• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

B. HASIL PENELITIAN

2. Perencanaan Pembinaan Keterampilan

Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan

115

datang (Sudjana, 2004:57). Menurut Sudjana (2000: 218) tahap perencanaan adalah tahap dimana penggerak atau penyelenggara program mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan program. Adapun kegiatan yang perlu dilakukan penggerak atau penyelenggara program dalam tahap perencanaan ini adalah 1) Menentukan kelompok sasaran, 2) Mengidentifikasi kelompok sasaran, 3) Mempelajari data tentang kelompok sasaran, 4) Menentukan prioritas kebutuhan dan masalah, 5) Menetapkan topik dan tujuan program, 6) Menyusun materi, 7) Memilih dan menentukan metode dan teknik, 8) Menyiapkan daftar sasaran dan, 9) Menentukan waktu dan tempat.

Dalam Pemberdayaan Perempuan melalui Pembinaan Keterampilan ini proses perencanaan yang dilakukan sama seperti teori, pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan dilakukan dengan langkah berikut :

a) Menentukan kelompok sasaran. Dalam kegiatan pemberdayaan melalui pembinaan keterampilan yang dijadikan kelompok sasaran program adalah para warga binaan pemasyarakatan, khususnya warga binaan perempuan.

b) Mengidentifikasi kelompok sasaran. Pada langkah ini Petugas Pemasyarakatan atau wali dari warga binaan melakukan identifikasi kepada warga binaan perempuan untuk mencari informasi tentang potensi yang dimiliki. Setelah minat bakat dan potensi yang ada pada warga binaan teridentifikasi, kemudian akan disesuaikan dengan

116

program-program yang akan dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan, khususnya program pembinaan keterampilan.

c) Mempelajari data tentang kelompok sasaran yaitu setelah hasil identifikasi minat bakat dan potensi yang dimiliki oleh warga binaan perempuan diperoleh, kemudian hasil tersebut dipelajari untuk kemudian diambil alternatif kegiatan pembinaan keterampilan yang sesuai dengan potensi para warga binaan perempuan. Sehingga dalam tahap ini sangat penting dilakukan dalam menentukan program pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan agar potensi yang mereka miliki dapat berkembang dan dapat dijadikan bekal ketika bebas nanti.

d) Menentukan prioritas kebutuhan dan masalah. Dalam tahap ini Petugas Pemasyarakatan melakukan koordinasi dalam menentukan program pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan. Setelah program ditentukan, kemudian Petugas Pemasyarakatan melaporkan hasil koordinasi kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan untuk dimintakan persetujuan.

e) Menetapkan topik dan tujuan program. Setelah program pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan ditentukan, langkah selanjutnya yakni menetapkan tujuan program pembinaan sesuai dengan tujuan pembinaan warga binaan pemasyarakatan yaitu bertujuan agar mereka dapat menjadi manusia seutuhnya.

117

f) Menyusun materi. Setelah program pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan sudah ditentukan, maka setelah itu disusun materi yang sesuai dengan program pembinaan keterampilan. Dalam penyusunan materi ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang relevan seperti buku panduan, modul dan sumber-sumber lainnya serta dibantu oleh pembina teknis yang sudah ditentukan sebelumnya. Muatan atau isi materi juga disesuaikan dengan kondisi warga binaan perempuan, yakni isi materi hanya sebatas materi dasar saja. Akan tetapi jika warga binaan perempuan ingin memperdalam pengetahuan tentang pembinaan keterampilan yang diminati, maka disediakan buku bacaan di perpustakaan.

g) Memilih dan menentukan metode dan teknik. Setelah materi kegiatan pembinaan keterampilan disusun, langkah selanjutnya yakni memilih dan menentukan metode dan teknik yang akan digunakan untuk pembelajaran warga binaan perempuan. Metode yang digunakan sesuai dengan metode warga binaan pemasyarakatan yakni melalui metode ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Karena pembinaan yang diajarkan bersifat keterampilan, maka lebih banyak dilakukan praktek secara langsung, tetapi diawal kegiatan tetap diberikan materi dasar dengan metode ceramah dan pada saat kegiatan praktek berlangsung juga diberikan materi motivasi. Selain itu, dilakukan pendekatan secara personal agar pembina teknis dapat mengetahui seberapa jauh

118

pemahaman warga binaan perempuan terhadap pembinaan keterampilan yang diikuti.

h) Menyiapkan daftar sasaran. Dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan dicatat daftar warga binaan sebelum kegiatan dilaksanakan. Daftar tersebut digunakan untuk mengetahui kehadiran warga binaan perempuan yang mengikuti pembinaan keterampilan.

i) Menentukan waktu dan tempat. Kegiatan pembinaan keterampilan perempuan dilaksanakan setiap hari dan bertempat di Blok Wanita. 3. Pelaksanaan Pembinaan Keterampilan

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, program pembinaan untuk warga binaan perempuan yang akan dilaksanakan yakni pembinaan keterampilan menjahit, pembinaan keterampilan merajut, pembinaan keterampilan membatik dan pembinan keterampilan handycraft. Dalam pelaksanaan pembinaan keterampilan disesuaikan dengan materi, metode dan sarana dan prasarana yang sudah disediakan. Materi yang disampaikan berupa materi dasar masing-masing pembinaan keterampilan. Sedangkan metode yang digunakan yaitu dengan metode ceramah, praktek, pemberian motivasi serta pendekatan secara personal dan kelompok. Penggunaan metode sangat berpengaruh dalam kegiatan pembinaan keterampilan agar tujuan dari pembinaan dapat tercapai. Pembinaan keterampilan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan menggunakan metode ceramah, praktek dan pemberian motivasi serta pendekatan secara personal

