2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya
4.3.2 Pengelolaan Tenaga Kerja
mengembangkan kondisi Taman Burung TMII, diperlukan usaha sangat keras serta pengelolaan yang baik dan tepat agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
4.3.2 Pengelolaan Tenaga Kerja
4.3.2.1 Pembagian Tenaga Kerja dan Sistem Kerja
Taman Burung TMII memiliki 42 orang tenaga kerja yang terbagi di dalam beberapa divisi dalam struktur organisasinya (Tabel 8). Beberapa tenaga kerja bertugas di kantor dan sebagian besar bertugas di lapang. Tenaga kerja yang bertugas di kantor bertanggung jawab untuk menangani kegiatan administrasi mulai dari surat-menyurat dan arsip hingga menyusun rencana dan program pengelolaan, anggaran biaya, dan tenaga kerjanya. Tugas manajemen ini merupakan tanggung jawab Asisten Manajer dan para Supervisor serta didukung oleh Subdivisi Logistik dan Marketing. Tenaga kerja lapang merupakan tenaga kerja yang melakukan kegiatan pemeliharaan di lapang.
Tabel 8. Pembagian Jumlah Tenaga Kerja Taman Burung TMII Tahun 2012
Divisi dan sub divisi Jumlah Tenaga Kerja (orang)
Asisten Manajer 1
Supervisor umum Logistik
Administrasi (kasir+tiket kontrol+kebersihan kantor)
Marketing Keamanan
Supervisor koleksi dan penangkaran Kubah Barat
Kubah Timur
Taman Konservasi Nusantara Unit penangkaran
Supervisor teknik dan taman Teknik
Taman
Supervisor kesehatan dan pakan Karantina Klinik Pakan 1 1 6 1 5 1 3 3 1 2 0 4 7 1 1 1 3 Jumlah 42
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat satu jabatan kosong dan jumlah tenaga kerja yang terbilang minim di tiap divisinya. Kekosongan pada posisi
perekrutan oleh pihak TMII untuk posisi tersebut setelah yang menjabat sebelumnya pensiun. Selain itu, tenaga kerja lapang yang dimiliki untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan juga terbatas. Minimnya jumlah tenaga kerja tersebut menyebabkan beberapa tenaga kerja harus merangkap pekerjaannya dengan pekerjaan lainnya untuk sementara ini. Contohnya, tenaga kerja bagian teknik, sementara ini mereka harus bertanggung jawab atau merangkap untuk ikut mengelola seluruh kegiatan pemeliharaan baik burung maupun taman di area Taman Konsevasi Nusantara. Keputusan tersebut merupakan kebijakan manajemen Taman Burung TMII untuk mengatasi minimnya jumlah tenaga kerja di unit Taman Konservasi Nusantara. Namun, sebagai dampaknya, para tenaga kerja teknik menjadi kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas pekerjaan tekniknya. Selain itu, unit kubah yang hanya ditangani oleh tiga orang tenaga kerja untuk semua kegiatan pekerjaan unit kubah juga harus ikut turun tangan dalam membantu penanganan pemeliharaan tamannya. Hanya saja pekerjaan pemeliharaan yang memerlukan keahlian khusus, yaitu pemangkasan rumput menggunakan mesin tetap menjadi tanggung jawab pekerja Bagian Taman. Begitu pula dengan rendahnya jumlah tenaga kerja taman untuk menangani kegiatan pemeliharaan lingkungan di seluruh kawasan Taman Burung TMII ini. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan kembali kondisi tamannya seperti pada masa kejayaan sebelumnya. Banyaknya jumlah pekerjaan dengan minimnya jumlah tenaga kerja menuntut Taman Burung TMII untuk bekerja lebih keras dan saling bekerja sama antarbagian agar kegiatan pemeliharaannya dapat terus berjalan.
