BAB I PENDAHULUAN
D. Hipotesis
1. Terdapat pengaruh model PBL menggunakan team teaching dengan teknik terintegrasi dan semi terintegrasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar mahasiswa.
3. Terdapat pengaruh kemampuan verbal tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar mahasiswa.
4. Terdapat pengaruh interaksi antara model PBL menggunakan team teaching teknik terintegrasi dan semi terintegrasi dengan kemampuan berpikir krtitis tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar mahasiswa.
5. Terdapat pengaruh interaksi antara model PBL menggunakan team teaching teknik semi terintegrasi dan terintegrasi dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar mahasiswa.
6. Terdapat pengaruh interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar bakteriologi II mahasiswa.
7. Terdapat pengaruh interaksi antara model PBL menggunakan team teaching teknik terintegrasi dan semi terintegrasi dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta yang beralamat di Jl. Yos Sudarso, Dawung 338 Surakarta. Dengan beberapa pertimbangan bahwa terdapat 47 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas dengan sarana prasarana yang memadai untuk penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Gasal Tahun Akademik 2012/2013.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Tahun 2012-2013 / bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sep Oktober Nov Des Januari
7. Analisis uji Coba Instrumen 8. Pelaksanaan Penelitian 9. Pengolahan data penelitian 10 Penulisan tesis
11 Ujian Tesis
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua perlakuan, yang melibatkan 2 kelompok eksperimen. Kelompok pertama diberikan pembelajaran dengan menggunakan team teaching teknik terintegrasi sedangkan kelompok yang kedua diberi pembelajaran dengan menggunakan team teaching teknik semi
terintegrasi. Sebelum pembelajaran dilakukan pengumpulan data mengenai kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok diberikan tes prestasi belajar pada waktu yang bersamaan untuk mengetahui penguasaan konsep yang telah dipelajari. Setelah itu dilakukan analisa data untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang telah disusun.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2006: 130).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester 3 AAK Nasional Surakarta Tahun Akademik 2012/2013 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 47 mahasiswa.
2. Sampel Penelitian dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik ini menghendaki seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Terdapat 2 kelas yaitu A1 dan A2.
Kelas A1 mendapatkan team teaching teknik semi terintegrasi, sedangkan kelas A2 mendapatkan team teaching teknik terintegrasi. Penentuan metode ini dilakukan berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal. Kelas A1 mendapatkan skor rata-rata kemampuan verbal lebih tinggi daripada A2 sehingga diterapkan teknik semi terintegrasi, sedangkan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
A2 mendapatkan skor rata-rata kemampuan berpikir kritis lebih tinggi daripada A1 sehingga diterapkan teknik terintegrasi.
D. Rancangan dan Variabel Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode team teaching teknik terintegrasi dan semi terintegrasi terhadap prestasi belajar Bakteriologi II mahasiswa. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen (experimental research) dengan pertimbangan bahwa penelitian ini berusaha untuk mengetahui pengaruh antara suatu variabel terhadap variabel lainnya. Menurut Suharsimi (2006: 3) penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan 2 faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi faktor-faktor lain yang mengganggu. Berkaitan dengan hal tersebut maka rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 3.2.
terintegrasi (A2). Variabel moderator penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis (B), dan kemampuan verbal (C) yang masing-masing dikelompokkan menjadi 2 yaitu: kemampuan berpikir kritis tinggi (B1) dan rendah (B2); serta kemampuan verbal tinggi (C1) dan rendah (C2) (Tabel 3.2).
2. Variabel Penelitian
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi variabel independen.
Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel, sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel. Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Variabel Bebas
1) Team Teaching Teknik Terintegrasi
Team teaching teknik terintegrasi adalah metode mengajar beregu dimana dalam 1 kelas terdapat lebih dari 1 orang dosen yang mengajar seluruh kelas secara bersama-sama. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
2) Team Teaching Teknik Semi Terintegrasi
Team teaching teknik semi terintegrasi adalah colaborative team teaching dengan parallel instruction yaitu 2 dosen mengajar bersama saat teori dan memberikan pembelajaran secara mandiri kepada setengah dari jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
mahasiswa di kelas saat praktikum. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
b. Variabel Moderator 1) Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seorang mahasiswa untuk menganalisis, mensintesis permasalahan, mencari jalan pemecahan dan mengevaluasi langkah penyelesaian masalah. Alat ukur yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis. Skala pengkuran yang digunakan adalah skala rasio berupa skor kemampuan berpikir kritis yang kemudian diubah menjadi skala ordinal yaitu tinggi dan rendah. Tinggi jika skor yang diperoleh lebih dari nilai rata-rata, rendah jika skor yang diperoleh kurang dari nilai rata-rata.
2) Kemampuan Verbal
Kemampuan verbal adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan pengetahuannya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Alat ukur yang digunakan adalah tes kemampuan verbal. Skala pengkuruan yang digunakan adalah skala rasio berupa skor kemampuan verbal yang kemudian diubah menjadi skala ordinal yaitu tinggi dan rendah. Tinggi jika skor yang diperoleh lebih dari nilai rata-rata, rendah jika skor yang diperoleh kurang dari nilai rata-rata
c. Variabel terikat
Prestasi belajar adalah seluruh hasil belajar yang didapatkan mahasiswa meliputi hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Alat ukur yang
digunakan adalah tes kemampuan kognitif, lembar observasi afektif dan lembar observasi psikomotor, penilaian LKM psikomotor, tes psikomotor, dan angket afektif. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran
Instrumen pelaksanaan penelitian adalah Silabus, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar Kerja Mahasiswa. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kegiatan pembelajaran menggunakan model PBL.
2. Instrumen Pengambilan Data
Instrumen pengambilan data yang digunakan berupa tes prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor, angket prestasi belajar afektif, lembar observasi ketrampilan proses sains, lembar observasi afektif, lembar observasi keterlaksanaan sintaks, tes kemampuan berpikir kritis dan tes kemampuan verbal.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat berupa tes dan non tes. Teknik tes terdiri dari soal tes kognitif, psikomotor, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal, sedangkan teknik non tes terdiri dari lembar observasi dan angket. Teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan keduanya yaitu tes dan non tes.
1. Soal Tes
a. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar kognitif dan psikomotor mahasiswa pada kompetensi dasar menjelaskan pencemaran air dan uji kualitas air, Tingkat II Semester III AAK Nasional Surakarta 2012/2013. Soal tes berupa pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberri skor 0. Jumlah tes prestasi kognitif 40 soal, masing-masing diberi bobot 2.5 sehingga skor maksimal 100 dan skor minimal 0. Soal tes prestasi psikomotor bejumlah 20 soal, masing-masing diberikan bobot 5 sehingga skor maksimal 100 dan skor minimal 0.
b. Mendapatkan data nilai kemampuan berpikir kritis, dilakukan dengan tes kemampuan berpikir kritis berupa 30 soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Setiap jawaban benar pada soal pilihan ganda diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0. Jumlah soal tes pilihan ganda sebanyak 30 soal, masing masing diberikan bobot 3,3 sehingga skor tertinggi 100 dan skor terendah 0.
c. Mendapatkan data nilai kemampuan verbal, dilakukan dengan tes kemampuan verbal berupa soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Setiap jawaban benar pada soal pilihan ganda diberikan skor 1 dan jawaban salah diberikan skor 0. Jumlah soal tes pilihan ganda
sebanyak 30 soal, masing masing diberikan bobot 3,3 sehingga skor tertinggi 100 dan skor terendah 0.
2. Angket
Jenis angket pada penelitian ini adalah angket terstruktur. Angket terstruktur adalah angket yang di dalamnya memuat pertanyaan-pertanyaan yang disertai pilihan jawaban (Hamzah, 2012). Jenis angket ini memberikan kemudahan kepada responden untuk menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang sudah tersedia. Angket ini digunakan untuk mendapatkan data afektif responden pada materi pencemaran air dan teknik uji kualitas air. Jumlah soal 40 dengan rentang skor 1 sampai 4.
