2.5 Burung dan Pengelolaan Habitatnya
4.5.6 Penjabaran Strategi Pengelolaan sebagai Rekomendasi
Tabel 19. Ranking Alternatif Strategi
No. Alternatif Strategi SWOT Skor Ranking 1. Memperluas jaringan pasar dengan mempromosikan
kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung baik melalui berbagai media maupun penawaran serta kerja sama dengan berbagai pihak
2. Menarik minat pengunjung dengan meningkatkan keberagaman jenis koleksi dan atraksi burung beserta kualitas lanskapnya S1,S2,S3, S4,O1,O2, O3 S1,S2,S3, S4,T1 3,47 1 1,77 4
3. Meningkatkan kebersihan untuk mencerminkan kondisi
lingkungan yang sehat S1,S2,T2 1,21 5 4. Memperbaiki sistem pemeliharaan dalam pengelolaan
tenaga kerja, jadwal, dan anggaran biaya pemeliharaan lanskapnya
5. Memperbaiki sarana prasarana agar fungsinya dapat
W1,W2, W5,O1,O2 W2,W3, 2,07 2 2,02 3 dimanfaatkan secara lebih optimal
6. Meningkatkan keamanan area disertai pembinaan mengenai pelestarian lingkungan terutama pada masyarakat sekitar dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga atau instansi lainnya
W4,O1,O3
W2,W4,O2 0,93 6
7. Menambah staf yang ahli dan kreatif untuk menciptakan
objek dan atraksi wisata yang lebih menarik, atraktif, dan W1,W2,W3,T1 0,71 7 variatif
4.5.6 Penjabaran Strategi Pengelolaan sebagai Rekomendasi
Berikut ini dilakukan penjabaran terhadap strategi pengelolaan sebagai rekomendasi bagi pengelola agar dapat dipahami secara lebih jelas.
a. Strategi Memperluas Jaringan Pasar dengan Mempromosikan Kegiatan
Wisata Berwawasan Lingkungan dan Satwa Burung Melalui Berbagai Media Maupun Penawaran serta Kerja Sama dengan Berbagai Pihak
Dalam rangka meningkatkan jumlah pengunjung dan memperluas hubungan kerja sama, kegiatan promosi dan upaya membangun komunikasi dengan berbagai lembaga atau pun perusahaan harus lebih gencar dilakukan. Hal ini merupakan salah satu upaya dari strategi penetrasi pasar, yaitu meningkatkan upaya pemasaran atau iklan dan penawaran/promosi berbagai produk (David, 2008). Kegiatan wisata berwawasan lingkungan dan satwa burung dapat dipertimbangkan untuk dijadikan tema khusus dalam kegiatan promosi. Tema ini menawarkan pengalaman wisata kepada pengunjung dalam menjelajahi dunia burung beserta lingkungan hidupnya. Hal tersebut merupakan upaya pemanfaatan dari kekuatan Taman Burung TMII yang memiliki lanskap yang nyaman dengan konsep yang menarik serta keberagaman dan keunikan jenis burung. Untuk mendukung tema ini, penyediaan kegiatan wisata yang bersifat edukatif harus
lebih ditingkatkan lagi sehingga kegiatan wisata tidak hanya mengenai pengenalan jenis burung saja, tetapi juga menambah kegiatan yang dapat memberikan informasi mengenai kehidupan burung secara lebih mendetil.
Peminat Taman Burung TMII yang beragam dari berbagai latar belakang, tetapi dengan asal daerahnya yang masih dominan dari Jabodetabek juga menjadi pertimbangan untuk memperluas lagi jaringan pasar dengan melakukan kegiatan promosi tidak hanya ke sekolah-sekolah, tetapi juga ke perusahaan-perusahaan baik di dalam maupun di luar jabodetabek. Jaringan kerja sama juga diperkuat dan diperluas untuk dapat mengikuti acara pameran atau event khusus seperti kegiatan pameran Persatuan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) atau kegiatan
show burung di area-area hiburan lain yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya untuk ajang promosi. Kegiatan promosi selama ini dilakukan melalui berbagai cara seperti penawaran diskon tiket masuk atau pun melalui multimedia elektronik, yaitu melalui website Taman Mini Indonesia Indah. Selain itu, promosi juga dapat dilakukan melalui penyebaran brosur/leaflet dengan desain dan isi yang lebih lengkap dan menarik lagi. Selain menunjang fungsi kepariwisataan/rekreasi, hubungan kerja sama dengan berbagai pihak dan promosi juga dilakukan untuk menunjang fungsi pelestarian, pendidikan, dan penelitian.