Pada prinsipnya pembagian tenaga kerja di Taman Burung TMII dibagi berdasarkan area atau unit pekerjaan. Tenaga kerja Bagian Taman terbagi di beberapa area dan bertanggung jawab atas semua kegiatan pemeliharaan taman di areanya masing-masing. Jumlah tenaga kerjanya dibagi berdasarkan luasan dan kepentingan area. Terdapat 1 orang yang bertanggungjawab pada area pelayanan (pintu masuk, selasar, dan pelataran parkir), 2 orang di zona bagian barat (termasuk karantina dan penangkaran), 2 orang di zona bagian timur (termasuk area kantor), 1 orang di area taman parkir besar, dan 1 orang di area pembibitan.
Taman Burung TMII memiliki SOP pemeliharaan taman (Lampiran 8) yang dibuat oleh Supervisor Teknik dan Taman sebagai dasar kegiatan pemeliharaan taman yang harus dilakukan para pekerja. SOP yang berisi butiran-butiran kegiatan pemeliharaan secara garis besar tersebut sebaiknya dapat dilengkapi dengan dibuatnya jadwal pemeliharaan atau rencana program pemeliharaan secara lebih jelas dan rinci. Selama ini, semua kegiatan pemeliharaan taman di Taman Burung TMII dilakukan berdasarkan skala prioritas dan atas inisiatif para tenaga kerja taman. Menurut Arifin dan Arifin (2005), setiap pengelola yang mengurusi pekerjaan pemeliharaan harus mempunyai rencana pemeliharaan yang terperinci dan tersusun secara komprehensif serta saling terkait satu sama lainnya. Dalam pelaksanaan pemeliharaan, pihak manajemen juga seringkali menerapkan sistem kerja bakti untuk membantu kegiatan pemeliharaan pada area tertentu, yaitu area yang secepatnya membutuhkan penanganan pemeliharaan agar masalahnya dapat segera terselesaikan. Kerja bakti ini dilakukan oleh seluruh karyawan Taman Burung TMII dan Taman Ayam Hias Nusantara baik tenaga manajamen maupun tenaga kerja lapang.
4.3.2.2 Teknik Absensi dan Sistem Penjadwalan Kerja
Seluruh tenaga kerja Taman Burung TMII merupakan tenaga kerja tetap yang statusnya adalah karyawan TMII. Absensi dilakukan di kantor pengelolaan TMII dan di kantor Taman Burung TMII saat sebelum memulai pekerjaan dan setelah menyelesaikan pekerjaannya untuk mengetahui lama jam kerja karyawan. Teknik absensi di TMII dilakukan dengan sistem check clock menggunakan kartu absensi, sedangkan absensi di Taman Burung TMII dilakukan secara manual dengan pengisian buku absen. Absen dilakukan dengan mengisi nama, jam kedatangan, dan kepulangan serta membubuhkan tandatangan.
Berdasarkan peraturan pengelola TMII, tenaga kerja bekerja selama 7-8 jam per/hari dengan jadwal kerja mulai dari pukul 08.00 - 16.00 WIB. Waktu istirahat yang diberikan adalah satu jam pada pukul 12.00 - 13.00 WIB. Jadwal waktu kerja para pegawai di Taman Burung TMII disesuaikan dengan tugas dan kepentingannya. Jika banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari tersebut, biasanya pegawai akan datang lebih pagi sebelum jam 08.00 WIB. Waktu kerja pegawai yang masuk lebih pagi akan disesuaikan dengan jadwal istirahatnya yang
lebih cepat, tetapi harus tetap sesuai dengan lamanya jam kerja yang telah ditentukan.
Tenaga kerja masuk selama 6 hari selama satu minggu. Mereka dapat mengambil hari libur pada hari biasa selain hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Pengambilan hari libur dilakukan secara bergantian dan dikoordinasikan secara mandiri dengan tenaga kerja lainnya yang berada dalam satu unit. Hal ini harus diperhatikan kembali oleh pihak manajemen sehingga sebaiknya dilakukan penjadwalan atau pengawasan khusus dalam pengambilan hari libur untuk menghindari terjadinya kekosongan tenaga kerja pada suatu unit. Sistemnya dapat dilakukan dengan menentukan penjadwalan hari libur untuk tiap tenaga kerja. Namun, jika ada tenaga kerja yang berhalangan hadir pada hari kerja tertentu, tenaga kerja tersebut dapat mengajukan pertukaran jadwal libur dengan tenaga kerja lainnya. Agar sistem ini dapat lebih terorganisir dengan baik, pertukaran jadwal libur dapat dilakukan dengan membuat suatu formulir penggantian jadwal. Formulir tersebut harus diajukan beberapa hari sebelumnya dari hari yang ditentukan agar Supervisor bagiannya atau Bagian Logistik Perkantoran dapat mengatur pertukaran jadwal libur dengan tenaga kerja yang lain sehingga pekerjaan pemeliharaan tetap berjalan dengan baik dan waktu kerjanya pun dapat lebih terpantau.