3. Observasi
a. Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi berupa rubrik yang mengandung aspek-aspek penilaian untuk mengukur ketrampilan proses sains responden. Pengamatan langsung dilakukan oleh peneliti dibantu kolaborator ketika proses pembelajaran berlangsung atau berdasarkan hasil karya nyata responden.
b. Lembar penilaian observasi afektif digunakan untuk mendapatkan data pada ranah afektif, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator saat proses pembelajaran berlangsung.
c. Lembar observasi keterlaksanaan sintaks digunakan untuk mengetahui kualitas pembelajaran dari segi keterlaksanaan sintaks, pengamatan dilakukan oleh kolaborator selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
G. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu pada institusi lain. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah memenuhi persyaratan instrumen yang baik. Instrumen yang baik memenuhi 4 kriteria, yaitu: 1) validitas; 2) reliabilitas; 3) sensitivitas, yaitu kemampuan suatu instrumen untuk melakukan diskriminasi; 4) objektivitas, yaitu data yang diisikan pada kuesioner terbebas dari penilaian yang subjektif.
Sebelum digunakan, instrumen penelitian ini diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas yang diujicobakan kepada 42 mahasiswa di Universitas Setiabudi Program Studi D3 analis kesehatan
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan butir soal instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2006: 168). Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur.
Validitas ada 2 yaitu validitas content dan construct. Sebelum dilakukan uji coba kepada mahasiswa instrumen dilakukkan uji validitas content dan construct. Selanjutnya dilakukan uji coba instrumen pada instansi lain yang mendapatkan materi sama. Pengujian instrumen ini menggunakan rumus
korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Suharsimi (2006: 170) seperti berikut:
pers (3.1)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi suatu butir N = Cacah objek
x = Skor Butir y = Skor total
Besarnya r tiap butir pertanyaan dapat dilihat dari SPSS pada kolom Corrected Items Correlation pada taraf signifikan 5% dengan ketentuan sebagai berikut: dikategorikan valid apabila rxy > r tabel (0,304), dikategorikan tidak valid apabila rxy < r tabel (0,304).
Tabel 3.3 Klasifikasi Validasi Soal
Nilai koefisien korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 tinggi (T)
0, 41 – 0,70 cukup (C)
0,21 – 0,40 rendah (R)
Negatif – 0,20 sangat rendah (SR)
Kualifikasi soal yang diuji cobakan dalam penelitian, soal yang validitasnya rendah atau sangat rendah tidak dipakai sedangkan yang baik selanjutnya dipakai dalam penelitian. Soal dikategorikan valid jika besar rxy >
0,304 (Tabel 3.3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 3.4 Hasil Kesimpulan Validitas Soal Kemampuan Berpikir Kritis
Kategori validitas Nomor soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
13,14,15,16,17,18,19,20,21, 22,23,24,25,26,27,28,30
29 Dipakai
Soal Tidak Valid 29 1 Direvisi
Jumlah 30
Dua puluh sembilan soal termasuk kategori valid dan 1 soal tidak valid dari 30 soal yang diujicobakan. 1 soal yang tidak valid dilakukan revisi karena sudah mendekati valid sehingga dapat tetap digunakan (Tabel 3.4).
Tabel 3.5 Hasil Kesimpulan Validitas Soal Kemampuan Verbal
Kategori validitas Nomor soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 1,2,3,4,5,6,8,12,13,15,17,18,
19,20,21,23,25,27,28,29,30, 31,32,33,35,37,38,39,40,41, 43,44,45
33 Dipakai
Soal Tidak Valid 7,9,10,11,14,16,22,24,26,34, 36,42,46,47,48
15 Tidak dipakai
Jumlah 48
Tiga puluh tiga soal termasuk kategori valid dan 11 soal tidak valid dari 48 soal yang diujicobakan, karena 11 soal tersebut memiliki nilai r jauh dari rxy
maka soal tidak dipakai (Tabel 3.5).
