur. Pada bulan April dan Oktober yang merupakan bagian dari musim pancaroba I dan II, kecepatan arus Ekman masing- masing berkisar antara 0,11 – 0,54 m/det dan 1,36 – 1,42 m/det, sedangkan pada bulan Juli (musim timur) arus Ekman cenderung bergerak ke arah barat hingga barat laut dengan kecepatan berkisar antara 2,33 – 2,46 m/det. Kuatnya arus Ekman pada musim timur disebabkan karena angin muson tenggara bertiup dengan kekuatan maksimum pada bulan Juli-Agustus.

Berdasarkan hasil pengukuran arus pada bulan Mei 2010 dengan menggunakan Acoustic Doppler Current Profile (ADCP) Frekwensi 75 khz pada bagian selatan perairan diperoleh bahwa pada permukaan perairan (0 m) rata-rata kecepatan arus adalah 0,40 – 0,67 m/det. Di kedalaman sekitar 25 m, arus umumnya bergerak ke arah tenggara hingga barat daya dengan rata-rata kecepatan antara 0,42 – 0,50 sedangkan pada kedalaman 40 m kecepatannya berkisar antara 0,37 m/det (Gambar 17 dan 18).

Gambar 17 Pola arus pada kedalaman 15, 20 dan 24 m pada bulan Mei di perairan Aru bagian Timur (Posisi 07o02’ 44,58’ LS; 134o 29’

32,874’ BT) pada tanggal 22 Mei 2010

15 20 24 Kecepatan arus 1000 13:34:32 PM 14:14:10 PM 07 08,750' LS; 135 10,350' BTo o 07o ’ , ’ LS; o ’ , ’ BT

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan diperoleh bahwa kecepatan arus pasut bervariasi antara 0,11 – 1,15 m/det dengan kecepatan rerata 0,50 m/det. Kecepatan arus minimum berada di perairan Kultubai Selatan sementara kecepatan maksimum dijumpai pada perairan sekitar Pulau Enu, Pulau Karang serta Pulau Batu Goyang.

Gambar 18 Pola arus pada kedalaman 15, 25, 30, 35, dan 40 m pada bulan Mei di perairan Aru bagian Timur (Posisi 06o 53’13,782”LS;

134o34’44,572”BT ) pada tanggal 23 Mei 2010

5) Gelombang

Energi angin sebagai pembangkit gelombang utama di laut pada bulan Agustus dapat mencapai kecepatan maksimum 24 knot dan diestimasi mampu menghasilkan tinggi gelombang signifikan maksimum setinggi 4,5 meter dengan periode (T) 7,9 detik dan durasi 15 jam di perairan Kabupaten Kepulauan Aru termasuk perairan Kecamatan Aru Selatan. Besarnya energi gelombang yang dihasilkan dapat mencapai 12,697 N/m atau setara dengan daya sebesar 78.237 N.m/s per meter.

Berdasarkan gambar pola sebaran tinggi gelombang signifikan berdasarkan data Citra Satelit Topex/Poisedon terlihat bahwa tinggi gelombang di perairan ini cenderung tinggi pada musim barat (Januari) dan timur (Juli) dimana rata-rata tinggi gelombang dapat mencapai 1,2 m dan umumnya lebih tinggi dari perairan Aru Utara dan Tengah. Pada bulan musim pancaroba I dan II, laut cenderung lebih tenang dengan tinggi gelombang kurang dari 0,5 m (Gambar 19).

Gambar 19 T in ggi gelom b an g si gn ifik an p ad a tanggal 8 Jan u ar i, 16 Mar et, 28 Ju li , d an 25 Ok tober 2010

Berdasarkan letak posisi kawasan terhadap arah datangnya angin maka perairan sepanjang pantai Timur dan Selatan kawasan mengalami tekanan gelombang yang intensif sementara di bagian teluk dan selat serta perairan bagian Barat relatif terlindung dari terjangan gelombang.

6) Suhu dan Salinitas (1) Suhu

Berdasarkan pola sebaran suhu permukaan terlihat bahwa massa air perairan kawasan konservasi umumnya lebih dingin pada musim timur dan musim pancaroba II bila dibandingkan dengan musim barat dan musim pancaroba I. Pada bulan Agustus dan Oktober, rata-rata bulanan suhu permukaan laut masing-masing berkisar antara 26,2 - 26,4 oC dan 27,.9 - 28 oC. Di bulan Januari, massa air terilhat cukup hangat dimana rata-rata bulanan suhu berkisar antara 29,9 - 30 oC sedangkan bulan Maret, rata-rata bulanan suhu sekitar 28,9 oC (Gambar 20). Sebaran vertikal suhu perairan berdasarkan pengamatan pada bulan Mei 2010 menunjukkan bahwa, pada bagian timur perairan, suhu perairan terlihat homogen hingga dasar perairan sedangkan di perairan bagian selatan, memperlihatkan adanya stratifikasi suhu perairan dimana pada kedalaman 30 m, suhu mengalami penurunan secara tajam. Pola sebaran tersebut menunjukkan bahwa perairan bagian timur kemungkinan mengalami percampuran sempurna sehingga massa air dasar memiliki suhu yang hampir sama.

(2) Salinitas

Sebaran salinitas di perairan bagian timur dan selatan kawasan berdasarkan hasil pengukuran CTD pada bulan Mei 2010 juga memperlihatkan bahwa salinitas pada lapisan permukaan berkisar antara 33, 2 – 33,7 psu (Gambar 21). Di bagian Timur perairan, salinitas terlihat homogen hingga dasar perairan (kedalaman 38 m) yakni sekitar 33,7 psu sedangkan di bagian selatan sebaran salinitas memperlihatkan kecilnya variasi salinitas antara permukaan hingga dasar perairan (59 m). Pada permukaan perairan nilai salinitasnya 32,2 psu dan meningkat menjadi 34,0 psu pada kedalaman 35 m dan selanjutnya meningkat menjadi 34,2 psu pada kedalaman 59 m.

100 Gambar 20 Sebaran rerata bulanan suhu permukaan laut ( o

C) pada bulan Januari, Maret, Agustus dan Oktober 2010 di