b. Strategi Memperbaiki Sistem Pemeliharaan dalam Pengelolaan Tenaga
Kerja, Jadwal, dan Anggaran Biaya Pemeliharaan Lanskapnya
Sistem pemeliharaan yang baik memiliki rencana program pemeliharaan yang baik. Hal tersebut sangat penting dan seharusnya dimiliki oleh para pihak pemelihara taman agar tamannya selalu berada dalam kondisi prima sesuai desain awalnya. Taman yang terkelola dengan baik dan selalu dalam kondisi prima akan meningkatkan kualitas lingkungannya sehinga dapat menciptakan suasana taman yang indah. Selain penangkaran khusus yang dilakukan oleh staf, keberhasilan pengembangan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII juga tidak lepas didukung oleh kondisi lingkungan yang baik dengan berbagai tanaman yang ada di dalamnya yang secara langsung atau tidak langsung mendukung kehidupan burung yang hidup di dalamnya. Jika sistem pemeliharaan tamannya dapat diperbaiki sehingga terkelola dengan baik maka hal ini secara tidak langsung juga menjadi upaya dalam meningkatkan kualitas atau memperbaiki taman sebagai
produk atau jasa Taman Burung TMII yang diharapkan dapat pula meningkatkan minat pengunjung atau penjualan tiket. Untuk memperbaiki sistem pemeliharaan Taman Burung TMII, diperlukan pengelolaan kembali terhadap kebutuhan tenaga kerja, jadwal pemeliharaan, dan anggaran biaya.
1. Kebutuhan tenaga kerja
Penentuan kebutuhan tenaga kerja pada tiap area pemeliharaan merupakan hal yang penting agar seluruh kegiatannya dapat terlaksana secara optimal. Berdasarkan analisis dari struktur organisasi, pengelolaan tenaga kerja, dan kegiatan pemeliharaan taman di Taman Burung TMII, salah satu kendala yang dialami oleh Taman Burung TMII adalah keterbatasan tenaga kerja. Menurut Arifin dan Arifin (2005), jumlah tenaga kerja harus optimal, tidak berlebihan atau kekurangan. Besar atau kecilnya jumlah tersebut disesuaikan dengan besarnya luas taman dan kemampuan keterampilan pekerja. Oleh karena itu, penambahan jumlah tenaga kerja yang sesuai kebutuhan sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pemeliharaan yang optimal dan efektivitas kerja yang semakin baik.
Sternloff dan Warren (1984) menyatakan bahwa pada area pemeliharaan harus ditetapkan jumlah pekerja yang optimum. Untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang optimum, dilakukan perhitungan secara teoritis. Rencana jumlah kebutuhan tenaga kerja ditentukan dengan melakukan perhitungan terhadap hari orang kerja (HOK). Perhitungan ini membutuhkan data mengenai kapasitas kerja serta jumlah dan luasnya elemen taman yang akan dipelihara. Agar tenaga kerja yang dialokasikan efisien sesuai kapasitas kerjanya, digunakan kapasitas kerja efektif berdasarkan hasil pengamatan kegiatan pemeliharaan taman di Taman Burung TMII.
