• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

a. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker, baik sendiri maupun yang bekerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat (lokasi dan bangunan).

Perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

b. Sarana apotek dapat didirikan dilokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.

c. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.

KepMenKes No.1332 tahun 2002 Pasal 4 menyatakan bahwa “wewenang pemberian izin apotek dilimpahkan oleh Menteri kepada Dinas Kabupaten/Kota.”

Oleh karena itu, tata cara permohonan izin apotek tidak lagi didasarkan kepada PerMenKes No.922 tahun 1993 lagi, tetapi setelah disesuaikan dengan Pasal 7 KepMenKes No.1332 tahun 2002 tentang Perubahan atas PerMenKes No.992 tahun 1993.66

5. Tata Cara Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek dapat dibedakan atas pengelolaan teknis farmasi dan pngelolaan non teknis farmasi. Berdasarkan Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 pengelolaan apotek meliputi hal-hal berikut :67

a. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubah bentuk, pencampuran, penyimpanan, serta penyerahan obat dan bahan obat.

b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan pembekalan farmasi lainnya

c. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yang meliputi dua hal sebagai berikut :

1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang diberikan baik kepada dokter/tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat

66 Satibi dan Muhammad Rifqi Rokhman dan Hardika Aditama, Manajemen Apotek:

Evolusi Kesehatan Melalui Saluran Cerna (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2016) hal.14.

67 Muhammad Firmansyah, Op.cit hal.27

2) Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya, serta mutu obat dan perbekalan farmasi lainnya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan apotek, yaitu: 68 a. Apotek berkewajiban menyediakan, menyimpan serta

menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin dengan menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan First Expire First Out (FEFO).

b. Obat dan oerbekalan farmasi lainnya yang tidak dapat digunakan harus dimusnahkan dengan cara dibakar, ditanam, atau pemusnahannya ditetapkan dengan cara lain oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sementara itu, pengelolaan non teknis farmasi meliputi semua kegiatan administrasi, keuangan, personalia dan kegiatan materil (arus barang).69

Pelayanan pada apotek memiliki beberapa cara, yaitu: 70

a. Apotik wajib dibuka untuk melayani masyarakat dari pukul 8.00-22.00.

b. Apotik wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.

Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola apotik.

c. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi kepada kepentingan masyarakat.

Apoteker tidak dizinkan untuk mengganti obat generik yang ditulis di dalam resep dengan obat paten. Dalam hal pasien tidak mampu menulis obat yang ada di dalam resep maka apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.

d. Apoteker wajib memberikan informasi :

1) Yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.

2) Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional atas permintaan masyarakat.

e. Apabila apoteker menganggap bahwa di dalam resep ada kekeliruan atau penulisan resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep. Bila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya

68 Soerjono Seto, Manajemen Apoteker Untuk Pengelola Apotek, Farmasi Rumah Sakit, Pedagang Besar Farmasi, Industri Farmasi, (Surabaya: Airlangga University Press, 2002) hal.24.

69 Ibid.

70 Moh Anief, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000) hal. 12.

maka dokter wajib membubuhkan tanda tangan yang lazin diatas resep atau menyatakan secara tertulis.

f. Salinan resep harus ditandatangani oleh apoteker.

g. Resep harus dirahasiakan dan disimpan diapotik dengan baik didalam jangka waktu 3 tahun. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan.

B. Tinjauan Umum Cacat Tersembunyi Pada Obat 1. Pengertian Cacat Tersembunyi

Terminologi cacat tersembunyi dapat dijumpai dalam Pasal 1504 sampai Pasal 1512 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Perkataan

“tersembunyi” ini harus diartikan bahwa “adanya cacat tersebut tidak mudah dapat dilihat oleh seseorang konsumen yang normal, bukan seorang konsumen yang terlampau teliti, sebab sangat mungkin sekali orang yang sangat teliti akan menemukan adanya cacat tersebut.”71

Pasal 1504 KUH Perdata menentukan bahwa “pelaku usaha/penjual selalu diharuskan untuk bertanggung jawab atas adanya cacat tersembunyi.” Mengenai masalah apakah pelaku usaha mengetahui atau tidak akan adanya cacat tersebut tidak menjadi persoalan. Baik dia mengetahui atau tidak, penjual/atau pelaku usaha harus menjamin atas segala cacat yang tersembunyi pada barang yang dijualnya. Yang dimaksud dengan cacat tersembunyi adalah “cacat yang

71 Adrian Sutedi, Tanggung Jawab Produk Dalam Hukum Perlindungan Konsumen, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hal. 76.

