• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Persentase Partisipasi Perempuan Bekerja di Swasta

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN... I-1 (Halaman 71-78)

PEMERINTAHAN DAERAH

Terhadap 10.000 Jumlah Penduduk Usia Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Persentase Partisipasi Perempuan Bekerja di Swasta

Peningkatan kualitas hidup perempuan dilakukan diberbagai bidang pembangunan, diantaranya dengan

II - 52

meningkatkan partisipasi perempuan yang bekerja di lembaga swasta. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2009 - 2012, persentase rata-rata perempuan yang bekerja di sektor swasta mengalami sedikit penurunan dari 66,05% (tahun 2009) menjadi 65,09% (tahun 2012). Hal tersebut disebabkan antara lain adanya PHK, alih profesi menjadi wirausaha mandiri dan TKI. Upaya yang dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi perempuan di lembaga swasta antara lain melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja perempuan di berbagai sektor agar dapat bersaing dengan tenaga kerja laki-laki. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.66.

Tabel 2.66.

Partisipasi Perempuan di Lembaga Swasta di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012

No Uraian Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Jumlah pekerja perempuan (orang) 6.585.048 6.543.610 6.674.759 6.768.073 2 Jumlah pekerja perempuan di lembaga swasta (orang) 4.349.740 4.368.348 4.368.956 4.405.564

3 Persentase pekerja perempuan di lembaga swasta (%)

66,05 66,76 65,72 65,09

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Sakernas, 2013 b. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

Partisipasi angkatan kerja perempuan di Jawa Tengah berdasarkan data Sakernas menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja perempuan pada tahun 2013 mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk usia kerja perempuan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.67.

Tabel 2.67.

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2013

No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah penduduk usia kerja perempuan (orang) 12.543.814 12.163.882 12.171.023 12.186.061 12.192.802

2 Jumlah angkatan kerja perempuan

(orang) 7.060.659 7.061.590 7.158.371 6.988.421 7.012.227 3 Persentase angkatan kerja perempuan terhadap penduduk usia kerja (%) 56,29 58,05 58,81 57,35 57,51

II - 53

c. Produk Kebijakan Pengarusutamaan Gender (PUG) di Jawa Tengah

Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi untuk mengintegrasikan gender dalam pembangunan yang dituangkan dalam kebijakan, program dan kegiatan. Provinsi Jawa Tengah secara sistematis telah melakukan langkah-langkah pengintegrasian PUG ke dalam dokumen perencanaan mulai dari RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD. Dokumen RPJMD Tahun 2013-2018, telah mengintegrasikan isu gender ke dalam penjelasan misi dan kebijakan. Selain itu, perspektif gender telah terintegrasi pada sebagian besar SKPD Provinsi, namun terdapat 10 (sepuluh) SKPD yang tidak mengintegrasikan perspektif gender dalam Renstra SKPD dikarenakan secara tupoksi tidak membedakan peran antara laki-laki dan perempuan.

d. Rasio KDRT

Rasio KDRT dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, yaitu tahun 2008 sebesar 0,01%, meningkat menjadi 0,028% pada tahun 2012, dan tahun 2013 meningkat menjadi 0,085%. Peningkatan KDRT terjadi antara lain disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus KDRT kepada lembaga layanan, faktor kemiskinan, globalisasi dan budaya.

e. Jumlah Kebijakan Perlindungan Hak Perempuan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyusun berbagai kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan terhadap hak perempuan. Kebijakan tersebut antara lain perlindungan bagi korban kekerasan, yaitu terbitnya Perda Nomor 3 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perlindungan bagi Korban Kekerasan Berbasis Gender di Provinsi Jawa Tengah. Selanjutnya sebagaimana diamanatkan dalam Perda tersebut telah dibentuk Pusat Pelayanan Terpadu (Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 411/91 Tahun 2009) dan Komisi Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (KPK2BGA) dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor: 411/I03.A tanggal 1 Agustus 2011. Selain itu juga diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan serta Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2014; Peraturan Gubernur Nomor 6 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan pada Layanan Terpadu Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak, serta Perda tentang Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif. Terdapat 6 (enam) kabupaten

II - 54

yang telah menerbitkan Perda tentang penyelenggaraan perlindungan korban kekerasan berbasis gender dan anak.

f. Produk Kebijakan terkait Penanganan Tenaga Kerja di Bawah Umur

Keterlibatan anak dalam bentuk-bentuk pekerjaan terburuk utamanya disebabkan oleh faktor kemiskinan dan hedonisme (gaya hidup mewah). Perlindungan anak terhadap bentuk-bentuk pekerjaan terburuk di Jawa Tengah telah ditetapkan dengan Perda Nomor 9 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Pekerja Anak, ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 58 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 94 Tahun 2006 tentang Pembentukan Komite Aksi Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak.

