2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya
4.4.5 Persepsi Pengunjung
23 20
10 6 3 0
3 3 0
perbaikan dan peningkatan kualitas fasilitas rekreasi dan sebanyak 26% responden mengharapkan adanya peningkatan keindahan taman. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan taman di Taman Burung TMII beserta segala fasilitas di dalamnya belum optimal. Cukup banyak responden yang menginginkan adanya penambahan program atau atraksi wisata di area Taman Burung TMII, yaitu sebanyak 25%. Terdapat pula beberapa responden yang mengharapkan agar harga tiket masuk dapat lebih terjangkau (10%) dan mengharapkan agar pelayanan serta kenyamanan di area wisata ini dapat lebih ditingkatkan (9%).
4.4.5 Persepsi Pengunjung
Selain untuk mengetahui karakteristik pengunjung, pembagian kuesioner juga bertujuan mengetahui persepsi pengunjung terhadap kualitas visual lanskap dan hasil kegiatan pengelolaan Taman Burung TMII. Pendapat pengunjung mengenai kepuasan dan kepentingan dari objek atau atraksi wisata yang dapat dinikmatinya di Taman Burung TMII juga merupakan hal yang perlu diketahui oleh pengelola. Penilaian terhadap kualitas visual lanskap keseluruhan Taman Burung TMII dilakukan dengan menentukan tingkat keindahannya dengan membaginya ke dalam beberapa area (Gambar 40).
80 60 40 20 4 60 0 50 27 7 0
Pintu Masuk Selasar dan Parkir Taman Dalam
Kubah TamanKubah Luar
Gambar 40. Grafik Tingkat Keindahan Area Taman Burung TMII
Tingginya persentase kategori cukup indah hampir di tiap area menunjukkan bahwa secara keseluruhan area Taman Burung TMII sudah memiliki desain yang cukup indah. Namun, pada area pintu masuk dan selasar parkir yang masih mendapatkan penilaian rendah (3%) menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan kualitas visualnya. Area taman di luar kubah, lanskapnya dinilai lebih indah diantara area lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya responden yang menilai area ini sangat indah (14%) dan indah (43%). Hal ini
0
dikarenakan taman yang ada di luar kubah memiliki penampilan yang lebih semarak jika dibandingkan dengan taman di dalam area kubah yang bertemakan alami. Meskipun hasil kuesioner yang secara keseluruhan menunjukkan bahwa area lanskap Taman Burung TMII sudah cukup indah, pihak pengelola sebaiknya terus meningkatkan kualitas visual lanskapnya agar memiliki tingkat keindahan yang lebih baik lagi.
Persepsi pengunjung mengenai hasil kegiatan pengelolaan Taman Burung TMII merupakan hal yang juga perlu diketahui sebagai bahan evaluasi bagi pihak pengelola. Para responden diminta untuk menilai hasil pengelolaan Taman Burung TMII mengenai beberapa aspek, yaitu kebersihan, keamanan, fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan (Gambar 41). Rata-rata persepsi terhadap aspek pengelolaan Taman Burung TMII juga mendapat penilaian cukup baik dari para responden. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase penilaian cukup baik di tiap aspek pengelolaan.
80 67 60 40 23 57 43 53 53 53 40 40 33 Sangat baik Baik Cukup baik 20 3 7 0 0 0 0 0 7 7 0 0 14 0 0 Kurang baik Tidak baik 0
Kebersihan Keamanan Fasilitas Pelayanan Kenyamanan
Gambar 41. Grafik Penilaian Aspek Pengelolaan di Taman Burung TMII
Penilaian paling baik terlihat pada aspek kenyamanan. Rasa nyaman berada pada suatu area yang memiliki kesan suasana alami adalah salah satu aspek yang ditawarkan oleh pengelola kepada pengunjung di Taman Burung TMII. Aspek tersebut pun mendapat tanggapan sangat baik (14%) dan baik (33%) dengan persentase yang lebih tinggi dibandingkan aspek lainnya. Pada aspek kebersihan, fasilitas, dan pelayanan masih mendapat penilaian kurang baik dari beberapa responden (7%). Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap aspek-aspek pengelolaan tersebut agar dapat mengetahui kekurangannya dan berupaya sebaik mungkin untuk terus meningkatkan kualitasnya.
40 47
7 7 6
8 11 15
4 3
Taman Burung TMII sebagai suatu area wisata yang bermisikan rekreasi dan edukasi perlu mengatahui bagaimana persepsi pengunjung mengenai kepuasan serta kepentingan dari objek serta atraksi wisata yang berada di area wisata ini (Gambar 42 dan Gambar 43). Hal ini penting sebagai bahan evaluasi agar Taman Burung TMII dapat memperbaiki dan mengembangkan objek serta atraksi wisatanya untuk disuguhkan kepada pengunjungnya.