Tabel 3.6 Hasil Kesimpulan Validitas Soal Prestasi Kognitif
Kategori validitas Nomor soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 1,3,5,6,7,8,10,11,12,14,15,
17,18,19,20,22,24,25,26,28, 29,30,31,33,35,36,37,38,39, 40,41,42,43,44,45,46,48,49, 50,52,54,56,59,60
44 Dipakai
Soal Tidak Valid 2,4,9,13,16,21,23,27,32,34,4 7,51,53,55,57,58
16 Tidak dipakai
Jumlah 60
Empat puluh empat soal termasuk kategori valid dan 16 soal tidak valid dari 60 soal yang diujicobakan, karena 16 soal tersebut memiliki nilai r jauh dari rxy maka soal tidak dipakai (Tabel 3.6).
Tabel 3.7 Hasil Kesimpulan Validitas Soal Prestasi Afektif
Kategori validitas Nomor soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14
,15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,27,28,29,30,31,32, 34,35,36,37,39,40
37 Dipakai
Soal Tidak Valid 13,33,38 3 Direvisi
Jumlah 40
Tiga puluh tujuh soal termasuk kategori valid dan 3 soal tidak valid dari 40 soal yang diujicobakan, karena 3 soal tersebut sudah mendekati valid maka soal tetap digunakan dengan melakukan revisi (Tabel 3.7).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 3.8 Hasil Kesimpulan Validitas Soal Prestasi Psikomotor
Kategori validitas Nomor soal Jumlah Kesimpulan Soal Valid 3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,
15,16,17,18,19,20,
18 Dipakai
Soal Tidak Valid 1,2 2 Direvisi
Jumlah 20
Delapan belas soal termasuk kategori valid dan 2 soal tidak valid dari 20 soal yang diujicobakan, karena 2 soal tersebut sudah mendekati valid maka soal tetap digunakan dengan melakukan revisi (Tabel 3.8).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau keajegan yang tinggi jika dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk meramalkan (predictability). Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur tersebut selalu memberikan hasil yang sama meskipun digunakan berkali-kali, baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda.
Pengujian reliabilitas instrumen bentuk tes menggunakan Kuder-Richardson (KR-20) yang dinyatakan dalam bentuk persamaan (3.2).
pers.
(3.2)
Pengujian reliabilitas instrumen bentuk angket menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam bentuk persamaan (3.3).
pers.
(3.3)
Tabel 3.9 Klasifikasi Reliabilitas Soal
Nilai koefisien korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 sangat tinggi (ST)
0,71 – 0,90 tinggi (T)
0, 41 – 0,70 cukup (C)
0,21 – 0,40 rendah (R)
Negatif – 0,20 sangat rendah (SR)
Soal yang dikategorikan sangat reliabel jika nilai koefisien reliabilitasnya antara 0,91 – 1,00 dan sangat rendah bila negatif – 0,20. Soal dikategorikan reliabel apabila indeks reliabilitasnya 0,70 atau lebih (r11 > 0,70) (Budiono, 2003:72).
Tabel 3.10 Hasil Kesimpulan Uji Reliabilitas Tes
Semua instrumen yang diujicobakan mempunyai tingkat kualifikasi reliabilitas tinggi sehingga dapat digunakan dalam penelitian (Tabel 3.10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
3. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara mahasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan mahasiswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Bilangan yang menunjukkan besar kecilnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi dan dihitung dengan rumus
ID : Indeks Diskriminasi
KA : Jumlah jawaban yang diperoleh mahasiswa yang tergolong kelompok atas
KB : Jumlah jawaban yang diperoleh mahasiswa yang tergolong kelompok bawah
NKA atau NKB : Jumlah mahasiswa yang tergolong kelompok bawah atau atas
NKA atau NKB x skor maksimal : perbedaan jawaban mahasiswa yang tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh
Tabel 3.11 Kriteria Daya Beda Soal
Nilai indeks diskriminasi Kualifikasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat baik
ID = KA – KB mmmmmmmmmmmm N KA atau N KB x skor maksimal
pers.
