• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya pada Era Sekarang

SYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS A Biografi Syed Muhammad Naquib Al-Attas

8. Pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya pada Era Sekarang

Terhadap tantangan-tantangan yang sedang dihadapi dunia pendidikan Islam dewasa ini, ternyata konsep pendidikan yang digagas Al-Attas adalah berusaha untuk menjawabnya. Al-Attas muncul pada era yang telah mengalami kemajuan zaman modern (canggih) yang nota bene seluruh aspek kehidupan telah berhubungan dan tersentuh oleh teknologi dan sains.

Melalui pandangan filosofisnya, Al-Attas telah berhasil mendiagnosa penyebab kemunduran umat Islam di zaman ini. Perspektif yang menyatakan bahwa hancurnya umat Islam bukan disebabkan karena kemunduran dibidang ekonomi, politik dan sebagainya. Namun persoalan yang lebih fundamental adalah kehancuran pada tingkatan metafisis, dimana umat Islam telah mengalami yang namanya

corruption of knowledge (korupsi ilmu pengetahuan), keadaan inilah yang menyebabkan umat Islam kehilangan sebuah pijakan pada tradisi keilmuan yang gemilang tersimpan. Sehingga nilai adab dalam diri umat Islam dan jatuh pada kemerosotan yang sangat dalam.

Perlu kembali ditegaskan, bahwa tujuan mencari ilmu pengetahuan pada puncaknya adalah untuk menjadi manusia-manusia yang baik, dan bukan menjadi seorang warganegara yang baik, karena itu pendidikan mencerminkan manusia bukan negara. Menurut Islam, manusia seperti itu (Insan al-Kamil) itu telah ternyatakan pada diri Nabi Muhammad SAW.

Rumusan tujuan pendidikan Islam dewasa ini yang merupakan hasil tiruan dari Barat, ternyata tidak mampu menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi pendidikan Islam. Menurut Al-Attas cara seperti itu tidak akan pernah berhasil mengingat tidak adanya model yang sempurna dan lengkap dari keteraturan yang yang lebih tinggi untuk dijadikan kriteria bagi perumusan ruang lingkup dan kandungannya, dan pada pendidikan sekuler gambaran mengenai manusia yang utuh memang tidak dimilikinya. Karena tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah

pembentukan manusia yang baik (insan kamil), maka puncak perwujudan dan kesempurnaan dalam pendidikan Islam adalah universitas, maka Al-Attas merumuskan skema antara manusia, pengetahuan, dan universitas sebagaimana dibawa ini:

Upaya yang dilakukan Al-Attas ini merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dilakukan Al-Ghazali dalam konsep “Ihya Ulum Ad-Din” yang memulihkan kembali nilai adab, dan Al-Attas ini mengemukakannya kembali konsep tersebut pada zaman yang sudah modern ini. Zaman yang telah penuh dengan kontaminasi unsur sekuler dari Barat, dan upaya yang dilakukan pun tidak lain adalah upaya penanaman nilai-nilai Islam dengan ta‟dib. Indikasi sederhananya berusaha bertindak dan bertingkah laku secara Islami. Oleh karena itu, wajar kalau pendidikan juga dapat diartikan sebagai upaya bimbingan atau tuntutan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian utama.45

45 Zulkarnain Ar, Pendidikan Islam Menurut Syekh Muhammad Naquib Al-Attas, dalam http://andeskopraya.blogspot.com, 13 Februari 2014

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat menemukan beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah. Adapun hasil kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menurut pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan Islam adalah proses penanaman ilmu ke dalam diri manusia.

Tujuan mencari pengetahuan dalam Islam ialah menanamkan kebaikan dalam diri manusia sebagai manusia dan sebagai diri individual. Tujuan akhir pendidikan Islam ialah menghasilkan manusia yang baik dan bukan, seperti dalam peradaban Barat, warganegara yang baik. “Baik” dalam konsep manusia yang baik berarti tepat sebagai manusia adab dalam pengertian yang dijelaskan di sini, yakni meliputi kehidupan material dan spiritual manusia. Karena dalam Islam, tujuan mencari pengetahuan pada puncaknya adalah untuk menjadi seorang manusia yang baik.

2. Relevansi pendidikan Islam pada era sekarang bagi Syed Muhammad Naquib Al-Attas adalah perwujudan paling tinggi dan paling sempurna dari sistem pendidikan adalah universitas. Dan mengingat bahwa universitas merupakan

sistematisasi pengetahuan yang paling tinggi dan yang sempurna – yang dirancang untuk mencerminkan yang universal – maka ia mestilah juga merupakan pencerminan dari bukan sekedar manusia apa saja, melainkan Manusia Universal atau Sempurna (al-insanul kamil :

لماكلا ناسناا

). Maka dari itu, pendidikan Islam membutuhkan adanya tempat/lembaga pendidikan yang mampu membina manusia sempurna.