50 40 43 40 43 33 37 30 20 10 0 10 27 17 17 10 3 10 0 3 0 Sangat puas Puas Cukup puas Kurang puas Tidak puas Interpretasi Melihat atraksi Mendengar Berinteraksi
koleksi satwa dan
tumbuhan satwa burung kicauan burung langsungburung dengan
Gambar 42. Grafik Tingkat Kepuasan Aktivitas Wisata di Taman Burung TMII 60 50 40 41 48 48 44 52 30 33 52 Sangat penting 30 20 10 11 0 0 0 0 0 0 Penting Cukup penting Kurang penting 0 Tidak penting Interpretasi koleksi satwa dan
tumbuhan
Melihat atraksi
satwa burung kicauanMendengar burung langsungBerinteraksi dengan burung
Gambar 43. Grafik Tingkat Kepentingan Aktivitas Wisata di Taman Burung TMII
Berdasarkan hasil kuesioner, mayoritas responden merasa cukup puas dengan aktivitas wisata yang dilakukannya di Taman Burung TMII dan menyatakan seluruh aktivitas tersebut penting. Pada aktivitas interpretasi koleksi satwa dan tumbuhan, mayoritas responden merasa cukup puas (43%) dengan nilai pendidikan yang mereka peroleh. Namun, masih ada beberapa responden yang merasa kurang puas (17%) dan bahkan merasa tidak puas (3%) dengan nilai pendidikan yang didapatkannya dari aktivitas interpretasi terebut. Padahal, mayoritas responden menyatakan bahwa aktivitas tersebut penting. Pengelola sebaiknya meningkatkan pelayanan dan memperbaiki perlengkapan yang
dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ini agar nilai pendidikan atau pengetahuan yang disampaikan dapat diinformasikan dengan baik dan kepuasan pengunjung pun meningkat.
Bagi para responden, aktivitas yang dirasa sangat penting adalah aktivitas yang dapat memberikan kesempatan kepada responden untuk melihat atraksi dari berbagai jenis burung. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya persentase jumlah responden yang menyatakan aktivitas ini sangat penting, yaitu sebanyak 48% dan yang menyatakan penting sebanyak 44%. Meskipun demikian, masih ada responden yang merasa kurang puas (17%) terhadap aktivitas ini. Hal ini sebaiknya menjadi pertimbangan pengelola untuk meningkatkan kualitas atraksi atau pun menambah atraksi yang lebih menarik lagi.
Pada aktivitas lainnya, yaitu mendengarkan kicauan burung dan berinteraksi langsung dengan burung, mayoritas responden sudah merasa puas dengan aktivitas tersebut. Namun, masih terdapat beberapa responden yang merasa kurang puas. Walaupun jumlahnya tidak banyak, sebaiknya hal tersebut tetap menjadi perhatian pihak pengelola sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas rekreatif di Taman Burung TMII. Pihak pengelola sebaiknya lebih informatif dalam menginformasikan kepada pengunjung waktu-waktu yang tepat untuk dapat melihat atraksi-atraksi burung. Misalnya, pengelola membuat informasi bahwa pada bulan tertentu burung merak sedang melebarkan sayapnya yang indah di musim kawinnya atau menginformasikan koleksi tumbuhannya seperti terdapat pisang seribu yang khas dan unik tumbuh dan sedang berbuah di Taman Burung TMII, dan informasi lainnya mengenai objek atau atraksi yang dapat menarik minat pengunjung.
4.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dalam pengelolaan dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal Taman Burung TMII. Perumusan strategi dilakukan dengan menetapkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) internal dan mengenali peluang (opportunity) dan ancaman (threat) eksternal. Alternatif strategi yang dihasilkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola dalam melaksanakan strategi pengelolaan.
4.5.1 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Berikut ini disajikan hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki Taman Burung TMII.
a. Kekuatan (strength)
1. Desain lanskap yang menarik dan suasana yang nyaman
Desain lanskap Taman Burung TMII memiliki konsep yang kuat dan didesain sealami mungkin dengan berbagai koleksi tumbuhannya yang khas untuk menciptakan lingkungan yang dapat menyerupai habitat asli satwa burung di dalamnya sehingga menghasilkan lanskap dengan suasana yang alami dan nyaman. Selain itu, suara kicauan burung yang dapat didengarkan di area taman dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan menenangkan.
