• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan warga binaan

REDUKSI DATA, DISPLAY , KESIMPULAN

1. Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan warga binaan

a. Apa yang melatarbelakangi para warga binaan perempuan menjadi narapidana di Lapas Wirogunan ?

KD : disini kasusnya macam-macam mbak ada yang masuk karena penipuan, penggelapan uang, nakoba ada juga yang pembunuhan. Kebanyakan mereka masuk Lapas dikarenakan faktor ekoomi, mau keja tetapi kemampuan mereka terbatas padahal kebutuhan terus meningkat, tanpa berfikir panjang mereka terpaksa melakukan tindakan kriminal seperti yang saya sebutkan tadi. Selain itu juga mereka kurang paham tentang hukum.

AM : Banyak alasan mereka itu masuk sini. Ada yang nipu biar bisa dapet uang, ada yang judi, narkoba tapi kebanyakan jadi pengedar kalo sini. Ya intinya banyak, tapi memang disini kasusnya mayoritas penipuan sama narkoba itu kalau kasus yang warga binaan perempuan. Ya alasan mereka melakukan itu ada yang karena kepepet nggak punya uang akhirnya nipu, menggelapkan uang dan tindakan criminal lainnya, karna ya memang apa-apa mahal sedangkan kebutuhan hidup mereka juga meningkat dan pada akhirnya mereka melakukan tindakan yang melanggar hokum seperti itu. Kesimpulan : Para perempuan yang menjadi Warga Binaan Pemasyarakatan

mayoritas disebabkan karena faktor ekonomi keluarga sehingga mereka melakukan tindakan seperti penipuan, penggelapan, pencurian, dan pengedar narkoba untuk mencukupi kebutuhan hidup dan tidak memikirkan akibat dari melakukan tindakan pelanggaran hukum tersebut

159

dikarenakan masih sedikitnya pemahaman mereka tentang hukum yang berlaku.

b. Bagaimana kontribusi pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan terhadap warga binaan perempuan dalam pemberdayaan perempuan ?

KD : Pastinya sangat berkontribusi sekali,apa lagi untuk mereka yang masuk disini karena faktor ekonomi, jadi sedikit banyak membekali mereka keterampilan yang nantinya bermanfaat ketika mereka keluarr dari sini agar tidak melakukan tindakan melanggar hukum karena alasan ekonomi itu tadi. Pada dasarnya pembinaan yang dilakukan disini kan untuk membangun diri mereka kembali, dari segi mentalnya dibina, agamanya dibina, pendidikannya dibina, keteampilan pun juga diberikan, harapannya agar mereka tidak mengulangi kesalahan itu tadi.

KS : Ya sangat berkontribusi sekali mbak, apalagi melalui kegiatan keterampilan seperti ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan yang mereka miliki, nanti hasilnya dijual kan bisa untuk nambah pendapatanselama disini. Apalagi untuk mereka yang latar belakang masuk sini karena masalah ekonomi, nanti kalau sudah bebas kan bisa dipraktekkan dirumah biar nggak melakukan kesalahan lagi.

Kesimpulan : Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan sangat berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan karena selain mental, kerokhanian dan pendidikan mereka dibina, mereka juga diberikan keterampilan agar dapat mengembangkan minat, bakat dan potensi yang dimliki sehingga ketika mereka bebas nanti

160

dapat menjadi bekal untuk berbaur kembali dengan masyarakat dan tidak melakukan kesalahan lagi karena alasan ekonomi.

c. Apa saja program pembinaan keterampilan yang diberikan untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ?

KD : Untuk pembinaan disini dibagi menjadi 2, ada pembinaan kepibadian dan pembinaan kemandirian. Kalau pembinaan kepribadian itu melputi pembinaan jasmani melalui kegiatan keolahragaan, ada pembinaan kerokhanian ada juga pembinaan intelektual. Kalau pembinaan kemandirian ada pembinaan bakat dan keterampilan. Pembinaan keterampilan khusus untk warga binaan perempuan yang saat ini masih berjalan itu ada keterampilan menjahit, terus mbatik, merajut ada juga

handycraftitu daari manik-manik dibuat menjadi tas atau dompet atau bunga hias seperti ini.