Pembagian jumlah tenaga kerja dilakukan pada area pemeliharaan unit taman dan unit kubah (Tabel 20). Penghitungan kebutuhan tenaga kerja unit kubah sudah mencakup keseluruhan kegiatan pemeliharaan lingkungan dan sangkar, tetapi belum mencakup penghitungan untuk kegiatan pemeliharaan burung (pendistribusian pakan dan pengamatan kondisi burung). Perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 11. Selain dengan penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja, sebaiknya pengelolaan tenaga kerja juga dilakukan dengan melakukan pembinaan baik dalam meningkatkan keterampilan kerja
maupun dalam membangun loyalitas kerjanya seperti dengan mengikutsertakan pegawai pada kegiatan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.
Tabel 20. Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja Unit Taman dan Unit Kubah Area Pemeliharaan Jumlah Tenaga Kerja
Kubah barat 5
Kubah timur 4
Area barat 5
Area timur 4
Welcome area 1
Taman parkir besar 2
Taman Konservasi Nusantara 4
Area pembibitan 2
Jumlah 27
2. Jadwal Pemeliharaan
Untuk menciptakan program kerja yang lebih terstruktur dan terkoordinir dengan lebih baik, diperlukan jadwal pemeliharaan yang dibuat secara jelas dan terinci sebagai target dan acuan para pekerja dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaannya. Dalam pembuatan jadwal, penentuan standar, dan frekuensi kerja harus disesuaikan dengan kapasitas kerja pegawai untuk menghindari beban pekerjaan yang telalu berat. Selanjutnya, peran supervisor sangat dibutuhkan untuk menyusun dan menerapkan jadwal pemeliharaan pada pelaksanaan pekerjaan di lapang. Supervisor taman sebaiknya membuat rencana atau target- target pemeliharaan yang akan dicapai untuk jangka waktu satu bulan ke depan beserta laporan hasil kegiatan pemeliharaan sebelumnya sehingga seluruh kebutuhan pemeliharaan taman dapat selalu terpantau. Rencana pemeliharaan yang dilaporkan menjadi bentuk koordinasi pekerjaan yang akan membantu pihak administrasi dalam menganggarkan biaya dan keperluan alat dan bahan untuk periode satu bulan ke depan, kecuali kegiatan yang bersifat insidental. Pembuatan target pemeliharaan sebaiknya dibicarakan antara supervisor dan pekerja lapang agar tercipta target kerja pemeliharaan yang didasarkan pada kebijakan dan prioritas yang benar. Rekomendasi rencana program pemeliharaan yang meliputi standar, jenis kegiatan, prosedur, frekuensi, serta alat dan bahan pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 12.
3. Anggaran Biaya
Penyusunan anggaran biaya pemeliharaan lanskap di Taman Burung TMII sebaiknya dilakukan secara lebih terinci agar seluruh kebutuhannya dapat teranggarkan dengan tepat. Kebutuhan taman satwa yang besar untuk kepentingan burung menyebabkan anggaran biaya untuk kebutuhan taman harus dapat direncanakan setepat mungkin agar tidak berlebihan sehingga dapat memperbesar lagi pengeluaran Taman Burung TMII. Menurut Arifin dan Arifin (2005), pembuatan anggaran biaya dapat dilakukan dengan mengelompokkan komponen yang memerlukan pembiayaan agar besarnya proporsi biaya pada masing-masing kelompok komponen dapat diketahui dan dievaluasi. Contoh perkiraan persentase komponen biaya pemeliharaan taman dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Persentase Komponen Biaya Pemeliharaan Taman
Jenis Anggaran Biaya Persentase (%)
1. Biaya (upah) tenaga kerja 45
2. Biaya bahan habis pakai (pupuk, pestisida, bahan bakar, cat, dan 7 sebagainya)
3. Biaya overhead (biaya tetap) 48
Gaji supervisor dan ahli Penyusutan alat Biaya accounting Lain-lain 27 14 13 46 Jumlah 100
Sumber: Carpenter et al. dalam Arifin dan Arifin (2005)