2. Jenis burung yang beragam dan unik
Burung merupakan salah satu satwa yang cukup populer di kalangan masyarakat. Keberagaman jenis dan keunikan burung-burung yang ada di Taman Burung TMII dapat menjadi potensi wisata yang menarik bagi pengunjung baik lokal maupun mancanegara.
3. Konsep peragaan koleksi burung yang menarik
Burung-burung yang dipelihara di Taman Burung TMII hidup seperti di habitat aslinya dalam rangkaian kubah-kubah raksasa sebagai sangkar yang memiliki bentuk bangunan yang unik. Koleksi burungnya yang dilepas bebas dalam area Taman Burung TMII memberikan kesenangan bagi pengunjung karena mereka dapat merasa lebih dekat dengan burung-burung tersebut.
4. Kapasitas daya dukung yang besar
Berdasarkan hasil analisis daya dukung, Taman Burung TMII memiliki kapasitas jumlah pengunjung yang besar. Namun, saat ini jumlah pengunjung yang dimiliki Taman Burung TMII masih berada di bawah jumlah kapasitas daya dukungnya sehingga pengelola dapat terus meningkatkan jumlah pengunjungnya.
b. Kelemahan (weakness) 1. Jumlah SDM yang terbatas
Kurangnya staf ahli dan tenaga kerja lapang menjadi salah satu hambatan bagi Taman Burung TMII dalam melaksanakan pengelolaannya secara optimal.
2. Pemeliharaan lanskap dan sarana prasarana yang belum optimal
Kegiatan pemeliharaan lanskap belum terkoordinasi dengan baik dalam penjadwalan dan sistem evaluasinya secara khusus. Terdapat beberapa sarana dan prasarana yang memiliki peran cukup penting, tetapi dalam kondisi tidak baik sehingga untuk sementara ini tidak dapat difungsikan. Taman Burung TMII juga kerap kesulitan dalam ketersediaan prasarana air.
3. Kurangnya atraksi wisata
Menurut para pengunjung, diperlukan penambahan atraksi wisata di Taman Burung TMII agar pengalaman wisata yang diperolehnya dapat lebih beragam dan berkesan.
4. Lokasi yang berbatasan dengan pemukiman penduduk
Lokasinya kurang mendukung karena berbatasan langsung dengan penduduk sehingga sangat beresiko terhadap kemungkinan pencurian burung ataupun kemungkinan lain yang berasal dari dalam Taman Burung TMII yang dapat menimbulkan kekhawatiran para penduduk. 5. Pengelolaan taman satwa memerlukan biaya cukup besar
Kebutuhan suatu taman satwa seperti Taman Burung TMII cukup banyak sehingga memerlukan anggaran biaya yang cukup besar dalam pemberian pakan, pemeliharaan burung, dan pemeliharaan sangkar dan lingkungannya.
c. Peluang (opportunity)
1. Pengoptimalan peluang bisnis
Taman Burung TMII dapat melayani minat masyarakat terhadap burung sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penjualan burung hasil penangkaran dan penyediaan jasa pelayanan kesehatan dan perawatan serta kegiatan pertunjukan (show burung) di luar TMII dapat menjadi tambahan bagi pemasukan Taman Burung TMII. Selain itu, lanskapnya yang menarik juga diminati oleh berbagai pihak yang ingin
menggunakan atau menyewa area Taman Burung TMII untuk kegiatan
shooting atau pemotretan.
2. Kerja sama dengan berbagai pihak
Kerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi untuk mengembangkan misi pendidikan, penelitian, dan pelestarian serta dengan berbagai perusahaan untuk mengembangkan misi kepariwisataan. Kerja sama dilakukan dengan pertukaran informasi mengenai hasil-hasil penelitian teknik ilmiah, sosial, ekonomi, dan lain- lain atau pun mengadakan events tertentu untuk melakukan pembinaan serta promosi.
3. Peminat yang beragam dari berbagai latar belakang
Berdasarkan hasil kuesioner, peminat Taman Burung TMII beragam dari berbagai usia, pendidikan, dan pekerjaan.
d. Ancaman (threat)
1. Persaingan dengan taman satwa lainnya dan arena hiburan baru Terdapat arena rekreasi lain mengenai satwa di TMII dan di daerah Jakarta seperti Taman Akuarium Air Tawar, Museum Reptil dan Komodo, kebun binatang Ragunan serta tidak menutup kemungkinan akan muncul area taman satwa atau arena hiburan baru yang dapat menyuguhkan objek rekreasi yang lebih inovatif.