KS : Iya disini pembinaan ada 2 macem mbak, ada pembinaan kepribadian itu kegiatannya ada kegiatan olahraga, ada juga kegiatan kerokhanian menurut agama yang mereka anut, ada juga pembinaan kesehatan. Kalau untuk pembinaan kemandirian itu ada pembinaan menurut bakat dan pembinaan keterampilan. Kalau pembinaan bakat saat ini ada kegiatan menyanyi, ada menulis puisi, ada juga menari. Untuk pembinaan keterampilannya ada mbatik tapi khusus batik tulis seperti ini, ada menjahit, rajut dan handycraft.

Kesimpulan : Program pembinaan keterampilan yang diberikan khusus untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan saat ini ada pembinaan keterampilan menjahit, batik tulis, merajut dan

161

.

d. Bagaimana perencanaan pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ?

KD : Untuk perencanaannya kami lakukan identifikasi terlebih dahulu. Jadi warga binaan yang baru masuk langsung diberikan wali. Nah wali tadi bertanggungjawab atas warga binaannya itu tadi, jadi wali harus mengetahui bakat, potensi dan minat yang warga binaan miliki. Nah setelah tau apa bakat dan minatnya tadi, kita salurkan melalui pembinaan yang ada, dengan syarat warga binaan tadi sudah berstatus sebagai narapidana. Kalau sudah tau apa bakat minatnya, setelah itu ditentukan apa kegiatan yang sesuai dengan potensi yang dimilki

KS : Ya kalau untuk perencanaannya harus kita sesuaikan dengan bakat dan minat warga binaannya mbak, kita lakukan identifikasi dulu apa bakatnya, apa minatnya, baru setelah itu didiskusikan sama Petugas Lembaga Pemasyarakatan lalu Bapak Kalapas juga, untuk menentukan keterampilan apa yang akan diberikan. Kadang ada juga kegiatan pelatihan keterampilan dari luar mbak, dari mahasiswa yang praktek, apa lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lapas. Kayak batik ini, dulu awalnya dari mahasiswaAtmajaya yang praktek disini, kebetulan saya juga lagi belajar batik tulis juga, yang minat juga ada, makanya saya lanjutkanmbak batik tulisnya.

Kesimpulan : perencanaan pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan adalah pertama-tama dilakukan perwalian untuk setiap warga binaan, tujuannya adalah untuk mengetahui bakat, minat dan potensi yang dimiliki oleh para warga binaan. Setelah

162

mengetahui hasilnya, lalu didiskusikan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan dan Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk kemudian ditentukan pembinaan keterampilan apa yang sesuai untuk warga binaan. Selain itu, pembinaan keterampilan kadang diisi kegiatan keterampilan dari luar misalnya dari mahasiswa yang sedang melakukan praktek dan lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan.

e. Bagaimana materi yang diberikan dalam pembinaan keterampilan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ?

AS : Ya kalau saya pribadi menyampaikan materi ya santai mbak yang penting bisa dipahami sama warga binaan, disesuaikan juga dengan kegiatan keterampilannya. Kalau menjahit ya diberikan materi dasar dulu awalnya, nanti langsung praktek. Kalau batik kan dulu materinya dari pembina yang disedikan mahasiswa Atmajaya, kalau sekarang praktek terus, cuma disediakan buku kalau mau mempelajari tentang batik lebih dalam lagi.

BN : Kalau materi yang diberikan ya jelas mbak, gampang dimengerti. Saya kan ikut menjahit, jadi dulu dikasih materi tentang membuat pola dasar dulu, caranya ngukur gimana, alat-alatnya apa aja, gimana cara njaitnya, ya sampai sekarang jadi bisa ini mbak, pokoknya banyak mbak, lengkap. SL : Materi ya mbak, ya jelas mbak cara menyampaikan pada kita juga enak,

enggak sepaneng, ya gampang aja mbak ngikutinnya. Dulu dijelasin tentang cara membatik dulu, terus langsung praktek nggambar motif batik, terus di gambar pake malam kayak gini mbak, habis ini kan dikasih warna, terus dilorot, terus udah jadi batiknya.