Jumlah penduduk usia 10-17 tahun pada tahun 2012 yang bekerja di Jawa Tengah sebanyak 450.632 anak (9,06% dari jumlah total anak). Perkembangan jumlah anak yang bekerja dan berusia 10-17 tahun selama tahun 2009-2012 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.68.

Tabel 2.68.

Persentase Anak yang Bekerja Usia 10 – 17 Tahun Tahun 2009 - 2012

Tahun Total Anak Jumlah Anak Yang Bekerja %

2009 4.825.937 408.412 9,95

2010 4.866.137 382.842 7,87

2011 4.886.741 385.887 7,90

2012 4.972.822 450.632 9,06

Sumber : BPS, Pusdatinaker diolah KementerianPemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2013

Persentase anak yang bekerja pada usia 10-14 tahun dan 15-17 tahun di Jawa Tengah periode tahun 2008-2012 menduduki peringkat terbanyak dibandingkan provinsi lain se-Jawa. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi pekerja anak antara lain melalui penarikan anak-anak dari pekerjaan terburuk dengan mengembalikan ke dunia pendidikan formal dan non formal. Jumlah Penduduk Usia 10-14 tahun dan 15-17 tahun yang bekerja Menurut Provinsi se-Jawa dan Nasional sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.69.

II - 55

Tabel 2.69.

Jumlah Penduduk Usia 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi se-Jawa dan Nasional Tahun 2012

No Provinsi / Nasional Jumlah Penduduk Usia (orang) 10 – 14 tahun 15 – 17 tahun 1 Jawa Tengah 79.834 370.798 2 Jawa Barat 51.485 356.964 3 Jawa Timur 70.629 298.321 4 Banten 18.405 134.678 5 DKI Jakarta 7.146 100.168 6 DIY 7.509 28.530 Nasional 894.404 2.680.426

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013

g. Produk Hukum dan Kebijakan Daerah Tentang Kesejah-teraan dan Perlindungan Anak serta Responsif Anak Skala Provinsi

Penguatan kebijakan daerah tentang kesejahteraan dan perlindungan anak telah tersusun dalam Peraturan Gubernur tentang Pokja Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) Nomor 463/105/2006 tanggal 8 Desember 2006, Peraturan Gubernur tentang Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) Nomor 42 Tahun 2011 tanggal 21 September 2011, dan Perda Nomor 7 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak yang mengamanatkan perlindungan anak melalui upaya pencegahan, penanganan dan pengurangan risiko kerentanan terhadap anak-anak, yang mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah.

h. Rasio Program dan Kegiatan Responsif Gender di SKPD Provinsi

Konsekuensi diterapkannya strategi PUG, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengimplementasikan kebijakan PUG melalui Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) sejak tahun 2010. Rasio SKPD yang menerapkan kebijakan PUG melalui PPRG tahun 2010 sebesar 30,61%, Tahun 2011 sebesar 30,61% dan sejak tahun 2012 telah mencapai 100%. Walaupun semua SKPD telah menerapkan PPRG, namun belum semua program/kegiatan pada tahun 2013 responsif gender (baru mencapai 35%). Upaya dalam rangka percepatan kesetaraan dan keadilan gender dilakukan melalui peningkatan program/kegiatan SKPD yang berdampak besar terhadap pencapaian IPG dan IDG.

i. Rasio Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kebijakan Responsif Gender

Rasio Pemerintah Kabupaten/Kota yang menerapkan kebijakan responsif gender dalam RPJMD sampai dengan tahun

II - 56

2012 baru mencapai 14,28%. Selanjutnya Renstra SKPD dan Renja SKPD yang menerapkan PPRG tahun 2011 sebesar 8,57%, meningkat menjadi 62,85% tahun 2012 dan tahun 2013, dan ditargetkan menjadi 65,99% pada tahun 2015.

j. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan

Persentase perempuan yang bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tahun 2009 - 2012 mengalami peningkatan dari sebanyak 6.086 orang (2009), menjadi 6.215 orang (2012). Namun mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 6.004 orang.

Berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013, persentase tertinggi PNS perempuan di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berada pada pendidikan lulus Strata 1, yaitu sebesar 41,98%. Meskipun pada pendidikan Strata 2 meningkat dari tahun 2012 sebesar 10,84% menjadi 11,50% pada tahun 2013, namun persentasenya masih rendah. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.70.

Tabel 2.70.

Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan Berdasarkan Pendidikan Tahun 2009 - 2013 Tingkat

Pendidikan

Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan

2009 2010 2011 2012 2013 Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh % Lulus S-3 1 0,01 2 0,03 2 0,03 1 0,01 2 0,03 Lulus S-2 473 7,77 580 9,19 639 10,07 674 10,84 691 11,50 Lulus S-1 2.091 34,86 2.279 36,83 2.429 39,27 2.436 40,59 2.521 41,98 Lulus D-3 807 29,60 1.017 21,56 1.113 21,74 1.123 21,67 1.284 21,38 Lulus SMA sederajat 1.865 30,64 1.827 28,97 1.647 25,95 1.509 24,27 1.389 23,13 Lulus SMP sederajat 113 1,85 100 1,58 83 1,30 72 1,15 66 1,10 Lulus SD sederajat 71 1,16 72 1,14 63 0,99 55 0,88 51 0,84 Jumlah (Org) 6.086 6.306 6.345 6.215 6.004

Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah, 2010–2014

Pada tahun 2009 jumlah perempuan dalam jabatan eselon II sebanyak 9 orang, mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 10 orang. Hal tersebut terjadi juga pada jabatan eselon III, yaitu dari 104 orang pada tahun 2009 menjadi 116 orang pada tahun 2013. Demikian pula dengan jabatan eselon IV meningkat dari 402 orang pada tahun 2009 menjadi 420 orang pada tahun 2013. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.71.

II - 57

Tabel 2.71.

Persentase Perempuan yang Bekerja di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Eselonisasi Tahun 2009-2013

No Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jumlah perempuan pada jabatan eselon II 9 (13,23%) 7 (10,29%) 9 (13,43%) 10 (14,92%) 10 2 Jumlah perempuan pada jabatan eselon III 104 (23,05%) 106 (23,71%) 111 (24,12%) 119 (26,98%) 116 3 Jumlah perempuan pada jabatan eselon IV 402 (32,05%) 413 (32,77%) 430 (32,77%) 431 (34,89%) 420

Sumber : BKD Provinsi Jawa Tengah, 2010–2014

k. Rasio Ketercapaian SPM Layanan Terpadu Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak serta Trafficking

Salah satu upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melindungi Perempuan dan Anak dari tindak kekerasan, telah diterbitkan Peraturan Gubernur Nomor 60 Tahun 2012 tentang Rencana Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan serta Saksi dan/atau Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2014. Pergub tersebut sebagai penjabaran dari Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang SPM Layanan Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan sebagaimana Tabel 2.72.

Tabel 2.72.

Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

Tahun 2011 – 2013 (%)

No Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan

penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pengaduan

96,75 99,17 100 100

2 Cakupan ketersediaan petugas di unit

pelayanan terpadu yang memiliki

kemampuan untuk menindaklanjuti

pengaduan masyarakat

7,92 9,91 20.23 34,35

3 Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu tata laksana KTP/A dan PPR/PKT rumah sakit

80,97 35,25 35.3 53,8

4 Cakupan layanan rehabilitasi sosial oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan dalam unit pelayanan terpadu

II - 58

No Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013

5 Cakupan petugas rehabsos terlatih 56 56 9.2 9,2

6 Cakupan layanan bimbingan rohani yang

diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi peremuan dan anak korban kekerasan

100 100 100 100

7 Cakupan petugas yang terlatih dalam

melakukan bimbingan rohani 100 100 100 100

8 Cakupan penegakan hukum dari tingkat

penyidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus KTP/A

96 96 NA NA

9 Cakupan perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan

bantuan hukum 63 91 93.1 78,1

10 Cakupan ketersediaan petugas

pendamping hukum atau advokat yg

memiliki kemampuan pendampingan

KTP/A

- 12,24 26.5 26,5

11 Cakupan layanan pemulangan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan 86,47 84,37 84 88,8

12 Cakupan layanan reintegrasi sosial 85,09 81,59 81.9 83,5

13 Cakupan ketersediaan petugas terlatih

untuk melakukan reintegrasi sosial 56 56 56 56

Sumber : BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, 2010–2014

l. Rasio Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan

Jumlah pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan kekerasan dari tahun 2009 - 2012 mengalami fluktuasi, yaitu sebanyak 2.478 (2009), 3.215 (2010), 2.737 (2011), dan 2.883 (2012). Keseluruhan pengaduan tersebut dalam setiap tahunnya dapat diselesaikan sepenuhnya (100%).

m. Rasio Kabupaten/Kota Menuju Kota Layak Anak

Dalam kurun waktu tahun 2011-2013, kabupaten/kota yang telah mendeklarasikan menuju Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) menunjukkan peningkatan, yaitu 10 kabupaten/ kota (28,5%) tahun 2011, 17 kabupaten/kota (48,6%) tahun 2012 dan 27 Kabupaten/Kota (77,14%) tahun 2013.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN... I-1 (Halaman 71-78)