119

dan kelompok.Karena pembinaan yang diajarkan bersifat keterampilan, maka lebih banyak dilakukan praktek secara langsung, tetapi diawal kegiatan tetap diberikan materi dasar dengan metode ceramah dan pada saat kegiatan praktek berlangsung juga diberikan materi motivasi, hal tersebut dilakukan agar warga binaan perempuan tetap mempunyai semangat mengikuti kegiatan keterampilan.Selain itu, dilakukan pendekatan secara personal agar pembina teknis dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman warga binaan terhadap pembinaan keterampilan yang diikuti.

Hal tersebut sesuai dengan metode pembinaan warga binaan pemasyarakatan menurut Departemen Kehakiman dan HAM RI (2004: 65) yaitu :

1) Pembinaan berupa interaksi langsung yang sifatnyakekeluargaan antara instruktur atau Pembina dengan yang dibina (warga binaan). 2) Pembinaan bersifat persuasif edukatif yaitu berusaha merubah

tingkah lakunya melalui keteladanan dan memperlakukan adil di antara sesama mereka sehingga menggugah hatinya untuk melakukan hal-hal yang terpuji, menempatkan warga binaan pemasyarakatan sebagai manusia yang memiliki potensi dan memiliki harga diri dengan hak-hak dan kewajibannya dengan manusia lainnya.

3) Pembinaan berencana, terus-menerus dan sistematis.

4) Pemeliharaan dan peningkatan langkah-langkah keamanan yang disesuaikan dengan tingkat keadaan yang dihadapi.

120

5) Pendekatan individual dan kelompok

Dalam tahap pelaksanaan para penyelenggara program sudah terlibat langsung dalam pelaksanaan program pembinaan keterampilan. Pelaksanaan program pembinaan keterampilan dilaksanakan setiap hari di Blok Wanita. Menurut Sudjana (2000: 220) ada beberapa langkah yang perlu dilakukan penyelenggara program dalam tahap pelaksanaan program di lapangan adalah a) Melakukan konsultasi kepada pemuka masyarakat, b) Berkomunikasi dengan sasaran, c) Menjelaskan manfaat program bagi kelompok sasaran, dan d) Mencatat sasaran dan peristiwa program.

Pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pembinaan keterampilan untuk warga binaan perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ini proses yang dilakukan tidak bisa sepenuhnya sama seperti teori, pemberdayaan yang dilakukan melalui pembinaan keterampilan dilakukan dalam 3 langkah, yakni :

(1) Melakukan konsultasi kepada pemuka masyarakat. Dalam hal ini konsultasi dilakukan kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Melalui konsultasi ini penyeleggara program yakni Petugas Pemasyarakatan dapat memperoleh masukan mengenai pelaksanaan program pembinaan keterampilan.

(2) Berkomunikasi dengan sasaran. Dalam hal berkomunikasi dengan warga binaan perempuan, Petugas Pemasyarakatan dan Pembina Teknis menggunakan materi, metode dan teknik, sarana dan

121

prasarana yang telah disiapkan, serta waktu dan tempat sebagaimana telah diuraikan dalam tahap persiapan.

(3) Menjelaskan manfaat program bagi kelompok sasaran. Dalam hal ini Petugas Pemasyarakatan dan Pembina Teknis dalam memberikan materi disesuaikan dengan kondisi warga binaan perempuan agar dapat diterima dan dipahami oleh warga binaan perempuan. Selain itu, warga binaan perempuan diberikan materi motivasi agar menggugah hati, membangkitkan keinginan serta tetap menjaga semangat warga binaan perempuan dalam mengikuti kegiatan pembinaan keterampilan. Pembina Teknis juga menyampaikan manfaat dan tujuan dari pembinaan keterampilan yakni untuk memberikan bekal ketrampilan kepada mereka untuk dijadikan mata pencaharian setelah mereka bebas dari lembaga pemasyarakatan. 4. Evaluasi Pembinaan Keterampilan

Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan program yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah program sudah sesuai dengan rencana, dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara serta data-data yang diperoleh di lapangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap evaluasi yang dilakukan dalam pembinaan keterampilan dilakukan oleh Pembina Teknis, evaluasi biasanya dilakukan ketika proses pembinaan keterampilan berjalan yakni dengan mengamati secara langsung warga binaan perempuan saat melakukan kegiatan keterampilan ataupun dengan

122

melakukan tanya jawab antara warga binaan perempuan dengan pembina teknis saat penyampaian materi ataupun saat praktek pembinaan keterampilan. Hal tersebut dinilai efektif dikarenakan kegiatan praktek lebih banyak digunakan dari pada penyampaian materi. Dengan evaluasi langsung tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan program pembinaan keterampilan tersebut. Hal diatas sesuai dengan pendapat Syamsu Mappa (Sudjana, 2000: 267) bahwa penilaian program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan program pendidikan.

5. Hasil Pembinaan Keterampilan untuk Warga Binaan Perempuan