• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.3. Aspek Sumberdaya Perusahaan

5.3.2. Pemilikan Peralatan

Sumberdaya fisik merupakan barang, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan seluruh kegiatannya mulai dari kegiatan

36 produksi hingga kegiatan pemasaran. Adapun Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan Rimba Jaya Mushroom meliputi:

1. Lahan

Rimba Jaya Mushroom memiliki satu lahan seluas 1 ha yang dimanfaatkan dalam usaha budidaya jamur tiram putih. Pada lahan tersebut terdapat bangunan rumah pemilik, kantor, serta ruangan-ruangan yang mendukung kegiatan produksi pembibitan F0, F1, dan F2.

2. Bangunan

Pada lahan yang dimiliki oleh Rimba Jaya Mushroom terdapat berbagai ruangan yang mendukung aktivitas usaha pembibitan dan budidaya jamur tiram putih. Rimba Jaya Mushroom memiliki kantor berukuran 24 m2 yang berfungsi sebagai tempat menerima tamu dan kegiatan pengelolaan laporan keuangan. Perusahaan juga memiliki ruangan-ruangan yang mendukung aktivitas usaha pembibitan dan budidaya jamur tiram putih meliputi laboratorium, ruang persiapan, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan 5 kumbung budidaya.

a. Laboratorium

Laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk pembibitan bibit kultur murni (F0). Rimba Jaya Mushroom memiliki ruangan berukuran 2 x 3m yang digunakan sebagai laboratorium. Pada laboratorium tersebut terdapat tempat penyimpanan bibit dan autoklaf.

b. Ruang Persiapan

Ruang persiapan merupakan ruang yang digunakan untuk mencampur bahan baku sampai dengan pengukusan (sterilisasi). Ruang tersebut terdiri dari ruang pengomposan, ruang pengadukan bahan baku, ruang packing baglog, dan ruang pengukusan (sterilisasi).

Ruang pengomposan memiliki ukuran 3 x 3 m, tepat di sebelah ruang ini juga digunakan untuk menyimpan bahan baku. Ruang persiapan digunakan untuk aktivitas usaha produksi baglog mulai dari pengadukan media sampai kepada penyimpanan baglog ke dalam ruang inkubasi baglog. Pada perusahaan Rimba Jaya Mushroom, ruang pengadukan, ruang packing baglog, dan ruang pengukusan (sterilisasi) terdapat dalam satu ruangan yang sama. Ruangan tersebut memiliki ukuran 34 x 1m. Peralatan yang digunakan mulai dari proses pengadukan sampai

37 dengan pembuatan baglog siap budidaya (bibit produksi F2) disimpan dalam lemari penyimpanan yang terdapat di ruang pembuatan baglog siap budidaya (bibit produksi F2). Baglog siap budidaya (bibit produksi F2) yang sudah jadi, kemudian dikukus atau disterilisasi di dalam mesin steamer yang tiap mesin

steamer berkapasitas 2.000 baglog. Mesin steamer untuk bibit (bibit induk F1)

berkapasitas 1.200 botol bibit. Rimba Jaya Mushroom memiliki lima mesin steamer yang terdiri dari empat mesin steamer baglog siap budidaya (bibit produksi F2) dan satu mesin steamer bibit (bibit induk F1).

b. Ruang Inokulasi

Ruang Inokulasi digunakan untuk kegiatan memasukkan bibit ke dalam baglog. Bibit yang ada dalam botol dituangkan pada masing-masing baglog. Satu botol bibit dapat digunakan untuk sembilan baglog. Ruang inokulasi terbagi menjadi dua, yaitu ruang inokulasi bibit induk (F1) dan ruang inokulasi baglog siap budidaya (bibit produksi F2). Rimba Jaya Mushroom memiliki satu ruang inokulasi bibit induk (F1) dengan ukuran 2 x 5 m, serta empat ruang inokulasi log pertumbuhan (bibit produksi F2) masing-masing berukuran 10 x 6 m, 10 x 7 m, 10 x 8 m, dan 10 x 8 m.

c. Ruang Inkubasi

Ruang inkubasi adalah ruang yang digunakan untuk pertumbuhan miselium pada media tanam yang telah diinokulasi dengan suhu berkisar 23-28oC. Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak inkubasi untuk menyimpan media tanam yang telah diinokulasi sampai inkubasi dianggap berhasil jika tumbuh miselium yang berwarna putih merata di sekitar eksplan atau spora. Ruang inkubasi terbagi menjadi tiga, yaitu ruang inkubasi bibit murni (F0), ruang inkubasi bibit induk (F1), dan ruang inkubasi baglog siap budidaya (bibit produksi F2). Rimba Jaya Mushroom memiliki satu ruang inkubasi bibit murni (F0) berukuran 5 x 3 m, dua ruang inkubasi bibit induk (F1) dengan ukuran masing-masing 5 x 8 m dan 18 x 10 m, serta 10 ruang inkubasi baglog siap budidaya (bibit produksi F2) masing- masing berukuran 35 x 10 m, 25 x 10 m, 18 x 10 m, dan 20 x 10 m.

