• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw II

Awalnya Jigsaw I dikembangkan dan diujikan oleh Elliot Aronson dan temannya di Unversitas Texaz, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-temannya di Unversitas John Hopkins menjadi Jigsaw II (Trianto, 2009:73). Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah potongan gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rusman, 2011:217).

Dalam model kooperatif Jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari, dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain (Rusman, 2011:218). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Slavin (2008:237), bahwa Jigsaw II juga digunakan ketika siswa mempelajari materi yang berbentuk narasi tertulis, salah satunya seperti pelajaran ilmu sosial.

Melalui model Jigsaw II ini, siswa diberikan tugas untuk membaca

beberapa bab atau unit dan diberikan “lembar ahli” yang terdiri atas topik-topik yang berbeda, yang harus menjadi fokus perhatian masing-masing anggota tim

saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa dari tim yang

berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama bertemu dalam”kelompok ahli”

untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kemudian kembali kepada tim mereka secara bergantian mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Terakhir adalah para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan digunakan dalam skor tim guna memperoleh penghargaan kelompok/ group reward (Slavin, 2008:237).

Berdasarkan definisi di atas, peneliti mendifinisikan Jigsaw II adalah suatu pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan interaksi antar siswa, dimana siswa berbagi tugas untuk membaca bab atau unit dengan topik yang berbeda yang sebelumnya setiap siswa juga telah mempelajari keseluruahan topik yang akan dipelajari. Dan diakhir kegiatan kelompok akan mendapatkan penghargaan.

2.1.4.2 Perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II

Berikut ini disajikan tabel perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II:

Tabel 2.1

Perbedaan Jigsaw I dan Jigsaw II

No. Jigsaw I Jigsaw II

1. Siswa hanya belajar konsep yang menjadi spesialisasinya, sementara konsep lainnya didapatkan melalui teman kelompoknya.

Setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan sebelum siswa mempelajari spesialisasinya untuk menjadi expert. 2. Waktu yang dibutuhkan lebih

sedikit.

Membutuhkan waktu yang lebih banyak karena harus membaca keseluruhan materi yang akan dipelajari.

3. Tidak ada penghargaan kelompok (reward).

Terdapat penghargaan kelompok (reward).

2.1.4.3 Langkah Pembelajaran Teknik Jigsaw II

Dalam Trianto (2009:238), terdapat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif learning teknik Jigsaw II adalah sebagai berikut:

a. Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dengan memberikan penekanan manfaat penggunaan Jigsaw II dalam kegiatan belajar mengajar. Guru juga senantiasa mengingatkan pada siswa untuk percaya diri, kritis, dan kooperatif selama kegiatan berlangsung. Sebelumnya peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan agar memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep yang akan dipelajari.

b. Pengelompokan

Dalam pembentukan kelompok guru dapat mengelompokkan berdasarkan peringkat kemampuan siswa di kelasnya tanpa sepengetahuan siswa. Guru membagi dalam 25% kelompok sangat baik, 25% kelompok baik, 25% kelompok sedang, dan 25% kelompok rendah. Selanjutnya, guru membagi dalam kelompok yang isi tiap-tiap groupnya heterogen berdasarkan peringkat kemampuan siswa di setiap bidang mata pelajaran. Berikan indeks 1 untuk siswa dalam kelompok sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalkan A1 berarti group A dari kelompok sangat baik, …, A4 berarti group A dari kelompok rendah. Contohnya:

Group A {A1, A2, A3, A4} Group B {B1, B2, B3, B4} Group C {C1, C2, C3, C4}

Group D {D1, D2, D3, D4} Group E {E1, E2, E3, E4}

c. Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya group yang telah terbentuk tadi dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang akan diberikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya.

Contoh:

Misalnya pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw II dalam mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklasikan kemerdekaan Indonesia.

