2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya
4.3.6 Pemeliharaan Alat dan Bahan
Gambar 36. Penjaringan Sampah Pada Kolam
4.3.6 Pemeliharaan Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan lanskap kawasan Taman Burung TMII dikelola oleh petugas bagian taman. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan lanskap bagian taman tergolong sederhana. Walaupun jumlahnya tidak banyak, hampir semua kondisi alat-alatnya dalam keadaan baik. Peralatan taman, jumlah, dan kondisinya yang dimiliki Taman Burung TMII dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jenis, Jumlah, dan Kondisi Peralatan Taman di Taman Burung TMII
No. Jenis Alat Jumlah Kondisi
1 Garpu tanah 5 Baik
2 Garpu sampah 3 Baik
3 Cangkul 3 Baik
4 Sekop 1 Baik
5 Kored 2 Baik
6 Selang plastik 5 Baik
7 Sprinkler 6 Baik
8 Parang /Arit 4 Baik
9 Pangkas Rumput Gendong 3 Baik
10 Grass mower 1 Baik
11 Gunting dahan 5 Baik
12 13 14
Gunting stek
Mesin pangkas semak (steamer) Gergaji tangan 2 1 3 Baik Baik Baik
15 Gunting galah 2 Baik
16 Chainsaw 1 Baik
17 Pengki 5 Cukup Baik
18 Tong sampah 35 Cukup baik
19 Gerobak sampah 2 Baik
20 Lori 4 Baik
21 Golok 3 Baik
22 Knapsack sprayer 2 Baik
Jumlah peralatan taman pada Tabel 9 belum termasuk alat yang di pegang atau disimpan sendiri oleh masing-masing pekerja seperti sapu lidi, sikat, ember,
gunting stek, dan pengki. Setiap alat memiliki masa efektif yang berbeda-beda. Peralatan yang sudah melewati masa efektifnya tidak dapat bekerja secara maksimal sehingga perlu diganti dengan alat baru. Jenis peralatan dan masa efektifnya dapat dilihat pada Tabel 10. Masa efektif peralatan tergantung dari aspek perawatan dan penyimpanannya sesudah digunakan. Peralatan dapat tahan lama apabila dirawat dan disimpan secara benar (Arifin dan Arifin, 2005). Masa efektif peralatan memang tidak selalu sesuai dengan standar karena terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dari peralatan. Masa efektif penggunaan peralatan dan bahan juga dapat dipengaruhi oleh kualitas dan merk alat, cara penggunaan alat di lapang, dan intensitas perawatan dari peralatan tersebut.
Tabel 10. Jenis Peralatan dan Masa Efektifnya
No. Jenis Peralatan Masa Efektif
1 Mesin pemotong rumput gendong 3 tahun 2 Mesin pemotong rumput dorong 3 tahun 2 Gunting pangkas dan gunting stek 6 bulan 3 Kored, golok, arit, dan parang 6 bulan 4 Sekop, cangkul dan garpu tanah 6 bulan
5 Sapu lidi 6 bulan
6 Pengki bambu 6 bulan
7 Gerobak sampah 1 bulan
Sumber: Arifin dan Arifin (2005)
Taman Burung TMII memiliki suatu gudang khusus untuk menyimpan alat dan bahan taman serta bengkel untuk tempat kegiatan perbaikan alat-alat yang rusak. Namun, tidak semua peralatan disimpan pada ruangan tersebut karena terdapat beberapa peralatan yang dibagikan pada setiap tenaga kerja sesuai dengan kebutuhannya. Alat tersebut disimpan pada lokasi tertentu di dekat area yang menjadi tanggung jawabnya agar mudah dijangkau. Akan tetapi, peralatan taman yang tergolong berat dan mahal seperti alat pangkas rumput, chainsaw, dan
steamer harus disimpan dengan baik di dalam gudang.
Peralatan dan bahan yang memadai serta penguasaan teknik pemeliharaan akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman. Peralatan dan bahan juga sebaiknya selalu tersedia dalam kondisi yang baik sesuai dengan masa efektif penggunaannya. Oleh karena itu, pemeriksaan terhadap alat dan bahan harus dilakukan secara berkala agar biaya kebutuhan dan pemeliharaan alat dan bahan dapat dianggarkan dengan tepat.