163

Kesimpulan : materi yang disampaikan oleh pembina teknis disesuaikan dengan keterampilan yang diajarkan kepada warga binaan perempuan. Dimulai dari diberikan materi dasar hingga mempraktekkan langsung keterampilan yang diajarkan. Warga binaan perempuan juga disediakan buku jika ingin memperdalam pengetahuan sesuai dengan keterampilan yang mereka minati. Penyampaian materi yang dilakukan santai dan mudah dipahami oleh warga binaan perempuan.

f. Bagaimana metode yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan ?

AS : Metode yang saya pakai selama pembelajaran ya macem-macem mbak, kadang ceramah, kadang saya beri motivasi, tetapi kebanyakan memang praktek langsung kayak gini. Biasanya saya kalau materi cuma 15% aja, nanti selebihnya praktek soalnya kalau keterampilan kan memang banyak prakteknya dari pada materi, nanti sambil jalan saya sisipkan motivas-motivasi untuk mereka, biar mereka tetep semangat ikut kegiatan seperti ini. Kalau metode pembinaan untuk warga binaan tahanan gini kan beda mbak, harus lebih ke personal pendekatnnya biar kalo ada apa-apa kita bisa selesaikan bersama-sama.

SL : Kalau metodenya ya kebanyakan kita praktek e mbak, paling materi itu cuma pas awal aja, kalau udah pada ngerti ya pada langsung praktek sendiri-sendiri kayak gini. Ya kadang diberikan motivasi juga pas praktek, maklum to mbak kadang-kadang jenuh apalagi mbatik kayak gini, harus tlaten dan memang lama kan prosesnya. Kalau nanti ada kesulitan ya tanya sama pembina teknisnya kalau enggak ya tanya temen yang udah bisa.

164

Kesimpulan : Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan menggunakan beberapa metode yakni ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Karena pembinaan yang diajarkan bersifat keterampilan, maka lebih banyak dilakukan praktek secara langsung, tetapi diawal kegiatan tetap diberikan materi dasar dengan metode ceramah dan pada saat kegiatan praktek berlangsung juga diberikan materi motivasi, hal tersebut dilakukan agar warga binaan perempuan tetap mempunyai semangat mengikuti kegiatan keterampilan.

g. Bagaimana penyediaan sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan ?

AS :Untuk sarana dan prasarananya ya kita sesuaikan dengan keterampilannya mbak. Kalo untuk menjahit ya kita sediakan alat jahitituada 3 dapatdaripihakRomo Kisser dariPusatKatholik Yogyakarta, adajuga yang dari GKR Hemas. Untuk rajut juga begitu, kita sediakan bahan dan alatnya. Untuk mbatik ini juga kita sediakan, ya sebisa mungin kita sediakan mbak, kalau nggak ada kegiatan kayak gini juga mereka mau ngapain, jadi ya pinter-pinterya kita aja ngolah dananya gimana biar semua bisa terfasilitasi.

BN : Ya lengkap kok mbak sarananya, sudah disediakan alat jahitnya, bahan juga disediakan sini. Tapi ya tetep terbatas mbak, kadang kalo saya punya ide pengen buat apa gitu kadang pake uang saya pribadi, tak suruh belikan bahan sama petugasnya, kayak gitu mbak. Kayak kreasi sendal kayak gini

165

mbak, ini bahannya yang beli pake uang saya pribadi, nanti kita jual ke petugas sini, uangnya kan lumayan bisa buat beli bahan lagi nanti mbak. SL : Kalo sarananya ya sudah cukup mbak disini, ya namanya juga untuk

orang banyak mbak dan dananya juga harus dibagi-bagi sama kegiatan lainnya. Kalo untuk batiknya ya memang sudah cukup mbak saat ini, hanya untuk pewarnaannya saja yang belum bagus, belum kayak batik-batik yang dijual diluar, soalnya memang terbatas mbak dananya, jadi pewarnanya kita beli yang sesuai dana saja, itu juga ngggak dilakukan di blok wanita mbak, tapi di bimker laki-laki sana soalnya disini nggak ada tempat buat pewarnaan batiknya..

SM : Kebetulan saya dulu kan ikut ngrajut mbak, jadi ya disini aja ngerjainnya, pake sarana yang ada disini, menurut saya udah cukup sih mbak sarananya, he em. Abis rajutan kita selese nanti gantian yang ikut njait yang nyelesain, misal pasang ritslitig gitu, itu yang masang ya yang ikut njait itu, jadi kita kerjasama disini. cuma karna sekarang lagi nggak ada orderan dan barangnya dari hasil rajut itu masih banyak, jadinya saya pindah ke batik mbak sementara.