2. Pengunjung yang rentan terhadap isu penyakit burung
Isu flu burung yang pernah marak di Indonesia menyebabkan berkurangnya jumlah pengunjung Taman Burung TMII secara dratis. 4.5.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal
Pada tahap ini dilakukan penilaian bobot kepentingan pada faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi. Penilaian dilakukan dengan menentukan tingkat kepentingan dari faktor-faktor tersebut (Tabel 12 dan 13). Setelah menentukan tingkat kepentingan, selanjutnya dilakukan pembobotan pada setiap faktor (Tabel 14 dan 15).
Tabel 12. Tingkat Kepentingan Faktor Interal Taman Burung TMII
Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan
Faktor Kekuatan (Strenghts)
S1 Desain lanskap yang menarik dan suasana yang nyaman Sangat penting S2 Jenis burung yang beragam dan unik Penting S3 Konsep peragaan koleksi burung yang menarik Penting S4 Kapasitas daya dukung yang besar Penting Faktor Kelemahan (Weaknesses)
W1 Jumlah SDM yang terbatas Sangat penting W2 Pemeliharaan lanskap dan sarana prasarana yang belum Sangat penting
optimal
W3 Kurangnya atraksi wisata Sangat penting W4 Lokasi yang berbatasan dengan pemukiman penduduk Penting W5 Pengelolaan taman satwa memerlukan biaya cukup besar Cukup penting
Tabel 13. Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal Taman Burung TMII
Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan
Faktor Peluang (Opportunities)
O1 Mengoptimalkan peluang bisnis Sangat penting O2 Kerjasama dengan berbagai pihak Penting O3 Peminat beragam dari berbagai latar belakang Cukup penting Faktor Ancaman (Threats)
T1 Persaingan dengan taman satwa lainnya dan arena hiburan Sangat penting baru
T2 Pengunjung rentan terhadap isu penyakit burung Sangat penting
Tabel 14. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Taman Burung TMII
Simbol S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot
S1 3 3 3 2 2 2 3 4 22 0,15 S2 1 2 2 1 1 2 2 3 14 0,09 S3 1 2 2 1 1 1 2 3 13 0,09 S4 1 2 3 1 1 1 2 3 13 0,09 W1 2 3 3 3 2 2 3 4 22 0,15 W2 2 3 3 3 2 2 3 4 22 0,15 W3 2 2 3 3 2 2 3 4 21 0,14 W4 1 2 2 2 1 1 1 3 13 0,09 W5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 0,05 Total 148 1,00
Tabel 15. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Taman Burung TMII
Simbol O1 O2 O3 T1 T2 Total Bobot
O1 3 4 2 3 12 0,29 O2 1 3 1 2 7 0,17 O3 1 1 1 1 4 0,10 T1 2 3 3 3 11 0,27 T2 1 2 3 1 7 0,17 Total 41 1,00
4.5.3 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan Matriks External
Factor Evaluation (EFE)
Setiap faktor strategis internal dan eksternal yang telah dibobot kemudian ditentukan peringkatnya (rating) dengan skala 1-4. Peringkat (rating) setiap faktor strategis tersebut ditentukan berdasarkan seberapa efektif strategi Taman Burung TMII saat ini dalam merespons faktor tersebut. Selanjutnya, bobot dari setiap faktor dikalikan dengan peringkatnya untuk memperoleh skor pembobotan (Tabel 16 dan 17).
Tabel 16. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Taman Burung TMII
Simbol Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strenghts)
S1 Desain lanskap yang menarik dan suasana yang nyaman 0,15 4 0,60 S2 Keberagaman jenis dan keunikan burung 0,09 3 0,27 S3 Konsep peragaan koleksi burung yang menarik 0,09 3 0,27 S4 Kapasitas daya dukung yang besar 0,09 4 0,36 Kelemahan (Weaknesses)
W1 Jumlah SDM yang terbatas 0,15 1 0,15 W2 Pemeliharaan lanskap dan sarana prasarana belum 0,15 1 0,15
optimal
W3 Kurangnya atraksi wisata 0,14 1 0,14
W4 Lokasi berbatasan dengan pemukiman penduduk 0,09 3 0,27 W5 Pengelolaan taman satwa memerlukan biaya cukup besar 0,05 2 0,10
Total 1,00 2,22
Tabel 17. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Taman Burung TMII
Simbol Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunities)
O1 Pengoptimalan peluang bisnis 0,29 4 1,16 O2 Kerja sama dengan berbagai pihak 0,17 3 0,51 O3 Peminat yang beragam dari berbagai latar belakang 0,10 3 0,30 Ancaman (Threats)
T1 Persaingan dengan taman satwa lainnya dan arena 0,27 1 0,27 hiburan baru
T2 Pengunjung yang rentan terhadap isu penyakit burung 0,17 2 0,34
Total 1,00 2,58
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFE dan EFE diperoleh hasil bahwa kondisi internal Taman Burung TMII memiliki total skor sebesar 2,22 dan kondisi eksternalnya memiliki total skor sebesar 2,58. Menurut David (2008), rata-rata skor bobot total adalah 2,5. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa jika nilai total skor IFE dan EFE berada di bawah 2,5, nilai tersebut mengindikasikan kondisi internal dan eksternal yang lemah, sedangkan jika berada di atas 2,5, mengindikasikan kondisi internal dan eksternal yang kuat. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi Taman Burung TMII masih lemah secara internal, tetapi sudah cukup berhasil dalam merespons faktor eksternal. Hasil total skor IFE dan EFE kemudian diposisikan dalam matriks internal- eksternal (matriks IE), yaitu matriks yang memiliki tampilan sembilan sel yang menempatkan bobot IFE total pada sumbu X dan skor bobot EFE total pada sumbu Y. Posisi tersebut menunjukkan apakah kondisi Taman Burung TMII berada dalam kondisi kuat, sedang, atau lemah serta menentukan strategi yang sebaiknya dilakukan. Hasil pemetaan antara matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada matriks IE (Gambar 44).
