• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Manfaat Penelitian

8. Pemeriksaan Bakteriologi Air

Bakteriologi merupakan cabang dari Biologi yang merupakan mata kuliah wajib pada Pendidikan Diploma 3 Analis Kesehatan (Kurikulum Inti Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2010). Luasnya ruang lingkup Bakteriologi membuat mata kuliah ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Bakteriologi I, Bakteriologi II, Bakteriologi III. Deskripsi mata kuliah Bakteriologi membahas secara rinci tentang sifat bakteri patogen yang penting dalam kesehatan baik klinis, air, makanan serta minuman, hubungannya dengan manusia, cara penularan, pencegahan dan cara diagnosis laboratorium. Mata kuliah Bakteriologi memberikan pengetahuan praktis dan keterampilan yang digunakan dalam identifikasi mikroorganisme yang berasal dari sampel biologis, air, makanan dan minuman.

Bakteriologi II adalah Bakteriologi yang mempelajari penyebaran bakteri, mikrofloranormal, pencemaran air, makanan, susu dan teknik uji kualitasnya serta penerapan Keselamatan dan Keamanan Kerja. Pencemaran air minum dan teknik uji kualitasnya merupakan Kompetensi Dasar yang penting dan merupakan hal yang baru bagi mahasiswa. Kasus-kasus tercemarnya air minum diangkat sebagai bahan pembelajaran mata kuliah ini.

Pencemaran air yang dibahas adalah pencemaran air yang banyak terjadi pada Depo Air Minum Isi Ulang.

a. Kualitas Air Secara Bakteriologis

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi yaitu air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.

Persyaratan air minum secara bakteriologis meliputi Angka Lempeng Total, nilai MPN dan ada tidaknya bakteri patogen. Bakteri patogen yang tidak boleh ditemukan pada air minum adalah golongan coli; Escherichia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Secara rinci persyaratan bakteriologis air minum dalam kemasan disajikan dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Batas Maksimum Pencemaran Mikroba Pada Air dalam Kemasan

Jenis Bahan Jenis Pengujian Batas Maksimum

Air minum dalam

b. Macam-macam Mikroorganisme Patogen yang Mengkontaminasi Air 1) Salmonella typhosa, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora namun bersifat patogen, baik pada manusia ataupun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

hewan, dapat menyebabkan demam tifoid (typhoid fever). Penyebab yang paling umum dari Salmonella typhosa adalah air. Air dapat terkontaminasi oleh bakteri ini karena kesalahan metode pemurnian air atau kontaminasi

silang (cross contaminant) antara pipa air dengan saluran air limbah;

2) Clostridium perfringens adalah bakteri gram positif pembentuk spora yang sering ditemukan dalam usus manusia, tetapi kadang-kadang juga ditemukan

di luar usus manusia (tanah, debu, lingkungan dan sebagainya);

3) Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora dan merupakan flora normal di dalam usus. Escherichia coli termasuk bakteri komensal yang umumnya bukan patogen penyebab penyakit namun bilamana jumlahnya melampaui normal dapat menyebabkan penyakit. Escherichia coli merupakan salah satu bakteri coliform.

Escherichia. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal; 4) Leptospira merupakan bakteri berbentuk

spiral dan lentur yang merupakan penyebab penyakit leptospirosis;

5) Shigella dysentriae adalah basil gram negatif, tidak bergerak. Bakteri ini menyebabkan penyakit desentri (mejan). Spesies lain seperti Shigella sonnei dan Shigella paradysentriae juga menyebabkan penyakit desentri; 6) Vibrio cholerae adalah bakteri yang berbentuk batang bengkok, gram negatif dan monotrik. Bakteri ini menyebabkan penyakit kolera yang endemis di Indonesia dan sewaktu-waktu berjangkit serta memakan banyak korban (Jawetz, Melnick dan Adelberg’s, 2005).

c. Macam-macam Pemeriksaan Air

1) Most Probable Number Coliform (MPN Coliform)

MPN coliform adalah perkiraan jumlah koloni bakteri terdekat dalam 100 ml sampel. Prinsip kerja dari metode MPN coliform ini adalah adanya bakteri coli dan coliform akan dapat meragi laktosa menjadi asam dan gas. Tahap-tahap MPN coliform meliputi: 1) uji penduga (presumptive test) merupakan tes pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan fermentasi laktosa oleh bakteri coliform. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung udara; 2) uji penegasan (confirmatif test) digunakan untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform. Uji penguat dilakukan dengan menginokulasikan biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif pada uji penduga ke media BGLB (Brilliant Green Bile Lactose). Tabung berisi media dan biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam, kemudian diamati adanya gas pada media;

3) uji pelengkap (completed test) dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penguat, yaitu terdapat koloni bakteri yang berwarna hijau metalik pada media Eosin Metylene Blue (EMB). Koloni tersebut selanjutnya diuji pewarnaan gram dengan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform yaitu: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora.

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni

(colony-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

forming unit) dalam sampel. Nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 ml atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.

2) Angka Lempeng Total (ALT)

Uji ALT dilakukan untuk menentukan jumlah atau angka bakteri aerob mesofil yang mungkin mencemari suatu produk, baik itu makanan-minuman, obat tradisional ataupun kosmetik. Cara inokulasi yang dipilih adalah cara tuang, hal ini dimaksudkan untuk melihat pertumbuhan bakteri aerob mesofil. Metode ini menggunakan pengenceran bertingkat dari sampel yang mengandung mikroorganisme ditanam pada media pertumbuhan. Keuntungan dari metode ALT adalah sensitif untuk menentukan jumlah mikroorganisme karena hanya sel hidup saja yang dapat dihitung, beberapa mikroorganisme dapat dihitung sekaligus, dan dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi bakteri. Kelemahan metode ini adalah hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan membentuk satu koloni, medium dan inkubasi berbeda akan menghasilkan nilai berbeda serta memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang lama (Djide, dkk, 2005).

Dokumen terkait