• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM

PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

H UBUNGAN A NTARLEMBAGA

E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah))

1. Pengembangan Pertahanan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan didukung oleh sistem, personil, materiil terutama alutsista, serta sarana dan prasarana yang memadai

Dep. Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional

2.156.007,3

2. Pengembangan Pertahanan Matra Darat Terwujudnya postur TNI AD yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

Dep. Pertahanan 9.052.604,2

3. Pengembangan Pertahanan Matra Laut Terwujudnya postur TNI AL yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

Dep. Pertahanan 3.187.952,8

4. Pengembangan Pertahanan Matra Udara

Terwujudnya postur TNI AU yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

Dep. Pertahanan 2.377.112,9

5. Penegakan Kedaulatan dan Penjagaan Keutuhan Wilayah NKRI

1. Terlaksananya operasi dan latihan militer dalam upaya pembinaan kekuatan dan kemampuan serta

pemeliharaan kesiapan operasional

2. Terlaksananya penegakan hukum di laut, udara dan perbatasan darat serta pelaksanaan pengamanan VVIP, obyek vital nasional yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai

Dep. Pertahanan 25.759,9

6. Operasi Bhakti TNI 1. Terlaksananya kegiatan bhakti sosial kemasyarakatan TNI berupa pembangunan dan perbaikan prasarana dan sarana fasilitas masyarakat

2. Terlaksananya kegiatan pembinaan penggalangan pada masyarakat guna mewujudkan kesadaran masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

IV – 22

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah))

7. Pengembangan Sistem dan Strategi Pertahanan

1. Tersedianya piranti lunak sebagai dasar penyelenggaraan negara

2. Terlaksananya pengelolaan anggaran pertahanan negara secara optimal

3. Terselenggaranya sistem Komando, Kontrol, Komunikasi, Komputer, Intelijen, Pengamatan dan Pengintaian (K4 IPP) untuk mendukung

penyelenggaraan pertahanan negara

Dep. Pertahanan, Dewan Ketahanan Nasional

63.587,0

8. Pengembangan Potensi Dukungan Pertahanan

1. Tersedianya piranti lunak kebijakan pelaksanaan di bidang pembinaan dan pendayagunaan seluruh potensi sumber daya nasional

2. Meningkatnya kekuatan ketiga komponen pertahanan negara dengan didukung oleh kemampuan SDM Nasional, kemampuan SDA/SDB nasional, dan kemampuan sarana dan prasarana nasional 3. Meningkatnya managerial dan kemampuan sumber

daya nasional guna mendukung penyelenggaraan pertahanan negara

Dep. Pertahanan, Menko Bidang Politik dan Keamanan

5.017.172,2

9. Pengembangan Industri Pertahanan Tersedianya teknologi dan industri yang mampu mendukung kebutuhan pertahanan

Dep. Pertahanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

19.715,0

10. Kerjasama Militer Internasional Terbinanya hubungan dan kerjasama militer antar negara sahabat dalam meningkatkan Confident Building Measure

(CBM) serta terwujudnya perdamaian dunia

Dep. Pertahanan 40.789,5

11. Penelitian dan Pengembangan Pertahanan

Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan sesuai

spesifikasi matra

Dep. Pertahanan 28.756,6

12. Pengembangan SDM Kepolisian Terwujudnya pemeliharaan personil Polri, pengembangan kekuatan personil Polri, dan pengembangan kemampuan Polri dalam rangka mengembangkan kelembagaan kepolisian

IV – 23

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah))

13. Pengembangan Sarana Dan Prasarana Kepolisian

Terwujudnya penataan kelembagaan Polri, pembangunan materiil dan fasilitas Polri, dan pemberdayaan prasarana dan sarana Polri untuk mendukung tugas-tugas kepolisian dalam rangka mengembangkan kelembagaan kepolisian

