• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemecahan Masalah Pendidikan Budaya Lokal Sebagai Pola Pendidikan Seni Pada Anak Usia Dini di Indonesia

PENDIDIKAN SENI SEBAGAI ASPEK-ASPEK PEMBENTUKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI

C. Pemecahan Masalah Pendidikan Budaya Lokal Sebagai Pola Pendidikan Seni Pada Anak Usia Dini di Indonesia

Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa bertujuan untuk :

1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Hal ini dapat dicontohkan dengan pengembangan potensi atau minat seni yang dimiliki peserta didik sebagai media untuk mengembangkan kepribadiannya. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang

terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Hal ini sejalan dengan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran seni yang bertujuan untuk memahami konsep dan pentingnya seni, dan dapat berkiprah dalam

pelestarian budaya baik di tingkat lokal, regional, maupun internasional.

3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa.

4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia

yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari dan memahami kesenian-kesenian daerah yang dapat menjadikan peserta didik menjadi mandiri, kreatif, dan dapat menjaga kelesatarian budaya bangsa mereka sendiri.

5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah anak usia dini sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Hal ini sejalan dengan fungsi pembelajaran seni yang menjadikan peserta didik sebagai seseorang yang peduli, sensitif/peka, serta dapat membuat harmonis dengan kehidupan individu, keluarga, sosial masyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara, serta dapat menjaga kelesatarian budaya bangsa. Pendidikan seni tidak hanya mencetak siswa dapat memahami seni, namun lebih dari itu siswa dapat menerapkan unsur estetis yang terdapat di dalam makna sebuah kesenian dan menerapkannya dalam kehidupan yang sesungguhnya. D. Pengintegrasian Nilai-Nilai Pendidikan Budaya Lokal dan

Karakter Bangsa Ke Dalam Pembelajaran Seni Anak Usia Dini.

1. Religius, dapat dimunculkan agama dan toleransi antar umat

beragama pada anak.

2. Jujur, dapat dimunculkan pada saat peserta didik merasa salah

dalam memainkan atau menyanyikan lagu, mereka mengakui kesalahannya.

3. Toleransi, dapat dimunculkan ketika dalam bermain musik atau

bernyanyi secara bersama, peserta didik selalu menghargai temannya dalam bermain musik atau bernyanyi dan berusaha untuk tidak individual dan menghargai teman.

4. Disiplin, dapat dimunculkan ketika memainkan atau menyanyikan

lagu sesuai dengan ketukan, tempo lagu, dan dinamik lagu, serta peserta didik datang tepat waktu.

5. Kerja Keras, dapat dimunculkan ketika peserta didik berusaha

untuk berlatih dengan sungguh-sungguh.

6. Kreatif, dapat dimunculkan dengan adanya inisiatif peserta didik

untuk memperindah dan mengembangkan permainan musik atau lagu yang dimainkan/dinyanyikan.

7. Mandiri, dapat dimunculkan ketika peserta didik diberikan

kesempatan untuk bermain musik atau bernyanyi secara individual, dan tidak tergantung pada orang lain, serta dapat bermain musik atau bernyanyi tanpa dibantu orang lain.

8. Demokratis, dapat dimunculkan ketika pemilihan pemimpin lagu,

penentuan jadwal latihan.

9. Rasa Ingin Tahu, dapat dimunculkan ketika peserta didik mencari

10. Semangat Kebangsaan, dapat dimunculkan dengan sikap bersemangat ketika memainkan atau menyanyikan lagu-lagu wajib nasional.

11. Cinta Tanah Air, dapat dimunculkan ketika peserta didik memainkan atau menyanyikan lagu-lagu wajib nasional dan setelah memainkan atau menyanyikan lagu wajib menunjukkan rasa nasionalisme dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

12. Menghargai Prestasi, dapat dimunculkan ketika peserta didik menemukan temannya yang pintar dan memberikan sikap apresiasi terhadap prestasi teman dengan cara salut dan bertepuk tangan.

13. Bersahabat/Komunikatif, dapat dimunculkan ketika peserta didik berkomunikasi dengan temannya, baik dalan bermain musik atau bernyanyi. Contohnya : tetap mempertahankan suaranya menurut pembagian suara masing-masing ketika bernyanyi dalam paduan suara.

14. Cinta Damai, dapat dimunculkan ketika peserta didik berlatih dengan baik tanpa mengganggu teman lain yang sedang latihan. 15. Gemar Membaca, dapat dimunculkan ketika peserta didik

membaca atau menyanyikan teks lagu atau membaca notasi music atau lagu.

16. Peduli Lingkungan, dapat dimunculkan ketika peserta didik menyanyikan lagu-lagu yang bertema lingkungan dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk tetap peduli terhadap lingkungan.

17. Peduli Sosial, dapat dimunculkan ketika peserta didik memainkan atau menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan tentang kepedulian sosial, dan mengaplikasikan lagu tersebut dalam kehidupan sosial mereka.

18. Tanggung Jawab, dapat dimunculkan ketika peserta didik berlatih dan menampilkan kesenian daerah dengan lancar dan benar.

Penanaman nilai-nilai yang terdapat dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di atas, dapat ditambahkan dan dikurangi sesuai dengan kebutuhan para pengajar di sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sebagai satuan pendidikan dan masyarakat sebagai unsur penunjang pendidikan, serta sesuai dengan hakikat materi Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar (SK/KD). Meskipun demikian ada 5 nilai yang diharapkan menjadi nilai minimal yang dikembangkan di setiap sekolah, yaitu nyaman, jujur, peduli, cerdas, dan tangguh/kerja keras.

E. Kesimpulan

Pendidikan seni merupakan akses yang dapat menjadi dasar dalam pembentukan generasi yang berkualitas di Indonesia, dengan pendekatan budaya lokal yang ramah, akan memperkenalkan mereka pada khasanah kekayaan budaya Indonesia, yang akan memproteksi mereka dari cepatnya arus globalisasi dan budaya post moderenisme barat yang belum tentu semuanya sesuai dengan kultur ketimuran yang dimiliki bangsa Indonesia. Namun, tidak semua elemen dalam

dunia pendidikan di Indonesia memahami akan hal itu, termasuk para pengambil kebijakan, dan masyarakat pada umumnya. Semua beranggapan bahwa peran pendidikan seni dalam dunia pendidikan di Indonesia hanya sebatas mata pelajaran yang tidak berpengaruh di bandingkan dengan mata pelajaran lain. Dengan demikian, sebagai calon punggawa pendidik seni maka kita harus siap dalam segala hal apapun untuk dapat memperjuangkan dan memposisikan pendidikan seni menjadi hal yang penting dan vital dalam dunia pendidikan di Indonesia, kita adalah tonggak keberhasilan bangsa, kita jadikan seni sebagai lambang identitas bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Pendidikan seni di Indonesia merupakan peran utama dalam pembentukan karakter bangsa ke depan nanti dalam dunia pendidikan Indonesia.

Daftar Pustaka

Depdiknas.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.Jakarta:

Puskur.

Dewantara, Ki Hadjar. (1962). Pendidikan.Yogyakarta: Taman Siswa. Johnson, Elaine. B. (2006).Contextual Teaching and Learning.

Bandung: Mizan Learning Center.

Pekerti, Widia. dkk. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rachmawati, Yeni dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan

Kreatifitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

PENGEMBANGAN POTENSI DESA SEBAGAI TUJUAN