1. Permohonan Izin prinsip Penggabungan Perusahaan diajukan menggunakan formulir permohonan dari masing-masing perusahaan yang akan bergabung dengan dilengkapi:
a. Rekaman Izin prinsip dan Izin Usaha dan/ atau perubahannya;
b. Rekaman Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya dilengkapi dengan pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan dan persetujuan/ pemberitahuan perubahan, apabuila ada, dari Menteri Hukum dan HAM serta NPWP perusahaan.
c. Kesepakatan penggabungan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk kesepakatan perubahan kepemilikan saham dalam perseroan yang dituangkan dalam bentuk Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)/ Keputusan Sirkuler Seluruh Pemegang Saham atau Akta Perubahan dalam bentuk Pernyataan Keputusan Rapat/ Berita Acara RUPS;
d. Tanda terima penyampaian LKPM dari BKPM, PDPPM atau PDKPM dan LKPM periode terakhir;
2. Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 diterbitkan terpisah untuk sector industri dan selain sector industri;
3. Rekapitulasi data proyek sebelum dan sesudah penggabungan perusahaan sesuai dengan lampiran formulir permohonan Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan;
4. Permohonan ditandatangani di atas Materai cukup oleh direksi/ pimpinan perusahaan yang meneruskan kegiatan dan stempel perusahaan sebagai pemohon;
5. Permohonan yang tidak disampaikan secara langsung oleh pemohon harus dilampiri surat kuasa asli ber Materai cukup sebagaimana diatur dalam persyaratan Izin Prinsip Penanaman Modal angka I.5
MEKANISME PENGURUSAN PELAYANAN SURAT IZIN PRINSIP BIDANG PENANAMAN MODAL
Uraian Kegiatan Pemohon Loket Informasi Loket PenerimaanPenyerahan Bagian Proses Tim Teknis Kepala BPPT Keterangan
No 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemohon Izin meminta informasi Izin Prinsip Petugas loket memberikan informasi tentang Izin Prinsip Pemohon mengisi formulir permohonan dan melengkapi
persyaratan
Petugas loket menerima formulir permohonan dan persyaratan Petugas loket memeriksa kelengkapan berkas
Menunjukan dokumen asli (kecuali pengajuak Izin Prinsip yang belum berbadan hukum)
Bila lengkap pemohon diberi resi penerimaan berkas, dan berkas permohonan izin Penggunaan Bangunan dikirim ke bagian proses Bila tidak lengkap pemohon dikembalikan ke pemohon
Bagian proses mempelajari berkas permohonan bila perlu dilakukan pembahasan Tim Pelaksana Laik Fungsi Bangunan, Jika tidak perlu langsung ke Tahap Proses
Membuat Surat Undangan kepada Tim Pelaksana Uji Laik Fungsi Bangunan Untuk Pembahasan
Untuk Izin Prinsip PMDN, perusahaan harus melakukan presentasi tentang kegiatan usaha jasa perdagangan (bidang usaha lainnya bila diperlukan). Untuk Izin Prinsip PMA, perusahaan ahrus melakukan presentasi tentang kegiatan usaha jasa konsultasi di luar sektor pekerjaan umum, dan bidang-bidang udaha tertentu lainnya yang memrlukan presentasi berdasarkan pertimbangan pejabat PTSP KPPB atas kelayakan kegiatan usaha Tim Teknis melakukan pembahasan/kajian serta pemeriksaan
lapangan
SKPD teknis mengeluarkan Rekomendasi yang ditandatangai oleh Kepala SKPD
Tim Teknis membuat Berita Acara Tim Teknis apakah diizinkan atau ditolak, apabila diizinkan berkas permohonan dikirim ke Bagian Proses untuk penerbitan Izin Prinsip, apabila tidak diizinkan Berkas dikembalikan ke Permohonan dan diberikan surat penolakan
Bagian proses menerbitkan/Cetak Izin Penggunaan Bangunan Format/ Draft Izin diperiksa
Setelah proses pemeriksaan Izin Prinsip dan Pemarafan oleh Kepala Bidang, selanjutnya penandatanganin Izin oleh Kepala Badan
Penomoran dan Pencatatan Izin Prinsip
8
Pemberitahuan Izin Prinsip selesai kepada pemohon selanjutnya petugas loket menyerahkan Izin Prinsip kepada pemohon dan tembusan ke SKPD terkait
