• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2 Tahap-Tahap Upacara Adat Pasahat Sulang-Sulang Pahompu

4.2.2 Pasahat Situtungon/Pasinaru Parsigambiri

Apabila sudah sama-sama sepakat maka pihak paranak(pihak laki-laki) mengirimkan boru(saudara perempuan dari ayah) disertai dongan tubu(sapaan terhadap kelompok/orang yang semarga/saudara kandung laki-laki ayah) untuk membicarakan hal-hal yang menyangkut materi yang akan diberikan paranak ke parboru(pihak perempuan) untuk melaksanakan pesta adat tersebut.

Kemudian pihak paranak menyampaikan kata-kata seperti teks berikut:

Asa songon ni dok natua-tua ma sidohonon nami aek godang aek laut

dosniroha sibahen saut Artinya:

Seperti yang dikatakan orang tua lah yang kami katakan Air banyak air laut

Satu hati yang buat jadi

Biasanya konsep dari suhut paranak(keluarga dari pihak laki-laki) diajukan ke parboru(pihak perempuan) apabila di pertemuan ini sudah mendapatkan persetujuan barulah dibawakan acara resmi secara formal yang disebut pasahat

situtungon(menyampaikan/menghantarkan sejumlah uang yang akan diberikan kepada pihak perempuan).

Dalam tahap ini tidak ada lagi dikatakan tahap manuruk-nuruk(mengunjungi) karena tahap manuruk-nuruk sudah sering dilakukan disaat selesai menikah atau disebut juga maningkir tangga yaitu pihak orang tua dari perempuan datang untuk melihat putrinya ke rumah mertuanya atau diwaktu putrinya melahirkan anak, karena orang tua perempuan sudah sering datang mengunjungi putrinya maka dalam tahap upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu tidak ada lagi dikatakan tahap manuruk-nuruk.

Acara pasahat situtungon kurang lebih sama dengan acara marhata sinamot yaitu acara untuk menyepakati:

a. Sejumlah siringgit sitiosuara/sihumisik(uang) yang akan diberikan paranak kepada parboru untuk pelaksanaan pesta adat tersebut

b. Sejumlah siringgit sitiosuara/sihumisik(uang) yang disepakati diatas apakah mencakup parjambar nagok pamarai, pariban, tulang, dan simandokhon atau tidak

c. Jumlah ulos yang akan diberikan parboru kepada paranak pada saat pesta adat tersebut

d. Penentuan pelaksanaan hari H pesta tersebut e. Tempat pelaksaan pesta tersebut

f. Jumlah undangan pihak paranak dan pihak parboru g. Pembagian jambar juhut

h. Ada atau tidaknya hiburan musik atau gondang

i. Diadakan atau tidaknya tortor las ni roha diakhir acara

Hal-hal diatas itulah yang disepakati di acara pasahat situtungon kurang lebih sama dengan acara marhata sinamot hanya saja istilah sinamot tidak lagi disebut dalam upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu tetapi situtungon atau batu ni sulang-sulang. Situtungon disebut karena jumlah uang/siringgit sitiosuara yang diterima parboru ituadalah untuk keperluan pesta adat bahkan ada kalanya pihak parboru membantu menambahi biaya demi pesta itu dapat dilaksanakan dan berlangsung dengan baik.

4.2.3 Martonggo Raja dan Marria Raja

Dalam rangka menghadapi pesta mangadati atau pasahat sulang-sulang pahompu sebagaimana menghadapi pesta unjuk perlu juga diadakan acara martonggo raja di pihak paranak dan marria raja di pihak parboru. Acara ini dilakukan untuk menyerahkan pelaksanaan pesta kepada dongan tubu dan boru/bere agar pesta itu dirasakan sebagai pestanya sendiri.

Dungi dongan sahuta paranak mandokhon: sai jolo ninangnang do asa ni nungnung sai jolo pinangan do asa sinungkun ba nuaeng pe manungkun ma hami dihasuhuton: dia ma matana dia ma haltona

Dia ma hatana dia nidokna boti ma.

Kemudian Teman semarga kampung pihak laki-laki berbicara:

Artinya:

lebih dulu dimakan baru ditanya ya sekarang kami mau bertanya kepada hasuhutan dimana matanya dimana buah arennya dimana katanya dimana yang dikatakannya begitulah kira-kira.