Kepolisian Negara 3.166.939,5

14. Kerjasama Keamanan dan Ketertiban 1. Terwujudnya kerjasama bantuan TNI ke Polri

2. Terwujudnya kerjasama dengan Pemda/instansi terkait 3. Terpeliharanya perdamaian dunia (peace keeping

operation) serta bersama PBB melaksanakan operasi

pemeliharaan perdamaian dunia

4. Terwujudnya kerjasama bilateral/multilateral dalam pencegahan kejahatan maupun kerjasama teknik, dan pendidikan dan pelatihan dalam rangka

mengembangkan kelembagaan kepolisian

Kepolisian Negara 14.715,8

15. Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban

1. Terwujudnya monitoring/ deteksi kegiatan masyarakat dalam mendukung tugas pemerintahan

2. Terwujudnya kondisi keamanan, pengawasan orang asing, senjata api dan bahan peledak, perijinan criminal

record

3. Tersedianya kajian tentang potensi konflik 4. Tersedianya kajian tentang sistem keamanan, dan

dukungan umum dalam rangka mengembangkan kelembagaan kepolisian

Kepolisian Negara 28.451,1

16. Pemberdayaan Potensi Keamanan 1. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat

2. Meningkatnya kemampuan pengamanan swakarsa 3. Terlaksananya bimbingan dan penyuluhan keamanan

dalam rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat

Kepolisian Negara, Badan Intelijen Negara

73.023,3

17. Pemeliharaan Kamtibmas Terwujudnya pelayanan kepolisian, pembimbingan, pengayoman, perlindungan masyarakat, pengaturan dan penertiban kegiatan masyarakat/instansi, penyelamatan masyarakat, serta pemulihan keamanan dalam rangka pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat

Kepolisian Negara, Dep. Dalam Negeri

IV – 24

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah))

18. Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara

1. Terselenggaranya kegiatan dan operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan

2. Terjalinnya kerjasama antar komunitas intelijen di dalam negeri dan luarnegeri

3. Terjalinnya kerjasama internasional dalam pertukaran informasi dan intelijen

4. Terlaksananya diklat teknis dan fungsional di bidang intelijen

5. Tersusunnya piranti lunak dan keras tentang potensi pendukung intelijen

6. Terbangunnya jaringan komunikasi pusat dan daerah guna menunjang kelancaran arus informasi dan intelijen secara cepat, tepat dan aman serta terjaga

kerahasiaannya

Badan Intelijen Negara 250.000,0

19. Pengembangan Pengamanan Rahasia Negara

1. Tersusunnya piranti lunak sistem pengamanan rahasia negara dan SDM persandian

2. Terselenggaranya penelitian dan pengembangan materiil persandian dalam rangka menciptakan prototipe sistem sandi dan peralatan sandi

3. Tersedianya SDM persandian serta tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan persandian 4. Terbangunnya jaringan komunikasi sandi (JKS) di

seluruh instansi pemerintah dan BUMN strategis

Lembaga Sandi Negara 250.000,0

20. Pengembangan Ketahanan Nasional 1. Tersedianya hasil kajian strategik mengenai permasalahan nasional maupun internasional yang diperlukan dalam mengembangkan ketahanan nasional 2. Meningkat dan mantapnya kualitas kader-kader

pemimpin tingkat nasional dan kader pimpinan bangsa 3. Terselenggaranya evaluasi dan pengembangan serta

pemasyarakatan konsepsi nasional dan wawasan kebangsaaan

4. Tersedianya fasilitas, sarana dan prasarana dalam rangka menunjang kegiatan pengkajian dan pendidikan

IV – 25

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah))

21. Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

1. Tercapainya peningkatan pendayagunaan potensi dan kemampuan masyarakat dalam mencegah

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba 2. Tercapainya peningkatan pelayanan terapi dan

rehabilitasi kepada penyalahguna (korban) narkoba 3. Tercapainya peningkatan kualitas penegakan hukum di

bidang narkoba

4. Tercapainya peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi untuk mengurangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba

5. Tercapainya dukungan koordinasi, kualitas kemampuan sumberdaya manusia, administrasi, anggaran, sarana dan prasarana

Badan Narkotika Nasional 100.000,0

22. Pemantapan Keamanan Dalam Negeri 1. Terwujudnya keamanan dan penegakan hukum di wilayah kedaulatan NKRI

2. Terwujudnya keamanan dan ketertiban yang kondusif di daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar 3. Tertanggulangi dan tertanganinya kejahatan terorisme 4. Terwujudnya keamanan dan ketertiban daerah/wilayah

pasca darurat militer

Menko Bidang Politik dan Keamanan

3.275,0

Keterangan :

1) Angka-angka yang tercantum adalah angka RAPBN T.A. 2005 (pagu sementara) yang akan disesuaikan dengan angka APBN T.A. 2005 sebagai hasil pembahasan antara Pemerintah RI dengan DPR RI.

B

AB

IV

P

EMBANGUNAN

B

IDANG

P

ERTAHANAN

DAN

K

EAMANAN

A. K

ONDISI

U

MUM

Kondisi pertahanan dan keamanan pada penghujung pemerintahan Kabinet Gotong Royong secara umum relatif cukup kondusif. Dengan dukungan dan pengawalan aparat keamanan yang semakin profesional, pelaksanaan hajatan demokrasi berupa pemilihan umum untuk anggota legislatif dan pemilihan presiden periode 2004–2009 dapat berjalan dengan baik. Rendahnya tingkat insiden pada pelaksanaan kampanye partai- partai politik dan para calon presiden menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya rasa aman dan damai semakin meningkat.

Kasus separatisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang membahayakan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) penanganannya telah memasuki tahapan penyelesaian. Dukungan pemerintah Swedia kepada Indonesia melalui proses hukum terhadap petinggi-petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Swedia yang selama ini diduga terkait erat dengan berbagai gangguan keamanan di Indonesia mulai menunjukkan hasil yang nyata. Upaya nyata proses hukum oleh pemerintah Swedia tersebut, selanjutnya dapat memperlancar penyelesaian separatisme dan pembangunan kembali Propinsi NAD. Sementara itu kasus separatisme di Papua dan Maluku telah diupayakan penyelesaiannya secara komprehensif.

Konflik horizontal di berbagai wilayah Indonesia seperti Maluku dan Poso secara signifikan telah dapat diredam dan pihak-pihak yang terlibat konflik baik secara sukarela maupun difasilitasi oleh pemerintah terlihat semakin beritikad untuk menciptakan perdamaian di wilayah mereka. Seiring meningkatnya kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di daerah-daerah pasca konflik, kegiatan pembangunan dan perekonomian semakin menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

Gangguan keamanan dan tindak kejahatan konvensional sebagai salah satu dampak negatif krisis multidimensi yang telah berlangsung selama 6 (enam) tahun, semakin dapat dikendalikan. Walaupun tindak kejahatan transnasional di berbagai wilayah dunia semakin meningkat intensitasnya, namun tindak kejahatan transnasional di Indonesia relatif semakin dapat dicegah dan ditanggulangi.

Tingkat pelanggaran wilayah dan gangguan keamanan pada daerah-daerah perbatasan baik perbatasan darat, laut dan udara maupun pulau-pulau terluar Indonesia sampai saat ini intensitasnya masih sangat tinggi. Maraknya kejahatan transnasional, pelintas batas, penerbangan dan pelayaran ilegal, atau terjadinya pergeseran tapal batas darat yang menjorok ke wilayah Indonesia sebagaimana terjadi di Kalimantan Barat merupakan salah satu indikasi belum optimalnya kegiatan pembangunan di wilayah perbatasan.

IV – 2

Lemahnya sistem pengawasan dan pengamanan pengelolaan sumber daya alam, telah mengundang pihak-pihak tertentu termasuk pihak asing untuk memanfaatkannya secara ilegal baik berupa illegal logging, illegal minning maupun illegal fishing yang mengakibatkan kerugian negara mencapai kurang lebih Rp100 triliun per tahun. TNI sebagai unsur penegak kedaulatan di laut serta TNI AL dan Polri sebagai unsur penegak hukum di laut,kemampuannya masih perlu ditingkatkan untuk mampu melakukan tugas penegakan kedaulatan dan penegakan pelanggaran hukum di laut. Di samping itu, belum efektifnya pelaksanaan koordinasi keamanan laut sebagai akibat belum terciptanya harmonisasi peran dan fungsi lembaga di ruang laut merupakan salah satu kendala dalam rangka peningkatan pengawasan dan pengamanan pengelolaan sumber daya alam di laut.

