4.3.7 Romantic Relationship dalam Dimensi Komitmen
4.3.7.1 Pasangan saling menguasahakan untuk mencapai masa depan yang lebih baik
4.3.7 Romantic Relationship dalam Dimensi Komitmen
Komitmen adalah niat untuk tetap menjalin sebuah hubungan. Komitmen sendiri terdiri dari beberapa bentuk. Bahkan terkadang, komitmen adalah dasar yang harus dilakukan dari dalam diri seseorang atau pasangan. Dalam komitmen terdiri dari enam dimensi yaitu mempersepsi masa depan yang mengntungkan, mengidentifikasi sebuah hubungan, mengamati alternatif menarik yang lebih sedikit, kemauan untuk mengerahkan usaha dalam menajlin hubungan, investasi lebih dalam sebuah hubungan , bekerja bersama dalam menghadapi masalah, dan menunjukkan komitmen.
Selain beberapa hal yang dijabarkan diatas, berbagai penelitian menunjukkan bahwa komitmen dapat ditunjukkan dengan beberapa katagori berikut yaitu memberikan kasih saying, memberikan dukungan, memelihara integritas, saling bersahabat, melakukan usaha untuk berkomunikasi, menunjukkan rasa hormat, menciptakan masa depan yang berhubungan, menciptakan atmosfer positif dalam sebuah hubungan, bekerja bersama dalam menghadapi masalah, dan menunjukkan komitmen itu sendiri.
4.3.7.1 Pasangan saling menguasahakan untuk mencapai masa depan yang lebih baik
Dimensi pertama yang dibahas dalam dimensi komitmen adalah mempersepsi masa depan yang menguntungkan. Dimensi ini secara spesifik
78
Universitas Kristen Petra membahas masa depan dari sebuah hubungan itu sendiri. Bisa fokus dalam jangka panjang atau jangka pendek.
Dalam menjalin hubungan, Marsha dan Bryan juga melewati tahapan ini. Hal ini terlihat saat mereka berdiskusi rencana untuk bekerja di Amerika. Hal ini berawal ketika usaha Bryan mengalami kemacetan karena terlilit hutang dan banyak ditipu orang. Perputaran uang mengalami kemacetan sedangkan kebutuhan rumah tangga terus berputar. Beberapa lama setelah itu muncul tawaran untuk bekerja di Amerika. Bagi pasangan yang tidak pernah hidup terpisah, pilihan ini bukan keputusan yang mudah. Butuh kurang lebih satu tahun untuk memikirkannya secara matang. Selama waktu pergumulan itu, Marsha banyak mendekatkan diri kepada Tuhan dan meminta jawaban Tuhan agar tidak sampai terjadi salah melangkah dan mengambil keputusan.
“Nggak. Di Surabaya dia cuma apa jual beli sparepart gitu lo, sparepart mobil atau kendaraan gitu. Terus kan banyak apa ditipu orang akhirnya kemudian ada yang ajak ke Amerika, sama temennya waktu itu bertiga dia pergi, itu mulai Gladys umur 3 tahun”
“ya berat ya namanya kan keluarga yak lo bisa kita kumpul, tapi namanya kita ada maksud lain, kalo bisa kan punya hidup yang lebih baik. Soalnya di sini kan ya gitu banyak ditipu orang. Nagih-nagih nggak bayar nggak bayar gitu lo. Ambil-ambil barang akhirnya ya putus asa kerja apa lagi yang ada ya modal juga kan kurang. Akhirnya ya itu ada yang ajak ke Amerika. Disana kan pake dollar gajinya nahh gitu. Awalnya kaya gitu, pertama ya berat ya tapi klo ditahan-tahan kita di sini itu juga gimana kalo kita nggk ada modal juga susah juga. Pendidikannya dia itu STM kan dulu cari kerja susah. Kalau kerja ikut orang kan susah yang mau STM. Jadi akhirnya dengan berat hati.” “Nggak lama sihh. Sampek ehh kira-kira 1 tahun yaa. Jadi ya bergumul, saya kan juga sering ke gereja, jadi saya itu puji Tuhan doa gimana solusi nya gitu. Terus ya gimana lagi yak lo di sini terus lama-lama kan juga percuma nggak ada hasilnya. Ya itu bertiga kemudian sama temennya itu
79
Universitas Kristen Petra diajak, temennya itu juga punya pergumulan yang sama gitu lo. Akhirnya waktu Gladys umur 3 tahun itu pergi.”