Dungi raja parhata sian suhut mengalusi: gabe jala horas di hita saluhutna sai mamasu-masu ma Tuhan ta lam di tambai di hami hagabeon dohot pansamotan tu joloan ni arion ia taringot di sungkun-sungkun mu na i rajanami taringot di hata sipanganon i ba sipanganon panggabeon parhorasan do lapatanna boti ma raja nami.

Kemudian protokol dari suhut menjawab:

Artinya: sehat dan damailah bagi kita semuanya semoga Tuhan memberkati dan ditambahi keturunan bagi kami dan kesediaan kedepannya teringat pada pertanyaan-pertanyaan kalian raja kami teringat pada kata yang dimakan itu jadilah makanan yang menjadi kesehatan, kesejahtraan lah artinya begitulah raja kami.

Dungi dongan sahuta paranak mangalusi: ba molo songoni do hape na uli ma tutu sai asima rohani Tuhan ta pardenggan basa i sai di tambahi dope pasu-pasu di hamu tu joloan ni arion bagot na marhalto ma na tubu dirobean ba sai horas ma hami na manganhon ba sai lam tamba ma dihamu na mangalean

Kemudian teman semarga sekampung menjawab: ya kalau begitu baiklah itu semoga Tuhan maha pengasih mengasihi kita semoga berkatnya ditambahi kepada kalian kedepannya pohon aren yang berbuah yang tumbuh di ladang ya semoga sejahteralah kami yang memakan semoga semakin bertambah berkat bagi kalian yang memberikan.

Dalam acara inilah dilakukan pembagian tugas agar masing-masing bertanggung jawab dan memiliki persiapan dengan demikian, acara pesta dapat berjalan lancar dan baik. Perlu diketahui umumnya pelaksanaan pesta adat pasahat sulang-sulang pahompu dilaksanakan di tempat kediaman pihak paranak oleh karena itu, pihak paranak lah yang menyediakan dan mempersiapkan pesta dan menjadi tuan rumah, hal-hal yang perlu disepakati di acara martonggo raja dan marria raja tidak jauh berbeda dengan martonggo raja dan marria raja menjelang pesta unjuk.

Hal-hal yang disepakati dalam acara martonggo raja adalah sebagai berikut:

I. Di acara martonggo raja oleh pihak paranak 1. Masalah tempat dan komsumsi

2. Penerima tamu

3. Menentukan protokol dan pemandu tamu

4. Boru yang bertugas menerima bawaan hula-hula

5. Orang yang menyampaikan pemberian tudu-tudu sipanganon 6. Orang yang memimpin doa makan dan sekaligus mempersilahkan

undangan makan

7. Orang yang membagi dan menyampaikan sulang-sulang ke pada hula-hula 8. Menentukan pembagian jambar bila jambar taripar masih ada di beri 9. Boru yang bertugas membagi dengke

10. Menentukan salah satu dongan tubu yang akan menyerahkan acara ke raja parhata

11. Boru yang bertugas menyampaikan pinggan panukunan

12. Menentukan pembicara mewakili dongan tubu dan boru saat pembicaraan resmi

13. Menentukan penerima ulos na marhadohoan sesuai dengan jumlah ulos yang akan diberikan

14. Mengingatkan suhut paranak menyiapkan antara lain: daftar hula-hula, amplop untuk ulos tinonun sadari, amlop panandaion, sesuai dengan yang sudah disepakati dalam acara pasahat situtungon dan uang receh untuk olop-olop

15. Dongan tubu yang bertugas menutup acara dan membagikan olop-olop

16. Mengatur distribusi undangan berdasarkan marompu-ompu atau berdasarkan kumpulan sektor wilayah tempat tinggal

II. Di acara marria raja oleh parboru

1. Mengingatkan agar bersama-sama memasuki tempat acara setelah dipersilahkan paranak

2. Menentukan protokol dan pemandu tamu dari parboru dan hula-hula ketempatnya

3. Menentukan pendamping suhutparboru menyampaikan dengke 4. Menentukan boru penerima bawaan hula-hula

5. Menentukan pembagian jambar dan yang membagi di pesta

6. Menentukan dongan sabutuha yang menyampaikan acara ke raja parhata 7. Menentukan raja parhata dari parboru

8. Menentukan boru yang bertugas mengembalikan pinggan panukunan 9. Menentukan wakil dongan tubu dan boru/bere yang akan berbicara

dalam menyampaikan hata gabe

10. Menentukan siapa saja yang akan memberi ulos

11. Mengingatkan suhut parboru untuk menyiapkan antara lain: daftar hula- hula, amplop untuk pingga n panganan, daftar penerima amplop, amplop untuk tintin marangkup dan uang receh untuk olop-olop