Keterlibatan dalam pergaulan internasional dan pengaruh dari arus globalisasi dunia, menjadikan Indonesia secara langsung maupun tidak langsung akan terpengaruh oleh arus perubahan ideologi, ekonomi, politik, dan keamanan internasional. Kebijakan keamanan internasional yang didominasi oleh negara-negara adidaya untuk memerangi terorisme, menyebabkan aksi-aksi terorisme tidak hanya menjadi permasalahan keamanan dalam negeri negara-negara adidaya penggagas kebijakan perang melawan terorisme, namun juga menjadi permasalahan bagi suatu negara yang memiliki hubungan dengan negara adidaya. Meskipun upaya-upaya penanggulangan aksi-aksi terorisme telah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia, namun potensi aksi-aksi terorisme yang diduga terkait dengan jaringan terorisme internasional masih merupakan permasalahan keamanan dalam negeri Indonesia.

Pemisahan TNI dan Polri yang ditetapkan berdasarkan Tap MPR No.VI/MPR 2000 dan Tap MPR No.VII/MPR/2000 telah berlangsung selama hampir 5 tahun, namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala. Disahkannya Undang- undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dalam pelaksanaannya seringkali masih ditemukan benturan kepentingan diantara institusi TNI dan Polri sebagai akibat kurang mantapnya skema hubungan, arogansi korp, ego kesatuan, atau sebagai akibat perbedaan pemahaman terhadap konsep Keamanan Nasional.

Pembangunan sumberdaya manusia Polri, secara kuantitas mengalami peningkatan signifikan. Rasio jumlah personil Polri dengan jumlah penduduk sudah semakin memadai yaitu sebesar 1 : 750, meskipun rasio ini belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu sebesar 1 : 400. Dengan semakin memadainya rasio polisi dengan penduduk, kemampuan Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta memelihara keamanan dalam negeri juga cenderung semakin meningkat.

Selanjutnya, alat utama sistem senjata (alutsista) TNI dan alat peralatan Polri juga telah terjadi peningkatan kemampuan meskipun belum sampai memenuhi kebutuhan minimal. Peningkatan kemampuan alutsista TNI lebih banyak dibangun melalui perpanjangan usia pakai yang dilaksanakan melalui repowering atau retrofit. Hal ini merupakan langkah yang strategis dalam upaya mengoptimalkan alutsista yang tersedia. Selain dikarenakan keterbatasan anggaran pemerintah, hal tersebut merupakan langkah

IV – 3

yang lebih murah apabila dibandingkan dengan pembelian alutsista baru. Pembelian alutsista baru secara selektif hanya dilaksanakan untuk menggantikan alutsista yang sudah tidak dapat dioperasionalkan dan dalam rangka penyesuaian terhadap perkembangan teknologi pertahanan. Sedangkan peningkatan alat peralatan Polri dilaksanakan melalui pengadaan baru terutama berkenaan dengan pengembangan organisasi Polri dan dalam rangka menghadapi perkembangan kejahatan transnasional termasuk terorisme.

Meskipun telah dicapai keberhasilan pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan, namun pemerintah masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan pada tahun 2005. Keberhasilan penanganan gerakan separatisme di Propinsi NAD secara fisik, masih menyisakan sejumlah persoalan yang apabila tidak dapat diatasi dengan baik akan menimbulkan persoalan baru di masa yang akan datang. Trauma masyarakat korban konflik secara psikologis tidak dapat dihilangkan dalam waktu singkat. Penderitaan masyarakat sebagai akibat hilangnya anggota keluarga atau hilangnya harta benda dapat menimbulkan sikap apatis terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Lambatnya pemerintah dalam membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak akibat konflik dan kurangnya pembinaan masyarakat dalam rangka penghancuran ideologi separatis akan berdampak pada berlarut-larutnya upaya pemulihan kepercayaan masyarakat kepada NKRI.

