• Tidak ada hasil yang ditemukan

(RAPAT: SETUJU) Ketoknya mesti kencang ini

F- PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.): Terima kasih Pimpinan

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Terima kasih Mas Dewo, kangen aku sama suara Mas Dewo ini.

Baik, mempersingkat waktu selanjutnya ke Bob Andika, ini Dapil-nya Danau Toba. Bersiap-siap Pak Hamka BKD.

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.): Terima kasih Pimpinan.

Yang kami hormati Pimpinan Komisi V beserta teman-teman Komisi V, Yang kami hormati Bapak Menteri beserta jajarannya.

Jadi saya singkat saja di sini pak, saya intinya sangat mengapresiasi atas pembangunan Danau Toba begitu pesat, tapi dengan begitu pesatnya pembangunan ini, jangan juga nanti menjadi bom waktu bagi sektor pariwisata. Kenapa saya bilang begitu, karena saya lihat sekarang berhasilnya suatu pariwisata itu kita lihat dari tingkat para pariwisata yang ingin ke daerah itu. Contohnya di Danau Toba ini sekarang ada sektor-sektor pariwisata penyangga seperti di Brastagi Kabupaten Karo.

Sekarang kalau Jumat-Sabtu-Minggu ini cukup padat pak, berarti tingkat pariwisata yang ingin ke daerah tersebut cukup tinggi, bisa sampai macet 4 jam 5 jam. Berarti sektor pariwisata masyarakat di Sumatera Utara itu ingin ke kota tersebut cukup tinggi. Sedangkan kita lihat sekarang ke Danau Toba lebih padat sekarang ke Kota Brastagi dari pada Danau Toba.

Jadi seperti ada beberapa saran teman-teman sebelumnya, mohon juga memang perlu juga perhatian khusus bagi objek-objek pariwisata daerah penyangga Danau Toba ini. Karena saya lihat sekarang lebih banyak juga orang yang wisata ke daerah pinggiran dari Danau Toba ini, dari pada ke intinya pusat Danau Toba ini. Jadi sampai sekarang pun kita lihat juga tingkat pariwisata yang dari mancanegara yang ingin ke Danau Toba ini pun lebih banyak dari orang Malaysia. Dari sini juga kita lihat bahwasanya memang promosi pariwisata Danau Toba ini pun cukup masih kurang.

Jadi ke depan kita harus jelaskan juga kepada masyarakat luas maupun dalam negeri maupun luar negeri dengan pembangunan yang cukup pesat dari sektor-sektor pariwisata yang super prioritas ini memang harus kita

genjot promosinya. Mungkin jangan nanti ini target yang cukup bagus, anggaran yang cukup besar, habis nanti masa kepemimpinan Presiden kita ini jadi pariwisata yang tidak punya tujuan jelas. Mungkin ini yang harus betul-betul kita perhatikan bersama. Mungkin ini sedikit dari saya Pimpinan saran saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Terima kasih Pak Bob.

Pak Hamka silakan. Bersiap-siap Pak Sudjadi.

F-PG (DRS. HAMKA BACO KADY, M.S.): Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati, Pak Wakil Ketua DPR. Pak Menteri Perhubungan,

Menteri PU dan Wakil Menteri PUPR dan seluruh jajarannya yang saya hormati dan saya banggakan.

Saya tidak banyak Pak Ketua, saya hanya ingin meluruskan ataukah memberikan suatu statement mengenai sebenarnya pariwisata. Karena tadi kawan-kawan itu termasuk saya sebenarnya saya bunyikan mengenai Toraja, tapi saya paham bahwa penentuan KSPN itu bukan oleh beliau-beliau yang di depan.

Ditentukan KSPN itu jadinya kawasan itu bukan hanya Menteri kita, mitra kita ini, melainkan adalah Kementerian Pariwisata. Dan pada suatu saat nanti Pimpinan barangkali kita bisa audiensi ataukah apakah sehingga kita bisa memberikan gambaran secara komprehensif dan saya yakin dua Menteri kita di depan ini termasuk Basarnas itu sudah berkoordinasi dengan itu.