(3.5)
Soal termasuk kategori sangat baik untuk memberdakan jika indeks diskriminasinya 0,71 – 1,00 dan jelek untuk membedakan jika indeks diskriminasinya antara 0,00 – 0,19 (Tabel 3.11).
Analisis daya beda soal prestasi kognitif pada 44 soal valid dan reliabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kesimpulan Daya Beda Soal Penilaian Prestasi Kognitif
ID Kualifikasi No Soal Jumlah
0,00 – 0,20 Jelek - 0
0,21 – 0,40 Cukup 1,3,6,7,10,11,13,14,15,17,18, 19,20,22,25,26,28,29,30,33, 36,39,40,41,42,43,44,46,48, 49,50,52,54,56,59,60
36
0,41 – 0,70 Baik 5,8,12,24,31,35,37,45 8
0,71 – 1,00 Sangat baik - 0
Jumlah 44
Terdapat 36 soal termasuk dalam kualifikasi cukup membedakan. 8 soal termasuk kategori baik untuk membedakan, sehingga 44 soal tersebut bisa langsung digunakan untuk instrumen penelitian(Tabel 3.12).
4. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.Indeks kesukaran soal dihitung dengan menggunakan persamaan (3.6).
pers (3.6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Indeks kesukaran soal (IK) merupakan nilai perbandingan antara jumlah mahasiswa yang menjawab benar (BN) dengan jumlah keseluruhan mahasiswa (N). Dengan demikian, indeks kesukaran soal dipengaruhi oleh jumlah mahasiswa yang menjawab benar dan jumlah keseluruhan mahasiswa. Semakin banyak jumlah mahasiswa yang menjawab benar suatu soal maka semakin besar pula nilai IK pada soal tersebut, begitu juga sebaliknya.
Tabel 3.13 Kriteria Indeks Kesukaran
Interval Indeks Kesukaran Kriteria
0 – 0,3 Sukar
0,31 – 0,7 Sedang
0,71 – 1,0 Mudah
Tabel 3.14 Kesimpulan Indeks Kesukaran Interval
Indeks Kesukaran
Kriteria Nomor soal Jumlah
0 – 0,3 Sukar 17,18,25,35,50,56,59 7
0,31 – 0,7 Sedang 1,3,5,7,8,10,12,15,19,20,22,24,26,28,29,31 ,33,37,39,41,42,43,45,46,48,49,52,53,60
29
0,71 – 1,0 Mudah 6,11,14,30,36,38,40,54 8
Jumlah 44
Soal yang digunakan untuk tes prestasi kognitif adalah sebanyak 40 soal.
Berdasarkan data Tabel 3.13 dan Tabel 3.14 dan terwakilinya sel pada kisi-kisi oleh minimal 1 soal, maka dilakukan pengurangan 4 soal yaitu soal nomor 7, 33, 36 dan 41. Soal yang dibuang dipertimbangkan dari segi daya beda dan kurva normal indeks kesukaran.
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis varian (Anava) tiga jalan. Sebagai prasyarat uji anava adalah sampel harus normal dan homogen.
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Shapiro-Wilk yang dikerjakan dengan program PASW 18,0 dengan taraf signifikasi = 0,05. Jika p-value > maka Ho diterima artinya data berdistribusi normal. Jika p-value < maka Ho ditolak artinya data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini dikerjakan dengan uji Levene yang dikerjakan dengan program PASW 18,0 dengan taraf signifikasi = 0,05. Jika p-value > maka Ho diterima artinya data homogen.
Jika p-value < maka Ho ditolak artinya data tidak homogen.