Dokumen Izin Prinsip diarsipkan
Informasi Tata Cara &Pendaftaran Pengambilan Formulir
From & Persyaratan
Cek Persyaratan Dokumen Lingkungan
Mengisi Formulir & Persyaratan Resi Penerimaan Berkas Dibahas Tim Teknis Surat Undangan Pemeriksaan Lapangan Pembahasan/ Kajian Rekomendasi SKPD Teknis BAP Tim Teknis Diizinkan? Cetak Izin Pemeriksaan Dokumen Format/ Draft Izin Pencatatan & Penomoran Surat Penolakan ARSIP Izin Prinsip Tidak Ya Tidak Lengkap Lengkap 1 Hari Kerja 3 Hari Kerja 1 Hari Kerja Tanda Tangan Izin Prinsip Izin Prinsip Presentasi Kegiatan
LAMPIRAN XLI : KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI Nomor : 060/Kep.454-BPPT/XII2014 Tanggal : 15 Desember 2014 TATA CARA PROSES PENGENDALIAN IZIN USAHA PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL DI HOTEL BINTANG 3,4, DAN 5 Jenis Izin Masa Berlaku Pemberi
Pertimbangan
Dasar Hukum Maksud dan Tujuan Sasaran/
Klasifikasi
Prosedur Persyaratan Standar Biaya Waktu Pengendalian Izin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol di Hotel Bintang 3,4 dan 5 a. Masa berlakunya SIUP-MB selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan dan dapat diperpanjan b. Perpanjangan SIUP-MB dilakukan paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya habis
Tim Teknis 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 42, Tambahan Lembaran Neagara Republik Indonesia Nomor 2469)
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 Tentang Pembentukan Kotamaduya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 3663)
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lemabran Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pengganti Undang-Undangan Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2473) sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Pemeritnah Nomro 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4402)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pembagian Usaha
1. Terkendalinya Pengawasan dalam rangka pengendalian peredaran dan penjualan minuman keras dilakukan secara berkala, terpadu dan terkoordinasi oleh Walikota 2. Pengawasan dalam rangka pengendalian dilakukan terhadap: a. Penjual langsung minuman keras golongan A,B, dan C b. Perizinan, pengedaran dan penjualan minuman keras golongan A, B, dan C c. Tempat/ lokasi penyimpanan pengedaran dan penjualan minuman keras golongan A, B, dan C
d. Volume penjualan dan labelling beacukai Badan Usaha, Pengelola atau penanggung jawab usaha penjualan minuman beralkoholm wajib menyampaikan laporan realisasi penjualan minuman beralkohol kepada Walikota melalui SKPD yang ditunjuk yang membidangi urusan perdagangan, setiap 6 (enam) bulan sekali
Terlampir Terlampir - 3 (tiga) hari kerja
LAMPIRAN XLI : KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI Nomor : 060/Kep.454-BPPT/XII2014 Tanggal : 15 Desember 2014
Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol
7. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER-4/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Terhadap Pengadaan, Peredaran dan Penjualan Minuman Beralkohol 8. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor
03 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2008 Nomor 3 Seri E) 9. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor
06 Tahun2008 Tentang Dinas Daerah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2008 Nomor 6 Seri D) 10. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor
17 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian Peredaran Minuman Keras di Kota Bekasi (Lembaran Daerah Kota Bekasi Tahun 2009 Nomor 17 Seri E).
PERSYARATAN IZIN USAHA PERDAGANGAN MINUMAN BERALKOHOL