• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

B. Landasan Teori

8. Pembelajaran Berdasarkan Teori Kecerdasan Ganda untuk

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran dapat dilakukan dalam segala bidang, salah satunya bidang sains. Dalam pembelajaran sains, guru sering mengalami kesulitan dalam mengajarkan suatu materi sains. Hal ini disebabkan karena sampai sekarang proses pembelajaran sains pada umumnya masih dilaksanakan dengan cara konvensional

dimana guru menjadi pusat dari semua aktivitas dan siswa sering dianggap sebagai kotak kosong yang perlu diisi. Pembelajaran secara konvensional hanya melalui prosedur pembelajaran yang dimulai dengan guru menerangkan kemudian siswa diberi kesempatan mengerjakan latihan sesuai dengan contoh yang diberikan. Siswa tidak pernah diberi kesempatan oleh guru untuk memahami dan mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh. Cara mengajar ini memandang guru sebagai orang pandai dan siswa dipandang sebagai orang bodoh sehingga semua materi harus dijejalkan kepada siswa agar siswa menjadi tahu dan pandai. Adanya pandangan ini membuat kelas yang menggunakan cara mengajar konvensional hanya terjadi pada komunikasi satu arah yaitu dari guru kepada siswa. Oleh karena itu, apabila dalam proses belajar mengajar siswa mendengarkan penjelasan dari guru dengan tenang, proses belajar mengajar dipandang telah berjalan dengan baik. Namun, cara mengajar ini tidak membuat siswa menjadi orang yang pandai melainkan membuat siswa menjadi malas untuk belajar, memiliki kecenderungan untuk menghafal materi pelajaran serta siswa menjadi tidak aktif dan kreatif. Selain itu, guru juga tidak memperoleh umpan balik dari siswa salah satunya apakah siswa paham dengan materi yang diberikan oleh guru ?

Seperti yang telah diungkapkan oleh para ahli, menurut mereka proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Sehingga dalam proses belajar mengajar terjalin komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Selain itu, para ahli juga memiliki pandangan bahwa

kegiatan mengajar bukan merupakan kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide, kesulitan dan membangun sendiri pengetahuannya. Para ahli juga memiliki pandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru memiliki peran sebagai mediator dan fasilitator yang membantu siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Aspek ini menekankan pada siswa yang belajar dan bukan guru yang mengajar.

Berdasarkan uraian diatas maka cara mengajar yang konvensional dirasa bukan cara mengajar yang baik. Sehingga salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah mengganti cara mengajar yang dipergunakannya. Seperti cara mengajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif, membuat siswa merasa senang, siswa semakin memahami, menerima dengan baik dan tepat konsep-konsep yang diajarkan dalam setiap pembelajaran serta mampu menjawab setiap potensi yang dimiliki siswa. Oleh karena itu dirancang sebuah bentuk pembelajaran yang diharapkan mampu untuk memfasilitasi berbagai macam jenis potensi pada diri siswa yaitu pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda. Pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda merupakan salah satu alternatif bentuk pembelajaran yang menjawab ciri-ciri tersebut diatas. Pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda merupakan model kegiatan alternatif yang digunakan berdasarkan sembilan kecerdasan ganda yang secara potensial dimiliki oleh individu. Pembelajaran ini bertujuan untuk membiasakan diri anak belajar dengan menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya, terdiri dari kegiatan-kegiatan anak yang mengacu pada sembilan kecerdasan yang dimiliki tiap individu. Setiap kegiatan akan diberi acuan pada satu aspek kecerdasan,

walaupun tidak menutup kemungkinan akan terkait dengan aspek kecerdasan yang lain. Pembelajaran ini menekankan pada perbendaharaan teknik, alat, dan strategi latihan yang longgar dan beragam. Pembelajaran ini dapat dikatakan sebagai kegiatan lewat pengalaman empiris yang praktis dengan berdasarkan pada kecerdasan ganda yang dimiliki individu dan dipresentasikan dengan menggunakan kumpulan strategi pengajaran yang longgar dan beragam.

Pembelajaran kecerdasan ganda menjelaskan bahwa kegiatan dalam pembelajaran ini tidak boleh hanya dibatasi pada beberapa taktik mengajar (melatih) tapi harus saling menembus seluruh lingkungan belajar dan mengajar. Nilai dari pelatihan kecerdasan ganda adalah mampu membuat guru dan orang tua membantu anak-anak dengan lebih efektif mempelajari hal-hal yang perlu mereka pelajari (Armstrong, 2002), dibandingkan dengan metode konvensional yang lebih menekankan lewat cara-cara lisan dan ceramah yang membuat anak menjadi pasif dalam menerima suatu informasi. Strategi pembelajaran kecerdasan ganda ini bertujuan membuat anak menjadi paham tentang informasi yang diberikan dan akan teraplikasikan lewat profesi mereka di masa depan nanti.

Guru dalam mengajarkan Sains sering melupakan adanya berbagai macam kecerdasan yang dimiliki siswa dan hanya langsung menggunakan satu kecerdasan saja yaitu linguistik. Apalagi bila ini dilakukan untuk siswa Sekolah Dasar (SD), maka kemungkinan siswa akan merasa kesulitan untuk belajar Sains.

Pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda merupakan pembelajaran yang memperhatikan secara utuh perkembangan anak. Pembelajaran ini memungkinkan untuk menggunakan cara-cara alternatif dalam rangka

menguasai dan memahami konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan, bagaimana anak-anak dapat menerima informasi dan memprosesnya.

Pendekatan melalui pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda meningkatkan semangat anak untuk mempelajari topik yang diberikan. Hal ini disebabkan karena anak belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, membuat anak merasa bisa dan memahami tentang konsep yang diberikan. Anak menjadi memiliki motivasi untuk terus menggali lebih dalam informasi yang diberikan, dengan kata lain rasa ingin tahu anak semakin besar. Lewat pembelajaran ini pula, semangat anak dapat meningkat karena mereka dapat menjajaki suatu topik dari sudut yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan anak untuk terus menciptakan inovasi-inovasi lain, menggagas sebuah ide ataupun dalam pemecahan masalah, guna menghadapi berbagai tantangan dikemudian hari.

Berdasarkan uraian diatas, diharapkan rancangan pembelajaran berdasarkan teori kecerdasan ganda untuk pokok bahasan gaya magnet mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran Sains.

Dokumen terkait