B. Saran

Dari pembahasan yang telah dikaji, maka peneliti dapat memberikan saran- saran kepada para pembaca baik sebagai pemimpin pendidikan atau pendidik. Adapun saran-saran tersebut sebagai berikut :

1. Dalam dunia pendidikan, terdapat banyak tokoh yang menuangkan pemikirannya tentang pendidikan Islam. Sehingga banyak pandangan yang didapat, namun sebagai pendidik perlu memilih pendidikan Islam yang pantas dirumuskan di dalam suatu instansi atau lembaga. Agar pendidikan yang ada di Indonesia mampu menanamkan adab dan pengajaran yang baik sehingga mencapai tujuan akhir pendidikan Islam yaitu perwujudan ketundukkan yang sempurna kepada Allah SWT.

2. Dalam dunia pendidikan, banyak sekali pengaruh dari luar (Barat) yang bersifat negatif. Sehingga pendidik harus selektif dalam memfilter pengaruh yang ditimbulkan dari luar (Barat). Karena pendidikan Barat seringkali membawa dampak negatif dalam pendidikan Islam. Namun, tidak semua pendidikan Barat memberikan dampak negatif ke dalam pendidikan Islam, ada dampak positif yang bisa diambil dari pendidikan Barat untuk kemajuan pendidikan Islam.

81

Concept of Education in Islam: A Framework for an Islamic Philosophy of

Education oleh Haidar Bagir. Bandung: Mizan. 1996. Cet.ke-7.

Al-Baghdadi, Abdur Rahman. Sistem Pendidikan Islam di Masa Khilafah Islam. Surabaya: Al-Izzah. 1996. Cet. ke-1.

Al-Rasyidin., dan Nizar, Samsul. Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis: Filsafat

Pendidikan Islam. Jakarta: PT Ciputat Press. 2005.

Arief, Armai. Reformulasi Pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press. 2005. Cet ke-1. ---. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. 2002. ---.Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau. Jakarta: Suara ADI 2009. Cet.

ke-1.

Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Cet. ke- 4. ---. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010. Cet ke-5.

Arifin. Ilmu Pendidikan Islam : Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003. Cet ke-1.

Badudu, Js., dan Zain, Sutan Muhammad. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1994. Cet ke-1.

Daud,Wan Mohd Nor Wan.Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Muhammad

Naquib Al-Attas.Bandung: Mizan. 2003. Cet. ke-1.

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah. Pedoman Penulisan Skripsi FITK UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta: tp. 2013.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI

tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI. 2006.

Feisal, Jusuf Amir.Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1995. Cet. ke- 1.

Gholib,Achmad.Teologi dalam Perspektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2004. Cet. ke-1.

Hambaly,Hasan Muarif. et.al., Suplemen Ensiklopedi Islam Jilid 2. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. 1996. Cet. ke-1.

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005. Jalaludin. Teologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2002. Cet. ke-2. Mahfud, Rois. Al-Islam : Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga. 2011.

Mujib, Abdul., dan Mudzakkir, Jusuf. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2008. Cet. ke-2.

Narbuko, Chalid., dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Nata, Abuddin. Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: UIN Jakarta Press 2005.

---. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997. Cet ke-1.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam : Pendekatan Historis, Teoritis, dan

Praktis. Jakarta: Ciputat Press. 2002. Cet ke-1.

---. Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2001. Cet ke-1.

Online, Inpas. Islamisasi Ilmu Pengetahuan Tinjauan Atas Pemikiran Syed M.

Naquib Al-Attas dan Ismail Raji’ Al-Faruqi.dalam

http://www.Inpasonline.com. diakses pada tanggal 16 Oktober 2013.

Purwanto, M. Ngalim Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. t.t.

Ramayulis., dan Nizar, Samsul. Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT Ciputat Press. 2005.

Ridjaluddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pusat Kajian Islam FAI UHAMKA. 2009.

Saidan.Perbandingan Pemikiran Pendidikan Islam Antara Hasan Al-Banna dan

Shofan, Moh. Pendidikan Berparadigma Profetik : Upaya Konstruktif Membongkar

Dikotomi Sistem Pendidikan Islam. Jawa Timur: UMG Press. 2004. Cet ke-1.

Sholeh, A. Khudhori.Wacana Baru Filsafat Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. t.t. Cet. ke-1.

Sholeh,Asrorun Niam.Reorientasi Pendidikan Islam : Mengurai Relevansi Konsep

Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian. Jakarta: ELSAS Jakarta. 2008. Cet. ke-6.

Soebahar, Abdul Halim. Kebijakan Pendidikan Islam dari Ordonansi Guru sampai

UU Sisdiknas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013. Cet ke-1.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007. Cet ke-3.

Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH. 2009. Cet ke-1.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007. Cet. ke-7.

Yasin, A. Fatah.Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press 2008. Cet ke-1

Zuhairini Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Cet ke-5. ---. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2004. Cet ke-3.

Zulkarnain Ar, Pendidikan Islam Menurut Syekh Muhammad Naquib Al-Attas, dalam http://andeskopraya.blogspot.com, 13 Februari 2014.