12. Menentukan dongan tubu yang menutup acara dengan doa/martangiang 13. Sebelum pulang mengatur distribusi undangan

Acara martonggo raja dan marria raja tidaklah jauh berbeda dengan acara martonggo raja/marria raja menjelang pesta unjuk. Tujuan dilaksanakannya acara martonggo raja adalah untuk melancarkan berjalannya acara dengan baik dan hikmat.

4.2.4 Bentuk Pelaksanaan Pesta Upacara Adat Pasahat Sulang- Sulang Pahompu

1. Acara Kebaktian

Sebelum memulai upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu maka terlebih dahulu pihak keluarga melaksanakan acara kebaktian terlebih dahulu untuk memulai acara supaya upacara pasahat sulang-sulang pahompu berjalan baik dan lancar biasanya acara kebaktian tersebut dilaksanakan didalam rumah sebelum keluar melanjutkan acara di halaman.

Hal itu dapat ditunjukkan dengan teks sebagai berikut:

Mauliate gok puji-pujian i sombahon rohanami na pungu diadopanmu Tuhan alani denggan basam do asiniroham napungu hami ro marsom ba di bagasan

sadarion i ma ale Tuhan na pasahat sulang-sulang pahompu anak dohot borunami, alani mangido hami tuadopanmu Tuhan jongjong ma punguan nami on asa mardalan on dibagasan dame, dohot lasniroha nang songoni borunami ima na pasahat sulang-sulang pahompu nasida sonari mangido dope hami asa tontong dalanni pasu-pasu di ulaon on, marhite i ma ale Tuhan ho ma tongtong jongjong dipunguan nami sadarion hupasahat hami ma marhite Tuhan jesus kristus martangiang hami tu ho amin.

Artinya : terimakasih banyak hati kami menyembah berkumpul dihadapanmu Tuhan karena anugrah dan kasih karuniamu kami berkumpul datang untuk menyembah pada satu hari ini karena itu Tuhan yang menyampaikan sulang-sulang cucu anak dan putri kami, karena itu kami meminta dihadapanmu Tuhan kami berdiri dan berkumpul supaya berjalan damai, dan sukacita begitupun anak dan putri kami yang menyampaikan sulang-sulang cucu mereka sekarang meminta kami supaya acara ini berjalan dan diberkati melalui itulah Tuhan engkaulah yang berdiri berkumpul bersama kami pada satu hari ini kami menyampaikan acara ini melalui Tuhan Yesus Kristus kami berdoa amin.

2. Acara mameme/panomu-nomuon

Yang dimaksud dengan acara /mameme/panomu-nomuon adalah suatu acara penyambutan seluruh undangan yang datang yang dilakukan oleh pihak hasuhuton paranak dalam menyambut seluruh undangan baik undangan dari hasuhuton parboru, dongan tubu, dan dongan sahuta. Dalam acara panomu-nomuon ini hasuhuton paranak menyambut dan mempersilahkan hasuhuton parboru untuk memasuki tempat acara yang telah disediakan di halaman rumah

sambil menari (manortor) dengan senang hati yang diiringi dengan musik tradisional Batak Toba.

Dalam acara panomu-nomuon ini pihak hasuhuton paranak akan menyambut pihak hula-hula seperti bona ni ari, parbonaan, bona tulang, tulang rorobot, dan juga tulang dari hasuhuton paranak itu sendiri, begitu juga pihak hasuhuton parboru juga mengundang hula-hula dari mereka seperti bona ni ari, parbonaan, bona tulang, tulang rorobot, dan tulang dari hasuhuton parboru itu sendiri.

Dalam acara panomu-nomuon ini terjadi interaksi yang sama antara pihak parboru dengan pihak paranak dalam menyambut hula-hula mereka sendiri.