Lapang1 Pustaka2 TBN3 TBN3
penggemburan semak 37,694 m2 40 m2 50 m2
4.3.7 Kapasitas dan Efektivitas Kegiatan Pemeliharaan
Kapasitas kerja dapat diketahui dengan menghitung waktu yang dibutuhkan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara efektif. Penghitungan tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan secara langsung dengan melakukan pendataan terhadap seberapa luas area yang dapat diselesaikan tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu (jam) yang kemudian dikonversi dalam kapasitas kerja/jam/orang. Nilai kapasitas kerja operator pemelihara taman di Taman Burung TMII kemudian dibandingkan dengan kapasitas kerja pada Arifin dan Arifin (2005) dan kapasitas kerja operator pemelihara di Taman Bunga Nusantara (TBN) dalam Nurtati (2009) untuk mengetahui seberapa besar efektivitas kerjanya (Tabel 11). Secara umum, efektivitas tenaga kerja taman di Taman Burung TMII dapat dikategorikan baik. Hal ini terlihat dari beberapa nilai kapasitas kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kapasitas kerja dalam pustaka maupun TBN.
Tabel 11. Kapasitas dan Efektivitas Kerja Kegiatan Pemeliharaan Taman di Taman Burung TMII
Jenis Pekerjaan Di Lapang Kapasitas
Kerja/Jam/Orang Efektivitas Kerja4 (%) Pengamatan Pustaka 2 Penyapuan rumput 443,780 m2 400 m2 482 m2 110,95 92,07 Penyapuan perkerasan 928,154 m2 800 m2 -* 116,02 - Pemotongan rumput 283,619 m2 250 m2 223,3 m2 113,44 127,0 Pemangkasan semak 16,867 m2 10 m2 15 m2 168,68 112,4 Penyiangan dan 94,23 75,35 Pembersihan perkerasan 565,848 m2 800 m2 -* 70.73 - Pemangkasan pohon 4 pohon 5 pohon -* 80 - Pembersihan sangkar kecil 12 unit -* -* - - Pembersihan sangkar besar 4 unit -* -* - - Keterangan : *) tidak disebutkan
Sumber : 1) Pengamatan di lapang (2012) 2) Arifin dan Arifin (2005)
3) Taman Bunga Nusantara (TBN) dalam Nurtati (2009)
4) Efektivitas Kerja =
Efektivitas tenaga kerja yang tinggi dipengaruhi oleh kompetensi tenaga kerja yang memiliki pengalaman dan keterampilan yang baik serta menguasai teknik pemeliharaan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi besar atau kecilnya
kapasitas kerja adalah faktor alam, kondisi tapak, dan kondisi elemen tamannya. Contohnya, pengamatan kegiatan penyapuan yang dilakukan saat pohon sedang tidak musim merontokan daun menyebabkan jumlah volume penyapuannya tidak banyak dan tidak perlu membutuhkan waktu terlalu lama untuk menyelesaikannya. Secara otomatis, hal tersebut akan meningkatkan kapasitas kerja kegiatan pemeliharaan tersebut. Pada kegiatan pemangkasan semak, besarnya kapasitas kerja dipengaruhi oleh faktor kondisi elemen taman. Pemangkasan dilakukan pada semak dengan bentuk yang sederhana yang berfungsi sebagai pagar dan memiliki ukuran yang tidak besar. Hal ini sangat mempengaruhi nilai efektivitas pemangkasan semak menjadi sangat tinggi. Selanjutnya, kondisi elemen taman juga mempengaruhi rendahnya kapasitas kerja pemangkasan pohon dan pembersihan perkerasan. Pohon yang terdapat di Taman Burung TMII umumnya sudah sangat tinggi sehingga menambah tingkat kesulitan dalam pemangkasannya. Pembersihan perkerasan biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembersihan kupel dan pembersihan kotoran-kotoran burung yang menempel sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama. Oleh karena itu, nilai kapasitasnya cukup jauh berada di bawah kapasitas kerja pembersihan perkerasan pada Arifin dan Arifin (2005).
Pada hasil pengamatan di lapang, walaupun hasil efektivitas kerja menunjukkan nilai yang baik, hasil pemeliharaannya di lapang belum optimal dalam arti masih terdapat beberapa area taman yang belum tertangani sehingga tampak tidak terpelihara. Terbatasnya jumlah pekerja menjadi kendala bagi kegiatan pemeliharaan lanskap di Taman Burung TMII yang memiliki area relatif luas ini. Jumlah pekerja yang terbatas serta banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan menyebabkan hasil pemeliharaan menjadi kurang optimal. Menurut Hasibuan (2007), produktivitas dari tenaga kerja akan meningkat jika terdapat peningkatan efisiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan keterampilan dari tenaga kerjanya.