Total Skor IFE
4.0 Kuat 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0 Kuat Total Skor EFE 3.0 Sedang 2.0 Lemah 1.0
Gambar 44. Matriks Internal-Eksternal Taman Burung TMII
Berdasarkan matriks IE, posisi Taman Burung TMII berada pada Sel V yang menunjukkan strategi yang tepat adalah dengan menjaga dan mempertahankan (hold and maintain), dengan strategi yang paling banyak digunakan pada posisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk (David, 2008). Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan upaya pemasaran secara lebih besar baik dalam memperkuat diri di pasar yang telah dikuasai maupun memperluas pasar dengan meningkatkan penawaran atau promosi serta memperbaiki dan memodifikasi objek dan atraksi wisata yang telah dimiliki atau mengembangkan atraksi wisata baru yang lebih menarik dan inovatif untuk ditawarkan.
4.5.4 Pembuatan Matriks SWOT
Pada tahap ini dilakukan pencocokan faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki Taman Burung TMII, yaitu dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dalam
I II III
IV V VI
matriks SWOT ini dapat ditunjukkan beberapa alternatif strategi pengelolaan yang dapat digunakan oleh Taman Burung TMII (Tabel 18).
Tabel 18. Matriks SWOT untuk Membentuk Alternatif Strategi Pengelolaan Faktor Ekternal Faktor Internal Kekuatan (Strenghts) Peluang (Opportunities) 1. Pengoptimalan peluang bisnis 2. Kerjasama dengan berbagai
pihak
3. Peminat yang beragam dari berbagai latar belakang
Strategi SO
Ancaman (Threats) 1. Persaingan dengan
taman satwa lainnya dan arena hiburan baru 2. Pengunjung yang rentan
terhadap isu penyakit burung
Strategi ST 1. Desain lanskap yang 1. Memperluas jaringan pasar 2. Menarik minat
menarik dan suasana yang nyaman 2. Jenis burung yang
beragam dan unik 3. Konsep peragaan
koleksi burung yang menarik
4. Kapasitas daya dukung yang besar
Kelemahan
(Weaknesses)
1. Jumlah SDM terbatas 2. Pemeliharaan lanskap dan sarana prasarana yang belum optimal 3. Kurangnya atraksi wisata 4. Lokasi berbatasan dengan pemukiman penduduk 5. Pengelolaan taman satwa butuh biaya cukup besar
dengan mempromosikan kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung baik melalui berbagai media maupun penawaran serta kerja sama dengan berbagai pihak Strategi WO 4. Memperbaiki sistem pemeliharaan dalam pengelolaan tenaga kerja, jadwal, dan anggaran biaya pemeliharaan lanskapnya 5. Memperbaiki sarana prasarana
agar fungsinya dapat dimanfaatkan secara lebih optimal
6. Meningkatkan keamanan area disertai pembinaan mengenai pelestarian lingkungan terutama pada masyarakat
pengunjung dengan meningkatkan keberagaman jenis koleksi dan atraksi burung beserta kualitas lanskapnya
3. Meningkatkan kebersihan untuk mencerminkan kondisi lingkungan yang sehat
Strategi WT 7. Menambah staf yang
ahli dan kreatif untuk menciptakan objek dan atraksi wisata yang lebih menarik, atraktif, dan variatif
sekitar dengan bekerja sama dengan berbagai
lembaga/instansi lainnya