• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA MIKRO KECIL

6.1 Bauran Komunikasi Pemasaran UMKM

6.1.5 Pemasaran Langsung

individu yang menjadi target secara hati

dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Kusumastuti (2009) juga menyebutkan bahwa alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui

disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat pula.

Pemasaran langsung

komunikasi pemasaran dilakukan dalam bentuk kunjungan

konsumen sasaran. Porsi penggunaan pemasaran langsung sebagai upaya komunikasi pemasaran UMKM mitra binaan IPB dapat diamati pada Gambar

Jenis komunikasi pemasaran UMKM bidang usaha jasa dan pertan

bauran ini dirasa lebih efektif untuk membidik konsumen sasaran dan mencapai target penjualan. Misalnya pada UMKM budidaya puyuh. Untuk mencapai konsumen sasaran, UMKM ini melakukan metode jemput bola. Artinya, pelak usaha mendata beberapa konsumen sasaran yang potensial. Kemudian pihak

37.5%

Gambar 13. Presentase Penggunaan Pemasaran Langsung

emasaran langsung merupakan hubungan langsung dengan konsumen menjadi target secara hati-hati untuk mendapatkan respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Kusumastuti (2009) juga menyebutkan bahwa alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui direct marketing

disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat diperbaharui secara cepat pula.

Pemasaran langsung yang paling umum diterapkan UMKM sebagai upaya komunikasi pemasaran dilakukan dalam bentuk kunjungan langsung kepada konsumen sasaran. Porsi penggunaan pemasaran langsung sebagai upaya komunikasi pemasaran UMKM mitra binaan IPB dapat diamati pada Gambar

Jenis komunikasi pemasaran langsung lebih banyak digunakan oleh UMKM bidang usaha jasa dan pertanian. Pada kedua bidang usaha ini, jenis bauran ini dirasa lebih efektif untuk membidik konsumen sasaran dan mencapai target penjualan. Misalnya pada UMKM budidaya puyuh. Untuk mencapai konsumen sasaran, UMKM ini melakukan metode jemput bola. Artinya, pelak usaha mendata beberapa konsumen sasaran yang potensial. Kemudian pihak

12.5%

50%

37.5%

Gambar 13. Presentase Penggunaan Bauran Pemasaran Langsung

Keterangan:

hubungan langsung dengan konsumen hati untuk mendapatkan respon segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Kusumastuti (2009) juga menyebutkan bahwa alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang direct marketing dapat disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat

yang paling umum diterapkan UMKM sebagai upaya langsung kepada konsumen sasaran. Porsi penggunaan pemasaran langsung sebagai upaya komunikasi pemasaran UMKM mitra binaan IPB dapat diamati pada Gambar 13.

banyak digunakan oleh ian. Pada kedua bidang usaha ini, jenis bauran ini dirasa lebih efektif untuk membidik konsumen sasaran dan mencapai target penjualan. Misalnya pada UMKM budidaya puyuh. Untuk mencapai konsumen sasaran, UMKM ini melakukan metode jemput bola. Artinya, pelaku usaha mendata beberapa konsumen sasaran yang potensial. Kemudian pihak

pangan jasa pertanian Bauran Pemasaran Langsung

Keterangan:

UMKM melakukan kunjungan langsung kepada konsumen sasaran yang telah ditetapkan, memberikan penjelasan produk dan melakukan follow up. Harapan pelaksanaan pemasaran langsung ini adalah membentuk kesepakatan jual beli.

6.1.6 Word of mouth

Chalpham (1991) menyebutkan bahwa tingkat keterbukaan di pasar konsumen rendah karena perusahaan tidak memiliki peluang yang cukup pada masyarakat umum dan sejauh ini hanya beberapa pameran dagang khusus, pameran tetap atau kampanye penjualan saja yang pernah diadakan. Konsumen dalam negeri, terutama di daerah kota, sering kurang mengetahui produk-produk yang dihasilkan perusahaan kecil dan menengah dalam negeri atau sangat tidak percaya dan penuh prasangka terhadap produk-produk ini bila diukur menurut standar mutu internasional. Penuturan Chalpham (1991) mengenai keterbatasan UMKM dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran ini masih menjadi kendala yang dihadapi UMKM mitra binaan IPB.

Sebagian UMKM dari total responden telah melakukan komunikasi pemasaran dengan baik, beberapa telah melaksanakan meskipun tergolong belum optimal, sementara sebagian lainnya memilih untuk tidak melaksanakan komunikasi pemasaran. Sebagai unit usaha yang tergolong kecil dan terhambat oleh berbagai keterbatasan, UMKM mengandalakan komunikasi pemasaran word of mouth (WOM). WOM tidak hanya diandalkan oleh UMKM yang tidak

melakukan upaya komunikasi pemasaran, melainkan juga diandalkan oleh UMKM yang telah menggunakan beberapa bauran komunikasi pemasaran untuk memperkenalkan dan memasarkan produknya.

Word of mouth merupakan jenis komunikasi pemasaran yang ampuh,

efektif, dan berbiaya paling murah. Word of mouth marketing adalah iklan yang dilakukan oleh konsumen ke konsumen lain tanpa campur tangan siapapun.

Konsumen yang merasa puas terhadap suatu produk cenderung akan mempromosikan produk tersebut kepada konsumen lain. Kotler (2005) juga menyebutkan bahwa pelanggan yang puas akan tetap setia dalam waktu yang lebih lama, serta akan membicarakan hal yang baik tentang perusahaan. Dalam hal ini, tentu UMKM sebagai pelaku usaha tidak lagi memiliki kontrol secara langsung.

Keandalan WOM sebagai upaya komunikasi pemasaran tidak terbantahkan lagi. Meskipun jenis komunikasi ini dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minim, bahkan tanpa biaya, WOM memiliki peranan yang baik dalam memasarkan produk. Hal ini terbukti pada penelitian yang dilakukan terhadap UMKM mitra binaan IPB. Beberapa usaha yang tidak melakukan komunikasi pemasaran masih terus berdiri dan melanjutkan usahanya.

UMKM Catering Evrina merupakan jenis usaha yang bergerak pada bidang usaha pangan dan telah menjalankan usaha selama lima tahun. Selama menjalankan usahanya, pelaku UMKM tidak pernah sekalipun menggunakan bauran komunikasi pemasaran sebagai upaya pemasaran produk dan usahanya.

Selama ini, pelaku usaha hanya mengandalkan WOM dalam memperoleh pelanggan. Ibu Lina, pelaku usaha mengakui ketergantungannya pada komunikasi pemasaran WOM sebagai berikut: “Saya mah nggak pernah bikin-bikin iklan,

Neng. Selama ini cuma mengandalkan iklan dari mulut ke mulut saja. Pelanggan baru saya tahu catering

Hal ini sejalan dengan pendapat Chandra (2008, seperti dikutip oleh Amelia, 2009), bahwa

dalam membangun merek yang kokoh karena dilandasi konsumen yang sangat puas. Konsumen ini bukan saja konsumen yang loyal, tetapi juga berperan sebagai konsumen yang bersedia menjadi agen pemasar gratis.