4.3.8 Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan
Taman Burung TMII merupakan salah satu unit kerja yang berada di bawah TMII sehingga evaluasi terhadap hasil kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh pihak pengelola TMII dengan melakukan pemantauan ke lapang pada periode
waktu tertentu secara mendadak (sistem operasi mendadak). Pengawasan dan pemantauan dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pihak Taman Burung TMII. Hal ini bertujuan agar seluruh pegawai selalu berjaga dan berusaha memelihara kondisi Taman Burung TMII serta melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Salah satu hasil dari evaluasi oleh pihak TMII ini akan menentukan unit TMII yang mendapat penghargaan dalam predikat terbaik bidang lingkungan dan pertamanan TMII. Kegiatan evaluasi juga dilakukan dengan membuat laporan pengelolaan tahunan Taman Burung TMII. Laporan ini berisi mengenai seluruh kegiatan pengelolaan Taman Burung TMII baik koleksi burung dan tanaman maupun pengunjung. Selain itu, evaluasi Taman Burung TMII sebagai taman satwa juga dilakukan oleh tim akreditasi Departemen Kehutanan. Evaluasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan dan pengakuan (akrediatasi) terhadap kualitas Taman Burung TMII.
Menurut PKBSI (2000), salah satu butir pertimbangan yang menjadi pedoman evaluasi adalah penilaian terhadap keindahan taman satwa secara menyeluruh dengan mengutamakan sistem penataan sealami mungkin serta kualitas peragaan yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kehidupan satwanya. Untuk mendapat hasil penilaian yang baik terhadap hal tersebut, pengelolaan lingkungan taman menjadi faktor yang penting. Pengelolaan taman yang baik memerlukan evaluasi terhadap tenaga kerja dan hasil kegiatan pemeliharaannya.
Kegiatan pengelolaan akan berjalan baik dengan adanya hubungan komunikasi yang juga baik antara atasan dan bawahan. Dalam membangun komunikasi serta koordinasi kepada para pegawai, dilakukan kegiatan pertemuan dengan seluruh tenaga kerja dan pimpinan Taman Burung TMII (Gambar 38). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk membicarakan hasil kegiatan pemeliharaan, kendala, dan keluhan yang dialami pekerja, serta mencari solusi terbaiknya. Namun, jika evaluasi pemeliharaan taman hanya dilakukan dalam kegiatan pertemuan saja, tidak cukup efektif untuk dapat mengontrol serta mengevaluasi tenaga kerja dan hasil pekerjaan pemeliharaan taman. Diperlukan adanya sistem evaluasi khusus untuk kegiatan pemeliharaan taman.
Gambar 38. Kegiatan Pertemuan Pegawai dengan Pimpinan
Tenaga kerja pemelihara taman di Taman Burung TMII tidak diawasi secara khusus karena terbatasnya SDM untuk itu. Oleh karena itu, setiap pekerja diberi kepercayaan penuh dan tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaannya masing- masing dengan baik. Namun, tidak setiap pekerja selalu memiliki kesadaran dan kedisiplinan kerja yang tinggi sehingga perhatian pengelola terhadap taman serta pengawasan tetap perlu dilakukan agar tenaga kerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Kurangnya pengawasan dapat menyebabkan ketidakefektifan pemanfaatan waktu kerja. Contohnya, berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa pekerja akan dengan segera menyelesaikan pekerjaannya dan dengan segera pula pergi beristirahat walaupun waktu istirahat belum tiba dan sebenarnya masih ada pekerjaan lain yang seharusnya dapat dikerjakan. Akan tetapi, terdapat pula pekerja yang dengan tekun mengerjakan pekerjaannya secara cermat dan teliti. Menurut Mondy (2008), para karyawan harus dievaluasi berdasarkan seberapa baik mereka menyelesaikan tugas yang ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan mereka dan tujuan-tujuan spesifik lain yang telah ditentukan. Oleh karena itu, walaupun pengawasan terhadap tenaga kerja tidak dilakukan secara intensif, setidaknya Taman Burung TMII memiliki jadwal atau target pemeliharaan taman. Minimal setiap bulannya pengelola merencanakan target pemeliharaan taman dengan membuat daftar pekerjaan di luar pekerjaan pemeliharaan sehari-hari. Dengan begitu, pekerja dapat memanfaatkan waktu kerjanya dengan baik agar dapat mencapai target-targetnya. Rencana kerja tersebut kemudian menjadi bahan evaluasi oleh supervisor dan manajer.
Evaluasi hasil kerja individu berdasarkan prestasi kerja merupakan sistem yang sangat baik dan mendorong setiap pekerja untuk berprestasi lebih baik.
Manajer sebagai pimpinan harus dapat memotivasi karyawan dengan mengenal kebutuhan sosial dan membuat mereka merasa berguna (Stoner dan Freeman, 1994). Pemberian motivasi sangat penting untuk menciptakan semangat kerja sehingga produktivitas kerjanya menjadi lebih tinggi. Motivasi dapat ditingkatkan dengan pemberian penghargaan, bonus, dan pujian atau dengan menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik.
4.4 Pengelolaan Pengunjung