• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELUANG USAHA/ KERJA PASCA KONVERSI LAHAN PERTANIAN

Tersisihnya Peluang9 Usaha/ Kerja di Sektor Pertanian

Pertanian sangat penting dirasakan bagi mereka yang bermatapencaharian pada usaha tersebut. Terlebih jika usaha pada sektor pertanian menjadi mata pencaharain utama untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Riwayat jalan cerita sebagai penggarap telah lama dirasakan oleh rumahtangga petani penggarap di Kelurahan Mekarsari, bahkan ada yang telah menjadi penggarap sejak zaman penjajahan Jepang dan baru berhenti ketika lahan tersebut dijual oleh pemiliknya. Usaha pada sektor pertanian bagi mereka memberikan keamanan tersendiri dalam kelangsungan hidupnya, ditambah dengan selalu ada persediaan beras dan bisa mencapai pada musim panen berikutnya.

Pasca konversi lahan sawah yang telah terjadi di Kelurahan Mekarsari menyebabkan dampak bagi pihak yang tersisih yaitu rumahtangga petani penggarap dari mata pencahariannya. Perubahan pun terjadi tatkala pemilik lahan manjual lahannya kepada pihak lain untuk pergunakan di luar pertanian, yaitu sebagai bangunan. Awalnya, sulit bagi mereka untuk menerima kenyataan yang terjadi ketika harus melihat lahan garapannya berubah menjadi bangunan yang sudah tentu mereka tidak dapat lagi akses lahan tersebut. Kesedihan tidak dapat berlarut karena mereka harus segera mencari mata pencaharian pengganti untuk tetap mempertahankan hidup. Sulit bagi mereka saat ini ketika harus mencari lahan garapan pengganti karena semakin maraknya konversi yang terjadi. Selain itu, sulitnya akses terhadap pemilik lahan baru juga menjadi salah satu penghambat mendapatkan lahan garapan pengganti. Biasanya pemilik sawah telah memiliki penggarap yang sudah sejak lama menggarap lahannya, sehingga tidak mudah untuk mencari lahan garapan baru.

Hamparan sawah yang masih tersisa cukup luas saat ini letaknya di luar tempat tinggalnya, yaitu di luar desa/ kelurahan bahkan di luar kecamatan. Sehingga cukup sulit bagi mereka yang tidak mendapatkan lahan pengganti ketika ingin menjadi penggarap lagi. Adapun luasan sawah yang masih terdapat di sekitar area tempat mereka adalah sisa atau bahkan bisa saja sebagai calon konversi pada beberapa tahun kedepan. Melihat keadaan di sana, dari sekian responden, hanya 10 orang atau sebesar 29 persen yang saat ini mendapatkan lahan garapan pengganti di tempat lain, namun dengan luasan lahan yang relatif menurun. Walaupun demikian, mereka tetap merasa bersyukur karena masih bisa menggarap kembali. Bagi rumahtangga petani penggarap yang saat ini tidak memiliki lahan garapan pengganti, mereka harus mencari pekerjaan di luar sektor pertanian.

Di samping itu, kemampuan dan keahlian terbatas yang dimiliki oleh rumahtangga petani penggarap ini menyebabkan sulitnya bila harus kerja di luar pertanian. Bagi mereka yang berusia yang sudah tua merasa aman dan nyaman

ketika usaha pada sektor pertanian, dan merasa sulit bersaing ketika harus mencari pekerjaan di luar pertanian. Mayoritas responden merasa kesempatan kerja pada sektor pertanian saat ini adalah sulit, karena semakin maraknya fenomena konversi lahan pertanian sehingga semakin tersisihnya peluang/ usaha kerja pada sektor pertanian.

Tumbuhnya Peluang Usaha/ Kerja di Sektor Non-Pertanian

Konversi lahan pertanian yang saat ini terjadi tidak hanya menyebabkan tersisihnya usaha/ kerja pada sektor pertanian, tetapi memicu tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non-pertanian. Hal ini terjadi karena setelah hilangnya lahan garapan, mau tidak mau mereka harus mencari pekerjaan pengganti untuk tetap dapat mempertahankan hidupnya. Sehingga bekerja pada sektor non- pertanian pun menjadi pilihan saat ini. Tidak hanya bagi mereka yang sudah tidak memiliki lahan garapan, yang saat ini menjadi masih dapat menggarap juga ikut memanfaatkan peluang pada sektor non-pertanian.