B. S

ASARAN

Sasaran pembangunan bidang pertahanan dan keamanan pada tahun 2005 adalah: 1. Terselesaikannya masalah separatisme di NAD, Maluku dan Papua;

2. Tersiapkannya kekuatan pertahanan terpadu dengan pengutamaan di wilayah perbatasan, pulau-pulau terluar, wilayah laut terutama wilayah sekitar ALKI dan wilayah laut Indonesia terluar;

3. Tumbuh dan berkembangnya kerjasama pertahanan dengan pemanfaatan potensi dalam dan luar negeri;

4. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi pengelolaan keamanan dan ketertiban; 5. Berkembangnya sistem dan operasional kelembagaan kepolisian;

6. Mantapnya kerjasama keamanan melalui pemanfaatan potensi dalam dan luar negeri;

7. Meningkatnya partisipasi potensi bangsa dalam mendukung pertahanan dan keamanan negara;

8. Terpelihara dan berkembangnya kesiapan komponen pendukung kondisi keamanan nasional dan integritas bangsa.

C. A

RAH

K

EBIJAKAN

Pembangunan pertahanan dan keamanan tahun 2005–2006 dengan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Membangun dan memelihara kekuatan pertahanan negara yang mampu melindungi, memelihara, dan mempertahankan kedaulatan serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

IV – 4

2. Membangun dan memelihara kekuatan keamanan yang mampu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan meningkatkan sistem penyelidikan dan penyidikan dalam kerangka penegakan hukum;

3. Meningkatkan dukungan pertahanan dan keamanan melalui pendayagunaan secara optimal seluruh potensi bangsa;

4. Memantapkan kondisi Keamanan Nasional dan menjaga integritas bangsa.

D. P

ROGRAM

-P

ROGRAM

P

EMBANGUNAN

1. PROGRAM PENGEMBANGAN PERTAHANAN INTEGRATIF

Program ini ditujukan untuk mewujudkan kesiapan TNI yang meliputi kekuatan tempur dan bantuan tempur yang melibatkan matra darat, laut dan udara secara terintegratif agar mampu menyelenggarakan pertahanan negara secara terpadu.

Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan didukung oleh sistem, personil, materiil terutama alutsista, serta sarana dan prasarana yang memadai.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran program ini meliputi: 1. Pengembangan Sistem TNI yang meliputi: (a) melaksanakan pembinaan sistem dan

metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan (b) melaksanakan penyusunan dan revisi piranti lunak;

2. Pengembangan Personil TNI yang meliputi: (a) melaksanakan perawatan personil dalam rangka mendukung hak-hak prajurit dan PNS; (b) melaksanakan werving prajurit TNI Pa PK, Pa PSDP Pnb dan PNS; (c) melaksanakan pendaftaran dan seleksi prajurit TNI dan PNS;

3. Pengembangan Materiil TNI yang meliputi: (a) pengadaan/ pemeliharaan Senjata dan Munisi; (b) pengadaan/pemeliharaan kendaraan tempur; (c) pengadaan/pemeliharaan Alkom untuk pemantapan K3I dan Pusdalops di lingkungan TNI; (d) pengadaan/pemeliharaan Alpalsus, Alpal Darat dan Alpal Udara; (e) pengadaan/pemeliharaan Alat kesehatan lapangan dan Rumkit TNI; (f) pemeliharaan Alat Komputer, Mesin Stationer dan alat pendukung lainnya;

4. Pengembangan Fasilitas yang meliputi: (a) pembangunan/renovasi fasilitas pendukung operasi TNI; (b) pembangunan/renovasi fasilitas lembaga pendidikan; (c) pembangunan sarana dan prasarana fasilitas pendukung lainnya; (d) pemeliharaan fasilitas gedung, Rumdis, Asrama dan Mess;

5. Penggiatan Fungsi yang meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi, teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan;

6. Melaksanakan kegiatan latihan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit yang meliputi latihan perorangan, satuan, dan gabungan.