Jadi saya ingin mengingatkan kepada kita semua kembali kepada persoalan kita meminta kepada kedua Menteri dan Basarnas ini untuk menanyakan kesiapan infrastruktur terhadap itu. Saya juga bisa protes, Toraja belum selesai tapi Menteri Perhubungan tadi sudah hampir selesai pak, masih banyak yang lain yang harus kita lakukan. Ini yang saya ingin saya sampaikan kepada kawan-kawan.

Yang kedua, saya ingin luruskan lagi saya bukan membela Menteri PU dan Menteri Perhubungan, tadi kawan Pak Mas Dewo sudah menyampaikan terbanyak pak. Saya ingin mengingatkan bahwa memang APBN kemarin itu Kementerian PU ditambah 16.000.000.000.000,- pak. Itu karena adanya penugasan perguruan tinggi dibangun, pasar dibangun itu yang kita putuskan

di sini. Pada dasarnya anggaran PU itu yang kemarin itu, khususnya Tupoksi langsungnya sebenarnya tidak ada kenaikan yang prinsip. 16.000.000.000.000,- tambahan hanya untuk membangun pasar, perguruan tinggi dan seluruh infrastruktur sekolah yang ada. Saya ingin luruskan ini karena jangan sampai ada Komisi lain menganggap mungkin belum tahu karena ada Keppres kalau saya tidak salah penugasan kepada Kementerian PU.

Yang ingin saya perjelas di sini adalah kepada Pak Menteri PU hal seperti apa yang disampaikan oleh Pak Dewo tadi gambaran secara komprehensif ya sehingga Tupoksi Kementerian PU tugasnya mengembangkan KSPN ini, itu jelas ukurannya ya. Kami barangkali kalau saya jujur juga menyampaikan dan kita juga yang lalu untuk KSPN ini kita tambahkan 415.000.000.000,- Pimpinan yang kita setujui tambahannya kemarin, 415.000.000.000,- untuk 5 destinasi wisata.

Nah oleh karena itu saya pikir yang harus dijelaskan kepada kita ini apa lagi setelah itu-apa lagi setelah itu, sehingga diharapkan KSPN ini bisa berfungsi dengan baik.

Kalau saya mau protes Pak Menteri Perhubungan ya berdosa juga saya. Saya bisa jadikan Bandara Toraja jadi karena beliau melanjutkan dari Pak Jonan, tapi oke saya simpan itu dan tidak mungkin tidak berpikir juga ke situ Pak Menteri. Bisik-bisik kita deh mau diselesaikan itu Pak Hamka, Alhamdulillaah.

Nah ini kira-kira yang ingin saya luruskan, saya hanya ingin mengetahui persis utamanya dari Basarnas Pak atau BNPP. Apa yang dibutuhkan di sini Basarnas belum ada sama sekali usulannya untuk penambahan kemarin, padahal beliau terkait juga di dalam KSPN itu.

Sudah saya teriak ada Pak Wakil DPR, pak mohon izin Pak Wakil Ketua DPR, pada saat pembahasan anggaran pak, kami ini sudah teriak-teriak untuk menambahkan anggaran Basarnas, biaya operasionalnya, kapal-kapalnya tidak bisa dipelihara dengan baik. Ibu Sri Mulyani di Badan Anggaran menjanjikan tapi tidak ada yang turun dari kas bendahara umum, yang turun hanya 901.000.000.000,- hanya di BMKG untuk deteksi dini tsunami. Padahal ini sudah harus dilakukan.

Nah pertanyaan saya kepada Basarnas atau BNPP, apa dukungan infrastruktur terhadap kesiapan kita untuk mendukung KSPN ini, khususnya yang 5? Pos Penjagaan atau kapalnya dan sebagainya? Saya tidak usah bicara tadi mengenai Labuan Bajo, teman-teman sudah ke sana, saya juga ikut dalam Kunspik itu.