Kesimpulan : Penyediaan sarana dan prasarana yang dipakai dalam pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lapas Wirogunan sudah cukup memadai dan semua kegiatan pembinaan keterampilan terfasilitasi walaupun dana yang disediakan terbatas, semaksimal mungkin dana yang ada dikelola dengan baik. Selain itu Lapas Wirogunan juga mendapatkan bantuan dari pihak atau lembag alain yang membantu dalam pengadaan peralatan untuk pembinaan keterampilan. Warga binaan perempuan juga ikut membeli bahan dengan uang mereka

166

pribadi jika bahan yang disediakan oleh Lapas Wirogunan tidak mencukupi sedangkan mereka punya ide dan kreasi yang ingin dibuat. Selain itu, dilakukan kerjasama antar kegiatan keterampilan satu dengan kegiatan keterampilan lainya untuk menghasilkan produk jadi.

h. Bagaimana cara melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan pembinaan keterampilan yang ada di Lapas Wirogunan ?

AS : Kalau evaluasi ya saya lakukan setiap mereka praktek mbak, jadi kalau mereka salah gitu langsung saya benerin. Sepertiini ni mbak pas mbatik misalnya, harus nyambung terus garisnya gak boleh putus-putus, mbatiknya juga harus bolak-balik, kalo mereka salah nanti keliatan pas malamnya udah dilorot keliatan kalo garisnya putus-putus nanti hasinya ndak begitu bagus. Makanya saya benerin saat mereka praktek seperti ini mbak, saya perhatikan satu-satu biar keliatan mana yang salah, jadi mereka juga langsung tau mana yang salah.

SL : Oh kalau kayak gitu langsung dibenerin mbak sama bu AS. Misal nanti saya salah pas mbatik kayak gini langsung dibenerin gimana harusnya. Kalau nggak gitu ya kita nggak tau mbak, kalau salah pasti ketahuan pas batiknya jadi nanti mbak, keliatan tidak rapi gitu.

BN : Kalau evaluasi untuk menjahit sih itu mbak cuma kalo saya mbuat pakaian misale buat baju, blouse wanita, rok kayak gitu, langsung dinilai sama bu AS, kalo salah langsung dibenerin, kalo enggak ya saya yang Tanya sama bu AS gimana caranya yang bener gitu. Tapi kalo Cuma mbuat dompet apa tempat kasur kayak gini kan ide dari saya sendiri, jadi

167

ya jarang mbak dievaluasi, palingan kalo saya bingung ya Tanya langsung sama bu AS, nanti dijelasin caranya gimana.

Kesimpulan : Teknik atau cara melakukan evaluasi untuk setiap kegiatan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan, dilakukan secara langsung dan Tanya jawab. Pembina teknis mengamati setiap kegiatan yang dilakukan warga binaan saat praktek, jika terjadi kesalahan saat melakukan praktek langsung dievaluasi oleh Pembina teknis, sehingga warga binaan langsung mengetahui cara yang benar. Selain itu dilakukan Tanya jawab kepada Pembina teknis jika ada warga binaan yang tidak paham saat melakukan kegiatan praktek sesuai keterampilan yang diikuti.

i. Bagaimana partisipasi para warga binaan perempuan dalam mengikuti pembinaan keterampilan di Lapas Wirogunan ?

AS : Ya kayak gini mbak, yang minat-minat saja yang mau ikut. Soalnya kan tidak cuma keterampilan saja, ada juga yang ikut pengembangan bakat, minat setiap orang kan beda-beda. Lha kayak mbatik tulis kayak gini, kalau nggak minat ya gak bakal mau dia, soalnya harus tlaten, prosesnya juga lama. Tapi ya semaksimal mungkin kita tetep memfasilitasi yang mau ikut keterampilan kayak gini.