Hal itu dapat ditunjukkan dengan teks sebagai berikut:

Jadi nuaeng asa tameme nasida maju ma tu jolo parumaennami, helanami, dohot pahompu nami asa ta meme ma angka rajanami hula-hula ta na naeng memehononta ma nasida ala naung gabe anak dohot borumuna jadi bahen majo gondang sampur marmeme i.

Artinya : jadi sekarang supaya kita sambut mereka majulah kedepan menantu perempuan kami, menantu laki-laki kami, dan cucu kami supaya kita sambut raja kita yang akan kita sambutlah mereka karena anak dan menantu perempuan kita sudah memiliki keturunan karena itu buatlah dulu gondang campur penyambutan itu.

Gambar 3. Acara mameme /panomu-nomuon dari pihak paranak

Untuk menyambut pihak parboru/hula-hula 3. Pemberian tudu-tudu Sipanganon oleh paranak

Dalam tahap menjelang waktunya makan bersama terlebih dahulu dilaksanakan pemberian tudu-tudu sipanganon dalam tahap ini pihak hasuhuton paranak terlebih dahulu memberikan tudu-tudu sipanganon kepada pihak parboru berupa juhutna marsaudara/pinahan lobu kepada pihak hasuhuton parboru.

dengan teks sebagai berikut:

Dison rodo hami ima dinapasahat sulang-sulang na gok hami tuhamuna ima sulang-sulang pahompu ni rajanami tangkas dibereng hamu dison do sude angka pahompu nami jadi huboan hami ma dison parhitean ni ulaonta sadarion ima tudu-tudu sipanganon sai anggiat ma tujoloan ni arion marpamulihon hami tu Debata. Songon na nidok ni natua-tua ma sidohonon

titi ma tinompa adong lasnirohatung songonima otik bolon nabino an nami rajanami sai godang ma pinasuna

songonima hata-hata nami rajanami mauliate butima.

Artinya : Disini kami datang yaitu yang menyampaikan suapan-suapan yang penuh kami kepada kalian yaitu suapan-suapan cucu raja kami seperti yang kalian lihat disini semua cucu kami jadi kami bawa disini melalui acara kita dihari ini yaitu tudu-tudu sipanganon semoga kedepannya berharaplah kalian kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan orang tua lah yang kami katakan

Titi yang dicipta ada suka cita Walaupun seperti sedikit/besar yang kami bawa raja kami Semoga bertambah banyaklah berkatnya

Seperti itulah kata-kata dari kami raja kami terimakasih begitulah kira-kira.

Gambar 4. Pemberian tudu-tudu sipanganon dari pihak paranak ke pihak parboru

Setelah selesai memberikan tudu-tudu sipanganon kepada pihak parboru maka akhirnya mereka bersalaman.

4. Pemberian dengke saur/simudur-udur oleh parboru

Bila pihak paranak memberikan na margoarna/juhut na marsaudara/tudu-tudu sipanganon kepada hula-hula/parboru, maka pihak parboru akan memberikan dengke simudur-udur/dengke saur kepada pihak paranak.

Hal itu dapat ditunjukkan dengan teks sebagai berikut:

Las ma rohamuna Diborunami dohot hela nami Sai debata ma mandongani hamuna Tung songoni pe indahan na las pasahat sulang-sulang Las marohamu songon dengke mudur-udur Sai mudur-mudur mahamu boi hamu tontong denggan Marsiamin-aminan songon lakkat ni gaol, marsitukkol-tukkolan songon suhat dirobean Tubuma dihita saluhutna na uli dohot nadenggan

Asa dohononna ma asa sahat-sahat ni soluma sahat tu bontean Nunga dipasahat hamu sulang-sulang na lao baenonnami annon i pasahat hami sonari indahan na las on dohot dengke simudur-udur Horasma jala gabean

Artinya: bersukacitalah buat putri kami dan menantu laki-laki kami

Semoga Tuhan menemani kalian walaupun begitu nasi yang hangat menyampaikan suapan bersukacitalah kalian seperti ikan yang serentak

Semoga kalian serentak bisa baik saling membujuk seperti tunas pisang saling mengiring-iring seperti talas di ladang

Lahirlah bagi kita semuanya yang indah dan baik

Seperti dikatakanlah supaya sampai perahu sampai ke tepian

Sudah kalian sampaikan penyampaian suapan-suapan yang akan kami buat nanti

Ini kami menyampaikan nasi yang hangat dan ikan simudur-udur sehat dan sejahteralah.