Nah ini kira-kira Pak Ketua, saya hanya ingin menitipkan kepada bapak-bapak, khususnya kedua Menteri di dalam membangun infrastruktur jangan lagi berulang karena pemerintah daerah itu hanya Penlok saja penentuan lokasi. Jangan lagi kejadian-kejadian ter-pending pembangunan gara-gara pembebasan lahan, kasihan Pak Menteri. Saya ingat di Sulawesi

Selatan, Pak Menteri pimpin rapat, salah satu Satker langsung innalillaahi wa innailaihi rojiun di mukanya Pak Menteri, gara-gara pembebasan lahan. Ini yang saya titipkan pak, jangan lagi sepangkep di sana itu belum selesai Pak Dirjen Kereta Api, Pak Menteri Perhubungan, tidak usah saya masuk dulu di situlah. Saya hanya mau menitipkan infrastruktur-infrastruktur yang mendukung KSPN ini tolong dipertimbangkan dengan baik.

Yang terakhir adalah koordinasi dengan pemerintah daerah. Ada pengalaman menyedihkan saya pak, pemerintah daerah tidak dilibatkan dalam pembebasan lahan, BPN angkat tangan. Padahal 150 ada 1.500 bidang yang tidak jelas alas hukum, alas haknya masyarakat, sehingga terbengkalailah suatu pekerjaan itu, padahal sudah harus melakukan tindakan law enforcement terhadap itu. Jangan sampai kejadian di sini ya.

Saya kira ini yang bisa saya sampaikan, saya lebih detailnya nanti 415.000.000.000,- untuk tambahan kemarin untuk mendukung KSPN 5 tempat ini nanti akan kita bahas pada saat evaluasi anggaran.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (LASARUS, S.SOS) :

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Silakan Pak Sudjadi. Siap-siap Pak Jhoni Allen Marbun. F-PDIP (Ir. SUDJADI):

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Pimpinan terutama Bapak Wakil Ketua DPR, sahabat saya sohib saya.

Kami dengan beliau mungkin bapak-bapak yang tahu punya sejarah yang mempencaksilatkan Eropa itu beliau dan Pak Edi Nalapraya, saya yang ngawal, yang memasukkan pencak silat jadi SeaGames itu beliau dan Pak Edi Nalapraya, saya yang ngawal. Beda partai tapi semangatnya untuk pencak silat sama ya pak ya?

Bapak Menteri, Wakil Menteri, Bapak Dirjen.

Saya ingin mengandai-andai super prioritas dan Bakmie, pada waktu mahasiswa Bakmie itu kalau pakai telur itu Bakmie istimewa, maka berarti sama dengan prioritas. Kalau super prioritas itu ibarat Bakmie sudah dengan brutu, telurnya dua, rampelo, ati, kepala jadi satu. Berarti proyek super prioritas itu harus dan harus dikerjakan dengan baik-baik dan sungguh-sungguh. Kita mulai saran saja ini Pak Menteri Perhubungan, saya mencoba

melihat outline butir 3 dan 4, itu dukungan terhadap pariwisata. Lalu rencana strategis merupakan arahan Presiden mendorong investasi.

Saya kalau Perhubungan hanya khusus KA kalau lainnya kalau darat sudah oke Pak. KA di sini ada program revitalisasi dan jalur kereta api baru, tapi setelah saya melihat Borobudur semuanya itu dicurahkan kepada jalur kereta api yang ke Yogya dan Solo, padahal judulnya Borobudur. Mohon ini bagian perencanaan agak jelilah membacanya. Kalau memang itu ya jangan dimasukkan Borobudur.

Kemudian revitalisasi itu janjinya ini kan dijamin oleh Undang-undang KA, itu melibatkan peran serta swasta, gerbong yang menyelenggarakan swasta, rel dari pemerintah, lalu swasta bisa berperan dalam seperti bus-bus dan sebagainya. Saya mohon jalur Semarang, Rembang dan Demak itu ya direalisasi.

Kemudian kalau dana yang 1,2 Triliun ini tahun ini sampai dengan tahun 21 itu jalur KA dari bandara baru ke Borobudur belum nampak. Apakah masih ini dimasukkan? Tolong pak ini dikoreksi karena ini anggota saya yang baru-baru itu pintar-pintar.