SM : Kalo yang ikut rajut memang banyak mbak, soale mudah kan bisa disambi juga pas di blok. Karna lagi nggak ada orderan aja saya pindah di batik, saya juga seneng nggambar-nggambar kayak gini, dulu sebelum pindah kesini juga pernah ikut mbatik, jadi disini tinggal nerusin aja mbak. Memang sedikit mbak yang minat kalo batik, lama kan prosesnya,

168

jadi kalo memang gak minat apa gak mood gitu udah gak mungkin mau mbak.

BN : Yang ikut menjahit Cuma dikit sih mbak, he em. Padahal mesin jahit juga sudah disediakan, memang minatnya kan beda-beda kan mbak. Kalau saya dari dulu disini memang seneng njait mbak, apalagi kayak gini kan bisa mengembangkan kreatifitas kita. Jadi seneng aja gitu mbak kalo punya ide terus bisa dibuat disini, seneng lagi kalau ada yang mau beli gitu karna bagus.

Kesimpulan : Partisipasi para warga binaan perempuan dalam mengikuti pembinaan keterampilan di Lapas Wirogunan sudah cukup baik, keterampilan sesuai dengan minat yang dimiliki.

j. Bagaimana sikap para warga binaan perempuan saat mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan ?

AS : WBP disini saat mengikuti kegiatan keterampilanya biasas aja mbak, baik, sopan dengan orang yang lebih tua, sopan sama petugasnya, sopan juga sama Pembina teknisnya.

KD : Sikapnya ya sopan, aktif, antusias saat mengikuti kegiatan keterampilan seperti ini. Apalagi mereka ikut kegiatan ini memang sesuai dengan minat dan bakat mereka, jadi ya ikut terus kecuali ada kegiatan lain yang mengharuskan dia ijin tidak ikut kegiatan keterampilan. Baru mereka tidak ikut kegiatan disini.

Kesimpulan :Sikap warga binaan perempuan saat mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan yaitu baik dan sopan antar sesama warga binaan, dengan Petugas lembaga pemasyarakatan maupun dengan Pembina teknis. Warga binaan perempuan juga aktif dan antusias dalam

169

mengikuti kegiatan keterampilan dikarenakan mereka mempunyai minat dan bakat dalam kegiatan keterampilan yang mereka pilih. k. Bagaimana interaksi antar warga binaan perempuan ?

KD :Ya sejauh ini baik-baik saja mbak. Tidak ada masalah atau keributan sampai fatal itu belum ada dan semoga tidak ada.Ya kalau Cuma masalah antar pribadi itu pasti ada namanya juga hidup dalam satu blok apalagi perempuan semua, tapi sejauh ini masih wajar, masih bisa diselesaikan. BN : Baik kok mbak, nggak ada apa-apa. Malahan kita akrab mbak punya

temen curhat, dianggep keluarga sendiri, kalo ada masalah ya paling Cuma sebentar mbak nggak lama, paling juga Cuma masalah kecil gitu. Kesimpulan :Interaksi atau hubungan antara warga binaan perempuan satu

dengan warga binaan perempuan lainnya terjalin dengan harmonis, merasa sudah seperti keluarga sendiri, sehingga jika ada masalah dapat diselesaikan secara baik-baik.

l. Bagaimana interaksi warga binaan perempuan dengan Petugas Lembaga Pemasyarakatan maupun pembina teknis?

AS :Ya karna saya disini sebagai Pembina teknisnya mereka ya mereka baik, sopan sama saya. Ya seperti hubungan antara guru dan murid gitu aja, tetep ada guyon, tapi kalo pas serius ya serius, kalau nggak tau ya mereka Tanya sama saya.

AM : Sejauh ini sih Alhamdulilah baik-baik ya mereka, apalagi dengan Petugasnya disini, soalnya disini kan juga dibina kepribadian mereka, dinilai juga, kalo kepribadian mereka jelek pasti walinya juga kena nanti. BN : Disini baik-baik kok mbak Petugasnya, mudah akrab juga, soalnya sering ketemu kan mbak. Ya kadang-kadang aja mereka tegas gitu kalo

170

kita salah, tapi nggak sampe yang galak-galak gitu, soalnya disini kan ada aturannya mbak nggak boleh seenaknya.

Kesimpulan : Interaksi atau hubunganwarga binaan perempuan dengan Petugas Lembaga Pemasyarakatan maupun pembina teknis berjalan dengan baik dan harmonis.

2. Hasil dari pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan di Lapas