2. PROGRAM PENGEMBANGAN PERTAHANAN MATRA DARAT

Program ini ditujukan untuk mewujudkan kekuatan TNI AD yang meliputi kekuatan tempur, bantuan tempur dan bantuan administrasi agar mampu menyelenggarakan pertahanan negara secara terpusat dan kewilayahan.

IV – 5

Sasaran program yang hendak dicapai dalam program ini adalah terwujudnya postur TNI AD yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran program ini meliputi : 1. Pengembangan sistem TNI AD yang meliputi : (a) melaksanakan pembinaan sistem

dan metoda dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan; (b) melaksanakan penyusunan dan penyempurnaan Piranti Lunak; (c) melaksanakan survei dan pemetaan daerah perbatasan; (d) melaksanakan pengembangan sistem informasi SIP K3I.

2. Pengembangan personil TNI AD. Melaksanakan perawatan, pembinaan dan pembangunan personil yang diarahkan untuk melanjutkan pemeliharaan kekuatan yang sudah ada dan menambah kekuatan yang meliputi : (a) melaksanakan perawatan personil dalam rangka mendukung hak-hak prajurit dan PNS; (b) melaksanakan Werving Perwira, Bintara, Tamtama dan Pegawai Negeri Sipil; (c) melaksanakan pendidikan Pertama Taruna Akmil, Bintara dan Tamtama serta pengadaan kaporlap dan dukungan administrasi pendidikan.

3. Pengembangan materiil yang diarahkan untuk memelihara kekuatan material yang sudah ada dan pengadaan material baru, yaitu meliputi: (a) pengadaan/pemeliharaan ranmor, ransus, dan rantis; (b) pengadaan/pemeliharaan senjata dan amunisi; (c) pengadaan/pemeliharaan pesawat udara; (d) pengadaan/pemeliharaan Alberzi, Alzeni, Aljihandak, Alnubika, Alkapsatlap dan Almount; (e) pengadaan/pemeliharaan Alsatri/Alsintor; (f) pengadaan/pemeliharaan kapal dan alat apung; (g) pengadaan/pemeliharaan alat kesehatan; (h) pengadaan/ pemeliharaan alat topografi; (i) pengadaan/pemeliharaan alkapsus/matsus dan alat pendukung lainnga; (j) pengadaan/pemeliharaan alat komunikasi dan elektronika. 4. Pengembangan fasilitas TNI AD yang meliputi: (a) Pembangunan/renovasi fasilitas

dukungan operasi; (b) pembangunan/renovasi Koramil rawan dan pos-pos perbatasan; (c) pembangun/renovasi gedung dan kantor; (d) Pembangunan/ renovasi perumahan prajurit meliputi rumah dinas (Rumdis), rumah jabatan (Rumjab), Mess, Barak dan RTLH; (e) Pembangunan/renovasi fasilitas pendidikan dan latihan; (f) Pembangun/renovasi fasilitas kesehatan dan; (g) Pembangunan/ renovasi sarana prasarana dan fasilitas lain yang meliputi gudang munisi, senjata dan perbekalan; 5. Penggiatan fungsi yang meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi,

teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan.

6. Melaksanakan kegiatan latihan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit yang meliputi latihan perorangan dan satuan;

3. PROGRAM PENGEMBANGAN PERTAHANAN MATRA LAUT

Program ini ditujukan untuk mewujudkan kekuatan TNI AL yang meliputi kekuatan tempur dan bantuan tempur agar mampu menyelenggarakan pertahanan laut nusantara.

Sasaran program yang hendak dicapai dalam program adalah terwujudnya postur TNI AL yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

IV – 6

1. Pengembangan Sistem meliputi: (a) melaksanakan pembinaan sistem dan metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan; (b) pengembangan sistem dalam rangka mendukung pelayaran dan operasi KRI di laut (operasi, survei dan pemetaan); (c) sistem informasi dan komunikasi data.