Bagi mereka yang memilih untuk bekerja pada dua sektor tersebut karena merasa saat ini kebutuhan menjadi semakin meningkat diiringi dengan naiknya harga-harga. Sehingga bila hanya mengandalkan dari pertanian saja merasa kurang mencukupi yang kemudian dibantu bekerja pada sektor non-pertanian. Sayangnya, peluang tersebut tidak dimanfaatkan oleh semua rumahtangga petani penggarap yang masih menggarap. Hal ini dikarenakan usia yang sudah tua dan merasa kurang mampu ketika harus bekerja lagi. Tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non-pertanian seperti menjadi buruh bangunan, buruh cuci, berdagang dan sebagainya. Peluang tersebut menyebabkan perubahan pada pendapatan yang diperoleh oleh mereka saat ini. Pekerjaan pada sektor non-pertanian tersebut mayoritas dimiliki oleh responden yang dengan penghasilan yang tidak tetap setiap bulan.

Peluang usaha/ kerja pada sektor non-pertanian saat ini sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti adanya proyek pembangunan bagi buruh bangunan, pembeli bagi pedagang, penumpang bagi tukang becak dan sebagainya. Selain itu, peluang yang ada saat ini belum tentu terlihat untuk beberapa tahun yang akan datang, seperti buruh bangunan yang cukup menyerap tenaga kerja mereka khususnya bagi laki-laki. Jika proyek pembangunan saat ini telah selesai sulit dapat dibayangkan nasib mereka akan seperti apa.

Ketika ingin mendapatkan kesempatan atau peluang untuk bekerja yang lebih baik tidaklah mudah bagi mereka yang memiliki kemampuan dan keahlian yang terbatas. Salah satu contoh anggota rumahtangga petani penggarap yang saat ini ikut bekerja pada salah satu sekolah menjadi tenaga pengajar dengan gaji yang lumayan tiap bulan sehingga dapat membantu ekonomi kelurganya. Lain halnya dengan mereka yang bekerja menjadi pedagang dan tukang becak. Penghasilan ditentukan oleh banyak sedikitnya pembeli dan penumpang. Tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non-pertanian tidak diimbangi oleh kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. Sehingga pemanfaatannya pun pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan responden.

Ikhtisar

Usaha pada sektor pertanian bagi mereka memberikan keamanan tersendiri dalam kelangsungan hidupnya, ditambah dengan selalu ada persediaan beras dan bisa mencapai pada musim panen berikutnya. Pasca konversi lahan sawah yang telah terjadi di Kelurahan Mekarsari menyebabkan dampak bagi pihak yang tersisih yaitu rumahtangga petani penggarap dari mata pencahariannya. Sulit bagi mereka saat ini ketika harus mencari lahan garapan pengganti karena semakin maraknya konversi yang terjadi. Selain itu, sulitnya akses terhadap pemilik lahan baru juga menjadi salah satu penghambat mendapatkan lahan garapan pengganti. Hamparan sawah yang masih tersisa cukup luas saat ini letaknya di luar tempat tinggalnya. Adapun luasan sawah yang masih terdapat di sekitar area tempat mereka adalah sisa atau bahkan bisa saja sebagai calon konversi pada beberapa tahun kedepan.

Melihat keadaan di sana, dari sekian responden, hanya sepuluh orang atau sebesar 29 persen yang saat ini mendapatkan lahan garapan pengganti di tempat lain, namun dengan luasan lahan yang relatif menurun. Di samping itu, kemampuan dan keahlian terbatas yang dimiliki oleh rumahtangga petani penggarap ini menyebabkan sulitnya bila harus kerja di luar pertanian. Mayoritas responden merasa kesempatan kerja pada sektor pertanian saat ini adalah sulit, karena semakin maraknya fenomena konversi lahan pertanian sehingga semekin tersisihnya peluang/ usaha kerja pada sektor pertanian. Konversi lahan pertanian yang saat ini terjadi tidak hanya menyebabkan tersisihnya usaha/ kerja pada sektor pertanian, tetapi memicu tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non- pertanian. Tidak hanya bagi mereka yang sudah tidak memiliki lahan garapan, yang saat ini masih dapat menggarap juga ikut memanfaatkan peluang pada sektor non-pertanian.

Sayangnya, peluang tersebut tidak dimanfaatkan oleh semua rumahtangga petani penggarap yang masih menggarap. Hal ini dikarenakan usia yang sudah tua dan merasa kurang mampu ketika harus bekerja lagi. Tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non-pertanian seperti menjadi buruh bangunan, buruh cuci, berdagang dan sebagainya. Peluang tersebut menyebabkan perubahan pada pendapatan yang diperoleh oleh mereka saat ini. Pekerjaan pada sektor non- pertanian tersebut mayoritas dimiliki oleh responden yang dengan penghasilan yang tidak tetap setiap bulan. Tumbuhnya peluang usaha/ kerja pada sektor non- pertanian tidak diimbangi oleh kemampuan dan keahlian yang mereka miliki. Sehingga pemanfaatannya pun pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan responden.

DAMPAK TRANSFORMASI KOTA BANJAR TERHADAP