Kemudian saya menginjak kepada Pak Menteri PU, saya ini kalau dari Kementerian PU sudah komplit, saya hanya mengingatkan pak kepada kita semua, bahwa dahulu ada Perpres No.58 Tahun 2014 tentang Tata Ruang Kawasan Borobudur, ini Dapil saya. Lalu ada Perpres No.3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan KSPN, nah Borobudur percepatan super KSPN.

Oleh karena itu bab per bab saya sampaikan kepada inti terutama kepada Bapak Dirjen Kementerian PU, Bab II kalau menghambati izin semacam di Borobudur situs hutan itu bisa diselesaikan antar pemerintah pusat. Lalu Bab III tata ruang itu kalau memang itu bisa Menteri mengambil diskresi. Nah jadi ini tidak usah ragu-ragu apa lagi nanti kalau menghadapi kabupaten yang selalu ngutek-ngutek Perpres No.58, pakailah Perpres No.3 Tahun 2016.

Bab IV Penyediaan Tanah itu bisa pusat, bisa provinsi, bisa kabupaten, oleh karena itu Bina Marga tolong programnya itu kalau membangun di kawasan KSPN itu sekaligus inheren dengan biaya pengadaan tanah, itu dijamin oleh Perpres pak. Jadi tidak usah ragu-ragu, sehingga lalu tidak mengharap kabupaten, kabupaten itu nangis pak.

Dulu zaman orde baru itu malah dikasih anggaran untuk APBD dari keuntungan PT. Borobudur itu, sekarang tidak. Jadi kalau Kabupaten Magelang itu agak jual mahal ya sedikit mohon dipahamilah. Contohnya Pak Bina Marga ini bapak punya wilayah jadi tidak usah mikir-mikir anggaran pemerintah padahal itu hanya membuat pondasi jembatan gantung, kok pak. Jembatan gantung yang sudah lalu semuanya itu ada anggarannya, lah kok ini tidak ada anggarannya, ini salahnya di mana.

Kemudian Bab Masalah dan Hambatan. Ini yang penting, baik oleh Pak Menteri Perhubungan maupun Bapak Menteri PU, bila timbul masalah dan hambatan, Menteri bisa mengambil diskresi. Sekian.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Terima kasih Pak Sudjadi. Suhu Komisi V.

Silakan Pak Jhoni Allen Marbun. Terakhir Pak Vino. Silakan. Pak Jhoni Allen Marbun dulu, baru terakhir nanti Vino.

F-PD (DRH. JHONI ALLEN MARBUN, M.M.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang,

Salam sejahtera.

Yang saya hormati Wakil Ketua DPR,

Pimpinan Komisi V dan seluruh Anggota dan mitra kerja kita pemerintah, Para Menteri dan para eselon di bawahnya.

Pertama, saya memberikan apresiasi atas semua penjelasan terhadap KSPN 5 destinasi dan ini tentunya merupakan salah satu program pada posisi sekarang untuk menyelesaikan 5 tujuan pariwisata KSPN ini. Pemerintah Pak Menteri khususnya Perhubungan dan PU yang mewakiili di sini Menteri, barangkali terminologi-terminologi untuk pembahasan anggaran itu sebetulnya sudah jelas dari awal prioritas-prioritas. Sehingga memang banyak juga yang menjadi pertanyaan membuat istilah atau 5 destinasi pariwisata super prioritas ini memang menurut hemat saya kurang bagus, jangan ada kata super karena ini NKRI.

Terminologi prioritas itu sudah menjadi terminologi umum. Prioritas pertama sesuai dengan kebutuhan anggaran, sesuai dengan perkembangan dari pada program kebijakan pemerintah. Jadi sekali lagi baru kali ini saya dengar itu super, tidak ada yang super, semua hanya ketersediaan dan keterbatasan anggaran itulah yang membuat program itu ada. Program 5 tahun pertama dan seterusnya dimulailah itu.