Gambar 5. Pemberian indahan na las dengan dengke simudur-udur/dengke saur dari pihak parboru ke pihak paranak

Biasanya dengke yang diberi pihak parboru itu kepada pihak paranak ditaruh di atas piring besar 3 atau 5 ekor/ganjil. Dengke ini dimasak terlebih dahulu secara utuh tanpa dipotong-potong dengan membuang isi perutnya dan menggantikannya dengan bumbu bawang Batak, kacang panjang sebagai sayur-sayurannya.

Setelah pihak parboru telah selesai memberikan dengke simudur-udur/saur kepada pihak paranak maka akhirnya mereka bersalaman.

5. Acara Makan bersama

Setelah acara pemberian tudu-tudu sipanganon yang dilakukan pihak paranak kepada pihak parboru telah selesai dan dilanjutkan dengan pemberian dengke simudur-udur/saur kepada paranak oleh parboru telah selesai maka

dilanjutkanlah dengan acara makan bersama yang dipimpin oleh protokol yang membawa doa untuk makan bersama.

Gambar 6. Suasana makan bersama dalam upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu

6. Prosesi Pembicaraan Adat/Manghatai Adat

Setelah acara makan bersama telah selesai maka dilanjutkan dengan tahap pembicaraan adat/manghatai adat untuk melanjutkan acara selanjutnya maka pihak hasuhuton paranak dan hasuhuton parboru akan membicarakan tentang adat istiadat untuk mengawali pembicaraan mengenai pelaksanaan adat istiadat dalam upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu.

Kemudian pihak hasuhuton paranak menyampaikan berupa kata-kata terimakasih dan juga umpasa/umpama kepada pihak hasuhuton parboru dan rombongan hula-hula lainnya atas jamuan dan hidangan makanan yang dihidangkan.

Seperti teks sebagai berikut:

Sititi si gompa golang-golangma pangarahutna Atik sosadia ma natarpatupa hami

Sai godang ma pinasuna laos songonido dengke simudur-udur indahan na las na pinasahatmuna tu hami asima tong rohani amanta Debata sai mudur-udur ma hami tudolok tutoruan

Artinya: si titi lah si gompa gelang-gelang lah pengikatnya Walaupun tidak seberapa yang kami sediakan

Semoga banyak berkatnya begitulah seperti ikan simudur-udur nasi yang hangat yang kalian sampaikan kepada kami semoga Tuhan bermurah hati semoga kami serentak ke bukit dan ke bawah.

Setelah itu pihak hasuhuton paranak akan menyampaikan pinggan panungkunan yang bertujuan untuk mengawali pembicaraan dan pihak hasuhuton parboru akan membalasnya dengan memberikan pinggan pamalosi dan dalam tahap inilah akan dibicarakan tentang pembagian panjambaron batu sulang.

Parjambaron batu sulang merupakan pemberian sejumlah siringgit sitiosuara/sihumisik kepada parboru yang diberikan oleh pihak paranak.

Gambar 7. Proses pembicaraan adat/manghatai adat 7. Penyerahan/Pembagian Batu Sulang/tintin marangkup

Setelah acara pembicaraan adat telah selesai maka dilanjutkan dengan acara penyerahan/pembagian batu sulang yang dilakukan oleh pihak hasuhuton paranak. Pemberian batu sulang diwakili oleh pahompu/cucu, pemberian atau penyerahan batu sulang ini dilakukan oleh cucu/pahompu/bere kepada pamannya/tulang atau disebutpemberian tintin marangkup dengan memberikan berupa siringgit sitiosuara/sihumisik yang diletakkan dalam sebuah piring yang berisi boras sipir ni tondi dan napuran tiar, dan yang menerima tintin marangkup ialah tulang.

Dengan perantara teks sebagai berikut:

Jadi rajanami songoni nangkin ondope ompasna na boi mandapothon raja i Jala nunga apala tangkas dibereng hamu jadi mangido ma hami asa pasu-pasu hamu hami anakkonmunaon, borumunaon, dohot pahompunaon, jala tungsongononpe na boi i pasahat hami raja nami tu hamu somba ni hami

Las ma rohamu.