2. Pengembangan Personil meliputi: ((a) melaksanakan perawatan personil dalam rangka mendukung hak-hak prajurit dan PNS; (b) melaksanakan seleksi Pa, Ba Prajurit Karier, Ta Prajurit Karier dan PNS; (c) melaksanakan Pendidikan Pertama Prajurit TNI AL dan pengadaan kaporlap serta pendukung lainnya; (d) pelatihan pelayaran Taruna AAL (Kartika Jala Krida).

3. Pengembangan Materiil meliputi: (a) pengadaan/pemeliharaan KRI dan Alat apung; (b) pengadaan/pemeliharaan pesawat udara; (c) pengadaan/ pemeliharaan senjata dan amunisi; (d) pengadaan/pemeliharaan kendaraan tempur / taktis, khusus dan administrasi; (e) pengadaan Sucad KRI, Pesawat udara, kendaran tempur; (f) pengadaan/pemeliharaan Alberzi dan mesin stasioner; (g) pengadaan/pemeliharaan Alins/Alongins, Alsatri/Alsintor, mebelair, Alat Lab, alat kepustakaan dan alat peralatan Dispen; (h) pengadaan/pemeliharaan Alat kesehatan; (9) pengadaan/pemeliharaan Alat komunikasi, (i) pengadaan/ pemeliharaan Alsus/Matsus dan Alsurta; (j) pengadaan/pemeliharaan peralatan pengolah data dan pealatan khusus Intelpam; (k) pengadaan/pemeliharaan perlengkapan kantor dan perbengkelan.

4. Pengembangan Fasilitas yang meliputi kegiatan :(a) pembangunan/ renovasi dukungan Faswatpers, Fasbinlan, Faslabuh, Fasbek dan sarana pendukung lainnya; (b) peningkatan Lanal menjadi Lantamal; (c) pembangunan/renovasi fasilitas Rumkit AL dan fasilitas Pendidikan; (d) pembangunan/renovasi perumahan prajurit meliputi Rumdis/Rumjab, Mess, Asrama dan fasilitas pendukung Rumdis/Rumjab. 5. Penggiatan Fungsi yang meliputi dukungan kebutuhan sesuai fungsi organisasi,

teknik, tata kerja, tenaga manusia dan peralatan.

6. Melaksanakan kegiatan latihan dalam rangka meningkatkan profesionalisme prajurit yang meliputi latihan perorangan dan satuan;

4. PROGRAM PENGEMBANGAN PERTAHANAN MATRA UDARA

Program ini ditujukan untuk mewujudkan kekuatan TNI AU yang meliputi kekuatan tempur dan bantuan tempur agar mampu menyelenggarakan pertahanan udara nasional.

Sasaran yang hendak dicapai dalam program ini adalah terwujudnya postur TNI AU yang mencakup sistem, personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran program ini meliputi: 1. Pengembangan Sistem yang meliputi (a) melaksanakan pembinaan sistem dan

metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan; (b) melaksanakan pengembangan sistem Informasi; (c) penyusunan dan revisi piranti lunak.

2. Pengembangan Personil yang meliputi: (a) melaksanakan perawatan personil dalam rangka mendukung hak-hak prajurit dan PNS; (b) pengadaan Perwira, Bintara, Tamtama, dan PNS; (c) melaksanakan Pendidikan Pertama Perwira, Bintara dan Tamtama serta pengadaan kaporlapnya dan pendukung lainnya; (d) melaksanakan pendidikan dan latihan lanjutan Simulator

IV – 7

3. Pengembangan Materiil yang meliputi: (a) pengadaan/pemeliharaan Alat peralatan khusus TNI AU; (b) pengadaan/pemeliharaan kazernering dan Alsintor; (c) pengadaan/pemeliharaan Alat Intelpam; (d) pengadaan/pemeliharaan alat kesehatan; (e) pengadaan/pemeliharaan Kapor, Matsus, Ranmor, Ransus dan alat pendukung