mengakibatkan kegunaan barang tidak sesuai dengan tujuan pemakaian dari yang semestinya.”72

Merujuk pada uraian diatas, dapat diketahui bahwa cacat tersembunyi adalah “suatu cacat yang terdapat pada barang yang sifatnya tidak mudah dilihat apabila tidak dicermati secara jeli dan teliti.” Menurut Yahya Harahap, “cacat tersembunyi ialah cacat yang mengakibatkan kegunaan barang tidak sesuai lagi dengan pemakaian yang semestinya.”73

Ada juga yang membagi pengertian cacat tersembunyi menjadi 2 bagian, yaitu:74

a. Cacat tersembunyi positif

Maksudnya adalah apabila barang cacat tersembunyi tersebut tidak diberitahukan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli atau pihak pembeli sendiri tidak mengetahui dan/atau tidak melihat bahwa barang yang bersangkutan cacat, maka terhadap cacat tersebut pihak penjual berkewajiban untuk menanggungnya. Tentang cacat tersembunyi positif, lebih lanjut diatur dalam Pasal 1504 sampai Pasal 1510 KUH Perdata. Dalam hal ini, menurut Pasal 1504 KUH Perdata bila dikaitkan dengan Pasal 1506 KUH Perdata, dapat dikatakan bahwa pihak penjual harus bertanggung jawab apabila barang yang bersangkutan mengandung cacat tersembunyi, terlepas dari sepengetahuan dan/atau sepengelihatan pihak penjual kecuali jika dalam hal yang sedemikian telah meminta diperjanjikan bahwa ia tidak diwajibkan menanggung sesuatu apapun.

b. Cacat tersembunyi negatif

Apabila cacat terhadap suatu barang sebelumnyasudah diberitahukan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli, dan dalam masalah ini pihak pembeli benar-benar sudah melihat adanya cacat terhadap barang tersebut, maka pihak pembeli sendiri yang akan menanggungnya.

Contoh obat dapat dikatakan bersifat sub-standar (mengandung cacat tersembunyi) misalnya, karena pada saat pendaftaran obat tersebut didaftarkan

72 Ibid, hal. 77.

73 Ibid, hal. 13.

74 Umbu Laiya Sobang W. K. A, “Tanggung Jawab Para Pihak dalam Perjanjian Jual Beli Meubel Antara UD. Kususma Jati Salatiga dengan Pembeli” Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro (Semarang) hal. 42) 2008.

tidak mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), namun pada kenyataannya obat tradisional tersebut diedarkan dengan mengandung Bahan Kimia Obat (BKO), yaitu Piroxicam dan Phenilbutazol. Hal ini tentunya merupakan penyimpangan yang sifatnya tersembunyi (tidak dapat diketahui hanya dengan kasat mata belaka).75

Pada dasarnya obat tradisional bersifat terapi, bukan mengobati, namun agar obat tradisional cepat laku di pasaran dan diminati, maka ditambah Bahan Kimia Obat (BKO) tertentu supaya khasiatnya dapat dirasakan dengan cepat. Hal ini merupakan contoh obat yang mengandung cacat tersembunyi.

2. Pengertian Obat dan Penggolongan Obat a. Pengertian Obat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 193/Kab/B.VII/71, yang dimaksud dengan obat adalah :

“suatu bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.”

Obat dapat diartikan :

“sebagai suatu benda yang harus dimakan atau diminum ketika sakit atau suatu benda yang dapat menyembuhkan penyakit.76 Definisi Obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa pengobatan, melunakkan,

75 Hasil wawancara dengan Sahat, Pegawai Seksi Penyidikan BPOM Medan pada tanggal 27 September 2018 pukul 10.30.

76 Syamsuni, Farmestika dan Hitungan Farmasi (Jakarta: EGC, 2006) hal.47.

menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau pada hewan.”77

Selain zat yang didiagnosa, obat juga dapat diartikan sebagai “semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit begitu juga gejalanya.”78

Meskipun obat dianggap dapat menyembuhkan tetapi banyak kejadian bahwa seseorang menderita akibar kerecunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat bersifat sebagai racun.

Obat itu akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi bila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan keliwat dosis akan menimbulkan keracunan. Bila dosisnya lebih kecil kita tidak akan memperoleh penyembuhan. 79

b. Penggolongan Obat

Ada beragam kriteria untuk membedakan penggolongan obat yang digolongkan berdasarkan khasiat dan penggunaannya, undang-undang dan juga berdasarkan jenisnya. Penggolongan obat sendiri dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya.