c. Strategi Memperbaiki Sarana Prasarana Agar Fungsinya Dapat
Dimanfaatkan Secara Lebih Optimal
Sarana dan prasarana yang dimiliki Taman Burung TMII sangat penting dalam menunjang fungsinya. Saat ini beberapa sarana tidak digunakan lagi sesuai dengan fungsinya karena kerusakan akibat umur yang usang dan kurangnya pemeliharaan. Sarana seperti museum dan perpustakaan sangat berfungsi untuk menunjang misi pendidikan dan penelitian. Auditorium yang dapat digunakan sebagai tempat pemutaran film yang berisi informasi mengenai burung juga dapat menjadi atraksi wisata bagi pengunjung. Selain itu, fasilitas laboratorium juga dapat dimanfaatkan secara lebih optimal lagi untuk menunjang misi penelitian dan pelestarian. Jika seluruh sarana tersebut dapat digunakan kembali sesuai dengan fungsinya, akan menjadi nilai tambah bagi Taman Burung TMII dalam mempromosikan diri sebagai taman satwa khusus burung. Area pembibitan juga
sebaiknya dimanfaatkan dengan maksimal untuk memperbanyak koleksi tanaman yang dimiliki Taman Burung TMII. Koleksi tanaman yang dimiliki Taman Burung TMII dapat dijadikan sebagai peluang bisnis bagi pengelola. Koleksi tanaman yang berkaitan dengan burung atau dapat mengundang burung untuk datang ke area taman dapat diperbanyak kemudian dijual kepada pengunjung yang tertarik untuk mendatangkan atau mengundang burung di area taman miliknya. Kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai kesempatan dalam upaya kampanye konservasi burung kepada pengunjung dimana untuk menyalurkan ketertarikan atau kesenangan terhadap burung tidak hanya dengan mengurung burung dalam sangkar di rumah tetapi akan lebih baik dilakukan dengan mengundang burung- burung untuk datang dan bermain di area taman miliknya dengan melakukan penanaman pohon-pohon yang disenangi oleh burung.
Perbaikan terhadap sarana sangkar dan pagar juga merupakan hal penting untuk meningkatkan keamanan di area Taman Burung TMII dari kemungkinan pencurian. Prasarana seperti ketersediaan air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan sebaiknya tidak kekurangan demi kelancaran kegiatan pemeliharaan di lapang. Penambahan lokasi sumur penampung air dapat menjadi alternatif untuk mengatasi ketidaktersediaan air di sumur ketika mengering. Selain itu, perbaikan ketika terjadi kerusakan pada pompa juga harus cepat dilakukan. Sarana dan prasarana yang diperbaiki tersebut akan memperlancar pengelolaan Taman Burung TMII untuk mencapai misi-misinya dalam menawarkan jasa wisata dan edukasi dengan kualitas yang lebih baik.
d. Strategi Menarik Minat Pengunjung dengan Meningkatkan Keberagaman
Jenis Koleksi dan Atraksi Burung Beserta Kualitas Lanskapnya
Jenis koleksi burung yang lebih beragam dan tidak dimiliki oleh taman burung atau taman satwa lainnya dapat lebih menarik minat pengunjung untuk mengunjungi Taman Burung TMII. Selain itu, konsep peragaan satwanya yang menarik, yaitu pengunjung dapat berinteraksi dengan burung-burung tertentu secara langsung adalah salah satu kegiatan wisata yang diminati dan diinginkan oleh pengunjung. Upaya untuk meningkatkan keberagaman jenis dan atraksi burung dapat meningkatkan pula minat pengunjung untuk memilih Taman Burung TMII sebagai alternatif tempat rekreasi yang dipilihnya. Hal ini merupakan upaya
dari strategi pengembangan produk, yaitu dengan cara memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini (David, 2008). Segala objek dan atraksi wisata yang dimiliki oleh Taman Burung TMII akan memberikan kesan lebih mendalam lagi kepada para pengunjung jika didukung dengan kondisi lanskap yang berkualitas.