2. Uji Hipotesis a. Uji Alternatif Anava
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan ditolak atau diterima. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menguji signifikasi pengaruh 3 variabel bebas yaitu metode pembelajaran, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal terhadap variabel terikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
(prestasi belajar) dan pengaruh interaksi tiga variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji alternatif Anava yaitu Mann-Whitney dan Kruskal Wallis dilakukan dengan bantuan program PASW 18,0.
b. Uji Lanjut
Statistik uji lanjut dilakukan pada hipotesis yang memiliki lebih dari kelompok, menggunakan uji Mann-Whitney. Ketentuan pengambilan kesimpulan, Ho ditolak ketika p-value < 0,05. Jika dalam pengujian hipotesis menggunakan Kruskal Wallis, Ho ditolak berarti H1 diterima maka perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti.
commit to user BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah berkaitan dengan pembelajaran Bakteriologi menggunakan model PBL menggunakan team teaching dengan teknik terintegrasi dan semi terintegrasi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal mahasiswa, materi pencemaran air dan teknik uji kualitas air mahasiswa Tingkat II Semester III AAK Nasional Surakarta. Data tersebut meliputi hasil uji coba instrumen, data prestasi belajar, data kemampuan berpikir kritis dan kemampuan verbal mahasiswa.
1. Data Prestasi Belajar Bakteriologi II Aspek Kognitif
Hasil prestasi belajar kognitif didapatkan dari tes prestasi pada materi pencemaran air dan tekhnik uji kualitas air.
a. Team Teaching Teknik Terintegrasi dan Semi terintegrasi
Tabel 4.1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Jenis Teknik
Kelompok Jumlah data Maks Min Rerata
Teknik terintegrasi 22 91 54 79.01
Teknik semi terintegrasi 25 95 66 84.16
Mahasiswa yang diberikan pembelajaran PBL menggunakan team teaching teknik semi terintegrasi memperoleh rerata prestasi kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan teknik terintegrasi (Tabel 4.1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Model PBL Menggunakan Team Teaching Teknik Terintegrasi dan Semi Terintegrasi
Teknik Terintegrasi Teknik Semi Terintegrasi Nilai interval Frekuensi Frek. relatif Nilai interval Frekuensi Frek relatif
51 - 60 1 4.5 % 51 - 60 0 0 %
61 - 70 3 13.6 % 61 - 70 3 12 %
71 – 80 8 36.4 % 71 - 80 6 24 %
81 – 90 9 40.9 % 81 - 90 10 40 %
91 - 100 1 4.5 % 91 - 100 6 24 %
Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Kognitif Menggunakan 2 Teknik
Mahasiswa yang menggunakan teknik semi terintegrasi terdistribusi lebih banyak mengarah pada interval nilai lebih tinggi (Tabel 4.2 dan Gambar 4.1).
b. Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Rendah
Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis.
Kelompok Jumlah data Maks Min Rerata
Kemampuan berpikir kritis tinggi 22 95 68 85.61
Kemampuan berpikir kritis rendah 25 93 54 78.35
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Aspek Kognitif Model PBL dengan Kemampuan Berpikir Kritis Tinggi dan Rendah
Kemampuan berpikir kritis tinggi Kemampuan berpikir kritis rendah Nilai interval Frekuensi Frek. relatif Nilai interval Frekuensi Frek relatif
51 - 60 0 4.5 % 51 - 60 1 4%
61 - 70 1 13.6 % 61 - 70 5 20%
71 - 80 4 36.4 % 71 - 80 10 40%
81 - 90 11 40.9 % 81 - 90 8 32%
91 - 100 6 4.5 % 91 - 100 1 4%
commit to user
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Prestasi Kognitif Berdasarkan Pada Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi terdistribusi lebih banyak mengarah pada nilai interval tinggi (Tabel 4.4 dan Gambar 4.2).
c. Kemampuan Verbal Tinggi dan Rendah
Tabel 4.5 Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Ditinjau dari Kemampuan Verbal.
Kelompok Jumlah data Maks Min Rerata
Kelompok Jumlah data Maks Min Rerata