Penggolongan obat dapat ditemui dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 917 Tahun 1933, yaitu:

77 Moh Anief, Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007) hal. 3.

78 Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, Obat-obat Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia, 2007) hal.

2. 79

Moh Anief, Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000) hal. 3.

1) Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas dipasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

2) Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenenarnya termasuk obat keras namun masih dapat dijual bebas tanpa resep dokter dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.

3) Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adlah obat yang hanya dapat dibeli di apotek engan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf k dan lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam.

4) Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis atau semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.

Penggolongan obat berdasarkan khasiat dan penggunaannya, yaitu :80

1) Adstringen

Obat yang menciutkan selaput lendir, misalnya :

a) Pada selaput lendir usus, sebagai obat anti diarrhae.

b) Pada kulit sebagai penyembuhan luka.

2) Adsorben

Zat inert yang secara kimia mampu menyerap gas, toksin, dan bakteri.

Penyerapan tidak spesifik sehingga zat makanan, enzym dan sebagainya dapay ikut terserap.

3) Analepik

Obat yang menstimulasi terhadap susunan syaraf sentral, yang terdiri dari sumsum tulang belakang (spinal cordis)

4) Analgetik-Antipiretik

Analegitik yaitu obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan Antipiretik yaitu obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.

5) Analgetik-Narkotik

Obat ini termasuk golongan obat narkotik (obat bius). Memiliki daya penghalang rasa nyeri yang besar sekali dengan titik tangkap yang terletak dipusat. Menilbulkan perasaan nyaman (euforia) serta menimbulkan kantuk dan tidur (mengurangi kesadaran), serta berefek adiksi (ketagihan)

80 Moh Anief, Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan, (Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1996) hal. 8.

6) Anestetik

Obat yang menyebabkan hilangnya perasaan, Anastesia, artinya hilangnya perasaan. Ada 2 macam anestesia yaitu :

a) Anestesi umum, yang membuat hilangnya kesadaran total atau segala modalitas tubuh.

b) Anestesi lokal, yang hanya mengakibatkan hilangnya sensibilitas setempat, tanpa hilangnya kesadaran

7) Antasid

Obat yang menaikkan pH cairan lambung, atau yang disebut pula zat pengikat asam untuk mengikat asam lambung yag berlebihan eperti pada peptic ulcer (luka pada lambung dan usus).

8) Anthelmintik

Obat yang membasmi atau membunuh cacing yang menjadi parasit pada lambung dan usus.

9) Antimuba

Obat yang digunakan untuk membunuh atau membasmi amuba yang menyebabkan penyakit dysentri adalah penyakit infeksi usus besar yang mengakibatkan radang usus dengan ciri mulas dan berdarah saat buang air besar.

10) Antiasma

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit asma.

11) Antibakteri

Obat yang membunuh bakteri yang terdiri dari bahan kimia yang dibuat secara sintesis misalnya Sulfa dan disebut pula sebagai khemoterapetik.

12) Antibiotik

Obat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat menghambat pertumbuhan atau dapat membunuh mikroorganisme lain.

13) Antidiabetik

Obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

14) Antidot

Obat yang digunakan untuk menghilangkan adanya suatu keracunan (penawar racun).

15) Antifungsi

Obat yang digunakan untuk membunuh atau menghilangkan jamur yang biasanya dapat menginfeksi kulit bagian luar, selaput lendir mulut, usu dan juga pada vagina.

16) Anti-flatulen

Obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa gembung perut yang disebabkan pengumpulan gas didalam lambung atau usus.

17) Antiflogistik

Obat yang dapat mencegah dan melawan terjadinya peradangan atau dapat disebut sebagai anti inflamasi.

18) Antifilbrian

Obat yang digunakan untuk menghilangkan adanya gangguan pada ritma jantung serta frekuensinya. Dimana biasanya jantung berdenyut sebanyak 72 denyutan permenit.

19) Antihemoragik

Obat yang digunakan untuk mencegah dan menghentikan pendarahan atau dikenal dengan istilah lain haemostatika atau koagulansia.

20) Antihipertiroid

Obat yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroid pada hyperfungsi kelenjar tiroid.

21) Antihipotiroid

Obat yang digunakan untuk terapi substitusi dari hipofungsi tiroid.

22) Antihipertensi

Obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang biasanya dapat dipengaruhi oleh aktifitas fisik maupun emosi pada seseorang yang menyebabkan naiknya tekanan darah.

23) Antihipotensi

Obat yang digunakan untuk menaikkan tekanan darah rendah.

24) Antihistaminik

Obat yang digunakan untuk melawan atau memblokir pekerjaan histamin, maka dapat menyembuhkan adanya allergi dan anafilaktit.