4.3.3 Administrasi Pengajuan Kebutuhan dan Anggaran Biaya
Proses pengajuan dana, barang, dan tenaga kerja untuk seluruh keperluan Taman Burung TMII dilakukan dengan mengajukan permohonan ke pihak pengelola TMII. Taman Burung TMII yang berada di bawah pengelolaan TMII wajib untuk menyetorkan semua pemasukan kepada pihak pengelola TMII mulai dari tiket, kegiatan show dan foto bersama burung, penyewaan tempat untuk kantin, souvenir, dan penyewaan tempat untuk kegiatan lainnya. Pengajuan pengadaan kebutuhan dilakukan dengan mengeluarkan surat permohonan ke pengelola TMII (Lampiran 9). Pada permohonan kebutuhan unit taman, hasil dari pengajuannya dapat berupa dana untuk membeli kebutuhan alat dan bahan ataupun langsung berupa barang yang diajukan bergantung pada keputusan pihak pengelola TMII. Keperluan penambahan tenaga kerja juga diajukan kepada pihak TMII dan selanjutnya pihak pengelola TMII sendiri yang akan melakukan
perekrutan tenaga kerja untuk Taman Burung TMII. Pengajuan untuk kebutuhan unit taman dilakukan oleh Supervisor Teknik dan Taman dengan menyusun barang-barang yang akan dibutuhkan baik penaksiran jenis dan jumlah barang yang diperlukan sesuai kebutuhan maupun laporan dari petugas lapang. Surat pengajuan tersebut dibuat oleh Bagian Logistik Taman Burung TMII dan disetujui oleh pimpinan Taman Burung TMII. Setelah dilakukan pengajuan ke TMII, Direktur TMII akan mengeluarkan surat disposisi yang menyatakan apakah pengajuan disetujui atau ada biaya yang harus ditekan dan sebagainya.
Proses pengadaan alat dan bahan pemeliharaan lanskap dan pengajuan tenaga kerja ke pihak TMII tidak selalu dapat langsung dipenuhi. Oleh karena itu, sebaiknya permohonan pengadaan dilakukan sebelum alat atau bahan tersebut benar-benar rusak atau habis agar alat dan bahan yang dibutuhkan tenaga kerja selalu tersedia. Tenaga kerja yang ada harus bekerja seefektif mungkin dan jika melakukan pengajuan tenaga kerja, jumlahnya harus tepat, tidak berlebihan dan tidak kurang.
Pengelolaan taman satwa seperti Taman Burung TMII ini memerlukan biaya yang besar, terutama untuk kegiatan pemeliharaan burung, sehingga terkadang dilakukan penekanan biaya untuk kebutuhan lainnya agar dapat memaksimalkan kebutuhan pemeliharaan burung seperti pengadaan pakan burung atau perlengkapan keperluan burung. Kondisi keuangan yang masih terbatas menyebabkan perbaikan atau pengembangan sarana dilakukan dengan sangat selektif dan melihat kepentingannya. Rancangan anggaran biaya (RAB) keseluruhan Taman Burung TMII dibuat pada akhir tahun oleh Bagian Keuangan Taman Burung TMII (Lampiran 10) termasuk anggaran biaya unit teknik dan taman, yaitu biaya pemeliharaan dan perlengkapan taman seperti kebutuhan peralatan dan perawatan bengkel, peralatan dan bahan taman, dan perawatan instalasi air.