e. Strategi Meningkatkan Kebersihan untuk Mencerminkan Kondisi
Lingkungan yang Sehat
Kebersihan area suatu taman satwa merupakan hal yang penting dan berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung serta kesehatan burung sehingga berpengaruh pula terhadap jumlah populasi serta keberagaman jenis burung yang ada di dalamnya. Sebaiknya, Taman Burung TMII terus meningkatkan kualitas kebersihan areanya agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat, yaitu kebersihan area terutama sangkar, tidak ada air yang menggenang, dan bebas polusi udara. Lingkungan yang bersih akan meningkatkan rasa nyaman dan menambah rasa yakin pengunjung akan kesehatan burung-burung yang hidup di dalam Taman Burung TMII. Selain itu, lingkungan taman yang bersih akan memberikan kesan yang baik bagi para pengunjung sehingga pengunjung tidak kapok untuk datang kembali mengunjungi Taman Burung TMII.
f. Strategi Meningkatkan Keamanan Area Disertai Pembinaan Mengenai Pelestarian Lingkungan Terutama pada Masyarakat Sekitar dengan Bekerja Sama dengan Berbagai Lembaga atau Instansi Lainnya
Lokasi Taman Burung TMII yang berbatasan dengan pemukiman penduduk membutuhkan upaya pengamanan yang lebih ketat. Pemantauan oleh tim keamanan Taman Burung TMII sebaiknya dilakukan lebih intensif. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal buruk atau merugikan yang mungkin terjadi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam Taman Burung TMII sendiri. Kondisi sangkar yang selalu terkunci aman dan ketersediaan pagar yang dapat membatasi dan memberikan perlindungan area dengan baik merupakan sarana yang dapat membantu upaya peningkatan keamanan area Taman Burung TMII dari kemungkinan terjadinya pencurian burung. Agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, Taman Burung TMII dapat melakukan kegiatan yang dapat melibatkan masyarakat sekitar seperti kegiatan perlombaan atau acara lainnya untuk tujuan pembinaan mengenai pelestarian. Upaya pembinaan kepada
masyarakat dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang terlibat dalam pelestarian alam, khususnya burung. Pembinaan masyarakat tersebut dapat diprioritaskan kepada anak-anak dan generasi muda untuk menumbuhkan kesadarannya terhadap program pelestarian.
g. Strategi Menambah Staf yang Ahli dan Kreatif untuk Menciptakan Objek dan Atraksi Wisata yang Lebih Menarik, Atraktif, dan Variatif
Hal-hal baru yang lebih menarik dan inovatif dapat menarik minat pengunjung untuk datang ke Taman Burung TMII. Menurut David (2008), salah satu upaya dalam melaksanakan strategi penetrasi pasar adalah dengan menambah jumlah tenaga penjual dan dalam strategi pengembangan produk diperlukan upaya untuk membuat atau memodifikasi produk baru yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, dibutuhkan penambahan SDM yang memiliki keahlian serta kreatif untuk menciptakan objek dan atraksi wisata yang lebih menarik. Penambahan staf ahli di bidang wisata dan perburungan dilakukan untuk menciptakan program rekreasi yang baik dan melatih burung agar kepintaran dan tingkah lakunya yang lucu dapat dijadikan atraksi wisata yang menarik. Selain itu, diperlukan pula staf ahli di bidang lanskap yang dapat mengelola tamannya agar selalu tampil menarik, indah, dan nyaman. Penambahan staf di bagian marketing juga dirasa perlu agar kegiatan promosi dapat lebih intensif dilakukan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kegiatan magang di Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah ini telah memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam menambah pengalaman kerja serta pengetahuan praktis di lapangan. Melalui pengamatan serta peran aktif selama kegiatan magang, mahasiswa dapat mempelajari kegiatan pengelolaan lingkungan suatu kawasan pelestarian ex-situ baik secara konsep maupun teknis pemeliharaannya. Hal tersebut dapat menambah wawasan mengenai dunia lanskap khususnya lanskap suatu taman satwa burung dengan mengetahui konsep desain taman yang dapat menjadi habitat burung dan mendapat informasi mengenai kendala serta solusi dari permasalahan yang dihadapi pada pemeliharaan lanskapnya. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan pengalaman lain dalam hal pemeliharaan koleksi burung dan ikut serta dalam penyelenggaraan events yang dilakukan Taman Burung TMII.