Artinya: Jadi raja kami inilah waktu yang bisa kami untuk menjumpai kalian raja kami jadi sudah begitu jelas kalian lihat jadi kami meminta supaya kalian memberikan berkat kepada anak kami, putri kami, dan cucu kami, jadi walaupun seperti ini yang bisa kami sampaikan raja kami kepada kalian sembah kami Bersukacitalah kalian

Dalam upacara adat pasahat sulang-sulang pahompu ketika bere menyuapi/memberikan makan(manulangi) kepada pamannya(tulang). Amplop yang diberikan yang berisi sihumisik disebut juga batu ni sulang begitu juga amplop yang diterima parboru di acara pasahat situtungon juga disebut batu ni sulang.

Gambar 8. Penyerahan/pemberian batu sulang berupa sihumisik /siringgit sitio suara

Pemberian ini dilakukan sebagai ungkapan terimakasih kepada tulangnya/ompungnya karena orangtua anak/cucu/bere sudah melaksanakan upacara pasahat sulang-sulang pahompu dan telah membayar hutang adat orang tuanya kepada pihak hula-hula. Dan penyerahan batu sulang juga diberikan kepada pihak parboru yang dilakukan oleh boru dari pihak laki-laki/paranak.

8. Pembagian Jambar oleh Paranak

Jambar adalah bagian yang diterima seseorang di acara adat sesuai dengan posisinya di acara tersebut. Pembagian jambar ada tiga bagian dalam dalihan natolu yang meliputi: jambar hata, jambar hepeng, dan jambar juhut.

1. Jambar hata merupakan kesempatan berbicara di acara adat. Seperti peribahasa mengatakan: Arga jambar juhut ummarga do jambar hata artinya: kesempatan berbicara disebuah acara adat adalah lebih berharga dari bagian daging(juhut) yang diterima.

2. Jambar hepeng(siringgit sitio suara/sihumisik)

Yaitu berupa sihumisik/siringgit sitio suara yang diterima seseorang di acara adat.

Ada beberapa pembagian jambar hepeng di acara adat dalihan na tolu antara lain: Upa suhut yaitu sejumlah sihumisik yang diterima parboru dari paranak.Upa pamarai yaitu sejumlah sihumisik yang diterima amangtua/amang uda dari pihak parboru. Upa pariban yaitu sejumlah sihumisik yang diterima oleh kakak/namboru dari pihak parboru.Upa tulang yaitu sejumlah sihumisik yang diterima tulang dari pihak parboru. Ke empat penerima jambar diatas disebut suhi ni ampang na opat. Menurut W. Hutagalung dalam bukunya Adat Taringot Ruhut-Ruhut NiPardongan Saripeon Di halak Batak.

3. Jambar juhut

Adalah pembagian daging ternak berupa na margoarna yang dibagikan sesuai posisi di sebuah acara adat, seekor ternak yang disembelih sebagai lauk untuk suatu acara adat, bagian-bagian yang akan di jadikan jambar dipisahkan. Bila b agian-bagian jambar disediakan secara lengkap disebut na margoarna artinya bagian yang dipisahkan lengkap namanya sesuai dengan nama jambar yang akan diberikan di acara adat. Tetapi bila sengaja disembelih satu ekor babidan bagian-bagian jambar itu tidak harus lengkap sajian yang seperti itulah yang disebut tudu-tudu sipanganon. Seekor babi yang disembelih bagian yang disebut na margoarna adalah sebagai berikut:

1. Kepala (ulu) di bagi menjadi tiga bagian jambar yaitu a. Rahang atas sebelah kanan (na marngingi parsiamun) b. Rahang atas sebelah kiri (na marngingi parhambirang) c. Rahang bawah(osang) dibagi dua juga

2. Ekor (ihur-ihur)

3. Lingkaran leher (aliang-aliang)

4. Punggung melingkar ke rusuk (somba-somba)

5. Pangkal paha (soit) ada empat adakalanya di jadikan delapan buah

Setelah acara pembagian jambar telah selesai maka dilanjutkan dengan acara

Setelah acara pembagian jambar telah selesai maka dilanjutkan dengan acara