d. Kumbung Budidaya (Ruang Pertumbuhan)

Budidaya jamur tiram putih dalam pertumbuhannya memerlukan kumbung. Kumbung yaitu konstruksi bangunan khusus yang terbuat dari bambu

38 sebagai tempat untuk menyimpan pertumbuhan baglog. Kumbung yang baik dan sesuai dengan standar sangat mempengaruhi keoptimalan pertumbuhan jamur. Konstruksi bangunan menggunakan bilik dan bambu. Saat ini perusahaan Rimba Jaya Mushroom memiliki lima kumbung budidaya dengan kapasitas kumbung 30.000 baglog. Ukuran kumbung bervariasi seperti 10 x 15 m, 10 x 20 m, dan 10 x 30 m.

3. Alat Transportasi

Alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari empat mobil pick up dan enam mobil truk. Alat transportasi ini digunakan untuk kegiatan pemasaran dan pencarian bahan baku yang digunakan untuk proses produksi jamur tiram putih.

4. Peralatan

Sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan usaha ini juga sangat diperlukan untuk menjaga kontinuitas suatu usaha. Rimba Jaya Mushroom memiliki sarana produksi, pemasaran, dan bagian kantor dalam mendukung usahanya. Kondisi peralatan yang dimiliki Rimba Jaya Mushroom sampai saat ini dapat dikatakan memadai dan layak untuk digunakan berdasarkan umur ekonomis tertentu. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan usaha pembibitan dan budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sarana dan Prasarana pada Rimba Jaya Mushroom No. Bagian Sarana dan Prasarana

1. Pembuatan F0 (PDA) Gelas ukur 1/2 liter, tabung reaksi, autoklaf, spatula, masker, sapu injuk, meja, dan kursi

2. Pembibitan F1 Kursi, botol plastik, serok, botol saos, masker, sekop, keranjang, troli, dan sapu lidi

3. Proses produksi baglog

Sekop, gerobak, troli, serok, keranjang, botol plastik, sapu lidi, kursi, dan ember

4. Sterilisasi Mesin steamer, selang tabung gas, tabung gas, sarung tangan, dan keranjang.

5. Pendinginan baglog Kipas angin dan lampu UV

6. Inokulasi Lampu UV, spatula, sapu injuk, sprayer, dan masker 7. Inkubasi Keranjang angkut, sapu lidi, sarung tangan, dan troli

8. Kumbung (growing) Pisau, selang air, asahan pisau, pengki, sapu lidi, keranjang, dan troli

9. Kantor Alat tulis kantor, meja, kursi, TV, dispenser, galon, jam dinding, sapu injuk, sapu lidi, telepon, lemari, dan timbangan Sumber : Rimba Jaya Mushroom (2012)

39 5.4. Aspek Permodalan

Sumber keuangan yang digunakan Rimba Jaya Mushroom berasal dari pemilik usaha yaitu Bapak H. Achmad tanpa pinjaman dari bank maupun pihak lain. Seiring dengan perkembangan kebutuhan dan pembangunan produksi yang semakin meningkat maka kebutuhan modal budidaya jamur tiram ini juga semakin meningkat. Pihak pengelola Rimba Jaya Mushroom berusaha untuk tidak melakukan pinjaman ke pihak luar tetapi dengan sumber pembiayaan yang berasal dari keuntungan perusahaan diinvestasikan kembali ke dalam untuk membeli peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan dalam usaha budidaya jamur tiram. Hal ini merupakan suatu kekuatan perusahaan, karena perusahaan sampai saat ini tidak memiliki masalah terhadap permodalan.

Kegiatan pencatatan pembukuan baik pengeluaran maupun pemasukan perusahaan didata secara rutin setiap hari sehingga data keuangan perusahaan dapat tercatat dengan baik. Tenaga kerja bagian keuangan juga berkompetensi di bidang keuangan, teliti dan harus secara rutin melakukan report (laporan) tentang kegiatan dan kondisi keuangan kepada pemilik perusahaan. Transaksi pembayaran untuk kegiatan penjualan dan pembelian bahan baku dilakukan secara tunai. 5.5. Unit Bisnis

Rimba Jaya Mushroom merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, khususnya dalam budidaya tanaman jamur tiram putih segar, baglog (bibit produksi F2), dan bibit jamur tiram putih (bibit induk F1). Beberapa aspek yang akan diuraikan dalam deskripsi unit bisnis ini diantaranya adalah pengadaan bahan baku atau input, teknis dan teknologi produksi, serta pemasaran jamur tiram putih di Rimba Jaya Mushroom.