Saya kira ini penting ya, jadi saya sarankan kepada pemerintah jangan memakai istilah super. Karena dari Sabang sampai Merauke ini adalah semuanya sama untuk membangun kawasan-kawasan pembangunan apapun sifatnya dalam menumbuhkan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat itu adalah sama. Hanya dengan ketersediaan anggaran dan kebijakan pemerintah di dalam mengalokasikan anggaran tentunya ada skala-skala prioritas pada program-program jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Saya kira terminologi itu sudah jelas dari awal, sehingga kata “super” tolong tidak digunakan supaya tidak mengandung pengertian yang lain-lain diantara kita sesama kita dan ini menurut hemat saya secara apa tidak baik.

Yang berikutnya tadi teman-teman sudah melakukan berbagai masukan atau koreksi. Secara pembangunan infrastruktur di dalam katakanlah KSPN yang hal ini 5 kawasan yang sudah ditetapkan untuk prioritas-prioritas ke depan, tentunya tidaklah hanya kesiapan infrastruktur fisik semata, tentunya juga harus dipersiapkan dengan sumber daya manusia khususnya dalam rangka pelayanan-pelayanan peningkatan pariwisata tersebut. Itu juga yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan pada program-program 5 destinasi tujuan wisata tersebut. Ini barangkali yang harus menjadi program-program berikutnya setelah bicara infrastruktur itu sendiri.

Contoh misalnya Pak Menteri Perhubungan di kawasan Danau Toba dalam pelayanan kapal ya, Ro Ro Ihan Batak ya? Tentunya bagaimana tingkat pelayanannya secara tahap demi tahap di manajemennya dibetulin diperbaiki sesuai dengan kebutuhan situasi pada permintaan di mana peningkatan pariwisata itu melonjak. Khususnya pada hari-hari besar, Natal, Tahun Baru dan Lebaran. Tentunya di sini tidak kaku ya, bahkan bisa sampai katakanlah mungkin pelayanan itu 1x24 jam dalam hari-hari tertentu.

Nah tentunya juga hal-hal seperti ini ada kebijakan juga terhadap katakanlah para pelayanan terhadap petugas-petugas yang bertugas mungkin sampai 24 jam pada hari-hari tertentu. Walaupun itu tidak menjadi SOP yang standar umum, tetapi ada hal-hal yang sangat khusus di mana masyarakat antri sehingga tidak boleh kapal itu berhenti, itu pun hanya beberapa hari tertentu dalam puncak dari pada kawasan pariwisata itu pada event-event tertentu. Ini barangkali karena kemarin itu, itu terjadi kok berhenti sementara antrian masih nunggu misalnya. Ini juga hal-hal seperti ini diperhatikan.

Demikian juga dengan hal-hal yang lain walaupun sifatnya kecil, tetapi itu juga sangat menentukan di dalam kekecewaan atau kepuasan pelayanan pariwisata kita di dalam pemerintah terhadap masyarakat, apa lagi kepada masyarakat-masyarakat luar ya. Kita tidak mengatakan bahwa kita prioritas atau lebih super kepada masyarakat luar, termasuk juga masyarakat kita sendiri. Artinya pelayanan pariwisata itu sudah merupakan suatu kewajiban kita untuk semakin hari semakin baik dan semakin baik. Karena apa? Infrastrukturnya tentunya sudah semakin baik, tentunya pelayanannya pun harus juga semakin baik, khususnya manusianya di dalam tingkat pengetahuan dan pelayanan itu sendiri.

Demikian Pimpinan sekedar masukan, terima kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Terima kasih Pak Jhoni.

Silakan Mas Vino. Bersiap-siap Ibu Sri Wahyuni. F-PDIP (MOCHAMAD HERVIANO):

Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Kepada yang terhormat Bapak Wakil Ketua DPR, Pak Rachmat Gobel, Kepada Ketua Komisi dan Pak Wakil Ketua,

Beserta Bapak Ibu rekan-rekan Anggota Komisi V, para senior yang kami hormati,

Yang terhormat Bapak Menteri Perhubungan, beserta jajaran, Bapak Menteri PUPR dan Wamen beserta jajaran,

Bapak PLH Basarnas beserta jajaran.

Alhamdulillaah puji syukur ke hadirat Allah SWT, kita dapat bertemu pandang di siang yang berbahagia ini. Dan kami sebagai mitra kerja sangat mengapresiasi pak atas program dan langkah-langkah yang sudah dijalankan dalam konteks persiapan infrastruktur dan transportasi di 5 destinasi prioritas wisata nasional dalam rangka mengentaskan kesejahteraan rakyat.