25) Antiiritan

Obat yang digunakan untuk menghilangkan iritasi pada kulit.

26) Antikoagulan

Obat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang diperlukan sehubung dengan beberapa penyakit dengan kecenderungan pembekuan darah dalam pembuluh darah.

27) Antikonvulsan

Obat yang digunakan untuk mengurangi penderitaandan frekuensi epilepsi.

28) Antiseroftalmia

Obat yang digunakan untuk mengobati kseroftalmia yang merupakan penyakit dimana sel-sel dari selaput bening mata mengeras yang disebabkan kurangnya vitamin A.

29) Antilepra

Obat yang dipergunakan untuk mengobati penyakit lepra (kusta). Yang disebabkan adanya infeksi khronis, bersifat menuar dan menyebabkan cacat.

30) Antimalaria

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit malaria yang ditularkan melalui nyamuk jenis Anopheles.

31) Antimuntah

Obat yang digunakan untuk mengurangi atau mencegah muntah yang biasanya digunakan pada wanita hamil dan mabuk dalam perjalanan.

32) Antipelagra

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pelagra.

33) Antiparkinson

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit parkinson yang merupakan penyakit gemetar yang merupakan gangguan neuhormon dibagian otak tertentu.

34) Antirachitis

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit rachitis yang merupkan penyakit dimana anak-anak mengalami kelainan pertumbuhan tulang.

35) Antiseptik

Obat yang digunakan untuk meniadakan atau mencegah keadaan septis sehingga dapat mencegah rusak atau bususknya suatu luka.

36) Antiskabies

Obat yang digunakan untuk mencegahpenyakit kudis.

37) Antisklerosis

Obat yang mencegah terjadinya dinding-dinding pembuluh darah menjadi tebal dan keras.

38) Antiobesitas

Obat yang digunakan untuk mencegah kegemukan badan yang disebabkan oleh energi yang didapat dari makanan lebih banyak dibandingkan dengan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

39) Antiskorbut

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit skorbut yaitu ditandai dengan gejala pendarahan terlepasnya gigi dan kelemahan pembuluh darah.

40) Antispasmodik

Obat yang digunakan untuk meredakan kejang-kejang, ialah mengurangi tegangan tinggi dari jaringan otot polos.

41) Antitrichomona

Obat yang digunakan untuk membunuh Trichomonas vaginalis yang dapat membuat radang pada vagina.

42) Antituberkulosa

Obat yangt digunakan untuk mengolah penyakit T.B.Cyang dapat menginfeksi paru-paru, ginjal, otak, tulang dan kulit.

43) Antitusif

Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit batuk yang terbagi menjadi ekspektoransia dan zat-zat pereda batuk.

44) Diuretik

Obat yang digunakan agar dapat memperbanyak pengeluaran air kemih (diuresis) akibat pengaruhnya yang langsung terhadap ginjal.

45) Hematinik

Obat yang digunakan untuk menstimulasi atau memperbanyak proses pembentukan sel-sel darah merah.

46) Hipnotif dan Sedatif

Obat yang digunakan agar dapat tidur. Dapat disebut sedatif atau perda karena jika diberikan saat siang hari dalam dosis rendah berfungsi untuk menenangkan.

47) Hormon

Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin masuk peredaran

Obat yang digunakan untuk memperkuat kerja jantung dimana glikosida jantung yang mempertinggi kontraktilitas jantung hingga volume menitnya bertambah sedangkan frekuensi jantung berkurang.

50) Kontraseptik Oral

Adalah obat yang digunakan untuk mencegah kehamilan atau disebut sebagai pil anti hamil.

51) Laksatif

Obat yang dapat mempercepat gerakan peristaltik didalam usus sebagai refleks dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dengan demikian menyebabkan pembuangan air besar.

52) Muscle relaxan ( pengendur otot)

Obat yang digunakan sebagai pelemas otot atau menghilangkan kekakuan yang berlebihan.

53) Parasimpatomimetik

Obat yang digunakan untuk merangsang organ-organ yang dilayani syaraf parasimpatik.

54) Psikhofarmaka

Obat yang digunakan untuk mempengaruhi atau memperbaiki fungsi-fungsi psikis atau meringankan penyakit dan gangguan jiwa.

55) Sedative

Obat yang digunakan sebagai pereda natrii bromidum, kalii bromidum dan valeriana bromidum.

56) Simpatomimetik

Obat yang meniru efek-efek dari perangsang susunan syaraf simpatik oleh adrenalin yang berpengaruh sangat penting pada otot polos dan juga jantung.