Kelompok 1 {A1, B1, C1, D1, E1} Kelompok 2 {A2, B2, C2, D2, E2} Kelompok 3 {A3, B3, C3, D3, E3} Kelompok 4 {A4, B4, C4, D4, E4}

Setiap kelompok tersebut diharapkan dapat mempelajari topik yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam group sebagai tim

ahli “expert”, tentunya peran guru sangat penting dalam fase ini.

d. Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group

Siswa “ahli” dalam konsep tertentu ini masing-masing kembali dalam group semula. Pada fase ini kelima group (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu sesuai dengan worksheet masing-masing. Selanjutnya siswa dipersilahkan mempresentasikan keahliannya dalam group masing-masing, satu

persatu. Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahuan antara tiap anggota group. Terdapat aturan dalam fase ini yaitu:

a. Siswa harus bertanggung jawab untuk memastikan setiap anggota tim mempelajari materi yang telah diberikan.

b. Tidak ada yang selesai belajar sebelum setiap anggota tim menguasai konsep dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan baru.

c. Apabila ada yang kurang dimengerti sebaiknya siswa tetap bertanya pada anggota group sebelum bertanya pada guru.

d. Ketika melakukan pembicaraan dalam tim sebaiknya dilakukan dengan suara yang pelan agar tidak mengganggu tim lainnya.

e. Ketika kegiatan dikusi berakhir dengan “merayakan” agar memperoleh

kepuasan.

Dalam teknik Jigsaw II ini penilaian dilakukan dengan cara guru memberikan tes tertulis yang memuat seluruh konsep yang didiskusikan. Selama kegiatan tes berlangsung siswa mengerjakan secara individu. Sedangkan penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu pada seberapa jauh skor melampaui rata-rata skor berikutnya, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam skor kelompok yang didasarkan skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

2.1.4.4 Evaluasi dalam Jigsaw II

Terdapat beberapa langkah dalam melakukan penilaian Jigsaw II yaitu (Slavin, 2005:159-163):

a. Pengetesan

Tes/ujian dilakukan dengan guru memberikan soal evaluasi kepada siswa untuk menjawab secara individual tentang materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan soal secara individu untuk memperlihatkan apa yang telah mereka pelajari secara individual.

b. Skor Peningkatan/Kemajuan

Siswa memperoleh skor peningkatan berdasarkan tingkat skala dimana skor tes mereka melebihi atau kurang dari skor dasar mereka. Untuk itu, terdapat langkah-langkah dalam menghitung skor individual yaitu:

1. Menetapkan skor dasar

Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis yang lalu. 2. Menghitung skor kuis terkini

Setiap siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan dengan pelajaran terkini.

3. Menghitung skor peningkatan/kemajuan

Siswa akan memperoleh poin peningkatan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis menyamai atau melampaui skor dasar mereka dengan menggunakan skala skor kuis sebagai berikut (Slavin, 2005:159):

Tabel 2.2

Skala Poin Peningkatan/Kemajuan

No. Skor Kuis Terkini Poin Kemajuan

1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin

2. 10-1 poin di bawah skor awal 10 poin

3. Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 poin

4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin

5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin

Contoh:

Tabel 2.3

Contoh Format Lembar Penyekoran Kuis

No. Siswa Skor Awal Skor Kuis Skor Kemajuan

1. A 90 100 30

2. B 80 67 0

3. C 75 79 20

4. D 55 46 10

5. E 55 40 0

c. Penghargaan Skor Tim

Kegiatan akhir dari suatu penilaian dan evaluasi sangat penting dilakukan dalam pembelajaran kooperatif yang berupa pemberian penghargaan. Menurut Slavin (2005:160) terdapat tiga macam tingkatan penghargaan yang didasarkan pada rata-rata skor tim yaitu, tim baik, tim sangat baik, dan tim istimewa. Berikut ini disajikan kualifikasi rata-rata perhitungan skor tim (Rusman, 2011:216):

Tabel 2.4 Kualifikasi Skor Tim

No. Rata-rata Skor Kualifikasi

1.

Dokumen terkait