Mungkin kami hanya titip sedikit kita me-refresh dalam landasan konstitusi kita di Undang-undang 45 Pasal 27 Ayat (1), Pasal 28A, Pasal 28C Ayat (2), Pasal 28D Ayat (1), Pasal 28H Ayat (1), (2) dan (4), Pasal 33 Ayat (3), Pasal 33 Ayat (4), bahwasanya pembangunan itu harus berlandaskan demokrasi, demokrasi yang berasaskan keadilan dan kemanusiaan pak.

Kami tidak bosan-bosannya akan terus menyampaikan hal tersebut, mohon izin bahwasanya terutama di sektor-sektor yang vital infrastruktur maupun infrastruktur transportasi yang mendukung langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan 5 destinasi super prioritas ini.

Dalam prosesnya kami titip pak karena kami masih banyak mendapat aspirasi, masih banyak dinamika, problematika lagi-lagi masalah infrastruktur lahan dalam pembangunan-pembangunan masih sangat banyak miss-komunikasi antara warga dengan mitra kerja pak. Itu kami harap mohon menjadi atensi, dibuka ruang persuasi dulu dalam proses pembangunan tersebut, kami harapkan seperti itu. Karena sejatinya ini semua tujuannya adalah untuk kemanfaatan warga, rakyat, bangsa dan negara.

Dan juga di sini diatur dalam TAP MPR No.16/MPR Tahun 1998 tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi pak. Di situ jelas disebutkan dalam Pasal 1, Pasal 6, Pasal 5 mohon maaf, Pasal 6, Pasal 7 bahwa dalam pembangunan ini juga pasti melibatkan pihak-pihak pemerintah dan juga swasta pak.

Dan kami harap di situ nanti bisa dibaca seperti ada Pasal 5 usaha kecil, menengah dan koperasi sebagai pilar utama ekonomi nasional harus memperoleh kesempatan utama, dukungan perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas pada kelompok usaha ekonomi rakyat tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.

Selanjutnya di Pasal 6 mungkin ini yang menjadi catatan pak, bahwa usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara mempunyai hak untuk berusaha dan mengelola sumber daya alam dengan cara yang sehat dan bermitra dengan pengusaha kecil, menengah dan koperasi. Di TAP MPR tersebut jelas pak kaitannya dengan BUMN-BUMN yang secara langsung terlibat dalam sinergitas pembangunan ini mohon betul-betul bersinergi dengan usaha kecil dan rakyat.

Dan dalam proses seperti tadi yang tadi saya sampaikan dalam proses pembebasan lahan juga harus betul-betul berpihak terhadap rakyat pak. Dan juga kami tadi dititipi oleh senior kami Pak Sudjadi bahwasanya perlu dibuka ruang seluas-luasnya melibatkan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur transportasi dari 5 destinasi kawasan super prioritas tersebut. Saya kira itu yang bisa kami sampaikan pak, semoga menjadi atensi prioritas dari mitra kerja kami semua.

Terima kasih, kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT / KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.SOS, M.Si./ F-PDIP):

Terima kasih Mas Vino.

Selanjutnya Ibu Sri Wahyuni, terakhir Pak Roberth Rouw. F-P.NASDEM (SRI WAHYUNI):

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera buat kita semua.

Yang saya hormati Bapak Wakil Ketua DPR RI,

Yang saya hormati saya banggakan Ketua Komisi V beserta Wakil Ketua, Yang saya sayangi juga rekan-rekan Komisi V,

Dan yang saya hormati Pak Menteri, Pak Deputi, Dirjen, beserta seluruh jajaran.

Saya hanya menyampaikan beberapa satu hal, satu masukan saja, karena tadi beberapa hal sudah disampaikan oleh rekan-rekan dan menurut mengingat petunjuk dari Bapak Ketua Komisi kalau ada hal yang sama kalau bisa tidak usah diulang-ulang disampaikan begitu ya.