57) Sitostatika

Zat yang dapat memberhentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel maligne.

58) Vasodilator

Obat yang digunakan untuk melebarkan pembuluh darah prifer, baik pembuluh darah prekapiler maupun postkapiler.

59) Vasokonstiktor

Obat yang dapat digunakan untuk memperciut pembukuh darah.

60) Vitaminun

Zat organik yang dalam jumlah kecil sekali essensial guna memelihara fungsi pertukaran zat yang normal dalam tubuh.

61) Virustatika

Obat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan virus atau membunuh virus.

62) Wekamin

Obat yang digunakan khusus terhadap stimulasi sentral dan efek menekan rasa lapar.

Penggologan obat berdasarkan undang-undang ada beberapa macam, yaitu :81

1) Narkotika, yakni obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan IPTEK serta dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang sangat merugikan masyarakat dan individu apabila digunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter seperti candu/opium, morfin, petidin, metadon dan kodein

2) Psikotropika (obat berbahaya), yakni obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau menenangkan serta mengubah pikiran/perasaan/kelakuan seseorang. Misalnya golongan ekstasi, diazepan dan barbital.

3) Obat Keras ( daftar G = geverlujik = berbahaya) yakni semua obat yang : a) memiliki takaran/dosis maksimum(DM) atau yang tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan pemerintah

b) diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam huruf “K” yang menyentuh garis tepinya

c) semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah (Depkes RI) tidak membahayakan

d) Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena.

4) Obat bebas terdaftar ( daftar W = warschuwing = peringatan), yakni obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen atau pabrik obat tersebut, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna biru dengan garis hitam serta diberi tanda peringatan.

5) Obat bebas, yakni obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan sipemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, kemudian diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.

C. Ciri-Ciri Cacat Tersembunyi Pada Obat

Cacat tersembunyi dalam Pasal 1504 KUH Perdata, yang mana arti pasal ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produk cacat tesembunyi adalah

81 Hendra Widodo, Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker, (Yogyakarta: D. Medika, 2013) hal.17-18.

“cacatnya produk barang yang dihasilkan pelaku usaha yang mengakibatkan kegunaan barang tidak serasi lagi dengan tujuan yang semestinya. Produk barang cacat tersembunyi dari pelaku usaha, dapat terjadi diketahui pelaku usaha, tidak diketahui pelaku usaha ataupun tidak diketahui oleh konsumen.”82

Sebuah barang atau produk dikatakan cacat apabila produk itu tidak aman dalam penggunaanya serta tidak memenuhi syarat-syarat keamanan tertentu. Ada beberapa pertimbangan untuk mengatakan bahwa suatu produk adalah cacat dengan melihat bentuk barang tersebut, sehingga dapat dikatakan bentuk-bentuk barang yang mengandung cacat baik yang terlihat maupun tersembunyi meliputi:83

1. Penampilan Produk

Pertimbangan pertama lebih mudah untuk diamati. Faktor pengamatannya adalah apakah penampilan produk tersebut baik atau mencurigakan.

Apabila tampilannya sudah mencurigakan dari awalnya dan pembeli masih membelinya, maka pembeli tersebut tidak mendapat perlindungan hukum.

Hal ini diatur dalam Pasal 1505 KUH Perdata.

2. Kegunaan yang seharusnya diharapkan dari produk

Pertimbangan kedua adalah kegunaan yang seharusnya diharapkan dari produk. Seperti misalnya, seseorang membeli suatu produk kecantikan dengan harapan untuk memutihkan kuit, dan memang tertera jelas dalam produk tersebut, namun hasilnya kulit orang tersebut menghitam atau terbakar, maka tentu saja barang tersebut adalah cacat. Contoh lain misalnya, seseorang membeli software yang ternyata ada kerusakan atas software tersebut, hal itu dapat dikatakan ada cacat tersebunyinya.

3. Saat produk tersebut diedarkan

Pertimbangan ketiga tentang saat produk tersebut diedarkan adalah lebih rumit. Disini dipertimbangkan suatu produk tidak cacat apabila saat lain produk tersebut telah beredar, dihasikan pula produk (bersamaan) yang lebih baik.

82 Holijah, Pengintegrasian Urgensi Dan Eksistensi Tanggung Jawab Mutlak Produk Barang Cacat Tersembunyi Pelaku Usaha Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Di Era Globalisasi, (Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang, 2014) hal. 11.

83 Ibid, hal. 61.

Adapun ciri-ciri barang yang mengandung cacat tersembunyi adalah

Adapun ciri-ciri barang yang mengandung cacat tersembunyi adalah