Untuk tinggal berjauhan bukanlah hal yang mudah. Harus rela meninggalkan istri, anak dan tinggal berjauhan. Sebagai imigran gelap, Bryan tidak bisa memutuskan untuk pulang dan kembali lagi sesuka hatinya. Jika sudah memutuskan untuk kembali ke Indonesia, Bryan tidak bisa balik ke Amerika untuk bekerja.
“Nggk pernah soalnya kan ilegal. Ilegal kan kalo pulang nggk bisa kembali. Tambah kenapa-kenapa nanti urusnya susah.”
“Iya sudah nggak bisa kan. Di blacklist. Jadi ya di sana cari uang sebanyak-banyaknya lalu baru pulang. Soalnya klo sudah pulang nggk bisa kembali.”
Karena hal ini jugalah banyak sekali komentar yang kurang baik membanjiri Marsha. Banyak teman-teman yang mengatakan jika terlalu lama di sana dan hidup berpisah kemungkinan untuk selingkuh semakin besar dan lain sebagainya. Tapi Marsha memilih cuek dan berpegang pada pendiriannya bahwa semua ini dilakukan untuk masa depan yang lebih baik dan memilih untuk menyerahkan hubungan rumah tangganya kepada Tuhan. Marsha percaya bahwa pasti ada sesuatu yang indah di balik semua ini.
“Ai cuek orangnya. Ai ya denger aja. Tapi nggak mau gampang terpengaruh. “Loh kamu nggak takut suamimu diluar sana ada godaan apa apa gitu ta?”
“Ya tak iya ai tak senyumi. Soalnya ai itu yakin dia orangnya nggak sembarangan. Kan sudah kenal”
“Tuhan itu pasti menjaga. Saya ya sudah berdoa aja sama Tuhan untuk menguatkan kami berdua. Pasti dijauhkan dari hal-hal buruk. Percaya kok kalau susuk nggak akan selingkuh. Saya kenal dia.”
80
Universitas Kristen Petra Pada awalnya Bryan memiliki rencana untuk bekerja di Amerika hanya 2-3 tahun saja. Tetapi kedua pasangan ini melihat sesuatu yang menguntungkan bagi keluarga mereka terutama dari segi finansial. Hal ini jugalah yang membuat kedua pasangan ini bertahan untuk fokus pada komitmen awal hingga akhirnya mengurungkan niat untuk pulang ke Indonesia lebih awal.
“Dulu awalnya pergi kesana bilangnya “Aku mau pergi berapa taun aja terus pulang”. Maunya sih gitu. Tapi kok enak disana. Ya ai ya bilang kalo sana kan dollar terus kerjaan ya dihargai gitu daripada di sini. Kalau bisa kan ya nggak papa kesempatan. Maksudnya kalau masih kuat kerja ya mendingan disana. “Iya kamu lek disini nanti kamu malah susah. Disini kan cari kerja juga susah”. Akhirnya ya itu ya yang buat bertahan”.
Hal itu jugalah yang membuat Bryan pergi lagi ke Turki untuk memulai kontrak kerjanya sebagai seorang Chef. Bryan melihat bahwa mampu menambah penghasilan karena sangat menjanjikan. Selain itu, sangat bagus untuk menunjang jenjang karir Bryan. Akhirnya pasangan ini sepakat untuk harus terpisah jarak karena hal tersebut.
Selain itu, banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi kedua pasangan ini seperti salah satunya rencana untuk pindah rumah sekaligus investasi jangka panjang. Ketika keadaan finansial keluarga ini sudah stabil, Bryan megusulkan untuk pindah ke rumah yang lebih baik. Pada tahun itu perkembangan Surabaya Barat belum terlalu maju dan harga tanah di daerah sana masih lebih murah. Sebelum ke Amerika Bryan yang hobi bersepeda ini sering keliling bersama teman-temannya ke daerah Citraland. Setelah melewati beberapa pertimbangan kedua pasangan ini memutuskan untuk pindah rumah.
“Dia kan sebelumnya sudah tau daerah Citraland. Waktu Citraland dulu masi sepi susuk suka sepedaan sama teman-temannya, dia punya komunitas sepeda. Dia senang daerah sini”
81
Universitas Kristen Petra “Dia yang ngomong duluan. Terus ai yang cari, carinya kan ngga cepet. Terus ketemu, ai fotokan terus dia suka. Pokoknya dipercayakan ke ai”
Hal ini menunjukkan sekalipun tinggal berjauhan, pasangan ini tetap memikirkan masa depan yang bermanfaat untuk masing-masing pasangan. Marsha berharap agar saat Bryan kembali pulang, dia mampu menikmati keadaan dan suasana rumah yang amat baik. Jadi kerja keras Bryan dan pengorbanan mereka selama ini terbayarkan.