• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendaftaran Tanah

2.1.3 Pembuktian Hak Dalam Pendaftaran Tanah

Dengan dilaksanakannya pendaftaran atas tanah tentu saat itu juga diberikan status hukum, berupa hak pada tanah tersebut sesuai dengan hak yang

58

55 dimohonkan. Apabila seseorang memohonkan hak milik, hak guna bangunan atau hak guna usaha, maka melalui pendaftaran tanah yang dilakukan munculah status hukum diatas tanah tersebut sesuai dengan yang dimohonkan yaitu menjadi hak milik, hak guna usaha (HGU), hak guna bangunan (HGB) atas nama pemohon yang disetujui. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa dengan didaftarkannya tanah, maka seseorang baru akan mendapatkan hak milik atas tanah, HGU atas tanah, HGB atas tanah dan hak-hak lainnya. Apabila suatu tanah tidak didaftarkan maka tidak akan muncul hak-hak atas tanah tersebut. Atas tanah yang semula sudah ada hak atasnya, apabila terjadi pendaftaran balik nama, tentunya akan diberikan status kepemilikan baru bagi yang memohon untuk balik nama.

Pada pemberian status hak dengan balik nama, harus disertai dengan perbuatan hukum atas hak tersebut. Perbuatan hukum yang dimaksud adalah perbuatan pengalihan dari orang pertama yang telah mendaftarkan hak itu kepada orang kedua (pihak lain) yang menerima hak atas tanah yang disebut dengan pemindahan hak. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa untuk pendaftaran pertama (awal) maupun pendaftaran balik nama (pendaftaran berkesinambungan) yang dilakukan di Kantor Pertanahan setempat adalah pekerjaan administrasi negara dalam memberikan status hukum atas tanah dimaksud. Sehingga dengan adanya pemberian status hukum ini diatas tanah yang didaftar maka si pemilik dengan pendaftaran ini menerima status hak yang dilindungi oleh negara sesuai jenis haknya.59

59

56 Dalam rangka memperoleh kebenaran data yuridis bagi hak-hak atas tanah yang baru dan untuk keperluan pendaftaran hak, sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 23 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dibuktikan dengan:

Untuk keperluan pendaftaran hak:

a. hak atas tanah baru dibuktikan dengan:

1) penetapan pemberian hak dari Pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak pengelolaan;

2) asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik;

b. hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan oleh Pejabat yang berwenang;

c. tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf;

d. hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan;

e. pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan. Penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang mengenai pemberian hak atas tanah negara dapat dikeluarkan secara individual, kolektif maupun secara umum. Pada saat ini pengaturan mengenai pejabat yang berwenang menerbitkan surat keputusan pemberian hak atas tanah negara atau tanah hak pengelolaan diatur dalam Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan

57 Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah Negara, sedangkan prosedur pemberian hak atas tanah negara atau tanah Hak Pengelolaan diatur dengan Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.60

Penetapan pemberian Hak Pengelolaan berupa diterbitkannya Surat Keputusan Pemberian Hak Pengelolaan oleh Kepala BPN Republik Indonesia. Mekanisme pemberian Hak Pengelolaan diatur dalam Permen Agraria/ Kepala BPN No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.

Akta Ikrar Wakaf adalah Akta Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud dalam PP No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Hak Milik. Pejabat yang berwenang menerbitkan Akta Ikrar Wakaf adalah Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang djabat oleh Kepala Kantor Urusan Agama (Kepala KUA). Ketentuan mengenai pembukuan wakaf ditinjau dari sudut objeknya, pembukuan tersebut merupakan pendaftaran untuk pertama kali, meskipun bidang tanah yang bersangkutan sebelumnya sudah didaftar sebagai tanah hak milik.61

Hak milik atas satuan rumah susun adalah hak pemilikan individual atas suatu satuan rumah susun tertentu, yang meliputi dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan hak bersama atas apa yang disebut bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama, tempat bangunan rumah susun itu didirikan. Pembukuan hak milik atas suatu satuan rumah susun adalah pendaftaran untuk pertama kali, walaupun hak atas tanah tempat bangunan gedung yang

60

Urip Santoso, Op.Cit, hal.37 61

58 bersangkutan berdiri sudah didaftar. Pembukuan hak milik atas satuan rumah susun dilakukan berdasarkan akta pemisahan, yang menunjukkan satuan rumah susun yang mana yang dimiliki dan berapa bagian proporsional pemiliknya atas benda-benda yang dihaki bersama tersebut.

Mengenai akta pemberian Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa : akta pemberian hak tanggungan adalah akta PPAT yang berisi pemberian Hak Tanggungan kepada kreditor tertentu sebagai jaminan untuk pelunasan piutangnya.

Pembuktian atas hak lama dalam rangka memperoleh kebenaran data yuridis bagi hak-hak lama dan untuk pendaftaran hak sesuai dengan Pasal 24 PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menyatakan bahwa:

(1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.

(2) Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembukuan hak dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahuluanpendahulunya, dengan syarat:

a. penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat dipercaya;

b. penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.

59 Dalam hal bukti tertulis tersebut tidak lengkap atau tidak ada lagi pembuktian kepemilikan itu dapat dilakukan dengan keterangan saksi atau pernyataan yang bersangkutan yang dapat dipercaya kebenarannya menurut pendapat panitia ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam Pendaftaran Tanah secara sporadik. Pengertian mengenai saksi adalah orang yang cakap memberi kesaksian dan mengetahui kepemilikan tersebut.62