Berdasarkan hasil analisis dan sintesis yang dilakukan, diperoleh beberapa simpulan berikut.
a. Kegiatan pengelolaan sudah berjalan cukup baik, tetapi masih memerlukan beberapa perbaikan agar dapat menggerakkan struktur organisasinya secara ideal.
b. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa karakter pengunjung Taman Burung TMII beragam usia, pendidikan, dan pekerjaan, sedangkan asal pengunjungnya masih dominan dari Jabodetabek. Persepsi pengunjung terhadap tingkat keindahan dan hasil pengelolaan di area Taman Burung TMII sudah cukup baik. Rata-rata pengunjung menyatakan sudah cukup puas dalam mendapatkan berbagai pengalaman wisata di Taman Burung TMII dan merasa seluruh aktivitas tersebut penting untuk dilakukan saat berkunjung ke tempat ini. c. Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas dalam analisis daya dukung, jumlah
pengunjung Taman Burung TMII saat ini masih jauh berada di bawah kapasitas jumlah pengunjung yang dimilikinya.
d. Analisis pengelolaan menggunakan pendekatan SWOT menghasilkan tujuh
alternatif strategi pengelolaan yang diharapkan dapat membantu pihak pengelola dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap Taman Burung TMII.
7.2 Saran
Berikut ini beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengelolaan lanskap Taman Burung TMII:
a. penambahan jumlah tenaga kerja sesuai kebutuhan;
b. pembuatan jadwal dan target pemeliharaan taman secara jelas dan rinci yang diterapkan dengan baik agar kegiatan pemeliharaanya dapat berjalan secara terstruktur dan terkoordinir dengan baik;
c. peningkatan pengawasan serta pembuatan sistem evaluasi kerja secara khusus demi kelancaran dan keefektifan kegiatan pengelolaan;
d. perbaikan sarana dan prasana yang sesuai dengan desain dan fungsi semula untuk mencapai kualitas Taman Burung TMII yang lebih baik lagi;
e. penambahan atraksi wisata yang disertai dengan kegiatan promosi yang lebih intensif.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2010a. Peta Taman Mini Indonesia Indah. http/:www.tamanmini.com. [23 Februari 2012]
________. 2010b. East Jakarta. http://www.jakarta.go.id. [23 Februari 2012] ________. 2011. Lokasi Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah.
Arifin HS, Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Arifin HS, Wulandari C, Pramukanto Q, Kaswanto RL. 2009. Analisis Lanskap
Agroforestri. Bogor: IPB press.
Chiara JD, Koppelman LE. 1994. Standar Perencanaan Tapak. Terjemahan. Oleh Hakim J. Site Planning Standards. Jakarta: Erlangga.
Collins W.1975. Encyclopedia of Animal. Madrid: Mateu Cromo Pinto.
Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: CV Andi Offset.
David FR. 2008. Manajemen Strategi. Terjemahan Oleh Budi S. Strategic Management: Concept and Cases. Jakarta: Salemba Empat.
Dokumen Taman Burung TMII. 2011. Daftar Koleksi Tanaman Taman Burung TMII. (Tidak dipublikasikan).
Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Daftar Satwa Taman Burung TMII. (Tidak dipublikasikan).
Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Rencana Anggaran Belanja Taman Burung TMII. (Tidak dipublikasikan).
Dokumen Taman Burung TMII. 2012. Standar Operasional Pelaksanaan Divisi Teknik dan Taman. (Tidak dipublikasikan).
Gold SM. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Co.
Hasibuan MSP. 2007. Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan
Produktivitas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hernowo JB, Prasetyo LB. 1989. Konsepsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Sebagai Pendukung Pelestarian Burung. Di dalam: Media Konservasi Vol II. Desember; Bogor (ID).hlm 61-71